Nama anthurium berasal dr bahasa Yunani, artinya bunga ekor. Di Indonesia, tanaman ni dikenal sebagai anthurium. Sumber genetiknya berasal dr benua Amerika beriklim tropis.
Namun pengembangannya relatif berhasil di negara beriklim subtropis seperti Hawaii, & di negara beriklim temperate seperti Belanda. Anthurium adalah tanaman tumbuh sendiri pada media tumbuhnya (terrestrial), tetapi ada pula hidup menempel pada tanaman lain atau epifit.
Di Indonesia anthurium bisa beradaptasi dgnbaik, mulai dataran rendah sampai tinggi. Pada ketinggian 1.400 m dpl, tanaman ni membutuhkan intensitas cahaya matahari antara 30-60%. Bila intensitas cahaya terlalu tinggi, maka tanaman akan menguning & warna daunnya memudar. Sebaliknya bila intensitas cahaya terlalu rendah, maka per- tumbuhan tanaman menjadi lambat, produktivitas bunga menurun, & batang menjadi lunak.
Budi daya anthurium berkembang pesat di Indonesia, terutama di sentra produksi tanaman hias Jawa Barat (Lembang Bandung, Sukabumi, Cianjur, & Bogor), Jawa Tengah (Ungaran, Bandungan, & Semarang), Jawa Timur (Batu Malang, Tlekung, & Pasuruan), serta Sumatera Utara khususnya daerah Brastagi . PemCara Budidayaannya menggunakan paranet sebagai naungan, & paling baik ; memiliki 70% daya serap sinar matahari. Suhu diperlukan tanaman ni berkisar antara l8-200C pada malam hari, & 27 -30 C pada siang hari, dgnkelembapan 50-90%.
Namun pengembangannya relatif berhasil di negara beriklim subtropis seperti Hawaii, & di negara beriklim temperate seperti Belanda. Anthurium adalah tanaman tumbuh sendiri pada media tumbuhnya (terrestrial), tetapi ada pula hidup menempel pada tanaman lain atau epifit.
Di Indonesia anthurium bisa beradaptasi dgnbaik, mulai dataran rendah sampai tinggi. Pada ketinggian 1.400 m dpl, tanaman ni membutuhkan intensitas cahaya matahari antara 30-60%. Bila intensitas cahaya terlalu tinggi, maka tanaman akan menguning & warna daunnya memudar. Sebaliknya bila intensitas cahaya terlalu rendah, maka per- tumbuhan tanaman menjadi lambat, produktivitas bunga menurun, & batang menjadi lunak.
Budi daya anthurium berkembang pesat di Indonesia, terutama di sentra produksi tanaman hias Jawa Barat (Lembang Bandung, Sukabumi, Cianjur, & Bogor), Jawa Tengah (Ungaran, Bandungan, & Semarang), Jawa Timur (Batu Malang, Tlekung, & Pasuruan), serta Sumatera Utara khususnya daerah Brastagi . PemCara Budidayaannya menggunakan paranet sebagai naungan, & paling baik ; memiliki 70% daya serap sinar matahari. Suhu diperlukan tanaman ni berkisar antara l8-200C pada malam hari, & 27 -30 C pada siang hari, dgnkelembapan 50-90%.
Perbanyakan anthurium bisa dilakukan dgncara generatif (biji) maupun vegetatif (pemecahan anakan atau setek). Penyerbukan sendiri (selfpollnation) jarang terjadi hingga harus dilakukan penyerbukan silang (cross pollination) secara buatan. Teknik ni adalah cara perbanyakan generatif paling tepat, terutama dalam kegiatan pemuliaan untuk menghasilkan biji Fl hibrida, selanjutnya adalah langkah untuk melahirkanjenis baru lebih bervariasi.
Persilangan buatan akan berhasil bila diperhatikan faktor-faktor berikut ini: (1) induk silangan akan digunakan, (2) metode, & (3) waktu penyilangan. Dgnmelakukan seleksi tetua unggul sebagai induk silangan akan diperolh bibit baik dgnkeunggulan diturunkan dr induknya.
Tujuan percobaan ni ; untuk mendapatkan hasil silangan anthurium dgnvariasi lebih baik. Diharapkan hasil silangan tersebut bisa menambah keanekaragaman hayati serta nilai ekonomis tanaman tersebut.
BAHAN & METODE
Bahan digunakan ; beberapa tanaman anthurium jenisnya berbeda. Sebagai tetua betina ; jenis Sunset, Champion, Midori, Lady Jane Orange, Aromatic, Lady Jane Ungu, & Obake Putih, & untuk tetua jantan ; Laura, Sunset, Pink Exotic, Hawaiian Butterfly, Lady Jane Merah, Midori & Merah Ati. Media digunakan untuk perkecambahan biji ; arang sekam, & untuk komuniti pot atau kompot yaseperti ituarang sekam ditambah kompos bambu halus dgnperbandingan 1 : 1. Alat digunakan ; kuas kecil, cawan petri, pot & juga kompot atau bak plastik ukuran 45 cm x 35 cm, kertas label, & kantong plastik.
Penyerbukan silang anthurium secara buatan dilaksanakan di rumah kaca Segunung, Balai Penelitian Tanaman Hias, mulai Juli 2003 hingga Juni 2004. Lokasi berada pada ketinggian 1.100 m dpl dgnsuhu 24-26 C pada siang hari & l8-20 C pada malam hari serta kelembapan nisbi (Rh) 70 - 90%.
Metode persilangan dilakukan ; persilangan antarspesies dr Anthurium andreanum. Sebelum penyi- langan, dilakukan pemilihan atau seleksi tetua silangan, baik tetua jantan maupun tetua betina. Dr setiap pasang per- silangan dipilih masing-masing satu tangkai bunga terbaik. Untuk anthurium pot, tetua digunakan ; tanaman berukuran kecil dgndaun atau bunga indah. Untuk menghasilkan anthurium bunga potong, dipilih tetua mempunyai bunga indah, sering berbunga, tangkai bunga panjang & kokoh, serta warna bunga bervariasi.
Selanjutnya, dipilih bunga betina sudah siap diserbuki, yaseperti ituantara 2-3 minggu setelah bunga mekar (Rosario 1991). Tanda bunga sudah siap diserbuki ada- lah pada spadiks bunga terjadi sekresi madu (berlendir) & bila dipegang akan teras a licin atau lengket. Secara visual hal ni bisa dilihat dgnadanya serangga penyerbuk atau semut pada spadiks tersebut
Dgnbantuan kuas atau langsung dgntangan, pollen ditampung ke dalam cawan petri & selanjutnya dioleskan pada stigma atau spadiks bunga betina telah siap diserbuki.
Penyerbukan dilakukan pada pagi hari pukul 07.00-10.00 saat udara masih segar, & atau sore hari pukul15.00-l7.00 saat udara kembali dingin. Tanaman sudah diserbuki diberi label memuat keterangan tentang tetua betina & tetua jantan, waktu penyilangan (tanggal, bulan & tahun), & nama penyilang. Selanjutnya, bunga betina di- kerudungi atau ditutup menggunakan kantong plastik & dibiarkan tertutup selama 2 minggu.
HASIL & PEMBAHASAN
Waktu Penyerbukan
Jumlah biji dihasilkan bervariasi antara 15-393 biji. Dr sembilan pasang persilangan diperolh 1.308 biji hasil per- silangan. Keberhasilan tertinggi diperolh pada pasangan persilangan Obake putih x Pink Exotic, diikuti olh Midori x Pink Exotic, Champion x Laura, & Lady Jane x Merah Ati masing-masing lebih dr 130 biji. Keberhasilan tinggi menunjukkan bahwa pasangan tetua tersebut mempunyai kompatibilitas tinggi. Lima pasangan tetua lainnya hanya menghasilkan 15-58 biji.
Berdasarkan kegiatan dilaksanakan, peluang keberhasilan penyerbukan anthurium cukup tinggi terutama penyerbukan pada pagi hari mencapai 90%. Keberhasil- an penyerbukan pada sore hari hanya mencapai 70%. Hal ni terkait erat dgnsuhu di rumah kaca masih panas. Namun, perbedaan persentase keberhasilan tersebut tak terlalu j auh, sebesar 20%. Penyerbukan berhasil bisa dilihat dr spadiks dipenuhi olh tonjolan-tonjolan kecil bulat berjejal, nantinya akan membentuk buah disebut buah beries. Penyerbukan tak berhasil ditandai dgnbunga akan mengering setelah 2 minggu.
Dr 20 kali penyerbukan pada waktu berbeda, yaseperti itu10 kali pada pagi hari & 10 kali pada sore hari, dihasilkan 1.308 buah beries. Keberhasilan penyerbukan tersebut tak lepas dr persyaratan standar harus dipenuhi, seperti bahan tanaman silangan, kebersihan alat-alat digunakan serta tak terkontaminasi bahan lain, serta waktu & proses penyerbukan.
PEMBIBITAN
Panen Buah
Buah beries dihasilkan dr penyilangan akan masak 6 - 7 bulan setelah penyerbukan. Buah bisa dipanen setelah lunak, berwarna kuning kecokelatan.
Pemanenan dilakukan seeara manual dgnmemetik seluruh buah ada pada spadiks. Apabila buah masak tak serempak, maka panen dilakukan seeara bertahap dgnmengambil buah masak. Buah belum masak dibiarkan sampai buah siap dipanen.
Penyemaian Biji
Buah sudah dipanen dilepaskan dr tongkolnya & dipisahkan dr kulit buahnya dgncara dipijit. Karena biji anthurium dilapisi daging buah menyerupai lendir, maka biji harus direndam terlebih dahulu. Perendaman dilakukan dgnmenggunakan air bersih selama 1 hari atau dalam akuades selama 10 menit. Setelah itu, biji dieuci pada air mengalir sambil diremas-remas untuk melepaskan lendimya sampai biji bersih & terasa kesat.
Selanjutnya disiapkan media persemaian berupa arang sekam dalam pot berdiameter 15 em, kemudian dibasahi atau disiram. Untuk mempertahankan kelembapan, pot diberi alas berupa baki plastik diisi air. Biji sudah bersih disebar di atas media telah disiapkan, kemudian diberi label silangan & tanggal penyemaian, lalu ditutup dgnkaea transparan. Selang 3 hari, keeambah akan mulai tumbuh, ditandai dgnkeluamya akar dgnbulu-bulu halus berwama putih & diikuti olh tumbuhnya kuneup daun pada hari ke 7. Pada umur 14 hari, penutup dibuka & setelah bibit berumur 30-40 hari, bibit tersebut dipindahkan ke kompot berupa bak plastik berukuran 45 em x 35 em bagian bawahnya sudah dilubangi & diisi media arang sekam + kompos bambu halus dgnperbandingan 1 : 1 (Gambar 4). Bibit ditanam denganjarak 2 em x 2 em. Setelah bibit berumur 3-4 bulan, bibit sudah siap untuk ditanam dalam pot atau di lapang.
Pemeliharaan Bibit
Pemeliharaan bibit perlu dilakukan sebaik mungkin, terutama penyiraman & pemupukannya. Penyiraman dilakukan 1-2 kali sehari sesuai dgnkeadaan euaea, terutama harus diperhatikanjangan sampai ada air menggenang. Apa bila keadaan cuaca mendung, penyiraman bisa dilakukan cukup 2 hari sekali.
Untuk mempercepat pertumbuhan, perlu dilakukan pemupukan. Pemupukan anthurium bergantung pada media digunakan, kondisi cahaya, umur tanaman, & kultivar anthurium (Lestina 2002). Pemupukan bisa menggunakan dua macam pupuk yaseperti itupupuk daun untuk menyuburkan daun, & pupuk majemuk untuk memberi nutrisi di daerah perakaran. Takaran digunakan untuk pupuk daun ; 1-1,5 g/1 dgncara disemprotkan di sekitar daun, dilakukan 1 minggu sekali. Untuk pupuk majemuk NPK, pupuk dilarutkan dalam air dgntakaran 1 g/1 air. Larutan pupuk disiramkan di sekitar akar tanaman & dilakukan 2 minggu sekali.
KESIMPULAN & SARAN
Penyerbukan buatan paling baik pada anthurium ; pada pagi hari antara pukul 07.00-10.00. Dr 20 kali penyerbukan, 10 kali di antaranya dilakukan pada pagi hari, dihasilkan 1.308 (90%) buah beries. Tingkat keberhasilan penyerbukan terkait erat dgnbahan & alat-alat digunakan, waktu, & proses penyerbukan. Berdasarkan hasil ni maka hibridisasi sebaiknya dilakukan pada pagi hari, agar hasil dicapai sesuai dgntujuan diharapkan, terutama menkut jumlah & kualitas biji hasil silangan.
0 comments:
Post a Comment