Hujan datang lagi……!!! Begitulah luapan kegembiraan para petani menyambut datangnya hujan di pertengahan bulan oktober lalu. Bagaimana tidak? Kenyataan adanya kekeringan berkepanjangan telah membuat kita merana apalagi petani selama ni menggantungkan hidupnya dr bercocok tanam.
Hujan memang selalu ditunggu banyak petani karena masa bero , gagal panen & berebut air bisa segera diakhiri . Kedatangannya mampu menghijaukan kembali rumput & hutan mengering; memunculkan harapan baru untuk bisa berhasil dalam bertani, serta memotong siklus hama telah menguras tenaga & biaya di musim kemarau.
Hujan memang selalu ditunggu banyak petani karena masa bero , gagal panen & berebut air bisa segera diakhiri . Kedatangannya mampu menghijaukan kembali rumput & hutan mengering; memunculkan harapan baru untuk bisa berhasil dalam bertani, serta memotong siklus hama telah menguras tenaga & biaya di musim kemarau.
Cara Budidaya sayuran selalu dilakukan sepanjang musim baik musim kemarau maupun musim hujan karena konsumen sayuran lebih menyukai produk segar dibandingkan dgnproduk olahan. Hujan selain memudahkan petani untuk mendapatkan air dalam Cara Budidaya tanaman sayuran juga berarti sejumlah tantangan & kendala akan datang & mengancam keberhasilan panen atau menurunnya mutu produk sayuran.
Perubahan fisik muncul akibat hujan bagi lingkungan tumbuh tanaman ; meningkatnya kelembaban udara & meningkatnya kandungan air dalam tanah. Kedua hal tersebut berdampak pada percepatan perkembangan patogen baik jamur maupun bakteri, terganggunya keseimbangan nutrisi tanaman di dalam tanah serta munculnya kerusakan fisik lain berupa pecah batang , pecah buah juga robohnya tanaman.
Beberapa teknik untuk meningkatkan keberhasilan Cara Budidaya sayuran akan disajikan & dilengkapi dgntinjauan penyakit - penyakit utama biasa menyerang tanaman di musim hujan, uraian singkat mengenai siklus air, proses kehilangan & pergerakan nutrisi tanaman utama, serta uraian dampak genangan air pada tanaman.
• Kerusakan Tanaman Akibat Kelebihan Air
Organ tanaman sayuran banyak bersifat sukulen atau mempunyai kandungan air tinggi. Karena air hujan juga mengandung cukup banyak nitrogen maka beberapa jenis sayuran cenderung lebih mudah pecah pada waktu hujan sebagai contoh pecahnya batang tanaman melon, pecah buah semangka & pecah kubis.
Akibat lain dr kebanyakan air bagi tanaman sayuran ; munculnya gejala layu karena tanaman keracunan nitrogen. Prosesnya bisa dijelaskan sebagai berikut. Pada waktu air memenuhi seluruh rongga udara di dalam tanah maka kebutuhan oksigen akar tak terpenuhi. Pada kondisi cukup oksigen nitrogen tersedia bagi tanaman dalam bentuk NH4+ atau NO3- sedangkan pada kondisi anaerob atau tergenang air ion - ion nitrogen tersebut tereduksi menjadi NO2 sangat beracun bagi tanaman. Sebagian besar tanaman sayuran sangat peka terhadap kebanyakan air.
Kebanyakan air dalam tanah juga menyebabkan rendahnya daya dukung tanah terhadap tetap tegaknya tanaman menjadi rendah. Hal sering terjadi ; robohnya tanaman akibat hujan angina meskipun tanaman sudah ditopang dgnlanjaran.
Gangguan lain disebabkan olh limpahan air hujan ; keseimbangan nutisi dalam tanah. Bentuknya bisa berupa rontoknya bunga & buah serta turunnya mutu buah khususnya dalam kemanisan buah.
Teknik Cara Budidaya paling popular digunakan untuk mengurangi kelebihan air ; dgnpembuatan saluran drainase. Terbisa dua macam cara pembuatan saluran drainase yaseperti itusaluran drainase di atas permukaan tanah & saluran drainase di bawah permukaan tanah.
Saluran drainase di atas permukaan tanah dimaksudkan untuk mengurangi genangan, mencegah kejenuhan air berkepanjangan & mempercepat aliran ke arah pembuangan tanpa terjadinya erosi tanah. Drainase ni mencakup parit-parit pemasukan & pembuangan dalam petak penanaman termasuk di dalamnya parit ada diantara bedeng penanaman.
Saluran drainase di bawah permukaan dimaksudkan untuk memindahkan kelebihan air di dalam tanah. Drainase ni bisa menurunkan tingginya kandungan air baik karena curah hujan, air irigasi permukaan , limpasan dr dataran lebih tinggi, & air resapan. Bentuknya bervariasi ada drainase gorong-gorong, drainase batu, drainase kotak & drainase bamboo.
• Kerusakan Akibat Meningkatnya Perkembangan Penyakit
Datangnya musim hujan bulan Oktober hingga Maret ni selain memberikan persediaan air cukup bagi tanaman, ternyata juga bisa memberikan dampak negatif berupa lingkungan udara lembab. Kelembaban tinggi ni sangat kondusif bagi perkembangan tumbuhnya jamur maupun bakteri. Sanya, tak hanya jamur & bakteri menguntungkan hidup secara pesat dalam keadaan ini, melainkan juga merugikan. Bahkan disinyalir pertumbuhan jamur merugikan termasuk diantaranya penyebab berbagai penyakit tanaman bolh lebih tinggi. Akibatnya tentu saja resiko serangan penyakit di musim hujan menjadi lebih tinggi dibandingkan musim kemarau.
Adanya penyakit pada tanaman hortikultura tentu saja merugikan karena selain bisa mengurangi produktivitas maupun kualitas, juga bisa menyebabkan kegagalan panen. Berikut ; beberapa penyakit tanaman sayuran biasa dijumpai di musim hujan menyebabkan kegagalan atau menurunkan mutu produk sayuran :
• Tanaman Cabai
Antracnose (Busuk Buah)
Penyakit ni disebabkan olh jamur Collectroticum gloeosporioides & dilaporkan ditemukan di hampir seluruh dunia. Adapun gejala serangannya antara lain sebagai berikut : Pada buah muda ataupun tua permukaanya nampak bercak berair & berkembang dgncepat hingga berdiameter 3 – 4 cm. Bercak luka menurun & berwarna merah tua kehitaman menampakkan massa spora berbentuk melingkar – lingkar. Adanya musim hujan dgnsuhu & kelembaban tinggi ni menjadi penyebab meningkatnya perkembangan jamur. Pengendalian penyakit ni bisa dilakukan dgncara : treatment benih, rotasi tanaman & aplikasi fungisida Victory 80WP diselingi Promefon 250EC.
Cercospora Leaf Spot
Penyakit ni sama halnya seperti cacar pada manusia yaseperti itumenimbulkan bintik-bintik/bercak-bercak melingkar terutama pada daunnya. Penyebabnya tak lain ; jamur Cercospora capsici. Penyakit bercak daun ternyata menyebar merata di seluruh dunia khususnya pada tanaman cabai.
Gejala serangan daun terluka berbentuk bulat dgndiameter 1 cm dikelilingi warna coklat & berwarna abu - abu di tengahnya (seperti mata katak). Serangan terjadi menyebabkan daun rontok, baik dgngejala daun menguning ataupun tanpa gejala daun menguning. Luka timbul pada batang, tangkai daun, & tangkai buah berbentuk elips dgnpusat abu-abu dikelilingi warna gelap disekitarnnya. Buahnya tak ikut terserang penyakit ini. Jamur ni terbisa pada benih & seresah daun telah terkena serangan. Lamanya waktu hujan & kebasahan daun serta jarak tanam rapat bisa mendorong perkembangan penyakit. Penyemprotan fungisida Victory 80WP bisa mengendalikan penyakit, tetapi perkembangannya bergantung pada kondisi lingkungan sekitarnya apakah sesuai untuk perkembangan penyakit ini.
Choanephora Blight
Penyakit ni adalah penyakit layu pada ujung cabai disebabkan Choanephora cucurbitarum. Meskipun termasuk jarang karena hanya ditemukan di daerah tropis, namun kita tetap harus mewaspadainya. Gejala Serangan penyakit ni ditandai dgnujung cabang menjadi layu. Jika diamati dgnteliti akan tampak keperakan berbentuk seperti jamur dgnujung gelap. Jamur ni juga bisa membunuh bunga & kuncup bunga. Tingginya curah hujan & suhu di musim hujan sangat mempengaruhi keberadaannya. Karena informasi didapatkan sangat sedikit, pengendalian tepat & efektif terhadap penyakit ni masih dalam penelitian. Namun demikian, penyemprotan fungisida Victory 80WP & Kocide 77WP bisa mencegah serangan penyakit.
Bacterial Spot
Bacterial spot atau bercak bakteri pada tanaman cabai berbeda dgnbercak melingkar cercospora. Penyakit ni disebabkan olh Xanthomonas campestris pv. Vesicatoria. Penyakit ni termasuk salah satu penyakit cabai umum dialami petani karena ditemukan di seluruh dunia. Gejala Serangannya ditandai dgntimbulnya bercak berair mengering dgndikelilingi warna kuning pada daun. Luka timbul dimulai dr bagian atas hingga mencapai bawah daun. Daun terkena serangannya menjadi kuning & rontok. Luka pada buah berwarna gelap & berbintik - bintik. Bercak nekrotis timbul pada batang & tangkai daun. Perkembangan jamur ni disebabkan karena terbawa benih & bolh berada pada seresah daun dr tanaman terserang. Banyak jenis bakteri ni menyerang cabai & tomat. Penyakit ni juga didorong olh suhu tinggi, kabut tebal, serta pengairan dgnsystem leb.
Pengendaliannya bisa dilakukan dgnmelakukan pergiliran dgntanaman tahan & non-sayur. Selain seperti itujuga dgnmenggunakan benih bebas hama & penyakit. Jenis varietas tahan terhadap penyakit ni mulai banyak, tetapi terkadang tak untuk semua jenis bakteri. Penyemprotan fungisida tembaga seperti Kocide 77WP sangat efektif dalam mengendalikan serangan penyakit ini. Sungkup untuk menahan hujan juga bisa mengurangi serangan penyakit ni di musim penghujan.
Bacterial Soft Rot
Penyakit busuk lunak bakteri ni disebabkan olh Erwinia carotovora sub sp. Carotovora & ditemukan di seluruh dunia. Gejala Serangan ditandai dgnadanya bercak berair menyebar ke seluruh buah. Buah terserang menjadi rontok atau tergantung seperti kantong penuh air. Selama masa panen, pembusukan biasanya dimulai pada batang & diikuti olh buah. Penyakit ni ternyata tak hanya menyerang cabai saja melainkan bisa terjadi pada berbagai macam buah & sayuran. Bakteri penyebab penyakit ni terbisa pada seresah tanaman, serangga, bahkan di tanah. Bakteri ni masuk ke tanaman melalui luka ditimbulkan olh serangga taupun luka mekanis.
Kondisi hujan & suhu tinggi sangat sesuai untuk perkembangan bakteri ini. Buah telah dipanen pun bolh terkena penyakit ni dr air digunakan untuk mencuci buah. Untuk mengendalikannya bisa dilakukan pergiliran tanaman atau dgndgnmenanam tanaman tahan serta non - sayur. Selain seperti itusystem darinase lahan pun harus diperbaiki hingga lahan cepat mengering & mengurangi percikan air tanah. Kemudian pemanenan buah dianjurkan dilakukan saat kondisi kering & hati-hati untuk menghindr adanya luka. Jika memungkinkan sebolh mungkin menghindr mencuci buah dgnair sembarang sebelum disterilisai dgnklorin.
Bacterial Wilt
Bacterial Wilt atau layu bakteri pada cabe disebabkan olh Ralstonia solanacearum ni termasuk salah satu penyakit ditakuti petani cabe. Meskipun hanya ditemukan di daerah tropis & subtropics memiliki curah hujan tinggi saja namun kerusakan akibat penyakit ni tidaklah sedikit karena bolh mengancam kegagalan panen cukup besar. Awal gejala serangan timbul ; adanya layu pada daun terbawah (atau daun teratas pada bibit) diikuti olh layu tiba - tiba pada seluruh tanaman tanpa adanya gejala kekuningan pada tanaman. Penyakit ni timbul pada sekelompok tanaman saja atau mungkin hanya satu tanaman saja. Jaringan angkut tanaman sakit menjadi coklat serta pembusukan pada korteks dekat dgntanah. Aliran bakteri akan muncul dr jaringan angkut tanaman dipotong melintang dr batang terbawah & akan mengendap di air. Penyakit ni bisa menyerang hampir pada 200 jenis tanaman berbeda. Tanaman sering terserang ; tomat, tembakau, kentang & terung, disamping seperti itujuga sangat merusak pada tanaman cabai. Bakteri ni bisa bertahan di tanah dalam waktu lama. Masuknya bakteri ni melalui luka pada akar ataupun luka akar disebabkan olh serangga, nematode, atau pengolahan tanah. Suhu tinggi & kelembaban tanah tinggi sangat sesuai untuk perkembangan penyakit ini. Pengendalian penyakit layu bisa dilakukan antara lain : dgnmenggunakan bedeng semai bebas dr hama & penyakit, melakukan fumigasi pada bedeng semai serta sterilisasi media tanam. Kemudian lakukan pergiliran tanaman dgntanaman lain seperti padi misalnya, pergiliran ni akan mengurangi jumlah bakteri. Hindr system penanaman bisa merusak akar. Gunakan bedgn lebih tinggi untuk memudahkan drainase. Cabai besar lebih tahan terhadap penyakit ni dibanding paprika. Jenis tahan terhadap penyakit ni sedang dikembangkan tetapi belum tersedia. Untuk tindakan pencegahan bisa dilakukan penyemprotan larutan Kocide 77WP konsentrasi 5 gr / L dgnvolume semprot 200 ml / tanaman saat tanaman mulai berbuah atau mulai ada gejala serangan dgninterval 14 hari.
• Tanaman Kubis - kubisan
Alternaria Leaf Spot
Seperti halnya pada tanaman cabe, bercak alternaria pun bisa menyerang kubis - kubisan. Namun, penyakit pada kubis ni disebabkan olh Alternaria brassicae, A. brassicicola. Hampir seluruh tanaman kubis - kubisan sangat peka terhadap bercak daun Alternaria & bisa menyerang tanaman pada seluruh fase pertumbuhan. Gejala ditimbulkan olh 2 pathogen ni sama & bolh ditemukan dalam satu tanaman. Serangan pada tanaman di persemaian bisa mengakibatkan damping off atau tanaman kerdil. Bentuk Bercak daun sangat beragam ukurannya dr sebesar lubang jarum hingga berdiameter 5 cm. Umumnya serangan dimulai dgnadanya bercak kecil pada daun membesar hingga kurang lebih berdiamter 1,5 cm & berwarna gelap dgnlingkaran konsentris. Perubahan warna menjadi coklat pada head cauliflower & brokoli juga disebabkan olh pathogen ini. Patogen ni juga menimbulkan bercak elips nekrotis pada benih. Penyakit ni disebabkan olh patogen terbawa benih. Alternaria sendiri bisa disebarkan olh angin. Serangan bisa dipercepat olh cuaca lembab dgnsuhu optimum antara 25 – 30oC. Pengendalian bisa dilakukan antara lain : menggunakan benih bebas dr patogen ini. Air panas & perlakuan benih dgnbahan kimia juga sangat efektif. Kemudian , penggunaan fungisida Promefon 250EC juga bisa diterapkan untuk mengendalikan perkembangan beberapa penyakit. Hindr penyiraman pada head cauliflower & brokoli untuk mencegah pembusukan head.
Bacterial Soft Rot
Penyakit busuk lunak ni sangat sering dijumpai pada tanaman kubis - kubisan. Penyakit disebabkan olh bakteri Erwinia carotovora ni ditemukan di seluruh dunia. Busuk lunak bisa menyerang seluruh tanaman kubis-kubisan, tetapi lebih sering menyerang sawi putih & kubis. Jaringan tanaman telah terserang menunjukkan gejala basah & diameter serta kedalamannya melebar secara cepat. Bagian tanaman terkena menjadi lunak & berubah warna menjadi gelap apabila serangan terus berlanjut. Tanaman terkena busuk lunak menimbulkan bau khas dimungkinkan olh adanya perkembangan organisme lain setelah pembusukan terjadi. Serangan ni bolh terjadi di lahan, saat pengangkutan, ataupun saat penyimpanan. Bakteri busuk lunak timbul dr seresah tanaman telah terinfeksi, melalui akar tanaman, dr tanah, & beberapa serangga. Luka pada tanaman seperti stomata pada daun, serangan serangga, kerusakan mekanis, ataupun bekas serangan dr pathogen lain adalah sasaran empuk untuk serangan bakteri.
Hujan & suhu tinggi mendorong penyebaran di lahan. Infeksi pada saat pengangkutan & penyimpanan adalah kontaminasi bakteri saat di lahan maupun pasca panen melalui peralatan pengangkutan & panen serta tempat penyimpanan. Bakteri busuk lunak bisa berkembang pada suhu 5 – 37oC dgnsuhu optimum berkisar 22oC. Pengendalian secara preventif bolh ditempuh melalui kebersihan lingkungan & sistem Cara Budidaya. Menunggu tanah melapukkan sisa-sisa tanaman lama di lahan sebelum menanam tanaman selanjutnya sangat dianjurkan untuk mengatasi hal ini. Lahan harus memiliki drainase baik untuk mengurangi kelembaban tanah serta jarak tanamnya harus cukup memberikan pertukaran udara untuk mempercepat proses pengeringan daun saat basah. Pembuatan pelindung hujan bisa pula menghindr percikan tanah & pembasahan daun akan mengurangi gejala busuk lunak. Penyemprotan bacterisida seperti Kocide 77WP dgninterval 10 hari sangat dianjurkan terutama saat penanaman musim hujan.
Black Rot
Penyakit busuk hitam (Black rot) disebabkan Xanthomonas campestris pv. Campestris termasuk salah satu penyakit penting pada tanaman kubis - kubisan. Busuk hitam bisa menyerang seluruh tanaman kubis - kubisan. Gejala awal timbul ; pada tepi daun & berlanjut hingga klorosis membentuk huruf V. Dgnberjalannya waktu, gejala timbul tadi kemudian mengering & seperti terbakar (nekrotis). Serangan umumnya terjadi pada pori daun, tetapi tak menutup kemungkinan bisa menyerang di bagian daun mana saja telah terserang serangga ataupun luka secara mekanis hingga memudahkan bakteri masuk. Bakteri ni menyerang jaringan pengangkutan tanaman & bisa berpindah secara sistematis dalam jaringan pengangkutan tanaman tersebut. Jaringan angkut terserang warnanya menjadi kehitaman bisa dilihat sebagai garis hitam pada luka atau bolh juga diamati dgnmemotong secara melintang pada batang daun atau pada batang terkena infeksi. Busuk hitam juga bisa menyebabkan terjadinya busuk lunak. Bakteri banyak terbisa pada seresah dr tanaman terinfeksi, tetapi akan mati jika serasah tadi melapuk. Bakteri ni juga terbisa pada tanaman kubis - kubisan lain & tanaman rumput-rumputan serta bisa pula terbawa benih. Suhu serta curah hujan tinggi sangat sesuai untuk perkembangan busuk hitam. Bakteri ni berada pada tetesan butir air dr tanaman terluka serta bisa menyebar ke seluruh tanaman melalui manusia ataupun peralatan sering bergerak melintasi lahan saat kondisi tanaman sedang basah.Pengendalian bisa dilakukan dgnpergiliran tanaman bukan jenis kubis - kubisan, hingga akan memberikan waktu cukup bagi seresah dr tanaman kubis - kubisan untuk melapuk. Lalu menggunakan benih bebas hama & penyakit dihasilkan di iklim kering. Hindr untuk bekerja di lahan saat daun tanaman basah. Tanamlah varietas kubis tahan terhadap busuk hitam. Penyemprotan bakterisida Kocide 77WP sangat dianjurkan , terutama untuk Cara Budidaya di musim penghujan.
Clubroot
Clubroot atau Akar Gada adalah penyakit terpenting pada tanaman kubis - kubisan disebabkan olh jamur Plasmodiophora brassicae. Penyakit ni menyebar merata diseluruh areal pertanaman kubis di seluruh dunia; sering dijumpai pada daerah dataran rendah & dataran tinggi . Hampir seluruh tanaman kubis-kubisan sangat rentan terserang akar gada. Kubis, sawi putih, & Brussels sprout sangat rentan terkena akar gada. Gejalanya ; pembesaran akar halus & akar sekunder membentuk seperti gada. Bentuk gadanya melebar di tengah & menyempit di ujung. Akar telah terserang tak bisa menyerap nutrisi & air dr tanah hingga tanaman menjadi kerdil & layu jika air diberikan untuk tanaman agak sedikit. Bagian bawah tanaman menjadi kekuningan pada tingkat lanjut serangan penyakit. Spora bisa bertahan di tanah selama 10 tahun, & bolh juga terbisa pada rumput - runputan. Penyakit ni bolh menyebar melalui tanah, dalam air tanah, ataupun dr tanaman sudah terkena. Penyakit ni menyukai tanah masam & serangan bisa terjadi pada suhu antara 10 & 32oC. Penyakit ni memiliki berbagai bentuk gejala serangan hingga mendorong untuk memuliakan tanaman tahan terhadap penyakit ini.
Pengendalian dilakukan dgnPenggunaan bibit bebas hama & penyakit sangatlah penting dalam Cara Budidaya tanaman ini. Pergiliran tanaman kurang sesuai diterapkan untuk kasus ni karena sporanya bisa bertahan lama serta gulma bisa menyebabkan penyakit ini. Pengapuran tanah untuk meningkatkan pH menjadi 7.2 sangat efektif untuk mengurangi perkembangan penyakit. Penyiraman fungisida Promefon 250EC pada lubang tanam dicampur dgnair saat tanam juga bisa mengurangi perkembangan penyakit. Tanaman taha haruslah diuji di beberapa lokasi karena jenis serangannya berbeda-beda di setiap lokasi.
• Tanaman Timun-timunan
Alternaria Leaf Spot
Penyakit bercak ternyata tak hanya menyerang tanaman kubis maupun cabai saja namun juga pada tanaman tergolong timun - timunan. Penyakit bercak pada timun ni disebabkan jamur Alternaria cucumerina. Biasanya, penyakit ni menyerang hanya satu jenis tanaman saja. Tanaman bisa terserang pada berbagi fase pertumbuhan. Serangan pada bibit tanaman bisa menyebabkan mati atau kerdil. Sedangkan pada tanaman lebih tua akan layu pada tengah hari pada beberapa waktu, kemudian layu untuk seterusnya & akhirnya mati. Jaringan angkut tanaman menjadi kuning atau coklat. Penyakit ni bisa bertahan di tanah untuk jangka waktu lama. Penyakit ni bolh berpindah dr satu lahan ke lahan lain melalui mesin - mesin pertanian, seresah daun telah terserang, & air irigasi. Suhu tanah tinggi sangat sesuai untuk perkembangan penyakit ini. Pengendaliannya bisa dilakukan dgn: menggunakan varietas tahan. Menghindr penanaman di lahan telah diketahui mengandung penyakit ini. Serta mencuci peralatan saat berpindah dr lahan satu ke lahan lainnya. Lahan tergenangi untuk padi bisa mengurangi keberadaan penyakit di tanah. Apabila terlanjur ada serangan, dianjurkan untuk menyemprot fungisida Promefon 250EC bergantian dgnVictory 80WP.
Fusarium Wilt
Layu fusarium adalah penyakit sering menyerang tanaman famili timun - timunan. Penyebabnya ; Fusarium oxysporum f.sp. cucumerinum pada mentimun, F. oxysporum f.sp. melonis pada melon cantaloupe; & F. oxysporum f.sp. niveum pada semangka. Penyakit ni ditemukan di seluruh dunia, namun beberapa jenis terbisa hanya pada lokasi tertentu saja. Seperti halnya penyakit alternaria, penyakit ni hanya menyerang satu jenis tanaman saja. Tanaman terserang bolh terjadi pada berbagai tahap pertumbuhan. Mulai dr bibit hingga tanaman tua. Baik saat bibit maupun tanaman dewasa , serangan penyakit ni bisa meyebabkan layu akhirnya mati. Tandanya bisa dilihat pada jaringan angkut tanaman berubah warna menjadi kuning atau coklat.Penyakit ni bisa bertahan di tanah untuk jangka waktu lama & bolh berpindah dr satu lahan ke lahan lain melalui mesin - mesin pertanian, seresah daun telah terserang, maupun air irigasi. Suhu tanah tinggi sangat sesuai untuk perkembangan penyakit ini. Adapun pengendalian nya bisa dilakukan dgn: menggunakan varietas tahan bila memungkinkan. Hindr lahan telah diketahui mengandung penyakit ini. Cucilah peralatan saat berpindah dr lahan satu ke lahan lainnya. Lahan tergenangi untuk padi bisa mengurangi keberadaan penyakit di tanah.
Downy Mildew
Downy Mildew termasuk penyakit paling merusak pada tanaman timun-timunan disebabkan olh jamur Pseudoperonospora cubensis. Penyakit ni banyak terbisa pada mentimun & melon, tetapi sesekali menyerang bisa merusak seluruh tanaman timun-timunan. Gejala timbul biasanya terjadi pada daun berupa bercak kekuningan berubah dr kecoklatan menjadi coklat tua. Saat kelembaban tinggi, timbulnya spora menjadi bukti pada bagian bawah daun luka dimana spora tadi masuk ke dalam daun melalui stomata & menghasilkan spora berwarna. Penyakit ni adalah parasit bisa berada pada tanaman diCara Budidayakan, tanaman local / induk, ataupun jenis timun-timunan liar di daerah tropis & subtropics.
Spora terbawa olh udara atau percikan air hujan menjadi penyebab utama penyebaranya. Selain itu, adanya perbedaan suhu tinggi ditambah dgnkelembaban tinggi dr embun , kabut, atau hujan mempengaruhi pesatnya penyebaran sporanya. Pengendalian bisa dilakukan dgnmenggunakan varietas tahan bila ada. Penyemprotan fungisida Starmyl 25WP dicampur Victory 80WP sangat dianjurkan jika tak ada varietas tahan & guna mencegah serta mengendalikan penyakit agar tak meluas.
Late Blight
Busuk Daun atau Late Blight adalah penyakit busuk pada tanaman tomat disebabkan olh jamur Phytophthora infestans. Penyakit ni ditemukan di iklim sedang & daerah datarn tinggi tropis. Penyakit late blight ni tak hanya menyerang bagian daun saja melainkan juga batang serta buahnya. Pada bagain daun serangan ditandai dgnmunculnya potongan - potongan kecil tak beraturan & berair serta menutupi bagian terbesar daun. Pembentukan spora jamur bisa dilihat pada sisi bawah daun & berwarna putih. Kemudian luka mengering & menjadi coklat. Akhirnya terjadi bercak pada seluruh daun. Pada bagian batang penyakit ni ditandai dgnmuncul luka - luka kecil tak beraturan & berair & bisa mematikan bagian batang & tangkai daun terserang, atau menempel, & membentuk luka berwarna coklat tua. Sedangkan pada bagian buahnya ditunjukkan dgnpermukaan halus, kehijauan hingga coklat, bagian memiliki bentuk tak beraturan tersebut membuat buah menjadi kasar & permukaan buah menjadi ulet. Luka bisa melebar pada seluruh buah.
Daun basah dalam waktu lama dr seringnya hujan atau embun, serta kondisi suhu dingin hingga sedang adalah kondisi sesuai untuk perkembangan penyakit ini. Adanya cuaca kering & panas bisa menghentikan perkembangan penyakit ini.
Jamur penyebab penyakit busuk daun bisa bertahan pada tanaman tomat & kentang terutama pada umbi kentang. Tetapi tak bisa bertahan pada jaringan melapuk. Spora menyebar melalui angin & percikan air hujan. Air berada di permukaan tanaman pun bolh menyebabkan perkecambahan & penyerangan spora. Pengendalian bisa dilakukan dgnmemberikan fungisida seperti Starmyl 25WP (Metalaksil), Victory 80WP (Mancozeb), Kocide 77WP (tembaga hidroksida). Gunakan tanaman bebas hama & penyakit. Hindr penanaman tomat dekat lahan kentang atau lahan sebelumnya pernah ditanami kentang. Bakar seresah tanaman tomat atau kentang terinfeksi. Beberapa tanaman memiliki ketahanan terhadap jenis 0, tapi tak tahan terhadap jenis 1.
Bacterial Wilt
Seperti halnya pada tanaman cabe, penyakit layu bakteri juga bolh menyerang tanaman tomat. Namun, penyebabnya ; Ralstonia solanacearum, sebelumnya dikenal dgnPseudomonas solanacearum. Serangan paling parah terbisa di daerah tropis & subtropics dgncurah hujan tinggi. Penyakit layu bakteri menyerang hanya pada beberapa kelompok tanaman saja. Gejala awal ditunjukkan berupa layu pada daun - daun pucuk, dua hari kemudian layu mendadak & permanent. Akar adventis bisa berkembang pada batang utama. Gejala tambahan berupa pencoklatan pada jaringan pembuluh, jaringan gabus berair & diikuti pencoklatan & kemudian pecoklatan jaringan kortek dekat dgntanah. Aliran masa bakteri bisa dilihat ketika potongan batang masih segar dicelupkan dalam air.
Diantara beberapa tanaman hortikultura ada, tomat adalah tanaman paling peka terhadap penyakit ini. Bakteri penyebab layu ni ternyata bisa bertahan di dalam tanah dalam waktu lama meskipun tanpa adanya tanaman inang. Bakteri ni menembus akar melalui luka, bisa disebabkan olh serangga, nematode & luka akibat praktek Cara Budidaya. Suhu & kelembaban tanah tinggi sangat kondusif / cocok untuk pertumbuhan penyakit ini. Hingga saat ni belum ada pengendalian secara kimiawi effektif . Namun untuk pencegahan sebaiknya sebelum tanam, perlu dilakukan sterilisasi tanah atau pengasapan bedengan. Pergiliran system tanam dgntanaman tahan kurang berhasil, namun demikian pergiliran dgntanaman padi bisa mengurangi gejala sengan penyakit layu bakteri. Varietas toleran bisa bertahan hingga 70 – 80%. Gunakan bedgn tinggi agar drainase bisa berjalan baik. Menjaga tanah agar tetap pada pH 5.5 atau lebih tinggi. Hindr penggunaan lahan telah terinfeksi olh nematode.
Blossom End Rot
Busuk Ujung Buah atau Blossom End Rot juga termasuk penyakit penting pada tanaman tomat terutama di musim hujan. Penyakit ni ditandai dgnadanya luka berwarna kecoklatan sampai coklat tua pada bagian ujung buah nampak cekung. Luka tersebut membesar & menjadi lebih cekung & kulit mengelupas, kemudian diikuti olh busuk kering. Jamur berwarna hitam tumbuh pada permukaan luka. Busuk ujung buah bukanlah disebabkan olh penyakit namun lebih disebabkan olh kekurangan unsur kalsium. Kondisi musim hujan ada berdampak pada berkurangnya serapan unsur kalsium pada tanaman tomat antara lain hingga menimbulkan fluktuasi kelembaban tanah maupun kemasaman tanah, penggunaan nitrogen dalam bentuk ammonium, pemupukan nitrogen berlebihan, kelembaban relatif tinggi & kerusakan akar. pada akhirnya menyebabkan kerusakan. Agar tak terjadi hal seperti ni maka dianjurkan : menggunakan varietas lebih tahan terhadap penyakit ini. Jika perlu, berikan kapur atau pemupukan kalsium sebelum tanam. Irigasi selama cuaca kering & gunakan mulsa agar kelembaban tanah tempat tumbuh tanaman konstan. Perawatan tanaman harus hati - hati untuk mengurangi resiko kerusakan akar. Hindr penggunaan pupuk nitrogen berlebihan, khususnya dalam bentuk ammonium. Hindr pula lahan sulit diairi atau mempunyai tingkat kemasaman tinggi. Penyemprotan pupuk mikro FItomic setiap minggu mulai awal pembentukan buah sangat mengurangi timbulnya penyakit ini.
0 comments:
Post a Comment