Thursday, December 4, 2008

Cara Budidaya Melon

1. SEJARAH SINGKAT

Melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah termasuk famili Cucurbitaceae, banyak menyebutkan buah melon berasal dr Lembah Panas Persia atau daerah Mediterania adalah perbatasan antara Asia Barat dgnEropa & Afrika. & tanaman ni akhirnya tersebar luas ke Timur Tengah & ke Eropa. Pada abad ke-14 melon dibawa ke Amerika olh Colombus & akhirnya ditanam luas di Colorado, California, & Texas. Akhirnya melon tersebar keseluruh penjuru dunia terutama di daerah tropis & subtropis termasuk Indonesia.

2. JENIS TANAMAN

Jenis-jenis melon terkenal adalah: melon Christianism (1850); melon Sill Hybrid (1870); melon Surprise (1876); melon Ivondequoit, Miller Cream, Netted Gem, Hacken Sack & Osage (1881–1890); melon Honey Rock & Improved Perfecto (1933); melon Imperial (1935); melon Queen of Colorado & Honey Gold (1939). Untuk memudahkan sistem penanaman & pengelompokan melon, para ahli mengklasifikasikan melon dalam dua tipe, yaitu:

1) Tipe Netted-Melon
a. Ciri-ciri: kulit buah keras, kasar, berurat & bergambar seperti jala (net); aroma relatif lebih harum dibanding dgnwinter–melon; lebih cepat masak antara 75–90 hari; awet & tahan lama untuk disimpan.
b. Varietas: (1) Cucumis melo var. reticulatus, buah kecil, berurat seperti jala & harum; (2) Cucumis melo var. cantelupensis, buah besar, kulit bersisik & harum.

2) Tipe Winter-Melon
  • Ciri-ciri: kulit buah halus, mengkilat & aroma buah tak harum; buah lambat untuk masak antara 90–120 hari; mudah rusak & tak tahan lama untuk disimpan; tipe melon ni sering digunakan sebagai tanaman hias.
  • Varietas: (1) Cucumis melo var. inodorous, kulit buah halus, buah memanjang dgndiameter 2,5–7,5 cm; (2) Cucumis melo var. flexuosus, permukaan buah halus, buah memanjang antar 35–70 cm; (3) Cucumis melo var. dudain, ukuran kecil-kecil, sering untuk tanaman hias; (4) Cucumis melo var. chito, ukuran buah sebesar jeruk lemon, sering digunakan sebagai tanaman hias.

3. MANFAAT TANAMAN
Buah melon dimanfaatkan sebaga makanan buah segar dgnkandungan vitamin C cukup tinggi.

4. SENTRA PENANAMAN
Sebelum tahun 1980, buah melon hadir di Indonesia sebagai buah impor. Kemudian banyak perusahaan agribisnis mencoba menanam melon untuk diCara Budidayakan daerah Cisarua (Bogor) & Kalianda (Lampung) dgnvarietas melon dr Amerika, Taiwan, Jepang, Cina, Perancis, Denmark, Belanda & Jerman. Kemudian melon berkembang di daerah Ngawi, Madiun, Ponorogo sampai wilayah eks-keresidenan Surakarta (Sragen, Sukoharjo, Boyolali, Karanganyar & Klaten). Daerah-daerah tersebut adalah pemasok buah melon terbesar dibandingkan dgndaerah asal melon pertama.

5. SYARAT TUMBUH

5.1. Iklim
  • Angin bertiup cukup keras bisa merusak pertanaman melon, bisa mematahkan tangkai daun, tangkai buah & batang tanaman.
  • Hujan terus menerus akan menggugurkan calon buah sudah terbentuk & bisa pula menjadikan kondisi lingkungan menguntungkan bagi patogen. Saat tanaman melon menjelang panen, akan mengurangi kadar gula dalam buah.
  • Tanaman melon memerlukan penyinaran matahari penuh selama pertumbuhannya.
  • Tanaman melon memerlukan suhu sejuk & kering untuk pertumbuhannya. Suhu pertumbuhan untuk tanam melon antara 25–30 derajat C. Tanaman melon tak bisa tumbuh apabila kurang dr 18 derajat C.
  • Kelembaban udara secara tak langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman melon. dalam kelembaban tinggi tanaman melon mudah diserang penyakit.

5.2. Media Tanam
  • Tanah baik untuk Cara Budidaya tanaman melon ialah tanah liat berpasir banyak mengandung bahan organik untuk memudahkan akar tanaman melon berkembang. Tanaman melon tak menyukai tanah terlalu basah.
  • Tanaman melon akan tumbuh baik apabila pH-nya 5,8–7,2.
  • Tanaman melon pada dasarnya membutuhkan air cukup banyak. Tetapi, sebaiknya air seperti ituberasal dr irigasi, bukan dr air hujan.
5.3. Ketinggian Tempat
Tanaman melon bisa tumbuh dgncukup baik pada ketinggian 300–900 meter dpl. Apabila ketinggian lebih dr 900 meter dpl tanaman tak berproduksi dgnoptimal.

6. PEDOMAN CARA BUDIDAYA

6.1. Pembibitan

1) Persyaratan Benih
Tanaman melon sehat & berproduksi optimal berasal dr bibit tanaman sehat, kuat & terawat baik pada awalnya. Benih direndam kedalam larutan Furadam & Atonik selama 2 (dua) jam. Benih baik berada di dasar air, & benih kurang baik akan mengapung di atas permukaan air. Olh sebab seperti itupembibitan adalah kunci keberhasilan suatu agribisnis melon.

2) Penyiapan Benih
a) Pengadaan benih secara generatif

Fase generatif ditandai dgnkeluarnya bunga. Pada fase ni tanaman memerlukan banyak unsur fosfor untuk memperkuat akar & membentuk biji pada buah. Pada fase ni apabila tanaman dalam kondisi sehat maka jaringjaring pada buah diharapkan muncul secara merata. Untuk mendukung pertumbuhan generatif, tanaman disemprot dgnpupuk daun Complesal super tonic (merah) dgnkonsentrasi 2 gram/liter seminggu sekali. Untuk mencegah kekurangan unsur kalsium & boron maka tanaman disemprot dgnpupuk daun Ferti-cal dgnkonsentrasi 2 ml/liter atau CaB dgnkonsentrasi 2 ml/liter.

b) Pengadaan benih secara vegetatif (Kultur Jaringan)
Dgnmetoda kultur jaringan, pemilihan media tanam & sumber eksplan digunakan haruslah tepat agar memberikan hasil maksimal. Media dasar dipakai tersusun dr garam-garam berdasarkan susunan Murashige & Skoog (1962) dgnpenambahan thiamin 0,04 mg/liter, myoinositol 100 mg/liter, surkosa 30 gram/liter berbagai kombinasi hormon tanaman ditambahkan sesuai dgnperlakuan. Media dibuat dalam bentuk padat dgnpenambahan agar bacto 8 gram/liter, pH media dibuat 5,7 dgnpenambahan NaOH atau HCl 0,1 N. sterilisasi media dilakukan dgnautoklaf bertekanan 17,5 psi, suhu 120 derajat C selama 30 menit.Tanaman dibisa dr kultur jaringan membentuk bunga jantan & bunga betina separti halnya tanaman dibisa dr biji.

c) Sumber benih
Untuk menanam melon kita harus mengetahui sumber benihnya terlebih dahulu. Sebaiknya selalu menggunakan benih asli (F1 hibrid).

d) Cara penyimpanan benih
Benih harus disimpan ditempat kering & tempat untuk menyimpan benih bisa dibuatkan rumah pembibitan sederhana karena mengingat umur benih hanya selama 10–14 hari, karena untuk melindungi benih tanaman masih muda dr terik sinar matahari, air hujan, & serangan hama maupun penyakit. Alas rumah pembibitan, tempat polibag diletakkan dilapisi kertas koran agar perakaran bibit tak menembus ke dalam tanah.

e) Kebutuhan benih
Benih dibutuhkan sesuai dgnluas tanam ditambah 10% untuk cadangan penyulaman.

f) Perlakuan benih
Benih melon memerlukan perlakuan lebih sederhana dibandingkan dgnbenih semangka non-biji. Hal ni karena kulit melon cukup tipis hingga tak memerlukan perlakuan ekstra. Perlakuan untuk benih melon ; pencucian, perendaman, serta pemeraman benih.

3) Teknik Penyemaian Benih

a) Cara & Waktu Penyemaian
Benih melon akan disemaikan, direndam terlebih dahulu di dalam air selama 2–4 jam. Kemudian benih disemaikan pada kantong plastik, telah diisi tanah & pupuk kandang dicampur dgnperbandingan 5:1. Benih disemaikan dalam posisi tegak & ujung calon akarnya menghadap ke bawah. Benih ditutup dgncampuran abu sekam & tanah dgnperbandingan 2:1 telah disiapkan, agar tanaman bisa tumbuh dgnbaik, tak mudah rebah. Untuk merangsang perkecambahan benih dengan
menciptakan suasana hangat maka tutuplah permukaan persemaian dgnkarung goni basah. Apabila kecambah telah muncul kepermukaan media semai (pada hari ke-3 atau ke-4) maka karung goni bisa dibuka.

b) Pembuatan Media Semai
Melon termasuk tanaman tak terlalu menuntut media semai khusus untuk pembibitannya. Medianya bisa dibuat dgnberbagai variasi, contohnya dgnmencampurkan tanah, pasir & pupuk kandang atau kompos, asal perbandingannya sesuai misalnya 1:1:1. Untuk mendapatkan hasil bibit melon kekar & sehat maka komposisi media semai tepat terdiri dr campuran tanah, pupuk kandang, pupuk SP-36 atau NPK ditambah dgninsektisida karbofuran.

4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Setelah benih disemai di polybag akan tumbuh menjadi calon bibit, & harus mendapatkan pemeliharaan baik agar menjadi bibit melon sehat & kekar.

a) Cara & Waktu Penyiraman
Bibit dipersemaian di siram setiap pagi hari. Mulai dr kecambah belum muncul sampai bibit muncul kepermukaan tanah. Untuk penyiraman digunakan tangki semprot. Saat menyemprot untuk penyiraman jangan terlalu kuat karena akan mengikis tanah media & melemparkan benih atau kecambah keluar dari
polibag. Apabila daun sejati keluar, penyiraman bibit baru bisa dilakukan embrat atau gembor. Saat cuaca panas, tanah pada polybag kering & penyiraman perlu diulangi pada sore hari, jangan menyiram bibit tanaman pada siang hari karena akan menyebabkan air & zat-zat makanan tak bisa terserap akibatnya bibit menjadi kurus, kering & layu.

b) Penjarangan
Penjarangan dilakukan dgntujuan untuk menyiapkan bibit-bibit sehat & kekar untuk ditanam. Penjarangan ni mulai dilakukan 3 hari sebelum penanaman bibit ke lapangan. Bibit mempunyai pertumbuhan seragam dikumpulkan menjadi satu. Bibit-bibit pertumbuhannya merana
disingkirkan & tak ditanam.

c) Pemupukan

Untuk pertumbuhan vegetatif bibit bisa dipacu dgnpenyemprotan pupuk daun mengandung unsur nitrogen tinggi. Pupuk daun cukup dilakukan satu kali, yaseperti itupada saat umur bibit 7–9 HSS dgnkonsentrasi 1,0–1,5 gram/liter. Pupuk akar berupa pupuk kimia maupun pupuk organik tak perlu ditambahkan selama pembibitan karena pupuk akar diberikan pada media semai telah mencukupi.

d) Pemberian Pestisida Pada Masa Pembibitan
Pada masa pembibitan penyemprotan pestisida dilakukan apabila dianggap perlu. Konsentrasi penuh akan menyebabkan daun-daun bibit melon ni terbakar (plasmolisis). Penyomprotan ni dilakukan terutama pada saat 2-3 hari sebelum bibit ditanam dilapangan. Contoh pestisida digunakan ; Insektisida Dicarzol 0,5 g/liter & fungisida Previcur N 1,0 ml/liter.

5) Pemindahan Bibit
Bibit melon dipindahkan ke lapangan apabila sudah berdaun 4–5 helai atau
tanaman melon telah berusia 10–12 hari. Cara pemindahan tak berbeda dengan
cara pemindahan tanaman lainnya, yaseperti itukantong plastik polibag dibuang secara
hati-hati lalu bibit berikut tanahnya ditanam pada bedgn sudah dilubangi
sebelumnya, bedenganpun jangan sampai kekurangan air.

6.2. Pengolahan Media Tanam

1) Persiapan

a) Pengukuran pH Tanah
Pengukuran pH tanah dgnmenggunakan alat pH meter. Tanah akan di ukur dibasahi terlebih dahulu. Pengambilan sampel dilakukan di 10 titik berbeda, kemudian dihitung pH rata-rata.

b) Analisis Tanah
Berdasarkan fakta di lapangan tanaman melon bisa ditanam pada berbagai jenis tanah terutama tanah andosol, latosol, regosol, & grumosol, asalkan kekurangan dr sifat-sifat tanah tersebut bisa dimanipulasi dgnpengapuran, penambahan bahan organik, maupun pemupukan.

c) Penetapan Waktu/Jadwal Tanam
Penetapan waktu tanam berkaitan dgnperkiraan waktu panen suatu varietas melon ditanam & waktu panen varietas melon lainnya. Misalnya waktu tanam melon pada bulan Maret ; varietas ten me, April varietas aroma, Mei varietas new century (hamiqua) & seterusnya hingga petani/pengusaha agribisnis perlu menjadwal waktu tanaman varietas melon dikehendaki pelanggan.

d) Penetapan Luas Areal Penanaman
Penetapan luas penanaman berkaitan erat dgnpemilikan modal, luas lahan tersedia, musim & permintaan pasar. Tanaman melon diusahakan di lahan terbuka di musim hujan akan rusak terserang penyakit karena terguyur hujan terus-menerus. Maka penanaman melon di musim hujan lebih diarahkan
dgnsistem hidroponik.

e) Pengaturan Volume Produksi
Pengaturan volume produksi berkaitan erat dgnperkiraan harga pada saat panen & permintaan pasar. Cara penanaman melon dilakukan secara bertahap. Misalnya penanaman pertama 20% di lokasi A, kedua 40% di lokasi B, & ketiga 40% di lokasi C. Interval penanaman berkisar 2 minggu. Pengaturan ni lazim dilakukan pada agribisnis melon dgnsystem hidroponik. Untuk menjaga kontinuitas produksi, biasanya interval tanamnya berselang 1-2 minggu.

2) Pembukaan Lahan

a) Pembajakan
Untuk penanaman melon di dataran menengah-tinggi, struktur tanah biasanya sudah sangat remah hingga tak memerlukan pembajakan. Lahan dibajak harus digenangi air lebih dahulu selama semalam, kemudian keesokan harinya dilakukan pembajakan ni cukup untuk membalik tanah hingga cukup dilakukan sekali dgnkedalaman balikan sekitar 30 cm.

b) Penggarukan & Pencangkulan Lahan Serta Waktu Lahan Siap Tanam
Untuk pencangkulan & penggarukan, keadaan tanahnya harus cukup kering. Karena kita bolh mudah membentuk tanah semula berbongkah-bongkah & cukup liat, tanah beremah-remah & cukup sarang (mudah diserap air). Dgntanah tersebut akan menguntungkan tanaman. Selain perakarannya mudah menembus tanah, juga akan mudah bernapas. Cara-cara pencangkulan ; sebagai berikut:

  • Mula-mula lakukan pembalikan tanah (tanahnya masih berbongkah-bongkah.
  • Tanah dr hasil pencangkulan pertama dihaluskan atau dihancurkan, dgnkedalaman ± 30–50 cm. (untuk dua kali cangkulan)
  • Pencangkulan dilakukan kalau keadaan tanahnya betul-betul sudah dikategorikan ke dalam tanah berat. Jika tidak, sekali cangkul tanah sudah cukup beremah & kita bisa mengerjakan pekerjaan lain.
3) Pembentukan Bedengan

a) Cara Pembuatan
Selama 5–7 hari lahan dibiarkan kering setelah dibajak (atau dibalik). Proses ni akan membuat tanah menjadi lengket & berbongkah sehabis dibajak menjadi agak hancur karena mengalami proses pengeringan matahari & penganginan. Selama proses tersebut beberapa senyawa kimia beracun & merugikan tanaman & akan hilang perlahan-lahan. Setelah kering, bongkahan tanah dibuat petakan dgntali rafia untuk membentuk bedgndgnukuran panjang bedgnmaksimum 12–15 m; tinggi bedgn30–50 cm; lebar bedgn100–110 cm; & lebar parit 55–65 cm.

b) Bentuk Bedengan
Bedgndibentuk dgncara mencangkuli bongkahan tanah menjandi struktur tanah remah/gembur. Bila telah bentuk bedgnterlihat, baik seperti itubedgnkasar/setengah jadi bedgntersebut dikeringanginkan lagi selama seminggu agar terjadi proses oksidasi/penguapan dr unsur-unsur beracun ada hingga menghilang tuntas.

c. Ukuran & Jarak Bedengan
Dgnpanjang maksimum 15 m tersebut akan memudahkan perawatan tanaman & mempercepat pembuangan air, terutama di musim hujan. Tinggi bedgndibuat sesuai dgnmusim & kondisi tanah. Pada musim hujan tinggi bedgn50 cm agar perakaran tanaman tak terendam air jika hujan
deras. & pada musim kemarau tinggi bedgncukup 30 cm, karena untuk memudahkan perawatan pada saat bedgndigenangi. Parit dibuat dgnlebar 55–65 cm ; untuk memudahkan perawatan pada saat penyemprotan, pemasangan ajir, maupun penalian.

4) Pengapuran
Dgnpengapuran akan menambah unsur hara kalsium diperlukan untuk dinding sel tanaman. Pengapuran bisa menggunakan dolomit/calmag (CaCO3 MgCO3) kalsit/kaptan (CaCO3). Setelah diperolh pH rata-rata, penentuan kebutuhan bisa dilakukan dgnmenggunakan data berikut ni :
a) <>10,24 ton/ha
b) 4,2 (sangat asam): jumlah kapur 9,28 ton/ha
c) 4,6 (asam): jumlah kapur 7,39 ton/ha
d) 5,4 (asam): jumlah kapur 3,60 ton/ha
e) 5,6 (agak asam): jumlah kapur 2,65 ton/ha
f) 6,1 – 6,4 (agak asam): jumlah kapur <0,75 dasar="10–20" dasar="440" i="330" ii="220" iii="440" dasar="1.200" i="220" ii="550" dasar="330-440" ii="160" kg =" 6412.5" m1 =" 65%" m2 =" 25%" m3 =" 10%" hkp =" hari" hkw =" hari">

0 comments: