Monday, June 9, 2008

Cara Budidaya Lele

I. Pendahuluan.
Lele adalah jenis ikan digemari masyarakat, dgn rasa lezat, daging empuk, duri teratur & bisa disajikan dlm berbagai macam menu masakan.

II. Pembenihan Lele.
; Cara Budidaya lele untuk menghasilkan benih sampai berukuran tertentu dgn cara mengawinkan induk jantan & betina pada kolam-kolam khusus pemijahan. Pembenihan lele mempunyai prospek bagus dgn tingginya konsumsi lele serta banyaknya usaha pembesaran lele.

III. Sistem Cara Budidaya.
Terbisa 3 sistem pembenihan dikenal, yaitu :
1. Sistem Massal. Dilakukan dgn menempatkan lele jantan & betina dlm satu kolam dgn perbandingan tertentu. Pada sistem ini induk jantan secara leluasa mencari pasangannya untuk diajak kawin dlm sarang pemijahan, sehingga sangat tergantung pada keaktifan induk jantan mencari pasangannya.
2. Sistem Pasangan. Dilakukan dgn menempatkan induk jantan & betina pada satu kolam khusus. Keberhasilannya ditentukan oleh ketepatan menentukan pasangan cocok antara kedua induk.
3. Pembenihan Sistem Suntik (Hyphofisasi).
Dilakukan dgn merangsang lele untuk memijah or terjadi ovulasi dgn suntikan ekstrak kelenjar Hyphofise, terbisa di sebelah bawah otak besar. Untuk keperluan ini harus ada ikan sebagai donor kelenjar Hyphofise juga harus dr jenis lele.

IV. Tahap Proses Cara Budidaya.
A. Pembuatan Kolam.
Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak & kubangan (kolam galian). Pemilihan tipe kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dgn lahan tersedia. Secara teknis baik pada tipe bak maupun tipe galian, pembenihan lele harus mempunyai :
Kolam tandon. Mendapatkan masukan air langsung dr luar/sumber air. Berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan air, & penumbuhan plankton. Kolam tandon ini adalah sumber air untuk kolam lain.
Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan & bertina selama masa pematangan telur dipelihara pada kolam tersendiri sekaligus sebagai tempat pematangan sel telur & sel sperma.
Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan & betina. Pada kolam ini harus tersedia sarang pemijahan dr ijuk, batu bata, bambu & lain-lain sebagai tempat hubungan induk jantan & betina.
Kolam Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan telah menetas & telah berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut karena anakan mulai memerlukan pakan, sebelumnya masih menggunakan cadangan kuning telur induk dlm saluran pencernaannya.

B. Pemilihan Induk
Induk jantan mempunyai tanda :
- tulang kepala berbentuk pipih
- warna lebih gelap
- gerakannya lebih lincah
- perut ramping tak tampak lebih besar daripada punggung
- alat kelaminnya berbentuk runcing.
Induk betina bertanda :
- tulang kepala berbentuk cembung
- warna ba& lebih cerah
- gerakan lamban
- perut mengembang lebih besar daripada punggung alat kelamin berbentuk bulat.

C. Persiapan Lahan.
Proses pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi :
- Pengeringan. Untuk membersihkan kolam & mematikan berbagai bibit penyakit.
- Pengapuran. Dilakukan dgn kapur Dolomit or Zeolit dosis 60 gr/m2 untuk mengembalikan keasaman tanah & mematikan bibit penyakit tak mati oleh pengeringan.
- Perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara). untuk menetralkan berbagai racun & gas berbahaya hasil pembusukan bahan organik sisa Cara Budidaya sebelumnya dgn dosis 5 botol TON/ha or 25 gr (2 sendok makan)/100m2. Penambahan pupuk kandang juga bisa dilakukan untuk menambah kesuburan lahan.
- Pemasukan Air. Dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm & dibiarkan selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami lele.
Pada tipe kolam berupa bak, persiapan kolam bisa dilakukan ; :
- Pembersihan bak dr kotoran/sisa pembenihan sebelumnya.
- Penjemuran bak agar kering & bibit penyakit mati. Pemasukan air fapat langsung penuh & segera diberi perlakuan TON dgn dosis sama

D. Pemijahan.
Pemijahan ; proses pertemuan induk jantan & betina untuk mengeluarkan sel telur & sel sperma. Tanda induk jantan siap kawin yaitu alat kelamin berwarna merah. Induk betina tandanya sel telur berwarna kuning (bila belum matang berwarna hijau). Sel telur telah dibuahi menempel pada sarang & dlm waktu 24 jam akan menetas menjadi anakan lele.

E. Pemindahan.
Cara pemindahan :
- kurangi air di sarang pemijahan sampai tinggi air 10-20 cm.
- siapkan tempat penampungan dgn baskom or ember diisi dgn air di sarang.
- samakan suhu pada kedua kolam
- pindahkan benih dr sarang ke wadah penampungan dgn cawan or piring.
- pindahkan benih dr penampungan ke kolam pendederan dgn hati-hati pada malam hari, karena masih rentan terhadap tingginya suhu air.

F. Pendederan.
; pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 - 7 cm, 7 - 9 cm & 9 - 12 cm dgn harga berbeda. Kolam pendederan permukaannya diberi pelindung berupa enceng gondok or penutup dr plastik untuk menghindr naiknya suhu air menyebabkan lele mudah stress. Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan lele dipindahkan ke kolam pendederan ini.

V. Manajemen Pakan.
Pakan anakan lele berupa :
- pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air & cacing kecil (paling baik) dikonsumsi pada umur di bawah 3 - 4 hari.
- Pakan buatan untuk umur diatas 3 - 4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi, terutama kadar proteinnya.
- Untuk menambah nutrisi pakan, setiap pemberian pakan buatan dicampur dgn POC NASA dgn dosis 1 - 2 cc/kg pakan (dicampur air secukupnya), untuk meningkatkan pertumbuhan & ketahanan tubuh karena mengandung berbagai unsur mineral penting, protein & vitamin dlm jumlah optimal.

VI. Manajemen Air.
Ukuran kualitas air bisa dinilai secara fisik :
- air harus bersih
- berwarna hijau cerah
- kecerahan/transparansi sedang (30 - 40 cm).

Ukuran kualitas air secara kimia :
- bebas senyawa beracun seperti amoniak
- mempunyai suhu optimal (22 - 26 0C).

Untuk menjaga kualitas air agar selalu dlm keadaan optimal, pemberian pupuk TON sangat diperlukan. TON mengandung unsur-unsur mineral penting, lemak, protein, karbohidrat & asam humat mampu menumbuhkan & menyuburkan pakan alami berupa plankton & jenis cacing-cacingan, menetralkan senyawa beracun & menciptakan ekosistem kolam seimbang. Perlakuan TON dilakukan pada saat oleh lahan dgn cara dilarutkan & di siramkan pada permukaan tanah kolam serta pada waktu pemasukan air baru or sekurang-kurangnya setiap 10 hari sekali. Dosis pemakaian TON ; 25 g/100m2.

VI. Manajemen Kesehatan.
Pada dasarnya, anakan lele dipelihara tak akan sakit bila mempunyai ketahanan tubuh tinggi. Anakan lele menjadi sakit lebih banyak disebabkan oleh kondisi lingkungan (air) jelek. Kondisi air jelek sangat mendorong tumbuhnya berbagai bibit penyakit baik berupa protozoa, jamur, bakteri & lain-lain. Maka dlm menejemen kesehatan pembenihan lele, lebih penting dilakukan ; penjagaan kondisi air & pemberian nutrisi tinggi. Dlm kedua hal itulah, peranan TON & POC NASA sangat besar. Namun apaapabila anakan lele terlanjur terserang penyakit, dianjurkan untuk melakukan pengobatan sesuai. Penyakit-penyakit disebabkan oleh infeksi protozoa, bakteri & jamur bisa diobati dgn formalin, larutan PK (Kalium Permanganat) or garam dapur. Penggunaan obat tersebut haruslah hati-hati & dosis digunakan juga harus sesuai.

Sumber : http://teknis-Cara Budidaya.blogspot.com

0 comments: