Monday, November 17, 2008
Cara Budidaya Pisang
1. SEJARAH SINGKAT
Pisang ; tanaman buah berupa herba berasal dr kawasan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ni kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan & Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut dgnCau, di Jawa Tengah & Jawa Timur dinamakan gedang.
2. JENIS TANAMAN
Jenis pisang dibagi menjadi:
1) Pisang dimakan buahnya tanpa dimasak yaseperti ituM. paradisiaca var Sapientum, M. nana atau disebut juga M. cavendishii, M. sinensis.
Misalnya pisang ambon, susu, raja, cavendish, barangan & mas.
2) Pisang dimakan setelah buahnya dimasak yaseperti ituM. paradisiaca forma typicaatau disebut juga M. paradisiaca normalis.
Misalnya pisang nangka, tanduk & kepok.
3) Pisang berbiji yaseperti ituM. brachycarpa di Indonesia dimanfaatkan daunnya.
Misalnya pisang batu & klutuk.
4) Pisang diambil seratnya misalnya pisang manila (abaca).
3. MANFAAT TANAMAN
Pisang ; buah sangat bergizi adalah sumber vitamin, mineral & juga karbohidrat. Pisang dijadikan buah meja, sale pisang, pure pisang & tepung pisang. Kulit pisang bisa dimanfaatkan untuk membuat cuka melalui proses fermentasi alkohol & asam cuka. Daun pisang dipakai sebagi pembungkus berbagai macam makanan trandisional Indonesia.
Batang pisang abaca diolah menjadi serat untuk pakaian, kertas dsb. Batang pisang telah dipotong kecil & daun pisang bisa dijadikan makanan ternak ruminansia (domba, kambing) pada saat musim kemarau dimana rumput tidak/kurang tersedia.
Secara tradisional, air umbi batang pisang kepok dimanfaatkan sebagai obat disentri & pendarahan usus besar sedangkan air batang pisang digunakan sebagai obat sakit kencing & penawar racun.
4. SENTRA PENANAMAN
Hampir di setiap tempat bisa dgnmudah ditemukan tanaman pisang. Pusat produksi pisang di Jawa Barat ; Cianjur, Sukabumi & daerah sekitar Cirebon. Tak diketahui dgnpasti berapa luas perkebunan pisang di Indonesia. Walaupun demikian Indonesia termasuk salah satu negara tropis memasok pisang segar/kering ke Jepang, Hongkong, Cina, Singapura, Arab, Australia, Negeri Belanda, Amerika Serikat & Perancis. Nilai ekspor tertinggi pada tahun 1997 ; ke Cina.
5. SYARAT TUMBUH
5.1. Iklim
1. Iklim tropis basah, lembab & panas mendukung pertumbuhan pisang. Namun demikian pisang masih bisa tumbuh di daerah subtropis. Pada kondisi tanpa air, pisang masih tetap tumbuh karena air disuplai dr batangnya berair tetapi produksinya tak bisa diharapkan.
2. Angin dgnkecepatan tinggi seperti angin kumbang bisa merusak daun & mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
3. Curah hujan optimal ; 1.520–3.800 mm/tahun dgn2 bulan kering. Variasi curah hujan harus diimbangi dgnketinggian air tanah agar tanah tak tergenang.
5.2. Media Tanam
1. Pisang bisa tumbuh di tanah kaya humus, mengandung kapur atau tanah berat. Tanaman ni rakus makanan hingga sebaiknya pisang ditanam di tanah berhumus dgnpemupukan.
2. Air harus selalu tersedia tetapi tak bolh menggenang karena pertanaman pisang harus diari dgnintensif. Ketinggian air tanah di daerah basah ; 50 - 200 cm, di daerah setengah basah 100 - 200 cm & di daerah kering 50 - 150 cm. Tanah telah mengalami erosi tak akan menghasilkan panen pisang baik. Tanah harus mudah meresapkan air. Pisang tak hidup pada tanah mengandung garam 0,07%.
5.3.Ketinggian Tempat
Tanaman ni toleran akan ketinggian & kekeringan. Di Indonesia umumnya bisa tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 m dpl. Pisang ambon, nangka & tanduk tumbuh baik sampai ketinggian 1.000 m dpl
6. PEDOMAN CARA BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
Pisang diperbanyak dgncara vegetatif berupa tunas-tunas (anakan).
1. Persyaratan Bibit
Tinggi anakan dijadikan bibit ; 1-1,5 m dgnlebar potongan umbi 15-20 cm. Anakan diambil dr pohon berbuah baik & sehat. Tinggi bibit akan berpengaruh terhadap produksi pisang (jumlah sisir dalam tiap tandan). Bibit anakan ada dua jenis: anakan muda & dewasa. Anakan dewasa lebih baik digunakan karena sudah mempunyai bakal bunga & persediaan makanan di dalam bonggol sudah banyak. Penggunaan bibit berbentuk tombak (daun masih berbentuk seperti pedang, helai daun sempit) lebih diutamakan daripada bibit dgndaun lebar.
2. Penyiapan Benih
Bibit bisa dibeli dr daerah/tempat lain atau disediakan di kebun sendiri. Tanaman untuk bibit ditanam dgnjarak tanam agak rapat sekitar 2 x 2 m. Satu pohon induk dibiarkan memiliki tunas antara 7-9. Untuk menghindr terlalu banyaknya jumlah tunas anakan, dilakukan pemotongan/penjarangan tunas.
3. Sanitasi Bibit Sebelum Ditanam
Untuk menghindr penyebaran hama/penyakit, sebelum ditanam bibit diberi
perlakuan sebagai berikut:
a) Setelah dipotong, bersihkan tanah menempel di akar.
b) Simpan bibit di tempat teduh 1-2 hari sebelum tanam agar luka pada umbi mengering. Buang daun-daun lebar.
c) Rendam umbi bibit sebatas leher batang di dalam insektisida 0,5–1% selama 10 menit. Lalu bibit dikeringanginkan.
d) Jika tak ada insektisida, rendam umbi bibit di air mengalir selama 48 jam.
e) Jika di areal tanam sudah ada hama nematoda, rendam umbi bibit di dalam air panas beberapa menit.
6.2. Pengolahan Media Tanam
1. Pembukaan Lahan
Pemilihan lahan harus mempertimbangkan aspek iklim, prasarana ekonomi & letak pasar/industri pengolahan pisang, juga harus diperhatikan segi keamanan sosial.
Untuk membuka lahan perkebunan pisang, dilakukan pembasmian gulma, rumput atau semak-semak, penggemburan tanah masih padat; pembuatan sengke& & pembuatan saluran pengeluaran air.
2. Pembentukan Sengkedan
Bagian tanah miring perlu disengked (dibuat teras). Lebar sengke& tergantung dr derajat kemiringan lahan. Lambung sengke& ditahan dgnrerumputan atau batu-batuan jika tersedia. Dianjurkan untuk menanam tanaman legum seperti lamtoro di batas sengke& berfungsi sebagai penahan erosi, pemasuk unsur hara N & juga penahan angin.
3. Pembuatan Saluran Pembuangan Air
Saluran ni harus dibuat pada lahan dgnkemiringan kecil & tanah-tanah datar. Di atas landasan & sisi saluran ditanam rumput untuk menghindr erosi dr landasan saluran seperti itusendiri.
6.3. Teknik Penanaman
1. Penentuan Pola Tanaman
Jarak tanam tanaman pisang cukup lebar hingga pada tiga bulan pertama memungkinkan dipakai pola tanam tumpang sari/tanaman lorong di antara tanaman pisang. Tanaman tumpang sari/lorong bisa berupa sayur-sayuran atau tanaman pangan semusim.
Di kebanyakan perkebunan pisang di wilayah Asia curah hujannya tinggi, pisang ditanam bersama-sama dgntanaman perkebunan kopi, kakao, kelapa & arecanuts. Di India Barat, pisang untuk ekspor ditanam secara permanen dgnkelapa.
2. Pembuatan Lubang Tanam
Ukuran lubang ; 50 x 50 x 50 cm pada tanah berat & 30 x 30 x 30 cm atau 40 x40 x 40 cm untuk tanah-tanah gembur. Jarak tanam 3 x 3 m untuk tanah sedang & 3,3 x 3,3 m untuk tanah berat.
3. Cara Penanaman
Penanaman dilakukan menjelang musim hujan (September-Oktober). Sebelum tanam lubang diberi pupuk organik seperti pupuk kandang/kompos sebanyak 15– 20 kg. Pemupukan organik sangat berpengaruh terhadap kualitas rasa buah.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
1. Penjarangan
Untuk mendapatkan hasil baik, satu rumpun harus terdiri atas 3-4 batang. Pemotongan anak dilakukan sedemikian rupa hingga dalam satu rumpun terbisa anakan masing-masing berbeda umur (fase pertumbuhan). Setelah 5 tahun rumpun dibongkar untuk diganti dgntanaman baru.
2. Penyiangan
Rumput/gulma di sekitar pohon induk harus disiangi agar pertumbuhan anak & juga induk baik. Penyiangan dilakukan bersamaan dgnpenggemburan & penimbunan dapuran olh tanah agar perakaran & tunas bertambah banyak. Perlu diperhatikan bahwa perakaran pisang hanya rata-rata 15 cm di bawah permukaan tanah, hingga penyiangan jangan dilakukan terlalu dalam.
3. Perempalan
Daun-daun mulai mengering dipangkas agar kebersihan tanaman & sanitasi lingkungan terjaga. Pembuangan daun-daun ni dilakukan setiap waktu.
4. Pemupukan
Pisang sangat memerlukan kalium dalam jumlah besar. Untuk satu hektar, pisang memerlukan 207 kg urea, 138 kg super fosfat, 608 kg KCl & 200 kg batu kapur sebagai sumber kalsium.
Pupuk N diberikan dua kali dalam satu tahun diletakkan di dalam larikan mengitari rumpun tanaman. Setelah seperti itularikan ditutup kembali dgntanah. Pemupukan fosfat & kalium dilaksanakan 6 bulan setelah tanam (dua kali dalam setahun).
5. Pengairan & Penyiraman
Pisang akan tumbuh subur & berproduksi dgnbaik selama pengairannya terjaga. Tanaman diairi dgncara disiram atau mengisi parit-parit/saluran air berada di antara barisan tanaman pisang.
6. Pemberian Mulsa
Tanah di sekitar rumpun pisang diberi mulsa berupa daun kering ataupun basah. Mulsa berguna untuk mengurangi penguapan air tanah & menekan gulma, tetapi pemulsaan terus menerus menyebabkan perakaran menjadi dangkal hingga pada waktu kemarau tanaman merana. Karena seperti itumulsa tak bolh dipasang terus menerus.
7. Pemeliharaan Buah
Jantung pisang telah berjarak 25 cm dr sisir buah terakhir harus dipotong agar pertumbuhan buah tak terhambat. Setelah sisir pisang mengembang sempurna, tan& pisang dibungkus dgnkantung plastik bening. Kantung plastik polietilen dgnketebalan 0,5 mm diberi lubang dgndiameter 1,25 cm. Jarak tiap lubang 7,5 cm. Ukuran kantung plastik ; sedemikian rupa hingga menutupi 15-45 cm di atas pangkal sisir teratas & 25 cm di bawah ujung buah dr sisir terbawah. Untuk menjaga agar tanaman tak rebah akibat beratnya tandan, batang tanaman disangga dgnbambu dibenamkan sedalam 30 cm ke dalam tanah.
7. HAMA & PENYAKIT
7.1. Hama
1. Ulat daun (Erienota thrax.)
Bagian diserang ; daun.
Gejala: daun menggulung seperti selubung & sobek hingga tulang daun.
Pengendalian: dgnmenggunakan insektisida cocok belum ada, bisa dicoba dgninsektisida Malathion.
2. Uret kumbang (Cosmopolites sordidus)
Bagian diserang ; kelopak daun, batang.
Gejala: lorong-lorong ke atas/bawah dalam kelopak daun, batang pisang penuh lorong.
Pengendalian: sanitasi rumpun pisang, bersihkan rumpun dr sisa batang pisang, gunakan bibit telah disucihamakan.
3. Nematoda (Rotulenchus similis, Radopholus similis).
Bagian diserang ; akar.
Gejala: tanaman kelihatan merana, terbentuk rongga atau bintik kecil di dalam akar, akar bengkak.
Pengendalian: gunakan bibit telah disucihamakan, tingkatkan humus tanah & gunakan lahan dgnkadar lempung kecil.
4. Ulat bunga & buah (Nacoleila octasema.)
Bagian diserang ; bunga & buah.
Gejala: pertumbuhan buah abnormal, kulit buah berkudis. Adanya ulat sedikitnya 70 ekor di tan& pisang.
Pengendalian: dgnmenggunakan insektisida.
7.2. Penyakit
1. Penyakit darah
Penyebab: Xanthomonas celebensis (bakteri). Bagian diserang ; jaringan tanaman bagian dalam.
Gejala: jaringan menjadi kemerah-merahan seperti berdarah.
Pengendalian: dgnmembongkar & membakar tanaman sakit.
2. Panama
Penyebab: jamur Fusarium oxysporum. Bagian diserang ; daun.
Gejala: daun layu & putus, mula-mula daun luar lalu daun di bagian dalam, pelepah daun membelah membujur, keluarnya pembuluh getah berwarna hitam.
Pengendalian: membongkar & membakar tanaman sakit.
3. Bintik daun
Penyebab: jamur Cercospora musae. Bagian diserang ; daun dgngejala bintik sawo matang makin meluas.
Pengendalian: dgnmenggunakan fungisida mengandung Copper oksida atau Bubur Bordeaux
(BB).
4. Layu
Penyebab: bakteri Bacillus . Bagian diserang ; akar.
Gejala: tanaman layu & mati.
Pengendalian: membongkar & membakar tanaman sakit.
5. Daun pucuk
Penyebab: virus dgnperantara kutu daun Pentalonia nigronervosa. Bagian diserang ; daun pucuk.
Gejala: daun pucuk tumbuh tegak lurus secara berkelompok.
Pengendalian: cara membongkar & membakar tanaman sakit.
7.3. Gulma
Tak lama setelah tanam & setelah kanopi dewasa terbentuk, gulma akan menjadi persoalan harus segera diatasi. Penanggulangan dilakukan dengan:
1. Penggunaan herbisida seperti Paraquat, Gesapax 80 Wp, Roundup & dalapon.
2. Menanam tanaman penutup tanah bisa menahan erosi, tahan naungan, tak mudah diserang hama-penyakit, tak memanjat batang pisang. Misalnya Geophila repens.
3. Menutup tanah dgnplastik polietilen.
8. P A N E N
8.1. Ciri & Umur Panen
Pada umur 1 tahun rata-rata pisang sudah berbuah. Saat panen ditentukan olh umur buah & bentuk buah. Ciri khas panen ; mengeringnya daun bendera. Buah cukup umur untuk dipanen berumur 80-100 hari dgnsiku-siku buah masih jelas sampai hampir bulat. Penentuan umur panen harus didasarkan pada jumlah waktu diperlukan untuk pengangkutan buah ke daerah penjualan hingga buah tak terlalu matang saat sampai di tangan konsumen. Sedikitnya buah pisang masih tahan disimpan 10 hari setelah diterima konsumen.
8.2. Cara Panen
Buah pisang dipanen bersama-sama dgntandannya. Panjang tan& diambil ; 30 cm dr pangkal sisir paling atas. Gunakan pisau tajam & bersih waktu memotong tandan. Tan& pisang disimpan dalam posisi terbalik supaya getah dr bekas potongan menetes ke bawah tanpa mengotori buah.
Dgnposisi ni buah pisang terhindar dr luka bisa diakibatkan olh pergesekan buah dgntanah.
Setelah seperti itubatang pisang dipotong hingga umbi batangnya dihilangkan sama sekali. Jika tersedia tenaga kerja, batang pisang bolh saja dipotong sampai setinggi 1 m dr permukaan tanah. Penyisaan batang dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan tunas.
8.3. Periode Panen
Pada perkebunan pisang cukup luas, panen bisa dilakukan 3-10 hari sekali tergantung pengaturan jumlah tanaman produktif.
8.4. Perkiraan Produksi
Belum ada standard produksi pisang di Indonesia, di sentra pisang dunia produksi 28 ton/ha/tahun hanya ekonomis untuk perkebunan skala rumah tangga. Untuk perkebunan kecil (10-30 ha) & perkebunan besar (> 30 ha), produksi ekonomis harus mencapai sedikitnya 46 ton/ha/tahun.
9. PASCA PANEN
Secara konvensional tan& pisang ditutupi dgndaun pisang kering untuk mengurangi penguapan & diangkut ke tempat pemasaran dgnmenggunakan kendaraan terbuka/tertutup. Untuk pengiriman ke luar negeri, sisir pisang dilepaskan dr tandannya kemudian dipilah-pilah berdasarkan ukurannya. Pengepakan dilakukan dgnmenggunakan wadah karton. Sisir buah pisang dimasukkan ke dos dgnposisi terbalik dalam beberapa lapisan. Sebaiknya luka potongan di ujung sisir buah pisang disucihamakan untuk menghindr pembusukan.
10. ANALISIS EKONOMI CARA BUDIDAYA TANAMAN
10.1. Analisis Usaha Cara Budidaya
Perkiraan analisis Cara Budidaya pisang dgnluasan 1 ha di daerah Jawa Barat pada tahun 1999.
1) Biaya produksi 1 ha pisang dr tahun ke-1 sampai ke-4 adalah:
a) Tahun ke-1
Rp. 5.338.000,-
b) Tahun ke-2
Rp. 4.235.000,-
c) Tahun ke-3
Rp. 4.518.000,-
d) Tahun ke-4
Rp. 4.545.300,-
2) Penerimaan tahun ke I sampai IV *)
a) Tahun ke-1: 0,8 x 1.000 tandan
Rp. 6.000.000,-
b) Tahun ke-2: 0,8 x 2.000 tandan
Rp. 12.000.000,-
c) Tahun ke-3: 0,8 x 2.000 tandan
Rp. 12.000.000,-
d) Tahun ke-4: 0,8 x 2.000 tandan
Rp. 12.000.000,-
3) Keuntungan
a) Keuntungan selama 4 tahun penanaman
Rp. 23.363.700,-
b) Keuntungan/tahun
Rp. 5.840.925,-
4) Parameter Kelayakan Usaha
Output/Input rasio = 2,150
Keterangan : *) perkiraan harga 1 tan& Rp. 7.500,-
10.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Perkebunan pisang permanen (diusahakan terus menerus) dgnmudah bisa ditemukan di Meksiko, Jamaika, Amerika Tengah, Panama, Kolombia, Ekuador & Filipina. Di negara tersebut, Cara Budidaya pisang sudah adalah suatu industri didukung olh kultur teknis prima & stasiun pengepakan modern & pengepakan memenuhi standard internasional. Hal tersebut menunjukkan bahwa pisang memang komoditas perdagangan sangat tak mungkin diabaikan. Permintaan pisang dunia memang sangat besar terutama jenis pisang Cavendish meliputi 80% dr permintaan total dunia.
Selain berpeluang dalam ekspor pisang utuh, saat ni ekspor pure pisang juga memberikan peluang baik. Pure pisang biasanya dibuat dr pisang cavendish dgnkadar gula 21-26 % atau dr pisang lainnya dgnkadar gula < 21%.
Di Indonesia pisang hanya ditanam dalam skala rumah tangga atau kebun sangat kecil. Standard internasional perkebunan pisang kecil ; 10-30 ha. Angka ni belum dicapai di Indonesia. Tanah & iklim kita sangat mendukung penanaman pisang, karena seperti itusecara teknis pendirian perkebunan pisang mungkin dilakukan.
11. STANDAR PRODUKSI
11.1. Ruang Lingkup
Standar ni meliputi: klasifikasi dan, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan & cara pengemasan.
11.2. Diskripsi
Standar buah pisang ni mengacu kepada SNI 01-4229-1996.
11.3. Klasifikasi & Standar Mutu
a) Tingkat Ketuaan Buah (%): Mutu I=70-80; Mutu II <70 & >80
b) Keseragaman Kultivar: Mutu I=seragam; Mutu II=seragam
c) Keseragaman Ukuran: Mutu I=seragam; Mutu II=seragam
d) Kadar kotoran (% dalam bobot kotoran/bobot): Mutu I=0; Mutu II= 0
e) Tingkat kerusakan fisik/mekanis (% Bobot/bobot): Mutu I=0; Mutu II=0
f) Kemulusan Kulit (Maksimum): Mutu I=Mulus; Mutu II=Mulus
g) Serangga: Mutu I=bebas; Mutu II=bebas
h) Penyakit: Mutu I=bebas; Mutu II=bebas
Adapun persyaratan berdasarkan klasifikasi pisang ; sebagai berikut:
a) Panjang Jari (cm): Kelas A 18,1-20,0; Kelas B 16,1-18,0; Kelas C 14,1-16,0
b) Berat Isi (kg): Kelas A > 3,0; Kelas B 2,5-3,0; Kelas C < 2,5
c) Dimeter Pisang (cm): Kelas A 2,5; Kelas B > 2,5; Kelas C < 2,5
Untuk mencapai & mengetahui syarat mutu harus dilakukan pengujian meliputi :
a) Penentuan Keseragaman Kultivar.
Cara kerja dr pengujian ; ; Hitung jumlah dr seluruh contoh buah pisang segar, amati satu persatu secara visual & pisahkan buah tak sesuai dgnuntuk kultivar ang besangkutan. Hitung jumlah jari buah pisang tak sesuai dgnkultivar tersebut. Hitung persentase jumlah jari buah pisang dinilai mempunyai bentuk & warna tak khas untuk kultivar bersangkutan terhadap jumlah jari keseluruhannya.
b) Penentuan Keseragaman Ukuran Buah.
Ukur panjang dr setiap buah contoh & dihitung mulai dr ujung buah sampai pangkal tangkai dr seluruh contoh uji dgnmenggunakan alat pengukur sesuai. Ukur pula garis tengah buah dgnmenggunakan mistar geser. Pisahkan sesuai dgnpenggolongan dinyatakan pada label di kemasan.
c) Penentuan Tingkat Ketuaan.
Perhatikan sudut-sudut pada kulit buah pisang segar. Buah tidsak bersudut lagi (hampir bulat) berati sudah tua 100%, sedangkan masih sangat nyata sudutnya berarti tingkat ketuaan masih 70% atau kurang.
d) Penentuan Tingkat Kerusakan Fisik/Mekanis
Hitung jumlah jari dr seluruh contoh buah pisang. Amati satu persatu jari buah secara visual & pisahkan buah dinilai mengalami kerusakan mekanis/fisik berupa luka atau memar. Hitung jumlah rusak lalu bagi dgnjumlah keseluruhannya & dikalikan dgn100%.
e) Penentuan Kadar Kotoran
Timbang seluruh contoh buah diuji, amati secara visual kotorang ada, pisahkan kotoran ada pada buah & kemasannya seperti tanah, getah, batang, potongan daun atau benda lain termasuk dalam istilah kotoran menempel pada buah & kemasan, lalu timbang seluruh kotorannya. Berat kotoran per berat seluruh contoh buah diuji kali dgn100%.
11.4. Pengambilan Contoh
Satu partai/lot buah pisang segar terdiri dr maksimum 1000 kemasan. Contoh diambil secara acak sebanyak jumlah kemasan.
a) Jumlah kemasan dalam partai (lot) sampai dgn100, contoh diambil 5.
b) Jumlah kemasan dalam partai (lot) 101 sampai dgn300, contoh diambil 7.
c) Jumlah kemasan dalam partai (lot) 301-500, contoh diambil 9.
d) Jumlah kemasan dalam partai (lot) 501-1000, contoh diambil 10.
11.5 Pengemasan
Untuk pisang tropis, kardus karton digunakan berukuran 18 kg atau 12 kg. Kardus bisa dibagi menjadi dua ruang atau dibiarkan tanpa pembagian ruang. Sebelum pisang dimasukkan, alasi/lapisi bagian bawah & sisi dalam kardus dgnlembaran plastik/kantung plastik. Setelah pisang disusun tutup pisang
dgnplastik tersebut. Bisa saja kelompok (cluster) pisang dibungkus dgnplastik lembaran/kantung plastik sebelum dimasukkan ke dalam kardus karton.
Pada bagian luar dr kemasan, diberi label bertuliskan antara lain:
a) Produksi Indonesia
b) Nama kultivar pisang
c) Nama perusahaan/ekspotir
d) Berat bersih
e) Berat kotor
f) Identitas pembeli
g) Tanggal panen
h) Saran suhu penyimpanan/pengangkutan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment