Tuesday, November 18, 2008
Cara Budidaya Tanaman Singkong / ( Manihot utilissima Pohl )
I. SYARAT PERTUMBUHAN
1.1. Iklim
a) Curah hujan sesuai untuk tanaman ketela pohon antara 1.500-2.500 mm/tahun.
b) Suhu udara minimal bagi tumbuhnya ketela kohon sekitar 10 derajat C. Bila suhunya di bawah 10 derajat C menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, menjadi kerdil karena pertumbuhan bunga kurang sempurna.
c) Kelembaban udara optimal untuk tanaman ketela pohon antara 60-65%.
d) Sinar matahari dibutuhkan bagi tanaman ketela pohon sekitar 10 jam/hari terutama untuk kesuburan daun & perkembangan umbinya.
1.2. Media Tanam
a) Tanah paling sesuai untuk ketela pohon ; tanah berstruktur remah, gembur, tak terlalu liat & tak terlalu poros serta kaya bahan organik. Tanah dgnstruktur remah mempunyai tata udara baik, unsur hara lebih mudah tersedia & mudah diolah. Untuk pertumbuhan tanaman ketela pohon lebih baik, tanah harus subur & kaya bahan organik baik unsur makro maupun mikronya.
b) Jenis tanah sesuai untuk tanaman ketela pohon ; jenis aluvial latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol & andosol.
c) Derajat keasaman (pH) tanah sesuai untuk Cara Budidaya ketela pohon berkisar antara 4,5-8,0 dgnpH ideal 5,8. Pada umumnya tanah di Indonesia ber-pH rendah (asam), yaseperti ituberkisar 4,0-5,5, hingga seringkali dikatakan cukup netral bagi suburnya tanaman ketela pohon.
1.3. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat baik & ideal untuk tanaman ketela pohon antara 10–700 m dpl, sedangkan toleransinya antara 10–1.500 m dpl. Jenis ketela pohon tertentu bisa ditanam pada ketinggian tempat tertentu untuk bisa tumbuh optimal.
II. PEDOMAN TEKNIS CARA BUDIDAYA
2.1. Pembibitan
2.1.1. Persyaratan Bibit
Bibit baik untuk bertanam ketela pohon harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a) Ketela pohon berasal dr tanaman induk cukup tua (10-12 bulan).
b) Ketela pohon harus dgnpertumbuhannya normal & sehat serta seragam.
c) Batangnya telah berkayu & berdiameter + 2,5 cm lurus.
d) Belum tumbuh tunas-tunas baru.
2.1.2. Penyiapan Bibit
Penyiapan bibit ketela pohon meliputi hal-hal sebagai berikut:
a) Bibit berupa stek batang.
b) Sebagai stek pilih batang bagian bawah sampai tengah.
c) Setelah stek terpilih kemudian diikat, masing-masing ikatan berjumlah antara 25–30 batang stek.
d) Semua ikatan stek dibutuhkan, kemudian diangkut ke lokasi penanaman.
2.2. Pengolahan Media Tanam
2.2.1. Persiapan
Kegiatan perlu dilakukan sebelum pengolahan lahan adalah:
a) Pengukuran pH tanah dilakukan dgnmenggunakan kertas lakmus, pH meter & cairan pH tester.
b) Penganalisaan jenis tanah pada contoh atau sempel tanah akan ditanami untuk mengetahui ketersediaan unsur hara, kandungan bahan organik.
c) Penetapan jadwal/waktu tanam berkaitan erat dgnsaat panen. Hal ni perlu diperhitungkan dgnasumsi waktu tanam bersamaan dgntanaman lainnya (tumpang sari), hingga sekaligus bisa memproduksi beberapa variasi tanaman sejenis.
d) Luas areal penanaman disesuaikan dgnmodal & kebutuhan setiap petani ketela pohon. Pengaturan volume produksi penting juga diperhitungkan karena berkaitan erat dgnperkiraan harga pada saat panen & pasar. Apabila pada saat panen nantinya harga akan anjlok karena di daerah sentra penanaman terjadi panen raya maka volume produksi diatur seminimal mungkin.
2.2.2. Pembukaan & Pembersihan Lahan
Pembukaan lahan pada intinya adalah pembersihan lahan dr segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) & akar-akar pertanaman sebelumnya. Tujuan pembersihan lahan untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang & menghilangkan tumbuhan inang bagi hama & penyakit mungkin ada. Pembajakan dilakukan dgnhewan ternak, seperti kerbau, sapi, atau pun dgnmesin traktor.
Pencangkulan dilakukan pada sisi-sisi sulit dijangkau, pada tanah tegalan arealnya relatif lebih sempit olh alat bajak & alat garu sampai tanah siap untuk ditanami.
2.2.3. Pembentukan Bedengan
Bedgndibuat pada saat lahan sudah 70% dr tahap penyelesaian. Bedgnatau pelarikan dilakukan untuk memudahkan penanaman, sesuai dgnukuran dikehendaki. Pembentukan bedengan/larikan ditujukan untuk memudahkan dalam pemeliharaan tanaman, seperti pembersihan tanaman liar maupun sehatnya pertumbuhan tanaman.
2.2.4. Pengapuran
Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan bersifat sangat masam/tanah gembut, perlu dilakukan pengapuran. Jenis kapur digunakan ; kapur kalsit/kaptan (CaCO3). Dosis biasa digunakan untuk pengapuran ; 1-2,5 ton/ha. Pengapuran diberikan pada waktu pembajakan atau pada saat pembentukan bedgnkasar bersamaan dgnpemberian pupuk kandang.
2.3. Teknik Penanaman
2.3.1. Penentuan Pola Tanam
Pola tanaman harus memperhatikan musim & curah hujan. Pada lahan tegalan/kering, waktu tanam paling baik ; awal musim hujan atau setelah penanaman padi. Jarak tanam umum digunakan pada pola monokultur ada beberapa alternatif, yaseperti itu100 X 100 cm, 100 X 60 cm atau 100 X 40 cm. Bila pola tanam dgnsistem tumpang sari bolh dgnjarak tanam 150 X 100 cm atau 300 X 150 cm.
2.3.2. Cara Penanaman
Cara penanaman dilakukan dgnmeruncingkan ujung bawah stek ketela pohon kemudian tanamkan sedalam 5-10 cm atau kurang lebih sepertiga bagian stek tertimbun tanah. Bila tanahnya keras/berat & berair/lembab, stek ditanam dangkal saja.
2.4. Pemeliharaan Tanaman
2.4.1. Penyulaman
Untuk bibit mati/abnormal segera dilakukan penyulaman, yakni dgncara mencabut & diganti dgnbibit baru/cadangan. Bibit atau tanaman muda mati harus diganti atau disulam. Pada umumnya petani maupun pengusaha mengganti tanaman mati dgnsisa bibit ada. Bibit sulaman baik seharusnya juga adalah tanaman sehat & tepat waktu untuk ditanam. Penyulaman dilakukan pada pagi hari atau sore hari, saat cuaca tak terlalu panas. Waktu penyulaman ; minggu pertama & minggu kedua setelah penanaman. Saat penyulaman melewati minggu ketiga setelah penanaman mengakibatkan perbedaan pertumbuhan menyolok antara tanaman pertama & tanaman sulaman.
2.4.2. Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk membuang semua jenis rumput/ tanaman liar/pengganggu (gulma) hidup di sekitar tanaman. Dalam satu musim penanaman minimal dilakukan 2 (dua) kali penyiangan.
2.4.3. Pembubunan
Cara pembubunan dilakukan dgnmenggemburkan tanah di sekitar tanaman & setelah seperti itudibuat seperti guludan. Waktu pembubunan bisa bersamaan dgnwaktu penyiangan, hal ni bisa menghemat biaya. Apabila tanah sekitar tanaman Ketela pohon terkikis karena hujan atau terkena air siraman hingga perlu dilakukan pembubunan/di tutup dgntanah agar akar tak kelihatan.
2.4.4. Perempelan/Pemangkasa
Pada tanaman Ketela pohon perlu dilakukan pemangkasan/pembuangan tunas karena minimal setiap pohon harus mempunyai cabang 2 atau 3 cabang. Hal ni agar batang pohon tersebut bolh digunakan sebagai bibit lagi di musim tanam mendatang.
2.4.5. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dgnsistem pemupukan berimbang antara N, P, K dgndosis Urea=133–200 kg; TSP=60–100 kg & KCl=120–200 kg. Pupuk tersebut diberikan pada saat tanam dgndosis N:P:K= 1/3 : 1 : 1/3 (pemupukan dasar) & pada saat tanaman berumur 2-3 bulan yaseperti itusisanya dgndosis N:P:K= 2/3 : 0 : 2/3.
2.4.6. Pengairan & Penyiraman
Kondisi lahan Ketela pohon dr awal tanam sampai umur + 4–5 bulan hendaknya selalu dalam keadaan lembab, tak terlalu becek. Pada tanah kering perlu dilakukan penyiraman & pengairan dr sumber air terdekat. Pengairan dilakukan pada saat musim kering dgncara menyiram langsung akan tetapi cara ni bisa merusak tanah. Sistem baik digunakan ; sistem genangan hingga air bisa sampai ke daerah perakaran secara resapan. Pengairan dgnsistem genangan bisa dilakukan dua minggu sekali & untuk seterusnya diberikan berdasarkan kebutuhan.
2.4.7. Waktu Penyemprotan Pestisida
Jenis & dosis pestisida disesuaikan dgnjenis penyakitnya. Penyemprotan pestisida paling baik dilakukan pada pagi hari setelah embun hilang atau pada sore hari. Dosis pestisida disesuaikan dgnserangan hama & penyakit, baca dgnbaik penggunaan dosis pada label merk obat digunakan. Apabila hama & penyakit menyerang dgnganas maka dosis pestisida harus lebih akan tetapi penggunaannya harus hati-hati karena serangga menguntungkan bisa ikut mati.
2.5. Hama & Penyakit
2.5.1. Hama
a) Uret (Xylenthropus)
Ciri: berada dalam akar dr tanaman. Gejala: tanaman mati pada yg usia muda, karena akar batang & umbi dirusak. Pengendalian: bersihkan sisa-sisa bahan organik pada saat tanam & atau mencampur sevin pada saat pengolahan lahan.
b) Tungau merah (Tetranychus bimaculatus)
Ciri: menyerang pada permukaan bawah daun dgnmenghisap cairan daun tersebut. Gejala: daun akan menjadi kering. Pengendalian: menanam varietas toleran & menyemprotkan air banyak.
2.5.2. Penyakit
a) Bercak daun bakteri
Penyebab: Xanthomonas manihotis atau Cassava Bacterial Blight/CBG . Gejala: bercak-bercak bersudut pada daun lalu bergerak & mengakibatkan pada daun kering & akhirnya mati. Pengendalian: menanam varietas tahan, memotong atau memusnahkan bagian tanaman sakit, melakukan pergiliran tanaman & sanitasi kebun
b) Layu bakteri (Pseudomonas solanacearum E.F. Smith)
Ciri: hidup di daun, akar & batang. Gejala: daun mendadak jadi layu seperti tersiram air panas. Akar, batang & umbi langsung membusuk. Pengendalian: melakukan pergiliran tanaman, menanam varietas tahan seperti Adira 1, Adira 2 & Muara, melakukan pencabutan & pemusnahan tanaman sakit berat.
c) Bercak daun coklat (Cercospora heningsii)
Penyebab: cendawan hidup di dalam daun. Gejala: daun bercak-bercak coklat, mengering, lubang-lubang bulat kecil & jaringan daun mati. Pengendalian: melakukan pelebaran jarak tanam, penanaman varietas tahan, pemangkasan pada daun sakit serta melakukan sanitasi kebun.
d) Bercak daun konsentris (Phoma phyllostica)
Penyebab: cendawan hidup pada daun. Gejala: adanya bercak kecil & titik-titik, terutama pada daun muda. Pengendalian: memperlebar jarak tanam, mengadakan sanitasi kebun & memangkas bagian tanaman sakit .
2.5.3. Gulma
Sistem penyiangan/pembersihan secara menyeluruh & gulmanya dibakar/dikubur dalam seperti dilakukan umumnya para petani Ketela pohon bisa menekan pertumbuhan gulma. Namun demikian, gulma tetap tumbuh di parit/got & lubang penanaman.
Khusus gulma dr golongan teki (Cyperus sp.) bisa di berantas dgncara manual dgnpenyiangan dilakukan 2-3 kali permusim tanam. Penyiangan dilakukan sampai akar tanaman tercabut. Secara kimiawi dgnpenyemprotan herbisida seperti dr golongan 2,4-D amin & sulfonil urea. Penyemprotan harus dilakukan dgnhati-hati.
Sedangkan jenis gulma lainnya ; rerumputan banyak ditemukan di lubang penanaman maupun dalam got/parit. Jenis gulma rerumputan sering dijumpai yaseperti itujenis rumput belulang (Eleusine indica), tuton (Echinochloa colona), rumput grintingan (Cynodon dactilon), rumput pahit (Paspalum distichum), & rumput sunduk gangsir (digitaria ciliaris). Pembasmian gulma dr golongan rerumputan dilakukan dgncara manual yaseperti itupenyiangan & penyemprotan herbisida berspektrum sempit misalnya Rumpas 120 EW dgnkonsentrasi 1,0-1,5 ml/liter.
2.6. Panen
2.6.1. Ciri & Umur Panen
Ketela pohon bisa dipanen pada saat pertumbuhan daun bawah mulai berkurang. Warna daun mulai menguning & banyak rontok. Umur panen tanaman ketela pohon telah mencapai 6–8 bulan untuk varietas Genjah & 9–12 bulan untuk varietas Dalam.
2.6.2. Cara Panen
Ketela pohon dipanen dgncara mencabut batangnya & umbi tertinggal diambil dgncangkul atau garpu tanah.
2.7. Pascapanen
2.7.1. Pengumpulan
Hasil panen dikumpulkan di lokasi cukup strategis, aman & mudah dijangkau olh angkutan.
2.7.2. Penyortiran & Penggolongan
Pemilihan atau penyortiran umbi ketela pohon sebenarnya bisa dilakukan pada saat pencabutan berlangsung. Akan tetapi penyortiran umbi ketela pohon bisa dilakukan setelah semua pohon dicabut & ditampung dalam suatu tempat. Penyortiran dilakukan untuk memilih umbi berwarna bersih terlihat dr kulit umbi segar serta cacat terutama terlihat dr ukuran besarnya umbi serta bercak hitam/garis-garis pada daging umbi.
2.7.3. Penyimpanan
Cara penyimpanan hasil panen umbi ketela pohon dilakukan dgncara sebagai berikut:
a) Buat lubang di dalam tanah untuk tempat penyimpanan umbi segar ketela pohon tersebut. Ukuran lubang disesuaikan dgnjumlah umbi akan disimpan.
b) Alasi dasar lubang dgnjerami atau daun-daun, misalnya dgndaun nangka atau daun ketela pohon seperti itusendiri.
c) Masukkan umbi ketela pohon secara tersusun & teratur secara berlapis kemudian masing-masing lapisan tutup dgndaun-daunan segar tersebut di atas atau jerami.
d) Terakhir timbun lubang berisi umbi ketela pohon tersebut sampai lubang permukaan tertutup berbentuk cembung, & sistem penyimpanan seperti ni cukup awet & membuat umbi tetap segar seperti aslinya.
2.7.4. Pengemasan & Pengangkutan
Pengemasan umbi ketela pohon bertujuan untuk melindungi umbi dr kerusakan selama dalam pengangkutan. Untuk pasaran antar kota/ dalam negeri dikemas & dimasukkan dalam karung-karung goni atau keranjang terbuat dr bambu agar tetap segar. Khusus untuk pemasaran antar pulau maupun diekspor, biasanya umbi ketela pohon ni dikemas dalam bentuk gaplek atau dijadikan tepung tapioka. Kemasan selanjutnya bisa disimpan dalam karton ataupun plastik-plastik dalam pelbagai ukuran, sesuai permintaan produsen.
Setelah dikemas umbi ketela pohon dalam bentuk segar maupun dalam bentuk gaplek ataupun tapioka diangkut dgnalat trasportasi baik tradisional maupun modern ke pihak konsumen, baik dalam maupun luar negeri.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment