I. PERKECAMBAHAN
Cara Budidaya bawang merah dgnbiji memerlukan penanganan sangat serius & teliti terutama pada saat perkecambahan sampai pindah tanam. Perlakuan per-kecambahan harus diperhatikan adalah, pertama benih dimasukkan ke dalam kantong plastik atau wadah berisi air hangat + 25 - 300C, & dibiarkan selama 30 menit, kemudian ditiriskan & dikering-anginkan hingga antara benih satu dgnlainnya tak lengket tetapi tak smpai terlalu kering .
II. PERSEMAIAN
Sebelum persemaian dilaksanakan, terlebih dahulu kita harus menyiapkan media semai berupa campuran pupuk kandang sudah matang & pasir (lebih baik media semai sudah disterilisasi) dgnperbandingan 5 : 1 Untuk memperolh persemaian bagus, tiap 1 m3 media ditambah 1 kg ZA, 1 Kg SP-36 & 0,5 Kg KCl. Media tersebut kita bentuk menjadi bedgndgnukuran disesuaikan dgnkebutuhan & jumlah benih disemai, selanjutnya pada bedgndibuat larikan dgnjarak antar larikan 15 Cm. Untuk menghindr panas & hujan, pada bedgnpersemaian harus dipasang sungkup (atap) & sebaiknya dibuat agak tinggi. Benih sudah tumbuh disiram secara rutin untuk menjaga kelembabannya. Bibit bawang merah disemprot dgnpestisida apabila ada gejala serangan hama atau penyakit. Pada umur 45-50 hari atau daunnya sudah sebesar pipa sedotan air minum & pangkal batangnya sudah membentuk bakal umbi bibit bawang merah sudah siap dipindah tanam, yaseperti itudgncara mencabut bibit tersebut, sebelumnya bedgnsemai harus dibasahi agar akar tak rusak. Bibit tersebut selanjutnya dipotong daunnya bagian atas sekitar 1/3-nya untuk mengurangi penguapan. Sebelum tanam, bibit bawang merah sebaiknya dicelupkan pada larutan bakterisida & fungisida pada bagian akarnya.
III. PINDAH TANAM
Persiapan dilakukan sebelum tanam adalah:
1. Pengolahan tanah
Pengolahan tanah dilakukan untuk menciptakan kondisi struktur tanah & aerasi lebih baik.
2. Pembuatan bedeng tanam
Ukuran bedeng tanam disesuaikan dgnkondisi tekstur & struktur tanah setempat, tetapi ada beberapa hal harus diperhatikan, yaitu:
a. Tanah dgntekstur liat/ tanah berat
Pengolahan dgnsistem surjan dgngot/selokan dalam (lebar 40 Cm, dalam 50 Cm).
b. Tanah dgntekstur pasir/ tanah ringan
Tanah ringan sulit menyimpan air olh karena seperti itubedgndiupayakan tak terlalu tinggi, yaseperti itukurang dr 50 Cm.
c. Tanah organik/gambut
Tak dilakukan pengolahan tanah secara intensifatau sering disebut dgnsistem TOT (Tanpa Olah Tanah) & bedgntak terlalu tinggi.
3. Penanaman
Sebelum ditanami sebaiknya bedeng tanam disiram terlebih dahulu untuk menciptakan kondisi tanah lebih basah. Khusus untuk tanah berat terutama pada musim kering walaupun sudah disiram tetapi masih tetap keras perlu ditugal untuk membuat lubang tanamnya. Jarak tanam disarankan ; 10 x 12 Cm per lubang 1 bibit untuk musim penghujan & untuk musim kemarau 10 x 10 Cm per lubang 1 bibit.
IV. PEMELIHARAAN
Meliputi kegiatan :
1. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dgnsprayer diisi air, & dilakukan tiap pagi hari terutama sehabis hujan untuk menghindr penyebaran penyakit Alternaria porii (trotol).
2. Menyiang & membumbun
Menyiang dilakukan sesuai dgnkondisi gulma, hingga tanamannya tak terganggu. Kegiatan membumbun dilakukan saat tanaman umur 30 & 45 hst atau disesuaikan dgnkondisi umbi sampai menyembul ke permukaan tanah.
3. Pengairan
Dilakukan disesuaikan dgnkondisi tanah penting tanah harus tetap basah. Karena pengairan kurang akan mempengaruhi kesuburan tanaman & ukuran umbi.
4. Pengendalian Hama & Penyakit
a. Bercak Ungu (Alternaria porii (ELL) Cif.
Akibat serangan :
- Daun bawang kering & mati
- Umbi berbentuk tak sempurna ( kecil - kecil )
Gejala serangan:
- Bercak kecil, cekung
- Warna putih hingga kelabu
-Jika membesar bercak seperti membentuk cincin
Pengendalian teknis :
- Penyemprotan dgnair bersihpada tanaman sehabis turun hujan
Pengendalian kimia:
- Aplikasi fungisida berbahan aktif tembaga hidroksida & Iprodion.
b. Bercak daun Cercospora (Cercospora duddiae)
Akibat serangan :
-Terjadi klorosis pada daun
Gejala serangan:
-Bercak klorosis, bulat, berwarna kuning
- Terbisa pada ujung daun
Pengendalian kimia:
-Aplikasi fungisida berbahan aktif tembaga hidroksida & Iprodion
c. Busuk Daun (Peronospora destructor)
Akibat serangan:
- Daun kering & mati
Gejala serangan:
- Saat tanaman mulai membentuk umbi pada cuaca cukup lembab maka gejala serangan akan berupa bercak hijau pucat & selanjutnya berubah menjadi kapang.
Pengendalian teknis :
- Penyemprotan dgnair bersih sehabis hujan atau pada pagi hari sebelum matahari terbit
Pengendalian kimia:
- Aplikasi fungisida berbahan aktif metalaksil & tebu konazol
d. Rebah bibit (Phytium debaryanum Hesse.)
Akibat serangan :
- Tanaman baru tumbuh akan busuk & mati
Gejala serangan:
- Bibit di persemaian busuk, rebah & selanjutnya akan mati
Pengendalian teknis:
-Menjaga kelembaban disekitar persemaian agar tak terlalu tinggi
Pengendalian kimia:
-Aplikasi bakterisida.
d. Ulat
Akibat serangan:
- Daun tanaman menjadi putus-putus atau robek & rusak
Gejala serangan:
-Terbisa telur ulat di sekitar tanaman.
- Daun bila diteropong tampak bekas dimakan ulat
Pengendalian teknis:
- Memotong daun terserang & dibuang di lokasi berjauhan.
Pengendalian kimia:
- Aplikasi insektisida berbahan aktif Klorpirifos, Tebufenosida.
5. Pemupukan
Kebutuhan pupuk per hektarnya ; sebagai berikut N = 200 Kg (ZA = 952 Kg/Ha), P2O5 = 230 Kg (SP36 = 500 Kg/Ha), K2O = 230 Kg (KCl = 383 Kg/Ha). Pemupukan diberikan pada awal tanam sekitar setengah bagian dr total & sisanya masing-masing 1/4 diberikan waktu umur 30 hst & 55 hst.
V. PANEN
Panen dilaksanakan saat tanaman umur 65-75 hst, ditandai dgndaun tanaman sudah mulai rebah & umbi tersembul ke permukaan tanah. Cara memanen ; dgnmencabut tanaman & menjemurnya diteruk matahari langsung atau diletakkan di para-para.
VI. PASCA PANEN
Umbi bisa bertahan + 1-2 bulan apabila cara penanganan pasca panennya baik. Cara penyimpanan disesuaikan dgnkondisi setempat. Salah satu cara penyimpanannya ; disimpan diatas para-para.
0 comments:
Post a Comment