Namun pengembangannya relatif berhasil di negara beriklim subtropis seperti Hawaii, & di negara beriklim temperate seperti Belanda. Anthurium adalah tanaman tumbuh sendiri pada media tumbuhnya (terrestrial), tetapi ada pula hidup menempel pada tanaman lain or epifit (Riffle 1998).
Di Indonesia anthurium bisa beradaptasi dgn baik, mulai dataran rendah sampai tinggi. Pada ketinggian 1.400 m dpl, tanaman ini membutuhkan intensitas cahaya matahari antara 30-60%. Apabila intensitas cahaya terlalu tinggi, maka tanaman akan menguning & warna daunnya memudar. Sebaliknya apabila intensitas cahaya terlalu rendah, maka per- tumbuhan tanaman menjadi lambat, produktivitas bunga menurun, & batang menjadi lunak.
Budi daya anthurium berkembang pesat di Indonesia, terutama di sentra produksi tanaman hias Jawa Barat (Lembang Bandung, Sukabumi, Cianjur, & Bogor), Jawa Tengah (Ungaran, Bandungan, & Semarang), Jawa Timur (Batu Malang, Tlekung, & Pasuruan), serta Sumatera Utara khususnya daerah Brastagi (Rukmana 1997). PemCara Budidaya- annya menggunakan paranet sebagai naungan, & paling baik ; memiliki 70% daya serap sinar matahari. Suhu diperlukan tanaman ini berkisar antara l8-200C pada malam hari, & 27 -30 C pada siang hari, dgn kelembapan 50-90% (Rosario 1991).
Perbanyakan anthurium bisa dilakukan dgn cara generatif (biji) maupun vegetatif (pemecahan anakan or setek). Penyerbukan sendiri (selfpollnation) jarang terjadi sehingga harus dilakukan penyerbukan silang (cross pollination) secara buatan. Teknik ini adalah cara per- banyakan generatif paling tepat, terutama dlm ke- giatan pemuliaan untuk menghasilkan biji Fl hibrida, selanjutnya adalah langkah untuk melahirkanjenis baru lebih bervariasi.
Persilangan buatan akan berhasil apabila diperhatikan faktor-faktor berikut ini: (1) induk silangan akan di- gunakan, (2) metode, & (3) waktu penyilangan. Dgn melakukan seleksi tetua unggul sebagai induk silang- an akan diperoleh bibit baik dgn keunggulan diturunkan dr induknya.
Tujuan percobaan ini ; untuk mendapatkan hasil silangan anthurium dgn variasi lebih baik. Diharap- kan hasil silangan tersebut bisa menambah keaneka- ragaman hayati serta nilai ekonomis tanaman tersebut.
BAHAN & METODE
Bahan digunakan ; beberapa tanaman anthurium jenisnya berbeda. Sebagai tetua betina ; jenis Sunset, Champion, Midori, Lady Jane Orange, Aromatic, Lady Jane Ungu, & Obake Putih, & untuk tetua jantan ; Laura, Sunset, Pink Exotic, Hawaiian Butterfly, Lady Jane Merah, Midori & Merah Ati. Media digunakan untuk perkecambahan biji ; arang sekam, & untuk komuniti pot or kompot yaitu arang sekam ditambah kompos bambu halus dgn perbandingan 1 : 1. Alat digunakan ; kuas kecil, cawan petri, pot & juga kompot or bak plastik ukuran 45 cm x 35 cm, kertas label, & kantong plastik.
Penyerbukan silang anthurium secara buatan dilaksana- kan di rumah kaca Segunung, Balai Penelitian Tanaman Hias, mulai Juli 2003 hingga Juni 2004. Lokasi berada pada ke- tinggian 1.100 m dpl dgn suhu 24-26 C pada siang hari & l8-20 C pada malam hari serta kelembapan nisbi (Rh) 70- 90%.
Metode persilangan dilakukan ; persilangan antarspesies dr Anthurium andreanum. Sebelum penyi- langan, dilakukan pemilihan or seleksi tetua silangan, baik tetua jantan maupun tetua betina. Dr setiap pasang per- silangan dipilih masing-masing satu tangkai bunga terbaik. Untuk anthurium pot, tetua digunakan ; tanaman berukuran kecil dgn daun or bunga indah. Untuk menghasilkan anthurium bunga potong, dipilih tetua mempunyai bunga indah, sering berbunga, tangkai bunga panjang & kokoh, serta warna bunga bervariasi.
Selanjutnya, dipilih bunga betina sudah siap diserbuki, yaitu antara 2-3 minggu setelah bunga mekar (Rosario 1991). Tanda bunga sudah siap diserbuki ada- lah pada spadiks bunga terjadi sekresi madu (berlendir) & apabila dipegang akan teras a licin or lengket. Secara visual hal ini bisa dilihat dgn adanya serangga penyerbuk or semut pada spadiks tersebut. Untuk bunga jantan dipilih bunga telah mengeluarkan pollen or serbuk sari dr spadiks, berwama kuning, & berbentuk tepung (Gambar 1). Dgn bantuan kuas or langsung dgn tangan, pollen ditampung ke dlm cawan petri & selanjutnya dioleskan pada stigma or spadiks bunga betina telah siap diserbuki. Alur kerja penyilangan anthurium disajikan pada Gambar 2.
Penyerbukan dilakukan pada pagi hari pukul 07.00-10.00 saat udara masih segar, & or sore hari pukul15.00-l7.00 saat udara kembali dingin. Tanaman sudah diserbuki diberi label memuat keterangan tentang tetua betina & tetua jantan, waktu penyilangan (tanggal, bulan & tahun), & nama penyilang. Selanjutnya, bunga betina di- kerudungi or ditutup menggunakan kantong plastik & dibiarkan tertutup selama 2 minggu.
HASIL & PEMBAHASAN
Waktu Penyerbukan
Jumlah biji dihasilkan bervariasi antara 15-393 biji. Dr sembilan pasang persilangan diperoleh 1.308 biji hasil per- silangan. Keberhasilan tertinggi diperoleh pada pasangan persilangan Obake putih x Pink Exotic, diikuti oleh Midori x Pink Exotic, Champion x Laura, & Lady Jane x Merah Ati masing-masing lebih dr 130 biji. Keberhasilan tinggi menunjukkan bahwa pasangan tetua tersebut mempunyai kompatibilitas tinggi. Lima pasangan tetua lainnya cuma menghasilkan 15-58 biji (Tabel l).
Berdasarkan kegiatan dilaksanakan, peluang ke- berhasilan penyerbukan anthurium cukup tinggi terutama penyerbukan pada pagi hari mencapai 90%. Keberhasil- an penyerbukan pada sore hari cuma mencapai 70%. Hal ini terkait erat dgn suhu di rumah kaca masih panas. Namun, perbedaan persentase keberhasilan tersebut tak terlalu j auh, sebesar 20%. Penyerbukan berhasil bisa dilihat dr spadiks dipenuhi oleh tonjolan-tonjolan kecil bulat berjejal, nantinya akan membentuk buah disebut buah beries. Penyerbukan tak berhasil ditandai dgn bunga akan mengering setelah 2 minggu.
Dr 20 kali penyerbukan pada waktu berbeda, yaitu 10 kali pada pagi hari & 10 kali pada sore hari, dihasilkan 1.308 buah beries (Tabel 2). Keberhasilan pe- nyerbukan tersebut tak lepas dr persyaratan standar harus dipenuhi, seperti bahan tanaman silangan, kebersihan alat-alat digunakan serta tak terkontaminasi bahan lain, serta waktu & proses penyerbukan.
Pembibitan
Panen Buah
Buah beries dihasilkan dr penyilangan akan masak 6- 7 bulan setelah penyerbukan. Buah bisa dipanen setelah lu- nak, berwarna kuning kecokelatan (Rosario 1991) (Gambar 3).
Pemanenan dilakukan seeara manual dgn memetik se- luruh buah ada pada spadiks. Apaapabila buah masak tak serempak, maka panen dilakukan seeara bertahap dgn mengambil buah masak. Buah belum masak dibiarkan sampai buah siap dipanen (Lestina 2002).
Penyemaian Biji
Buah sudah dipanen dilepaskan dr tongkolnya & dipisahkan dr kulit buahnya dgn eara dipijit. Karena biji anthurium dilapisi daging buah menyerupai lendir, maka biji harus direndam terlebih dahulu. Perendaman dilakukan dgn menggunakan air bersih selama 1 hari or dlm akuades selama 10 menit (Lestina 2002). Setelah itu, biji dieuci pada air mengalir sambil diremas-remas untuk melepaskan lendimya sampai biji bersih & terasa kesat.
Selanjutnya disiapkan media persemaian berupa arang sekam dlm pot berdiameter 15 em, kemudian dibasahi or disiram. Untuk mempertahankan kelembapan, pot diberi alas berupa baki plastik diisi air. Biji sudah bersih disebar di atas media telah disiapkan, kemudian diberi label silangan & tanggal penyemaian, lalu ditutup dgn kaea transparan. Selang 3 hari, keeambah akan mulai tumbuh, ditandai dgn keluamya akar dgn bulu-bulu halus berwama putih & diikuti oleh tumbuhnya kuneup daun pada hari ke- 7. Pada umur 14 hari, penutup dibuka & setelah bibit berumur 30-40 hari, bibit tersebut dipindahkan ke kompot berupa bak plastik berukuran 45 em x 35 em bagian bawahnya sudah dilubangi & diisi media arang sekam + kompos bambu halus dgn perbandingan 1 : 1 (Gambar 4). Bibit ditanam denganjarak 2 em x 2 em. Setelah bibit berumur 3-4 bulan, bibit sudah siap untuk ditanam dlm pot or di lapang.
Pemeliharaan Bibit
Pemeliharaan bibit perlu dilakukan sebaik mungkin, terutama penyiraman & pemupukannya. Penyiraman dilakukan 1-2 kali sehari sesuai dgn keadaan euaea, terutama harus diperhatikanjangan sampai ada air menggenang. Apa apabila keadaan cuaca mendung, penyiraman bisa dilakukan cukup 2 hari sekali.
Untuk mempercepat pertumbuhan, perlu dilakukan pe- mupukan. Pemupukan anthurium bergantung pada media digunakan, kondisi cahaya, umur tanaman, & kultivar anthurium (Lestina 2002). Pemupukan bisa menggunakan dua macam pupuk yaitu pupuk daun untuk menyuburkan daun, & pupuk majemuk untuk memberi nutrisi di daerah perakaran. Takaran digunakan untuk pupuk daun ; 1-1,5 g/1 dgn cara disemprotkan di sekitar daun, dilakukan 1 minggu sekali. Untuk pupuk majemuk NPK, pupuk dilarutkan dlm air dgn takaran 1 g/1 air. Larutan pupuk disiramkan di sekitar akar tanaman & dilakukan 2 minggu sekali.
KESIMPULAN & SARAN
Penyerbukan buatan paling baik pada anthurium ; pada pagi hari antara pukul 07.00-10.00. Dr 20 kali penyerbukan, 10 kali di antaranya dilakukan pada pagi hari, dihasilkan 1.308 (90%) buah beries. Tingkat keberhasilan penyerbukan terkait erat dgn bahan & alat-alat digunakan, waktu, & proses penyerbukan. Berdasarkan hasil ini maka hibridisasi sebaiknya dilakukan pada pagi hari, agar hasil dicapai sesuai dgn tujuan diharap- kan, terutama menkut jumlah & kualitas biji hasil silangan.
DAFTAR PUSTAKA
Lestina, M. 2002. Teknik Cara Budidaya Anthurium. Laporan Kegiatan Praktek Umum. Balai Penelitian Tanaman Hias, Cipanas.
Riffle, R.L. 1998. The Tropical Look. An Encyclopedia of
Landscape Plants for Worldwide Use. Thames and Hudson,
Great Britain. London. p.4 8-49.
Rosario, T.L. 1991. Anthuriums. College of Agriculture. University
ofthe Philippines, Los Banos, College, Laguna, Philippines.
p.46.
Rukmana, R. 1997. Anthurium. Kanisius, Yogyakarta. 55 hIm.
Buletin Teknik Pertanian Vol. 9. Nomor 2, 2004
1 Teknisi Litkayasa Pelaksana Lanjutan dan 2 Teknisi Non kelas pada Balai Penelitian Tanaman Hias, Jl. Raya Ciherang, Pacet, Cianjur
Sumber :http://rawabelong.com
0 comments:
Post a Comment