Wednesday, November 19, 2008
Cara Budidaya Jeruk
1. SEJARAH SINGKAT
Tanaman jeruk ; tanaman buah tahunan berasal dr Asia. Cina dipercaya sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh. Sejak ratusan tahun lalu, jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau diCara Budidayakan. Tanaman jeruk ada di Indonesia ; peninggalan orang Belanda mendatangkan jeruk manis & keprok dr Amerika & Itali.
2. JENIS TANAMAN
Klasifikasi botani tanaman jeruk ; sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Keluarga : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus sp.
Jenis jeruk lokal diCara Budidayakan di Indonesia ; jeruk Keprok (Citrus reticulata/nobilis L.), jeruk Siem (C. microcarpa L. & C.sinensis. L) terdiri atas Siem Pontianak, Siem Garut, Siem Lumajang, jeruk manis (C. auranticum L. & C.sinensis L.), jeruk sitrun/lemon (C. medica), jeruk besar (C.maxima Herr.) terdiri atas jeruk Nambangan-Madium & Bali. Jeruk untuk bumbu masakan terdiri atas jeruk nipis (C. aurantifolia), jeruk Purut (C. hystrix) & jeruk sambal (C. hystix ABC).
Jeruk varietas introduksi banyak ditanam ; varitas Lemon & Grapefruit. Sedangkan varitas lokal ; jeruk siem, jeruk baby, keprok medan, bali, nipis & purut.
3. MANFAAT TANAMAN
1) Manfaat tanaman jeruk sebagai makanan buah segar atau makanan olahan, dimana kandungan vitamin C tinggi.
2) Di Beberapa negara telah diproduksi minyak dr kulit & biji jeruk, gula tetes, alkohol & pektin dr buah jeruk terbuang. Minyak kulit jeruk dipakai untuk membuat minyak wangi, sabun wangi, esens minuman & untuk campuran kue.
3) Beberapa jenis jeruk seperti jeruk nipis dimanfaatkan sebagai obat tradisional penurun panas, pereda nyeri saluran napas bagian atas & penyembuh radang mata.
4. SENTRA PENANAMAN
Sentra jeruk di Indonesia tersebar meliputi: Garut (Jawa Barat), Tawangmangu (Jawa Tengah), Batu (Jawa Timur), Tejakula (Bali), Selayar (Sulawesi Selatan), Pontianak (Kalimantan Barat) & Me& (Sumatera Utara). Karena adanya serangan virus CVPD (Citrus Vein Phloen Degeneration), beberapa sentra penanaman mengalami penurunan produksi diperparah lagi olh sistem monopoli tata niaga jeruk saat ni tak berlaku lagi.
5. SYARAT TUMBUH
5.1. Iklim
1) Kecepatan angin lebih dr 40-48% akan merontokkan bunga & buah. Untuk daerah intensitas & kecepatan anginnya tinggi tanaman penahan angin lebih baik ditanam berderet tegak lurus dgnarah angin.
2) Tergantung pada spesiesnya, jeruk memerlukan 5-6, 6-7 atau 9 bulan basah (musim hujan). Bulan basah ni diperlukan untuk perkembangan bunga & buah agar tanahnya tetap lembab. Di Indonesia tanaman ni sangat memerlukan air cukup terutama di bulan Juli-Agustus.
3) Temperatur optimal antara 25-30 derajat C namun ada masih bisa tumbuh normal pada 38 derajat C. Jeruk Keprok memerlukan temperatur 20 derajat C.
4) Semua jenis jeruk tak menyukai tempat terlindung dr sinar matahari.
5) Kelembaban optimum untuk pertumbuhan tanaman ni sekitar 70-80%.
5.2. Media Tanam
1) Tanah baik ; lempung sampai lempung berpasir dgnfraksi liat 727%, debu 25-50% & pasir < 50%, cukup humus, tata air & udara baik.
2) Jenis tanah Andosol & Latosol sangat cocok untuk Cara Budidaya jeruk.
3) Derajat keasaman tanah (pH tanah) cocok untuk Cara Budidaya jeruk ; 5,5–6,5 dgnpH optimum 6.
4) Air tanah optimal berada pada kedalaman 150–200 cm di bawah permukaan tanah. Pada musim kemarau 150 cm & pada musim hujan 50 cm. Tanaman jeruk menyukai air mengandung garam sekitar 10%.
5) Tanaman jeruk bisa tumbuh dgnbaik di daerah memiliki kemiringan sekitar 300.
5.3. Ketinggian Tempat
Tinggi tempat dimana jeruk bisa diCara Budidayakan bervariasi dr dataran rendah sampai tinggi tergantung pada spesies :
1) Jenis Keprok Madura, Keprok Tejakula: 1–900 m dpl.
2) Jenis Keprok Batu 55, Keprok Garut: 700-1.200 m dpl.
3) Jenis Manis Punten, Waturejo, WNO, VLO: 300–800 m dpl.
4) Jenis Siem: 1–700 m dpl.
5) Jenis Besar Nambangan-Madiun, Bali, Gulung: 1–700 m dpl.
6) Jenis Jepun Kasturi, Kumkuat: 1-1.000 m dpl.
7) Jenis Purut: 1–400 m dpl.
6. PEDOMAN CARA BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
1) Persyaratan Bibit
Bibit jeruk biasa ditanam berasal dr perbanyakan vegetatif berupa penyambungan tunas pucuk. Bibit baik ; bebas penyakit, mirip dgninduknya (true to type), subur, berdiameter batang 2-3 cm, permukaan batang halus, akar serabut banyak, akar tunggang berukuran sedang & memiliki sertifikasi penangkaran bibit.
2) Penyiapan Bibit
Bibit biasa digunakan untuk Cara Budidaya jeruk didapatkan dgncara generatif & vegetatif.
3) Teknik Penyemaian Bibit
a) Cara generatif
Biji diambil dr buah dgncara memeras buah telah dipotong. Biji dikeringanginkan di tempat tak disinari selama 2-3 hari hingga lendirnya hilang.
Areal persemaian memiliki tanah subur. Tanah diolah sedalam 30-4- cm & dibuat petakan persemaian berukuran 1,15-1,20 m membujur dr utara ke selatan. Jarak petakan 0,5-1 m. Sebelum ditanami, tambahkan pupuk kandang 1 kg/m2.
Biji ditanam dalam alur dgnjarak tanam 1-1,5 x 2 cm & langsung disiram. Setelah tanam, persemaian diberi atap. Bibit dipindahtanam ke dalam polibag 15 x 35 cm setelah tingginya 20 cm pada umur 3-5 bulan. Media tumbuh dalam polibag ; campuran pupuk kandang & sekam (2:1) atau pupuk kandang, sekam, pasir (1:1:1).
b) Cara Vegetatif
Metode lazim dilakukan ; penyambungan tunas pucuk & penempelan mata tempel. Untuk kedua cara ni perlu dipersiapkan batang bawah (onderstam/rootstock) dipilih dr jenis jeruk dgnperakaran
kuat & luas, daya adaptasi lingkungan tinggi, tahan kekeringan, tahan/toleran terhadap penyakit virus, busuk akar & nematoda. Varietas batang bawah biasa digunakan olh penangkar ; Japanese citroen, Rough lemon, Cleopatra, Troyer Citrange & Carizzo citrange.
6.2. Pengolahan Media Tanam
Tanaman jeruk ditanam di tegalan tanah sawah/di lahan berlereng. Jika ditanam di suatu bukit perlu dibuat sengkedan/teras. Lahan akan ditamani dibersihkan dr tanaman lain atau sisa-sisa tanaman. Jarak tanam bervariasi untuk setiap jenis jeruk bisa dilihat pada data berikut ini:
1) Keprok & Siem : jarak tanam 5 x 5 m
2) Manis : jarak tanam 7 x 7 m
3) Sitrun (Citroen) : jarak tanam 6 x 7 m
4) Nipis : jarak tanam 4 x 4 m
5) Grape fruit : jarak tanam 8 x 8 m
6) Besar : jarak tanam (10-12) x (10-12) m
Lubang tanam hanya dibuat pada tanah belum diolah & dibuat 2 minggu sebelum tanah. Tanah bagian dalam dipisahkan dgntanah dr lapisan atas tanah (25 cm). Tanah berasal dr lapisan atas dicampur dgn20 kg pupuk kandang. Setelah penanaman tanah dikembalikan lagi ke tempat asalnya. Bedgn(guludan) berukuran 1 x 1 x 1 m hanya dibuat jika jeruk ditanam di tanah sawah.
6.3. Teknik Penanaman
Bibit jeruk bisa ditanam pada musim hujan atau musim kemarau jika tersedia air untuk menyirami, tetapi sebaiknya ditanam diawal musim hujan. Sebelum ditanam, perlu dilakukan:
1) Pengurangan daun & cabang berlebihan.
2) Pengurangan akar.
3) Pengaturan posisi akar agar jangan ada terlipat.
Setelah bibit ditaman, siram secukupnya & diberi mulsa jerami, daun kelapa atau daun-daun bebas penyakit di sekitarnya. Letakkan mulsa sedemikian rupa agar tak menyentuh batang untuk menghindr kebusukan batang.
Sebelum tanaman berproduksi & tajuknya saling menaungi, bisa ditanam tanaman sela baik kacang-kacangan/sayuran. Setelah tajuk saling menutupi, tanaman sela diganti olh rumput/tanaman legum penutup tanah sekaligus berfungsi sebagai penambah nitrogen bagi tanaman jeruk.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penyulaman
Dilakukan pada tanaman tak tumbuh.
2) Penyiangan
Gulma dibersihkan sesuai dgnfrekuensi pertumbuhannya, pada saat pemupukan juga dilakukan penyiangan.
3) Pembubunan
Jika ditanam di tanah berlereng, perlu diperhatikan apakah ada tanah di sekitar perakaran tererosi. Penambahan tanah perlu dilakukan jika pangkal akar sudah mulai terlihat.
4) Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk membentuk tajuk pohon & menghilangkan cabang sakit, kering & tak produktif/tak diinginkan. Dr tunas-tunas awal tumbuh biarkan 3-4 tunas pada jarak seragam kelak akan membentuk tajuk pohon. Pada pertumbuhan selanjutnya, setiap cabang memiliki 3-4 ranting atau kelipatannya. Bekas luka pangkasan ditutup dgnfungisida atau lilin untuk mencegah penyakit. Sebaiknya celupkan dulu gunting pangkas ke dalam Klorox/alkohol. Ranting sakit dibakar atau dikubur dalam tanah.
5) Pemupukan
Pemberian jenis pupuk & dosis (gram/tanaman) setelah penanaman ; sebagai berikut:
a) 1 bulan: Urea=100; ZA=200; TSP=25; ZK=100; Dolomit=20; P.kandang=20 kg/tan.
b) 2 bulan: Urea=200; ZA=400; TSP=50; ZK=200; Dolomit=40; P.kandang=40 kg/tan.
c) 3 bulan: Urea=300; ZA=600; TSP=75; ZK=300; Dolomit=60; P.kandang=60 kg/tan.
d) 4 bulan: Urea=400; ZA=800; TSP=100; ZK=400; Dolomit=80; P.kandang=80 kg/tan.
e) 5 bulan: Urea=500; ZA=1000; TSP=125; ZK=500; Dolomit=100; P.kandang=100 kg/tan.
f) 6 bulan: Urea=600; ZA=1200; TSP=150; ZK=600; Dolomit=120; P.kandang=120 kg/tan.
g) 7 bulan: Urea=700; ZA=1400; TSP=175; ZK=700; Dolomit=140; P.kandang=140 kg/tan.;
h) 8 bulan: Urea=800; ZA=1600; TSP=200; ZK=800; Dolomit=160; P.kandang=160 kg/tan.
i) >8 bulan: Urea >1000; ZA=2000; TSP=200; ZK=800; Dolomit=200; P.kandang=200 kg/tan.
6) Pengairan & Penyiraman
Penyiraman jangan menggenangi batang akar. Tanaman diairi sedikitnya satu kali dalam seminggu pada musim kemarau. Jika air kurang tersedia, tanah di sekitar tanaman digemburkan & ditutup mulsa.
7) Penjarangan Buah
Pada tahun di mana pohon jeruk berbuah lebat, perlu dilakukan penjarangan supaya pohon mampu mendukung pertumbuhan & bobot buah serta kualitas buah terjaga. Buah dibuang meliputi buah sakit, tak terkena sinar matahari (di dalam kerimbunan daun) & kelebihan buah di dalam satu tangkai. Hilangkan buah di ujung kelompok buah dalam satu tangkai utama terbisa & sisakan hanya 2-3 buah.
7. HAMA & PENYAKIT
7.1. Hama
1) Kutu loncat (Diaphorina citri.)
Bagian diserang ; tangkai, kuncup daun, tunas, daun muda. Gejala: tunas keriting, tanaman mati. Pengendalian: menggunakan insektisida bahan aktif dimethoate (Roxion 40 EC, Rogor 40 EC), Monocrotophos (Azodrin 60 WSC) & endosulfan (Thio& 3G, 35 EC & Dekasulfan 350 EC). Penyemprotan dilakukan menjelang & saat bertunas, Selain seperti itubuang bagian terserang.
2) Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.)
Bagian diserang ; tunas muda & bunga. Gejala: daun menggulung & membekas sampai daun dewasa. Pengendalian: menggunakan insektisida dgnbahan aktif Methidathion (Supracide 40 EC), Dimethoate (Perfecthion, Rogor 40 EC, Cygon), Diazinon (Basudin 60 EC), Phosphamidon (Dimecron 50 SCW), Malathion (Gisonthion 50 EC).
3) Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella.)
Bagian diserang ; daun muda. Gejala: alur melingkar transparan atau keperakan, tunas/daun muda mengkerut, menggulung, rontok. Pengendalian: semprotkan insektisida dgnbahan aktif Methidathion (Supracide 40 EC, Basudin 60 EC), Malathion (Gisonthion 50 EC, 50 WP)< Diazinon (Basazinon 45/30 EC). Kemudian daun dipetik & dibenamkan dalam tanah.
4) Tungau (Tenuipalsus sp. , Eriophyes sheldoni Tetranychus sp)
Bagian diserang ; tangkai, daun & buah. Gejala: bercak keperakperakan atau coklat pada buah & bercak kuning atau coklat pada daun. Pengendalian: semprotkan insektisida Propargite (Omite), Cyhexation (Plictran), Dicofol (Kelthane), Oxythioquimox (Morestan 25 WP, Dicarbam 50 WP).
5) Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.)
Bagian diserang ; buah. Gejala: lubang mengeluarkan getah. Pengendalian: memetik buah terinfeksi kemudian menggunakan insektisida Methomyl (Lannate 25 WP, Nudrin 24 WSC), Methidathion (Supracide 40 EC) disemprotkan pada buah berumur 2-5 minggu.
6) Kutu penghisap daun (Helopeltis antonii.)
Bagian diserang Helopeltis antonii. Gejala: bercak coklat kehitaman dgnpusat berwarna lebih terang pada tunas & buah muda, bercak disertai keluarnya cairan buah menjadi nekrosis. Pengendalian: semprotkan insektisida Fenitrotionmothion (Sumicidine 50 EC), Fenithion (Lebaycid), Metamidofos (Tamaron), Methomil (Lannate 25 WP).
7) Ulat penggerek bunga & puru buah (Prays sp.)
Bagian diserang ; kuncup bunga jeruk manis atau jeruk bes. Gejala: bekas lubang-lubang bergaris tengah 0,3-0,5 cm, bunga mudah rontok, buah muda gugur sebelum tua. Pengendalian: gunakan insektisida dgnbahan aktif Methomyl (Lannate 25 WP) & Methidathion (Supracide 40 EC). Kemudian buang bagian diserang.
8) Thrips (Scirtotfrips citri.)
Bagian diserang ; tangkai & daun muda. Gejala: helai daun menebal, tepi daun menggulung ke atas, daun di ujung tunas menjadi hitam, kering & gugur, bekas luka berwarna coklat keabu-abuan kadang-kadang
disertai nekrotis. Pengendalian: menjaga agar tajuk tanaman tak terlalu rapat & sinar matahari measuk ke bagian tajuk, hindr memakai mulsa jerami. Kemudian gunakan insektisida berbahan aktif Difocol (Kelthane) atau Z-Propargite (Omite) pada masa bertunas.
9) Kutu dompolon (Planococcus citri.)
Bagian diserang ; tangkai buah. Gejala: berkas berwarna kuning, mengering & buah gugur. Pengendalian: gunakan insektisda Methomyl (Lannate 25 WP), Triazophos (Fostathion 40 EC), Carbaryl (Sevin 85 S), Methidathion (Supracide 40 EC). Kemudian cegah datangnya semut bisa memindahkan kutu.
10) Lalat buah (Dacus sp.)
Bagian diserang ; buah hampir masak. Gejala: lubang kecil di bagian tengah, buah gugur, belatung kecil di bagian dalam buah. Pengendalian: gunakan insektisida Fenthion (Lebaycid 550 EC), Dimethoathe (Roxion 40 EC, Rogor 40 EC) dicampur dgnFeromon Methyl-Eugenol atau protein Hydrolisate.
11) Kutu sisik (Lepidosaphes beckii Unaspis citri.)
Bagian diserang daun, buah & tangkai. Gejala: daun berwarna kuning, bercak khlorotis & gugur daun. Pada gejala serangan berat terlihat ranting & cabang kering & kulit retak buah gugur. Pengendalian: gunakan pestisida Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G, Basazinon 45/30 EC), Phosphamidon (Dimecron 50 SCW), Dichlorophos (Nogos 50 EC), Methidhation (Supracide 40 EC).
12) Kumbang belalai (Maeuterpes dentipes.)
Bagian diserang ; daun tua pada ranting atau dahan bagian bawah. Gejala: daun gugur, ranting muda kadang-kadang mati. Pengendalian: perbaiki sanitasi kebun, kurangi kelembaban perakaran. Kemudian gunakan insektisida Carbaryl (Sevin 85 S) & Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G).
7.2. Penyakit
1) CVPD
Penyebab: Bacterium like organism dgnvektor kutu loncat Diaphorina citri. Bagian diserang: silinder pusat (phloem) batang. Gejala: daun sempit, kecil, lancip, buah kecil, asam, biji rusak & pangkal buah oranye. Pengendalian: gunakan tanaman sehat & bebas CVPD. Selain seperti itupenempatan lokasi kebun minimal 5 km dr kebun jeruk terserang CVPD. Gunakan insektisida untuk vektor & perhatikan sanitasi kebun baik.
2) Tristeza
Penyebab: virus Citrus tristeza dgnvektor Toxoptera. Bagian diserang jeruk manis, nipis, besar & batang bawah jeruk Japanese citroen. Gejala: lekuk batang , daun kaku pemucatan, vena daun, pertumbuhan terhambat. Pengendalian: perhatikan sanitasi kebun, memusnahkan tanaman terserang, kemudian kendalikan vektor dgninsektisida Supracide atau Cascade.
3) Woody gall (Vein Enation)
Penyebab: virus Citrus Vein Enation dgnvektor Toxoptera citridus, Aphis gossypii. Bagian diserang: Jeruk nipis, manis, siem, Rough lemon & Sour Orange. Gejala: Tonjolan tak teratur tersebar pada tulang daun di permukaan daun. Pengendalian: gunaan mata tempel bebas virus & perhatikan sanitasi lingkungan.
4) Blendok
Penyebab: jamur Diplodia natalensis. Bagian diserang ; batang atau cabang. Gejala: kulit ketiak cabang menghasilkan gom menarik perhatian kumbang, warna kayu jadi keabu-abuan, kulit kering & mengelupas. Pengendalian: pemotongan cabang terinfeksi, bekas potongan diberi karbolineum atau fungisida Cu. & fungisida Benomyl 2 kali dalam setahun.
5) Embun tepung
Penyebab: jamur Odidium tingitanium. Bagian diserang ; daun & tangkai muda. Gejala: tepung berwarna putih di daun & tangkai muda. Pengendalian: gunakan fungisida Pyrazophos (Afugan) & Bupirimate (Nimrot 25 EC).
6) Kudis
Penyebab: jamur Sphaceloma fawcetti. Bagian diserang ; daun, tangkai atau buah. Gejala: bercak kecil jernih berubah menjadi gabus berwarna kuning atau oranye. Pengendalian: pemangkasan teratur. Kemudian gunakan Fungisida Dithiocarbamate /Benomyl (Benlate).
7) Busuk buah
Penyebab: Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae. Bagian diserang ; buah. Gejala: terbisa tepung-tepung padat berwarna hijau kebiruan pada permukaan kulit. Pengendalian: hindr kerusakan mekanis, celupkan buah ke dalam air panas/fungisida benpmyl, pelilinan buah & pemangkasan bagian bawah pohon.
8) Busuk akar & pangkal batang
Penyebab: jamur Phyrophthoranicotianae. Bagian diserang ; akar & pangkal batang serta daun di bagian ujung dahan berwarna kuning. Gejala: tunas tak segar, tanaman kering. Pengendalian: pengolahan & pengairan baik, sterilisasi tanah pada waktu penanaman, buat tinggi tempelan minimum 20 cm dr permukaan tanah.
9) Buah gugur prematur
Penyebab: jamur Fusarium sp. Colletotrichum sp. Alternaria sp. Bagian diserang: buah & bunga Gejala: dua-empat minggu sebelum panen buah gugur. Pengendalian: Fungisida Benomyl (Benlate) atau Caprafol.
10) Jamur upas
Penyebab: Upasia salmonicolor. Bagian diserang ; batang. Gejala: retakan melintang pada batang & keluarnya gom, batang kering & sulit dikelupas. Pengendalian: kulit terinfeksi dikelupas & disaput fungisida carbolineum. Kemudian potong cabang terinfeksi.
11) Kanker
Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris Cv. Citri. Bagian diserang ; daun, tangkai, buah. Gejala: bercak kecil berwarna hijau-gelap atau kuning di sepanjang tepi, luka membesar & tampak seperti gabus pecah dgndiameter 3-5 mm. Pengendalian: Fungisida Cu seperti Bubur Bordeaux, Copper oxychlorida. Selain seperti ituuntuk mencegah serangan ulat peliang daun ; dgnmencelupkan mata tempel ke dalam 1.000 ppm Streptomycin selama 1 jam.
8. PANEN
8.1. Ciri & Umur Panen
Buah jeruk dipanen pada saat masak optimal, biasanya berumur antara 28–36 minggu, tergantung jenis/varietasnya.
8.2. Cara Panen
Buah dipetik dgnmenggunakan gunting pangkas.
8.3. Perkiraan Produksi
Rata-rata tiap pohon bisa menghasilkan 300-400 buah per tahun, kadang-kadang sampai 500 buah per tahun. Produksi jeruk di Indonesia sekitar 5,1 ton/ha masih di bawah produksi di negara subtropis bisa mencapai 40 ton/ha.
9. PASCAPANEN
9.1. Pengumpulan
Di kebun, buah dikumpulkan di tempat teduh & bersih. Pisahkan buah mutunya rendah, memar & buang buah rusak. Sortasi dilakukan berdasarkan diameter & berat buah biasanya terdiri atas 4 kelas. Kelas A ; buah dgndiameter & berat terbesar sedangkan kelas D memiliki diameter & berat
terkecil.
9.2. Penyortiran & Penggolongan
Setelah buah dipetik & dikumpulkan, selanjutnya buah disortasi/dipisahkan dr buah busuk. Kemudian buah jeruk digolongkan sesuai dgnukuran & jenisnya.
9.3. Penyimpanan
Untuk menyimpan buah jeruk, gunakan tempat sehat & bersih dgntemperatur ruangan 8-10 derajat C.
9.4. Pengemasan
Sebelum pengiriman, buah dikemas di dalam keranjang bambu/kayu tebal tak terlalu berat untuk kebutuhan lokal & kardus untuk ekspor. Pengepakan jangan terlalu padat agar buah tak rusak. Buah disusun sedemikian rupa hingga di antara buah jeruk ada ruang udara bebas tetapi buah tak bisa bergerak. Wadah untuk mengemas jeruk berkapasitas 50-60 kg.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment