| 5.1. | Kebutuhan Pakan Kebutuhan ternak terhadap pakan dicerminkan oleh kebutuhannya terhadap nutrisi. Jumlah kebutuhan nutrisi setiap harinya sangat bergantung pada jenis ternak, umur, fase (pertumbuhan, dewasa, bunting, menyusui), kondisi tubuh (normal, sakit) & lingkungan tempat hidupnya (temperatur, kelembaban nisbi udara) serta bobot badannya. Maka, setiap ekor ternak berbeda kondisinya membutuhkan pakan berbeda pula.Rekomendasi diberikan oleh Ba& Penelitian Internasional (National Research Council) mengenai standardisasi kebutuhan ternak terhadap pakan dinyatakan dgn angka-angka kebutuhan nutrisi ternak ruminansia. Rekomendasi tersebut bisa digunakan sebagai patokan untuk menentukan kebutuhan nutrisi ternak ruminansia, akan dipenuhi oleh bahan-bahan pakan sesuai/bahan-bahan pakan mudah diperoleh di lapangan. | 5.2. | Konsumsi Pakan Ternak ruminansia normal (tak dlm keadaan sakit/sedang berproduksi), mengkonsumsi pakan dlm jumlah terbatas sesuai dgn kebutuhannya untuk mencukupi hidup pokok. Kemudian sejalan dgn pertumbuhan, perkembangan kondisi serta tingkat produksi dihasilkannya, konsumsi pakannya pun akan meningkat pula.Tinggi rendah konsumsi pakan pada ternak ruminansia sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal (lingkungan) & faktor internal (kondisi ternak itu sendiri). a) | Temperatur Lingkungan Ternak ruminansia dlm kehidupannya menghendaki temperatur lingkungan sesuai dgn kehidupannya, baik dlm keadaan sedang berproduksi maupun tidak. Kondisi lingkungan tersebut sangat bervariasi & erat kaitannya dgn kondisi ternak bersangkutan meliputi jenis ternak, umur, tingkat kegemukan, bobot badan, keadaan penutup tubuh (kulit, bulu), tingkat produksi & tingkat kehilangan panas tubuhnya akibat pengaruh lingkungan. Apaapabila terjadi perubahan kondisi lingkungan hidupnya, maka akan terjadi pula perubahan konsumsi pakannya. Konsumsi pakan ternak biasanya menurun sejalan dgn kenaikan temperatur lingkungan. Makin tinggi temperatur lingkungan hidupnya, maka tubuh ternak akan terjadi kelebihan panas, sehingga kebutuhan terhadap pakan akan turun. Sebaliknya, pada temperatur lingkungan lebih rendah, ternak akan membutuhkan pakan karena ternak membutuhkan tambahan panas. Pengaturan panas tubuh & pembuangannya pada keadaan kelebihan panas dilakukan ternak dengancara radiasi, konduksi, konveksi & evaporasi. | b) | Palatabilitas Palatabilitas adalah sifat performansi bahan-bahan pakan sebagai akibat dr keadaan fisik & kimiawi dimiliki oleh bahan-bahan pakan dicerminkan oleh organoleptiknya seperti kenampakan, bau, rasa (hambar, asin, manis, pahit), tekstur & temperaturnya. Hal inilah menumbuhkan daya tarik & merangsang ternak untuk mengkonsumsinya. Ternak ruminansia lebih menyukai pakan rasa manis & hambar daripada asin/pahit. Mereka juga lebih menyukai rumput segar bertekstur baik & mengandung unsur nitrogen (N) & fosfor (P) lebih tinggi. | c) | Selera Selera sangat bersifat internal, tetapi erat kaitannya dgn keadaan “lapar”. Pada ternak ruminansia, selera merangsang pusat saraf (hyphotalamus) menstimulasi keadaan lapar. Ternak akan berusaha mengatasi kondisi ini dgn cara mengkonsumsi pakan. Dlm hal ini, kadang-kadang terjadi kelebihan konsumsi (overat) membahayakan ternak itu sendiri. | d) | Status fisiologi Status fisiologi ternak ruminansia seperti umur, jenis kelamin, kondisi tubuh (misalnya bunting or dlm keadaan sakit) sangat mempengaruhi konsumsi pakannya. | e) | Konsentrasi Nutrisi Konsentrasi nutrisi sangat berpengaruh terhadap konsumsi pakan ; konsentrasi energi terkandung di dlm pakan. Konsentrasi energi pakan ini berbanding terbalik dgn tingkat konsumsinya. Makin tinggi konsentrasi energi di dlm pakan, maka jumlah konsumsinya akan menurun. Sebaliknya, konsumsi pakan akan meningkat bila konsentrasi energi dikandung pakan rendah. | f) | Bentuk Pakan Ternak ruminansia lebih menyukai pakan bentuk butiran (hijauan dibuat pellet or dipotong) daripada hijauan diberikan seutuhnya. Hal ini berkaitan erat dgn ukuran partikel lebih mudah dikonsumsi & dicerna. Oleh karena itu, rumput diberikan sebaiknya dipotong-potong menjadi partikel lebih kecil dgn ukuran 3-5 cm. | g) | Bobot Tubuh Bobot tubuh ternak berbanding lurus dgn tingkat konsumsi pakannya. Makin tinggi bobot tubuh, makin tinggi pula tingkat konsumsi terhadap pakan. Meskipun demikian, kita perlu mengetahui satuan keseragaman berat ba& ternak sangat bervariasi. Hal ini bisa dilakukan dgn cara mengestimasi berat badannya, kemudian dikonversikan menjadi “berat ba& metabolis” adalah bobot tubuh ternak tersebut. Berat ba& ternak bisa diketahui dgn alat timbang. Dlm praktek di lapangan, berat ba& ternak bisa diukur dgn cara mengukur panjang ba& & lingkar dadanya. Kemudian berat ba& diukur dgn menggunakan formula:Berat ba& = Panjang ba& (inci) x Lingkar Dada2 (inci) / 661 Berat ba& metabolis (bobot tubuh) bisa dihitung dgn cara meningkatkan berat ba& dgn nilai 0,75 Berat Ba& Metabolis = (Berat Badan)0,75 | h) | Produksi Ternak ruminansia, produksi bisa berupa pertambahan berat ba& (ternak potong), air susu (ternak perah), tenaga (ternak kerja) or kulit & bulu/wol. Makin tinggi produk dihasilkan, makin tinggi pula kebutuhannya terhadap pakan. Apaapabila jumlah pakan dikonsumsi (disediakan) lebih rendah daripada kebutuhannya, ternak akan kehilangan berat badannya (terutama selama masa puncak produksi) di samping performansi produksinya tak optimal. | | 5.3. | Kandungan Nutrisi Pakan Ternak Setiap bahan pakan or pakan ternak, baik sengaja kita berikan kepada ternak maupun diperolehnya sendiri, mengandung unsur-unsur nutrisi konsentrasinya sangat bervariasi, tergantung pada jenis, macam & keadaan bahan pakan tersebut secara kompak akan mempengaruhi tekstur & strukturnya. Unsur nutrisi terkandung di dlm bahan pakan secara umum terdiri atas air, mineral, protein, lemak, karbohidrat & vitamin. Setelah dikonsumsi oleh ternak, setiap unsur nutrisi berperan sesuai dgn fungsinya terhadap tubuh ternak untuk mempertahankan hidup & berproduksi secara normal. Unsur-unsur nutrisi tersebut bisa diketahui melalui proses analisis terhadap bahan pakan dilakukan di laboratorium. Analisis itu dikenal dgn istilah “analisis proksimat”. | 5.4. | Peralatan Pembuatan Pakan Ternak 1) | Macam-Macam Silo Silo bisa dibuat dgn berbagai macam bentuk tergantung pada lokasi, kapasitas, bahan digunakan & luas areal tersedia. Beberapa silo sudah dikenal adalah: a. | Pit Silo: silo dirancang berbentuk silindris (seperti sumur) & di bangun di dlm tanah. | b. | Trech Silo: silo dibangun berupa parit dgn struktur membentuk huruf V. | c. | Fench Silo: silo bentuknya menyerupai pagar or sekat terbuat dr bambu or kayu. | d. | Tower Silo: silo dirancang membentuk sebuah menara menjulang ke atas bagian atasnya tertutup rapat. | e. | Box Silo: silo rancangannya berbentuk seperti kotak. | | 2) | Cara Memformulasi Pakan Dlm memformulasikan penyusunan ransum or pakan, perlu menggunakan Tabel Patokan Kebutuhan Nutrisi. Sebagai contoh kebutuhan nutrisi dlm penyusunan ransum bagi sapi perah ; sebagai berikut : Sapi perah betina muda berat 350 kg, satu setengah bulan menjelang beranak(melahirkan pada umur 36 bulan), membutuhkan pakan dgn kandungan nutrisi sebagai berikut: a. | Kebutuhan hidup pokok & reproduksi : Bahan Kering=6,4 Kg, ME=13 Mcal, Protein=570 gram, Mineral=37 kg. | b. | Laktasi I : Bahan Kering=1,0 Kg, ME=2,02 Mcal, Protein=93,6 gram, Mineral=5 kg. | c. | Sehingga jumlah Bahan Kering=7,4 kg, ME=15,02 kg, Protein=663,6 gram, Mineral=42 gram. | Dr kebutuhan nutrisi tersebut, kebutuhan pakannya bisa diformulasikan dgn suatu metode. Misalnya bahan-bahan pakan tersedia adalah: a. | Rumput gajah: Bahan Kering=16%, ME=0,33 Mcal, Protein=1,8 gram%BK, Mineral=2,5 gram%BK | b. | Rumput Kedele: Bahan Kering=93,5%, ME=3,44 Mcal, Protein=44,9 gram%BK, Mineral=6,3 gram%BK | c. | Bungkil kelapa: Bahan Kering=86%, ME=2,86 Mcal, Protein=18,6 gram%BK, Mineral=5,5 gram%BK | Rumput gajah akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan kering sebanyak 80% = 80/100X7,4 kg = 5,92 kg BK. Maka kandungan protein sudah bisa dipenuhi rumput adalah: sebanyak = 1,8/100 X 5,92 kg = 106,56 gram protein. Kekurangan: Bahan kering = 7,4 - 5,92 kg = 1,48 kg Protein = (663,6 - 106,56) gram = 557,04 kg or 557,04/1480 X 100% = 37,64%. Bungkil kedelai akan memenuhi kekurangan tersebut sejumlah: 19,04/26,3 X 1,48 kg = 1,07 kg BK. Bungkil kelapa akan memenuhi kekurangan tersebut sejumlah: 7,26/26,3 X 1,48 kg = 0,41 kg BK. Jadi, jumlah bahan pakan segar dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan ternak dgn kondisi tersebut di atas adalah: Rumput gajah = 5,92 X 100/16 kg = 37 kg Bungkil kedelai = 1,07 X 100/93,5 kg = 1,14 kg Bungkil kelapa = 0,41 X 100/86 kg = 0,48 kg. | 3) | Teknologi Pakan Teknologi pakan ternak ruminansia meliputi kegiatan pengolahan bahan pakan bertujuan meningkatkan kualitas nutrisi, meningkatkan daya cerna & memperpanjang masa simpan. Sering juga dilakukan dgn tujuan untuk mengubah limbah pertanian kurang berguna menjadi produk berdaya guna.Pengolahan bahan pakan dilakukan secara fisik (pemotongan rumput sebelum diberikan pada ternak) akan memberi kemudahan bagi ternak mengkonsumsinya. Pengolahan secara kimiawi (dgn menambah beberapa bahan kimia pada bahan pakan agar dinding sel tanaman semula berstruktur sangat keras berubah menjadi lunak sehingga memudahkan mikroba hidup di dlm rumen untuk mencernanya. Banyak teknik pengolahan telah dilakukan di negara-negara beriklim subtropis & tropis, akan tetapi sering menyebabkan pakan menjadi tak ekonomis & masih memerlukan teknik-teknik untuk memodifikasinya, terutama dlm penerapannya di tingkat peternak. Beberapa teknik pengolahan bahan pakan mudah dilakukan di lapangan adalah: a. | Pembuatan HayHay ; tanaman hijauan pakan ternak, berupa rumputrumputan/ leguminosa disimpan dlm bentuk kering berkadar air: 20-30%. Pembuatan Hay bertujuan untuk menyeragamkan waktu panen agar tak mengganggu pertumbuhan pada periode berikutnya, sebab tanaman seragam akan memilik daya cerna lebih tinggi. Tujuan khusus pembuatan Hay ; agar tanaman hijauan (pada waktu panen berlebihan) bisa disimpan untuk jangka waktu tertentu sehingga bisa mengatasi kesulitan dlm mendapatkan pakan hijauan pada musim kemarau. Ada 2 metode pembuatan Hay bisa diterapkan yaitu: a) | Metode Hamparan Adalah metode sederhana, dilakukan dgn cara meghamparkan hijauan sudah dipotong di lapangan terbuka di bawah sinar matahari. Setiap hari hamparan di balik-balik hingga kering. Hay dibuat dgn cara ini biasanya memiliki kadar air: 20 - 30% (tanda: warna kecoklat-coklatan). | b) | Metode Pod Dilakukan dgn menggunakan semacam rak sebagai tempat menyimpan hijauan telah dijemur selama 1 - 3 hari (kadar air ±50%). Hijauan akan diolah harus dipanen saat menjelang berbunga (berkadar protein tinggi, serat kasar & kandungan air optimal), sehingga hay diperoleh tak berjamur (tak berwarna “gosong”) akan menyebabkan turunnya palatabilitas & kualitas. | | b) | Pembuatan SilaseSilase ; bahan pakan ternak berupa hijauan (rumput-rumputan or leguminosa) disimpan dlm bentuk segar mengalami proses ensilase. Pembuatan silase bertujuan mengatasi kekurangan pakan di musim kemarau or ketika penggembalaan ternak tak mungkin dilakukan. Prinsip utama pembuatan silase: a) menghentikan pernafasan & penguapan sel-sel tanaman. b) mengubah karbohidrat menjadi asam laktat melalui proses fermentasi kedap udara. c) menahan aktivitas enzim & bakteri pembusuk. Pembuatan silase pada temperatur 27-35 derajat C., menghasilkan kualitas sangat baik. Hal tersebut bisa diketahui secara organoleptik, yakni: a) mempunyai tekstur segar b) berwarna kehijau-hijauan c) tak berbau d) disukai ternak e) tak berjamur f) tak menggumpal Beberapa metode dlm pembuatan silase: 1. | Metode Pemotongan |
| - Hijauan dipotong-potong dahulu, ukuran 3-5 cm - Dimasukkan kedlm lubang galian (silo) beralas plastik - Tumpukan hijauan dipadatkan (diinjak-injak) - Tutup dgn plastik & tanah | 2. | Metode Pencampuran |
| Hijauan dicampur bahan lain dahulu sebelum dipadatkan (bertujuan untuk mempercepat fermentasi, mencegah tumbuh jamur & bakteri pembusuk, meningkatkan tekanan osmosis sel-sel hijauan. Bahan campuran bisa berupa: asam-asam organik (asam formiat, asam sulfat, asam klorida, asam propionat), molases/tetes, garam, dedak padi, menir /onggok dgn dosis per ton hijauan sebagai berikut: - asam organik: 4-6kg - molases/tetes: 40kg - garam : 30kg - dedak padi: 40kg - menir: 35kg - onggok: 30kg Pemberian bahan tambahan tersebut harus dilakukan secara merata ke seluruh hijauan akan diproses. Apaapabila menggunakan molases/tetes lakukan secara bertahap dgn perbandingan 2 bagian pada tumpukan hijauan di lapisan bawah, 3 bagian pada lapisan tengah & 5 bagian pada lapisan atas agar terjadi pencampuran merata. | 3. | Metode Pelayuan |
| - Hijauan dilayukan dahulu selama 2 hari (kandungan bahan kering 40% - 50%) - Lakukan seperti metode pemotongan | | c) | AmoniasiAmoniasi adalah proses perlakuan terhadap bahan pakan limbah pertanian (jerami) dgn penambahan bahan kimia: kaustik soda (NaOH), sodium hidroksida (KOH) or urea (CO(NH2) 2. Proses amoniasi bisa menggunakan urea sebagai bahan kimia agar biayanya murah serta untuk menghindr polusi. Jumlah urea diperlukan dlm proses amoniasi: 4 kg/100 kg jerami. Bahan lain ditambahkan yaitu : air sebagai pelarut (1 liter air/1 kg jerami). | d) | Pakan PemacuAdalah sejenis pakan berperan sebagai pemacu pertumbuhan & peningkatan populasi mikroba di dlm rumen, sehingga bisa merangsang penambahan jumlah konsumsi serat kasar akan meningkatkan produksi. Molases sebagai bahan dasar pakan pemacu adalah bahan pakan bisa difermentasi & mengandung beberapa mineral penting. Bisa memperbaiki formula menjadi lebih kompak, mengandung energi cukup tinggi sehingga bisa meningkatkan palatabilitas serta citarasa. Urea adalah bahan pakan sumber nitrogen bisa difermentasi. Setiap kilogram urea mempunyai nilai setara dgn 2,88 kg protein kasar (6,25X46%). Dlm proporsi tertentu mempunyai dampak positif terhadap peningkatan konsumsi serat kasar & daya cerna. 1. | Proses Pembuatan Dilakukan dlm suasana hangat & bertahap : - Molases (29% dr total formula) dipanaskan pada suhu ± 50 derajat C. - Buat campuran I (tapioka 16%, dedak padi 18%, bungkil kedelai 13%). - Buat campuran II (urea: 5%, kapur 4%, garam 9%). - Buat campuran III (tepung tulang 5% & mineral 1%). - Buat campuran IV dr campuran I, II, III diaduk merata. - Masukkan campuran IV sedikit sedikit ke dlm molases, diaduk hingga merata (±15 menit). - Masukkan dlm mangkok/cetakan kayu beralas plastik & padatkan. - Simpan di tempat teduh & kering. | 2. | Kualitas Nutrisi Hasil analisis proksimat, pakan pamacu dibuat dgn formulasi tersebut mempunyai nilai nutrisi sebagai berikut: Energi 1856 Kcal, protein 24%, kalsium 2,83% & fosfor 0,5%. | 3. | Jumlah & Metode Pemberian Pemberian pakan pamacu bisa meningkatkan konsentrasi amonia dlm rumen dr (60-100) mgr/liter menjadi 150-250 mgr/liter. Jumlah pemberian pakan pemacu disesuaikan dgn jenis & berat ba& ternak. Untuk ternak ruminansia kecil (domba/kambing) maksimum 4 gram untuk setiap berat badan. Untuk ternak ruminansia besar (sapi) 2 gram untuk setiap berat ba& & 3,8 gram untuk kerbau. Pemberian pakan pemacu sangat cocok bagi ternak ruminansia digembalakan & diberi sisa tanaman pangan seperti jerami or bahan pakan berkadar protein rendah. | | e) | Pakan PenguatPakan penguat or konsentrat berbentuk seperti tepung ; sejenis pakan komplet dibuat khusus untuk meningkatkan produksi & berperan sebagai penguat. Mudah dicerna, karena terbuat dr campuran beberapa bahan pakan sumber energi (biji-bijian, sumber protein jenis bungkil, kacang-kacangan, vitamin & mineral). Beberapa hal perlu diperhatikan dlm pembuatan pakan penguat: 1. | Ketersediaan Harga Satuan Bahan Pakan Beberapa bahan pakan mudah diperoleh di suatu daerah, dgn harga bervariasi, sedang di beberapa daerah lain sulit didapat. Harga perunit bahan pakan sangat berbeda antara satu daerah & daerah lain, sehingga keseragaman harga per unit nutrisi (bukan harga per unit berat) perlu dihitung terlebih dahulu. | 2. | Standar kualitas Pakan Penguat Kualitas pakan penguat dinyatakan dgn nilai nutrisi dikandungnya terutama kandungan energi & potein. Sebagai pedoman, setiap Kg pakan penguat harus mengandung minimal 2500 Kcal energi & 17% protein, serat kasar 12%. | 3. | Metode & Teknik Pembuatan Metode formulasi untuk pakan penguat ; metode simultan, metode segiempat bertingkat, metode aljabar, metode konstan kontrol, metode ekuasi or metode grafik. | 4. | Prosedur Memformulasi - | Buat daftar bahan pakan akan digunakan, kandungan nutrisinya (energi, potein), harga per unit berat, harga per unit energi & harga per unit protein. | - | Tentukan standar kualitas nutrisi pakan penguat akan dibuat. | - | Memformulasi, dilakukan pada form formulasi. | - | Tentukan sebanyak 2% (pada kolom %) bahan pakan sebagai sumber vitamin & mineral. | - | Tentukan sebanyak 30% bahan pakan mempunyai kandungan energi lebih tinggi daripada kandungan energi pakan penguat, tetapi harga per unit energinya paling murah (bisa digunakan lebih dr 1 macam bahan pakan). | - | Tentukan sebanyak 18% bahan pakan mempunyai kandungan protein lebih tinggi daripada kandungan protein pakan penguat, tetapi harga per unit proteinnya paling murah. | - | Jumlahkan (% bahan, Kcal energi, % protein & harganya), maka 50% formula sudah diperoleh. | - | Lakukan pengecekan kualitas dgn membandingkan kualitas nutrisi %0% formula dgn kualitas nutrisi 50% pakan penguat. | | | | | |
0 comments:
Post a Comment