1. | SEJARAH SINGKAT |
| Cara Budidaya kodok telah dilakukan di beberapa negara, baik negara beriklim panas maupun beriklim 4 musim. Tercatat negara-negara Eropa telah memCara Budidayakan kodok antara lain : Prancis, Belanda, Belgia, Albania, Rumania, Jerman Barat, Inggris, Denmark & Yunani, Amerika Serikat & Meksiko. Sedangkan di Asia, Cina, Bangladesh, Indonesia, Turki, India & Hongkong telah memCara Budidayakan kodok.
Sejarah kodok tak diketahui asalnya, karena hampir ditemukan di manamana, karena kemampuannya untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitarnya. Kodok banyak diCara Budidayakan di Indonesia (Rana catesbeiana ) berasal dr Taiwan, kendati kodok itu semula berasal dr Amerika Selatan. |
2. | SENTRA PETERNAKAN |
| Mulanya uji coba Cara Budidaya kodok dilakukan di Klaten (Balai bibit ikan), kemudian meluas ke Jawa tengah. Di Jawa Barat pemCara Budidayaan kodok banyak ditemui di daerah pesisir Utara, disamping memCara Budidayakan kodok masyarakat pesisir Utara juga menangkap dr alam. Kemudian di Sumatera Barat & Bali juga adalah sentra pemCara Budidayaan kodok. |
3. | J E N I S |
| Kodok tergolong dlm ordo Anura, yaitu golongan amfibi tanpa ekor. Pada ordo Anura terbisa lebih dr 250 genus terdiri dr 2600 spesies.
Terbisa 4 jenis kodok asli Indonesia di konsumsi oleh masyarakat kita yaitu: 1) | Rana Macrodon (kodok hijau), berwarna hijau & dihiasi totol-totol coklat kehijauan & tumbuh mencapai 15 cm. | 2) | Rana Cancrivora (kodok sawah ), hidup di sawah-sawah & badannya bisa mencapai 10 cm, ba& berbercak coklat dibadannya. | 3) | Rana Limnocharis (kodok rawa), mempunyai daging rasanya paling enak, ukurannya cuma 8 cm. | 4) | Rana Musholini (kodok batu/raksasa). Cuma terbisa di Sumatera, terutama Sumatera Barat. mencapai berat 1.5 kg. & panjang mencapai 22 cm. | |
4. | MANFAAT |
| Daging kodok ; sumber protein hewani tinggi kandungan gizinya. Limbah kodok tak dipakai sebagai bahan makanan manusia bisa dipakai untuk ransum binatang ternak, seperti itik & ayam. Kulit kodok telah terlepas dr badannya bsa diproses menjadi kerupuk kulit kodok. Kepala kodok sudah terpisah bisa diambil kelenjar hipofisanya & dimanfaatkan untuk merangsang kodok dlm pembuahan buatan. Daging kodok dipercaya bisa menyembuhkan beberapa penyakit. |
5. | PERSYARATAN LOKASI |
| 1) | Ketinggian lokasi ideal untuk Cara Budidaya kodok ; 1600 dpl. | 2) | Tanah tak terlalu miring namun & tak terlalu datar, kemiringan ideal 1- 5%, artinya dlm jarak 100 m jarak kemiringan antara ujung-ujungnya 1-5 m. | 3) | Air jernih or sedikit tercampur lumpur tersedia sepanjang masa. Air jernih akan memperlancar proses penetasan telur. | 4) | Kodok bsa hidup di air bersuhu 2–35 drajat C. Suhu saat penetasan telur ialah anata 24–27 derajat C, dgn kelembaban 60–65%. | 5) | Air mengandung oksigen sekitar 5-6 ppm, or minimum 3 ppm. Karbondioksida terlarut tak lebih dr 25 ppm. | 6) | Dekat dgn sumber air & diusahakan air bsa masuk & keluar dgn lancar & bebas dr kekeringan & kebanjiran. | |
6. | PEDOMAN TEKNIS CARA BUDIDAYA |
| 6.1. | Penyiapan Sarana & Peralatan 1) | Kolam Dlm proses pembuatan kolam, tak boleh cuma menggali or menimbun saja melainkan harus menggabungkan keduanya sehingga akan mendapatkan bentuk & konstruksi kolam ideal.
Untuk memasukkan air ke dlm kolam diperlukan saluran konstruksinya dibuat dr pasangan bata merah or batako diperkuat dgn semen & pasir. Bentuk dr saluran ini biasanya trapesium terbalik & pada beberapa tempat pemasukan air ke kolam dibuat kobakan kecil untuk menjebak air agar mudah masuk kedlm kolam-kolam.
Kolam diperlukan antara lain: kolam perawatan kodok, kolam penampungan induk sebelum dikawinkan, kolam pemijahan, kolam penetasan, kolam perawatan kecebong, kolam pembesaran percil & kolam pembesaran kodok remaja. Kebutuhan kolam ini masih ditambah dgn kolam pemeliharaan calon induk. a. | Kolam Perawatan Kodok Luasnya 15 meter persegi dgn ukuran 3 x 5 m, terdiri dr dinding tembok 0,40 m & dinding kawat plastik setinggi 1 m, lantainya terbuat dr semen & bata terdiri dr 2/3 bagian kolam terisi air setinggi 10-15 cm & 1/3 bagian kering. | b. | Kolam Pemijahan. Kolam dibuat dr semen & diatasnya dinding kawat plastik. Kedalaman air di kolam ini sekitar 0,30–0,40 m & ditengahnya dibuatkan daratan. Padat pemeliharaan 15 ekor setiap meter perseginya, dgn perbandingan tiga betina & satu jantan. Supaya lebih nyaman, sebaiknya lantai daratan tengah tak berlumpur, & kolam ditanami enceng gondok. Sediakan makanan berupa ikan kecil, ketam & bekicot Masa kawin ditandai dgn suara merdu. Tak lama kemudian, telur mereka mengambang di air kolam & segera dipindahkan ke kolam penetasan. | c. | Kolam Penetasan Kolam penetasan dibuat beberapa buah, dr tembok dgn air sedlm 30 cm & air mengalir or diberi aerasi luas. Luas kolam seluruhnya 10 m2 . | d. | Kolam Kecebong Terdiri dr beberapa kolam masing-masing luasnya berkisar anta 5 m2–6 m2, dgn dasar lantai terbuat dr semen. | e. | Kolam Kodok Muda Di kolam ini kodok dipelihara berumur kurang dr 2 bulan. Dibuat beberapa buah dgn masing-masing luasnya 15 m2, dgn dinding tembok & kawat. Lantai miring dgn daerah air 1/3 bagian dgn kedalaman 15–35 Cm. | f. | Kolam Kodok Dewasa. Pada kolam ini kodok sudah berusia antara 2–6 bulan. Kolam diperlukan terdiri dr 2, dgn masing masing luas kira–kira 20 m2 , dgn konstruksi dasar & dinidng tembok & kawat. Kedalaman air diperlukan antara 30–40 Cm. | | 2) | Mempersiapkan Kolam Produksi Apabila lantai dasar kolam terbuat dr tanah, dasar kolam diolah & dicangkulcangkul & ditebari pupuk sampai dianggap siap huni. Kolam dibiarkan dulu tak terpakai selama sebulan. Selama itu kolam dimasukkan air, didiamkan & dikeluarkan berulang-ulang. Persiapkan alat-alat untuk membuat hujan buatan, baik dr drum bekas maupun dgn menggunakan springkel karena untuk proses perkawinan kodok biasanya terjadi pada masa penghujan.
Sebaiknya kolam ditanami teratai, eceng gondok, genjer & ganggang berfungsi untuk tempat biang kodok bercumbu rayu & menempelkan telurnya serta meningkatkan kualitas air kolam & mempertinggi kandungan oksigen. | | 6.2. | Pembibitan Untuk pemCara Budidayaan kodok banyak dicari ; dr jenis kodok banteng Amerika (Bull frog), diamping rasanya enak juga beratnya bsa sampai 1,5 kg. Bsa juga jenis kodok batu dr Sumatera Barat sampai saat ini belum diCara Budidayakan secara optimal, karena masyarakat masih mengambilnya dr alam.
Adapun syarat ternak baik ; bibit dipilih sehat & matang kelamin. Sehat, tak cacat, kaki tak bengkok & normal kedudukannya, serta gaya berenang seimbang. Pastikan kaki kodok tak mengidap penyakit kaki merah ( red legs ). 1) | Pemilihan Bibit Calon Induk | | Pilihlah kodok sehat & berukuran besar. Disamping itu perhatikan juga tanda-tanda kelamin sekundernya. Pisahkan induk berdasarkan jenis kelaminnya. Pemisahan dilakukan sekitar 1–2 hari dimaksudkan untuk lebih merangsang nafsu diantara mereka apaapabila saatnya mereka dipertemukan.
Untuk induk-induk hendak dikawinkan sebaiknya diberikan makanan cincangan daging bekicot masih segar & makanan buatan lainnya. | 2) | Perawatan Bibit & Calon Induk | | Induk jantan & betina berumur 4 bulan disuntik perangsang pertumbuhan Gonadotropin intramuskular dgn dosis 200-250 IU/ekor/bulan. | 3) | Sistem Pemijahan | | a. | Secara Alami Induk jantan & betina telah dipisah selama 1-2 hari disatukan di kolam pemijahan. Ikan liar bisa mengganggu hasil pemijahan. Perhatikan agar telur kodok tak ikut terbuang air pembuangan. Di sore or pagi hari pada saat suhu mulai menurun, barulah kita perlu membantu kelancaran proses pemijahan, yaitu dgn membuat hujan buatan. | b. | Sistem Hipofisasi Cara mutakhir untuk memijahkan kodok ; dgn cara sistem kawin suntik menggunakan ekstrak kelenjar hipofisa untuk merangsang kodok agar kawin sesuai waktu kita inginkan. Dgn sistem ini kita bsa mengintensifkan pembenihan, mengurangi kematian, merawat telur-telur kodok telah dibuahi dlm tempat tersendiri, memberi jaminan bahwa telur-telur akan terbuahi oleh sperma seluruhnya & tak memerlukan hujan buatan. Penyuntikan pada tubuh betina lazimnya pada punggung, rongga perut & bagian kepala. cara penyuntikan pada rongga perut banyak dipilih. | | 4) | Reproduksi & Perkawinan | | Kodok hendak disuntik ditampung pada akuarium diberi sedikit air & ditutup dgn kawat kasa untuk memudahkan penangkapan. kodokkodok tersebut telah cukup umur & dlm keadaan matang telur. Saat penyuntikan kodok dibalut dgn kain hapa agar tak meronta.
Kodok telah disuntik kemudian dilepas dlm akuarium lain & dipantau setiap jam. Setelah 12 jam, kodok tadi disuntik kembali agar mereka mampu bertelur seluruhnya. Setelah betina 2 kali disuntik & menunjukkan akan bertelur, maka kita mempersiapkan testis dr induk jantan. Sperma dikeluarkan dr testis dgn cara memotongnya dgn jarum kecil tajam & dimasukkan ke cawan petri sudah diisi dgn air kolam bersih. Setelah air dlm cawan menjadi keruh & testis sudah kosong, maka cairan testis dibiarkan selama 10 menit dalam | | 6.3. | Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan pada setiap tahap pertumbuhan kodok, Pertumbuhan & kesehatan kodok terrgantung pada makanan & kecocokan tempat tinggalnya. Kodok diberi makan 1 kali sehari, air di kolam diganti & dibersihkan seminggu sekali. 1) | Sanitasi & Tindakan Preventif | | Telur sudah dibuahi, dipindahkan pada kolam penetasan. Kolam dibersihkan dr hama & kotoran sebelum digunakan. Telur harus dipisahkan dr induknya sehingga telur tak terganggu proses penetasannya & tak dimakan oleh induknya. Memindahkan telur jangan sampai pecah sarangnya or lendirnya. Telur-telur akan menetas setelah 48–72 jam pada suhu air 24–27 derajat C. Apabila sudah menetas dipelihara pada kolam sama selama 10 hari. | 2) | Perawatan Ternak | | Kodok muda telah mengalami metamorphose ditempatkan pada kolam permanen. Pemasukan & pengeluaran air harus diberi penyaring untuk menghindr hama & mencegah kodok lepas ke peraiaran umum. Padat penebaran 50-100 ekor/m2. Apabila kita memelihara jenis kodok banteng tak suka makanan tak bergerak, makanan harus diletakkan dibawah aliran air/pancuran. Setelah berumur 3 bulan, kodok diseleksi berdasarkan kaki belakang, kulit & ukuran badannya. Jumlah di seleksi 20% dr total & dipindahkan ke kolam calon induk, sedangkan sisanya tetap dipelihara sampai masa panen pada umur 4-5 bulan.
Kodok dewasa (matang gonada) untuk bibit unggul, baik jantan maupun betina di suntik dgn kelenjar hiphopisa kodok sebanyak 1 dosis. Penyuntikan dilakukan 1 bulan sekali (apabila memakai sistem hiphopisa) & padat tanam sebanyak 20-25 ekor/m2. | 3) | Pemberian Pakan | | Terbisa berbagai macam makanan bisa diberikan untuk kodok di kolam pembesaran persil maupun di kolam pembesaran kodok remaja. Makanan percil sampai kodok dewasa berupa cincangan daging bekicot,cincangan daging ikan, ulat, belatung, serangga, mie, bakso & berbagai benih ikan serta ketam-ketaman kecil & lainnya. Bisa juga diberikan makanan buatan, dgn meramu makanan buatan kita bsa menyusun sesuai dgn tingkat umur kodok, terkadang sulit dilakukan apaapabila kita memberinya makanan langsung dibisa dr alam. Dgn demikian maka problem sering dialami seperti ukuran makanan lebih besar dr lebar bukaan mulut kodok tak perlu terjadi lagi. | | |
7. | HAMA & PENYAKIT |
| 7.1. | Penyakit, Hama & Penyebabnya Penyakit kodok umumnya disebabkan oleh serangan jamur & bakteri. Paha kaki berwarna merah, luka & kulit melepuh ; penyakit menyerang kodok berumur 1-2 bulan, menular & menyerang sistem saraf, sehingga akan mati dlm beberapa jam. | 7.2. | Pencegahan Serangan Penyakit & Hama Bakteri bsa menyerang kecebong, gejalanya ekor luka & berwarna putih. Penanggulangannya dgn memisahkan kecebong terserang, kolam dibersihkan dgn PK, dosis 0,05 gram/ liter 15 hari sekali, jangan memberikan makanan kandungan proteinnya melebihi dosis 10–15% karena perut kodok akan menjadi kembung. Pengobatan dgn antibiotika streptomisin/tetrasiklin, obat luar dgn penggunaan betadine, or direndam dlm NaCl 0,15 gram/liter air selama 30 menit, diulang sampai 4 kali. | 7.3. | Pemberian Vaksinasi & Obat Pengobatan kaki merah & bisul pada kodok, dgn memandikan kodok dlm larutan Nifurene 50–100 gram/m2 air, or dgn suntikan teramisin 25 mg/kg, or streptomycin 20 mg/kg berat kodok. Penyakit dubur keluar diobati dgn cara pisahkan & istirahatkan 2–3 hari & tak diberi makan. Penyakit lainnya ; dubur keluar (ambaien) pada percil (kodok muda). Untuk mengatasinya, populasi tak boleh terlalu padat & kolam harus bersih & pemberian kadar kalori dlm makanan tak boleh melebihi dosis 3400 cl/kg makanan. | |
8. | P A N E N |
| 8.1. | Hasil Utama Hasil utama dihasilkan ; dagingnya | 8.2. | Hasil Tambahan Sedangkan hasil tambahan bisa diperoleh ; dgn mengolah limbah hasil pemotongan untuk dijadikan silase; dgn penambahan propionat & asam formiat dgn jalan digiling bersama sama maka makanan untuk ternak ini tahan hingga 2 bulan pada suhu sedang. Hasil sampingan lainnya ; dgn dijadikan tepung, dimana kandungan mineral & proteinnya masih cukup tinggi untuk dijadikan bahan tambahan pakan ternak. Kodok tak dijual/afkir bisa diambil hiphofisanya untuk proses pemijahan berikutnya. | 8.3. | Penangkapan Sebelum disiangi, biasanya kodok-kodok tersebut ditempatkan pada penampungan. Tempat penampungan kodok bsa berupa kotak kayu or bak semen drainasenya lancar. | |
9. | PASCA PANEN |
| Proses penanganan pasca panen juga sangatlah mudah. Untuk menjaga agar kodok tetap hidup & segar, maka kita bsa menggunakan karung goni or tas kain dibasahi. Pengangkutan paling aman dilakukan pada pagi hari or sore hari. Apaapabila pengangkutan dilakukan untuk jarak jauh maka perlu dibuatkan kotak kayu didesain secara khusus, & kapasitasnya disesuaikan dgn besarnya kotak kayu tersebut. |
10. | ANALISIS EKONOMI CARA BUDIDAYA |
| 10.1. | Analisis Usaha Cara Budidaya Gambaran analisis ekonomi usaha Cara Budidaya kodok lembu (rana catesbeiana), untuk memperkirakan keuntungan akan diperoleh & untuk menghindr pos-pos tak penting.
Adapun usaha pembenihan kodok skala kecil 200 M2 dgn anggapan sebagai berikut: a. | Luas Tanah : 200 m2 | b. | Luas Kolam : 125 m2 - kolam penyimpanan induk: 9 m2- kolam induk jantan: 3m2 - kolam induk betina: 3 m2 - kolam pemijahan/perkawinan: 9 m2 - kolam penetasan: 8 m2 - kolam kecebong: 21 m2 - kolam percil: 20 m2 - kolam kodok dewasa: 30 m2 - saluran air & lainnya: 22 m2 | c. | Jumlah Induk. - induk betina: 6 ekor, jantan: 4 ekor - induk dikawinkan: 3 betina 2 jantanr - telur dihasilkan sebanyak + 30,000 butir/pemijahan. | d. | Lama pemeliharaan: 5 bulan | e. | Frekuensi pemijahan: 3 kali / setahun | f. | Jenis makanan diberikan : cacing, belatung, anak ikan, cincangan bekicot, tepung dgn kadar protein + 35 %. | Sedangkan perkiraan analisis usaha ekonomi Cara Budidaya kodok sebagai berikut: 1) | Modal investasi |
|
| a. | pembangunan kolam/kandang 125 m2 | Rp. 2.500.000,- |
| b. | alat-alat & induk | Rp. 500.000,- |
|
|
|
| 2) | Modal kerja ( operasional ) |
|
| a. | Biaya tetap - penyusutan bangunan ( 8 % ) | Rp. 200.000,- |
|
| - penyusutan peralatan ( 20 %) | Rp. 100.000,- |
|
| - bunga modal ( 18 %) | Rp. 540.000,- |
|
| - upah ( 1 orang setahun ) | Rp. 360.000,- |
| b. | Biaya variabel - pakan kodok 4.500 kg @ Rp. 250,- | Rp. 1.125.000,- |
|
| - pakan kecebong 200 kg 2 Rp. 400,- | Rp. 80.000,- |
|
| - perbaikan kandang ( 5% ) | Rp. 150.000,- |
|
| - sewa tanah | Rp. 35.000,- |
|
| - administrasi & pemasaran | Rp. 200.000,- |
|
| - lain-lain | Rp. 292.500,- |
| Jumlah modal dibutuhkan | Rp. 6.082.500,- |
|
|
|
| 3) | Penjualan |
|
| a. | Produksi percil 45.000 ekor * @ Rp. 100 | Rp. 4.500.000,- |
| b. | Produksi kodok niaga** 2 x 1.500 @ Rp. 300 | Rp. 900.000,- |
| Jumlah pemasukan | Rp. 5.400.000,- |
|
|
|
| 4) | Biaya Operasional |
|
| a. | Biaya tetap | Rp. 1.200.000,- |
| b. | Biaya variabel | Rp. 1.882.500,- |
| Jumlah biaya operasional | Rp. 3.082.500,- |
|
|
|
| 5) | Pendapatan bersih sebelum pajak | Rp. 2.317.500,- | | | | | 6) | Pajak 15 % | Rp. 347.625,- |
|
|
|
| 7) | Pendapatan bersih | Rp. 1.969.875,- |
|
|
|
| 8) | P V | = 0,61 |
|
|
|
| 9) | Break event point ( B.E.P ) | Rp. 1.843.317,90 |
|
|
|
| 10) | BC | = 1,75 |
|
|
|
| 11) | Waktu pengembalian kredit ( PPC ) | = 1.5 tahun | | 10.2. | Gambaran Peluang Agribisnis Kodok adalah komoditi ekspor nonmigas cukup potensial. Sejak tahun 1969 Indonesia telah mengeskpor paha kodok ke berbagai negar. Bahkan Indonesia sebagai negara pengekspor paha kodok terbesar ketiga setelah India & Bangladesh. Kini semakin langkanya kodok di alam akibat pemburuan besar-besaran sehingga semakin berkurangnya persediaan akan daging kodok. Hal ini menuntut diadakannya Cara Budidaya kodok secara intensif untuk menghasilkan daging kodok masih menjadi Cara Budidaya ekspor bisa memberikan keuntungan. | |
11. | DAFTAR PUSTAKA |
| 1) | Susanto, Heru, Cara Budidaya Kodok Unggul, Penebar Swadaya, jakarta 1998,126 hal | 2) | MemCara Budidayakan Katak Hijau di Pekarangan, Sinar Tani, 23 Juni 1993 | 3) | Cara Budidaya Kodok Lembu, Dinas Perikanan Propinsi DT I Jawa Barat,1990 | 4) | Pengganggu Kodok Lembu, Tumbuh, Oktober 1992. | 5) | Triwibowo,R,drh, Teknik Pemijahan Ternak Kodok, Trubus, 10 oktober 1993. | 6) | Cara Budidaya Kodok Unggul, Trubus, Oktober 1989. | 7) | Limbah Kodok Alternatif Tepung Ikan, Surabaya Post, 6 Juli 1993. | 8) | Tepung Kodok Pakan Ternak Berprotein Tinggi, Agrobis, 8 Nopember 1993 | |
12. | KONTAK HUBUNGAN 1) | Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829 | 2) | Kantor Menteri Negara Riset & Teknologi, Deputi Bidang Pendayagunaan & Pemasyarakatan Iptek, Gedung II BPPT Lantai 6, Jl. M.H.Thamrin No. 8, Jakarta 10340, Indonesia, Tel. +62 21 316 9166~69, Fax. +62 21 310 1952, Situs Web: http://www.ristek.go.id | |
| |
| Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas |
0 comments:
Post a Comment