Thursday, December 4, 2008

Tanaman Bakau Jenis Rhyzophora mucronata

Areal Pertumbuhan Rhyzophora mucronata

Jenis tanaman ni dominan tumbuh di Pulau Bali bagian Barat & Pulau Lombok, yaseperti itupada areal di Permukaan garis pantai & kadang-kadang pada pantai berpasir.

pada habitatnya baik, jenis tanaman ni bisa mencapai tinggi 30 meter, tetapi di bali & Lombok tingginya hanya mencapai 20 meter.

Sosok Tanaman Bakau Jenis Rhyzophora mucronata

1. Perakaran

sifat jangkauan perakaran berkembang dgnbaik, ukuran jangkauan perakaran sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman pada lokasi pohon tersebut.

2. Pohon

Pada saat tanaman ni masih muda, kulit pohonnya kelabu, lentisel pada batangnya berwarna terang.

3. Daun

Bentuk daun jenis Rhyzophora mucronata ; paling lebar dibandingkan dgnjenis Rhyzophora lainnya. Permukaan daun bagian atas berwarna hijau tua sampai hijau kekuning-kuningan. Panjang daun 13-23 cm & lebarnya 8-12 cm berbentuk elips atau oval telur.

4. Bunga

Bunga dalam satu malai banyaknya 4-16 biji, calix panjangnya 14-16 mm dgnlebar 7-9 mm, berwarna hijau kekuning-kuningan pada saat masih muda. daun bunganya terdiri dr 4 helai. Benang sarinya pendek yaseperti itu1-2 mm & indung telurnya 3-4 mm pada kepala putik.

5. Buah

Ukuran buah Rhyzophora mucronata panjangnya 6-8 cm & lebarnya 2-3 cm, panjang benih rata-rata 90 cm, meruncing ke bagian ujung. Benih ni berbentuk batang setelah menancap di lahan pertumbuhannya.


TEKNIK PENYIAPAN BIBIT & PENANAMAN BAKAU JENIS Rhyzophora mucronata

Teknik Penyiapan Bibit Bakau Jenis Rhyzophora mucronata

1. Penyiapan Tempat Penyapihan untuk Pembuatan Persemaian

Tempat penyapihan diusahakan berada pada tempat lapang datar & tak jauh dr lokasi penanaman & terjangkau olh keadaan pasang surut air laut yaseperti itupaling tak 30 kali dalam sebulan.

Jika hal ni tak terpenuhi, maka diperlukan adanya kegiatan tambahan berupa penyiraman dgnair laut yaseperti itusebanyak 2 kali setaip hari yaseperti itusetiap pagi & sore. Areal persemaian dipergunakan untuk pembuatan bedeng seluas 70% & 30% lagi untuk keperluan sarana prasarana seperti jalan inspeksi, saluran air, gubuk kerja & bangunan lainnya.

1. Penyiapan Media

* Penyiapan media untuk pengisian pot/kantong plastik, media diambilkan di sekitar lokasi persemaian, dgnkomposisi campuran media berupa campuran tanah & pasir dgnperbandingan 2:1.

* Untuk memudahkan pengambilan & pengangkutan media ke pondok kerja atau lokasi pengisian kantong plastik (pooting house), bisa dilakukan dgnmenggunakan alat angkut seperti box & atau dgnmenggunakan kendaraan pengangkut.

* Tanah/media untuk mengisi kantong plastik agar diayak terlebih dahulu hingga media tersebut bersih terpisah dr bahan bebatuan maupun sampah plastik & lain-lain.

* Media hasil ayakan kemudian dimasukkan ke dalam pot/kantong plastik untuk selanjutnya siap dipindahkan ke bedeng semai.

2. Pembuatan Bedeng Sapih/Bedeng Semai

* Bedeng sapih bisa dibuat berukuran 1 x 5 m atau 1 x 10 m sesuai dgnkeperluan & arahnya memanjang ke Utara-Selatan.

* Bedeng sapih diberi batas berupa belahan bambu atau papan, agar kantong plastik tak terguling olh aliran pasang surut air laut. Untuk menghindr serangan kepiting pada bagian sisi/pinggir bambu atau papan tersebut bisa dilapisi plastik.

* Bedeng diberi naungan dgnmenggunakan anjang-anjang beratap dgnketinggian kurang lebih 1 m dgndaya naung sekitar 50% - 75%. Naungan ni kelak dibuka 1 bulan setelah bibit siap dipindahkan ke lapangan/areal penanaman.

* Polybag/kantong plastik sudah terisi dgnkomposisi campuran tanah & pasir 2 : 1, selanjutnya ditata dalam bedeng telah diberi naungan.

3. Pengadaan Benih

Pengumpulan benih dilakukan secara langsung memetik atau mengumpulkan benih sudah jatuh di sekitar pohon induk.

* Memetik langsung dr pohon induk

Pemetikan benih secara langsung dr pohon induk memerlukan ketrampilan & pengetahuan khusus, terutama dalam menilai atau memilih benih sudah matang & berkualitas baik. Usahakan jangan sampai merusak/memotong cabang maupun ranting dr pohon induk tersebut.

Kegiatan ni bisa dilakukan dgncara :

o Memanjat atau menggunakan galah.

o Pilih buah betul-betul matang dgnkondisi sehat & segar.

o Hindr perlakuan menggoncang-goncang pohon, batang & ranting, untuk menghindr jatuhnya buah belum matang.

* Mengumpulkan benih/buah jatuhan

o Buah jatuhan dikumpulkan harus dalam keadaan relatif segar & sehat, adakan seleksi kemungkinan benih tersebut cacat (antara lain : terkena serangan seed bore, scale insect, ulat)

o Perlu dihindr pengumpulan buah matang sudah keluar akarnya, apalagi mencabut buah jatuhan sudah bersemai.

Cara pengumpulan benih dr buah jatuhan ni mudah dilakukan & benih berkumpul tentu sudah matang. Benih hasil pemetikan langsung harus dipisahkan pengumpulannya dr buah/benih jatuhan. Hal ni penting kaitannya dgnseleksi benih di persemaian nantinya.

Pengumpulan buah/benih bakau lebih menguntungkan jika dilakukan pada musim puncaknya. Musim puncak berbuah tanaman bakau jenis Rhyzophora mucronata untuk daerah bali yaseperti itupada bulan September s/d Nopember. Sedangkan untuk daerah Jawa Timur & Gilisulat (NTB) yaseperti itupada bulan Nopember s/d Desember.

Untuk mengetahui bahwa benih Rhyzophora mucronata sudah matang yaseperti itudgnmeneliti bahwa cotyledon berubah warna dr hijau menjadi kuning & buah berubah warna dr hijau menjadi coklat.

* Penyiapan benih sementara

Setelah benih terkumpul, selanjutnya diangkut menuju pondok kerja/potting house untuk mendapatkan perlakuan selanjutnya. Pengangkutan ni sebaiknya dgnmenggunakan ember atau kardus untuk menghindr bibit jangan sampai rusak & benih jangan dibasahi.

Benih hasil pengumpulan ni sebaiknya disimpan di tempat teduh dgnperlakuan sebagai berikut:

o Benih disimpan dalam ember berisi air laut.

o Posisi benih tegak lurus & bagian pertumbuhan akar menghadap ke bawah.

o Diusahakan benih terendam setengah bagian panjang benih.

o Perendaman (penyimpanan sementara) secara umum bisa dilakukan selama 10 hari, pada prinsipnya akar tak sampai terlanjur keluar.

* Pembibitan

o Benih akan disemaikan diseleksi terlebih dahulu di potting house agar benih tersebut benar-benar baik & segar.

o Penyemaian/penaburan benih dilakukan dalam pot/kantong plastik sudah terisi media & tertata dalam bedeng sudah diberi naungan. Selang waktu 1 hari sebelum penyemaian, media dalam kantong plastik dibasahi.

o Kedalaman penaburan untuk jenis Rhyzophora mucronata yaseperti itu5-10 cm, sedangkan untuk jenis Rhyzophora apiculata 5 cm, Bruguiera gymnorhiza 5 cm, Ceriops tagal 5 cm.

Benih-benih jenis Rhyzophora mucronata di persemaian telah mulai bertunas walaupun sudah kena pasang surut air laut, harus tetap diadakan pemeliharaan bibit antara lain:

o Pengendalian terhadap hama kepiting dann serangga.
o Penyemprotan dgnair laut.
o Penyulaman terhadap bibit mati.
o Setelah berumur 5 bulan diadakan seleksi bibit siap tanam.

Teknik Pembuatan Tanaman Bakau Jenis Rhyzophora mucronata

Dikenal dua sistem pembuatan tanaman bakau, yaitu:

1. Sistem Banjar Harian

1. Persiapan Lapangan/Prakondisi

* Pembersihan lapangan diawali dgnpembersihan terhadap sampah, baik berupa plastik bekas, dahan maupun ranting.
* Apabila lokasi penanaman berupa tambak, maka tambak tersebut harus di"bero" minimal 1 tahun baru bolh ditanami.

2. Pengukuran Ketinggian Tempat

Pada prinsipnya pengukuran ni dilakukan untuk mengetahui frekwensi pasang surut air laut di bagian areal tertentu. Setelah dilanjutkan dgnpenelaahan kondisi tapak menkut kedalaman lumpur, kandungan pasir, pecahan karang termasuk ada tidaknya gundukan rumah udang & rumah kepiting.

3. Penentuan Jenis Tanaman

Penentuan jenis tanaman dgnterlebih dahulu memeriksa/membandingkan ketinggian tempat antara tapak akan ditanami terhadap kondisi kemampuan hidup & pertumbuhan pohon bakau sudah ada di sekitar lokasi. Melalui prosedur ni & dgnmemperhitungkan kondisi tapak, akhirnya ditentukan jenis bakau layak ditanam di lokasi tersebut.

4. Penentuan Jarak Tanam

Ukuran jarak tanam layak memang belum diketahui dgnpasti, namun secara umum berasarkan pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa jarak tanam pendek (1 x 1 m) memberikan hasil lebih optimal.

5. Penyiapan Benih/Bibit

Pekerjaan ni dilakukan melalui koordinasi dgnbagian persemaian yaseperti itumenkut kebutuhan benih/bibit dalam periode setahun dimana setiap bulannya telah dijadwalkan kebutuhannya (jenis, bentuk benih/bibit). Penyiapan bibit akan ditanam di lapangan, selang waktu satu bulan naungan harus dibuka 100% dgnmaksud agar bibit tersebut bisa beradaptasi setelah nantinya dipindahkan ke lapangan.

6. Pengangkutan Bibit

Alat angkut digunakan untuk mengangkut bibit ; bervariasi sesuai dgnkondisi lapangan (melalui darat atau air).

7. Musim Penanama

Penanaman bisa dilakukan pada musim kemarau maupun musim penghujan. Namun atas dasar pengalaman di lapangan, penanaman dilakukan pada musim penghujan menunjukkan keberhasilan lebih baik.

2. Sistem Tumpang Sari/Wanamina

Tahapan-tahapan pekerjaan sistem wanamina ni antara lain sebagai berikut:

1. Pembuatan petakan tambak dimulai dr pengukuran luas petakan, besar & tinggi tanggul dalam bentuk profil terbuat dr belahan bambu. Besar & tinggi tanggul disesuaikan dgnkeadaan pasang surut air laut, disamping juga memperhatikan keadaan tanah & luasan petakan tambak. Pada tanah kondisinya labil (mudah longsor0 tanggul hendaknya dibuat lebih lebar, beaik lebar dasar maupun lebar atas tanggul. Begseperti itupula dgnkeadaan luas petakan yaseperti itusemakin luas petakan maka akan membutuhkan semakin lebar pembuatan tanggul. Tinggi tanggul disesuaikan dgnkeadaan pasang tertinggi air laut dgndilebihkan tingginya 30-40 cm untuk menjaga air pasang (jangan sampai meluap ke atas tanggul).

2. Pembuatan caren/areal pemeliharaan ikan, dibuat mengelilingi pelataran tambak atau mengikuti dasar lereng bagian dalam tanggul selebar lebih kurang 5 meter dgnkedalaman 40 cm & lebih dalam dr dasar pelataran tambak. Hasil galian pembuatan caren ditimbun pada bagian tanggul sekaligus membentuk tanggul.

3. Pembuatan pelataran tambak/areal penanaman bakau. Kegiatan ni tak memerlukan pekerjaan banyak, cukup dgnmembersihkan & meratakan tanah asli. Kegiatan pembersihan areal pelataran tambak terhadap sampah maupun bekas cabang & ranting bertujuan untuk mengantisipasi agar air masuk ke dalam tambak tak menjadi kotor hingga organisme air tumbuh didalamnya bisa berkembang dgnbaik.

4. Pembuatan saluran dann pintu air bertujuan untuk memasukkan & mengeluarkan air ke dalam & keluar tambak serta mengatur air di dalam tambak.

5. Pembuatan jalut tanaman & penanaman bakau perlakuannya sama seperti pada perlakuan penanaman pada sistem banjar harian.

6. Penanaman bakau & pemCara Budidayaan ikan dilaksanakan pada caren & pelataran tambak, yaseperti itu: penanaman bakau dilakukan pada pelataran tambak, sedangkan pemeliharaan & pemCara Budidayaan ikan dilakukan pada caren & pelataran tambak.

0 comments: