Thursday, December 4, 2008

Anthurium

Tanaman anthurium termasuk tanaman bandel & tak manja. Jadi, memiliki & merawat tanaman anthurium tak repot. Tanaman ini, misalnya, tak butuh pemangkasan seperti pada tanaman cemara udang. Juga tak terlalu digemari kutu atau hama seperti pada tanaman sikas.

Anthurium juga dikenal sebagai tanaman dr keluarga arracae paling mudah beradaptasi dgnlingkungan.

paling penting, jangan abaikan beberapa persyaratan hidup dibawah ini:

A. LOKASI:

Pada dasarnya, di Indonesia, tanaman anthurium bisa beradaptasi dgnbaik di segala tempat: baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Namun untuk menjamin pertumbuhan anthurium bagus, daerah atau lingkungan tumbuh ideal bagi anthurium ; di dataran menengah (medium) sampai dataran tinggi (antara 600 m – 1.400 m dpl).

B. SUHU:

Anthurium daun tumbuh ideal di dataran sedang bersuhu 24 — 28º C pada siang hari & 18 — 21º C pada malam hari. Karena pada suhu tersebut menyebabkan perangsangan produksi klorofil (zat hijau daun) lebih banyak, hingga warna daunnya menjadi lebih hijau. Namun, tanaman gampang perawatannya ni juga bisa beradaptasi dgnbaik di daerah dataran rendah bersuhu 28 — 31º C pada siang hari & 21 — 25º C pada malam hari.


C. KELEMBABAN:

Kelembapan ; jumlah kandungan air di udara pada suatu lokasi. Anthurium bisa hidup pada kelembapan cukup tinggi, yakni 60 — 80%. Kalau kelembapan kurang dr 60%, tanaman akan cepat layu. Sedangkan, jika kelembapan lebih dr 80% akan memicu tumbuhnya jamur pada media hingga mengancam kesehatan tanaman. Penyiraman pada tanah atau semprotan air lembut pada tanaman bisa meningkatkan kelembapan. Untuk mengukur kelembaban, gunakan Higrometer, alat pengukur suhu, bolh dibeli di toko2 / apotek di kota anda.

D. SINAR MATAHARI:

Sebagai tanaman hidup di daerah menengah & tinggi, Anthurium tak tahan terhadap panas matahari langsung. Tanaman anthurium menerima sinar matahari secara langsung atau berlebihan akan mengalami dehidrasi: daun-daunnya mongering atau hangus terbakar.

Sebaliknya bila kekurangan cahaya juga bisa mengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu. Misalnya, daun menjadi pucat atau lemas.

ideal, anthurium membutuhkan tempat semi teduh (semi naungan). Kira-kira, lingkungan menerima sinar matahari dgnintensitas cahaya sekitar 30 - 60 %.

Jika Anda tinggal di dataran rendah seperti Jakarta, atau Surabaya, sebaiknya menggunakan shading net, berukuran 65% atau jika lokasi Anda di dataran menengah bolh menggunakan shading net berukuran 55%.

E. ANGIN & SIRKULASI UDARA:

Angin & sirkulasi udara berkaitan erat dgnhal-hal sudah sebut di atas. Dalam kondisi suhu udara meninggi, maupun rendah sirkulasi udara bolh menjaga kestabilan kelembaban.

F. AIR:

Seperti halnya pada tanaman lain, air adalah unsur penting untuk pembentukan akar, cabang, daun & bunga. Namun dalam soal air, bagi Anthurium bolh dibilang, “malu-malu tapi mau”. Tepatnya, dia membutuhkan media tanam lembab. Penyiraman hanya dilakukan bila media telah kering. Media becek tergenang air, tak bersahabat bagi tanaman ini. Kebanyakan air siraman, bolh membuat anthurium celaka, karena akar anthurium membusuk.

Penyiraman sebaiknya dilakukan dua hari sekali hanya bila cuaca panas atau pada musim kemarau. Tapi bila musim hujan, lihat kondisi dulu. Kalau media masih basah, penyiraman tak perlu dilakukan.

Kalau bisa, selalu gunakan air bersih & bebas dr pencemaran.

G. MEDIA TANAM:

Media tanam memegang peranan penting bagi pertumbuhan & kesehatan anthurium.

1. Syarat Media Tanam

Derajat keasaman (pH) media tanam ideal bagi anthurium ; 6 — 7. Namun, anthurium masih mungkin hidup di media ber pH 5,5 atau 6,5. Pada pH 7 atau netral, anthurium bisa tumbuh optimal karena ketersediaan unsur hara pada media terpenuhi & ada jaminan kemampuan akar dalam menyerap nutrisi atau zat hara. Angka pH sangat penting karena berpengaruh pada kandungan unsur hara di media. Media disebut masam (tanda media miskin hara) jika angka pH di atas 7, & disebut basa jika pH ada di bawah angka 7. Pada kondisi media asam, . umumnya cendawan lebih mudah tumbuh, meski ada juga cendawan tumbuh pada media ber-pH netral atau sedikit basa seperti jamur fusarium.

Cara untuk menaikkan pH media tanam, taburkan dolomit secara bertahap. Dolomit mengandung kalsium & magnesium karbonat. Sebaliknya jika media dianggap terlalu basa, kita bolh menaburkan belerang pada media tanam. Cara paling praktis, ganti saja media tanamnya.

Porositas ; kemampuan media dalam menyerap air. Tingkat porositas tanaman di setiap daerah berbeda-beda. Di daerah dataran rendah berudara panas, hingga tingkat penguapannya tinggi, media harus mampu menahan air hingga tak mudah kering. Sedangkan di daerah dataran sedang & tinggi umumnya sering hujan, gunakan media berporositas tinggi atau tak bolh mengikat air terlampau banyak. Komposisi media digunakan sangat menentukan tingkat porositasnya.

Steril artinya media harus terbebas organisme bisa menyebabkan penyakit, seperti bakteri, spora, jamur, & telur siput. Cara melakukannya cukup gampang, ada mengukus media tanam, menjemur seharian di terik matahari, menyiram media dgnair panas, ada juga merebus pupuk kandang sebelum digunakan. Cara lainnya sering dipraktikkan ; menebarkan Fura& atau Basamine G ke media tanam untuk meracuni semut atau cacing.

2. Jenis & Komposisi Media Tanam

Bahan organik digunakan bolh berupa pupuk kandang, kompos, humus, cincangan pakis, serutan kayu, & arang. Komposisi media digunakan bolh berbeda-beda untuk setiap petani atau nurseri, tergantung pada iklim setempat.

Berikut beberapa variasi komposisi media selama ni dianggap ideal.

- Pakis & Sekam bakar (arang sekam) dgnperbandingan 1 : 4.

- Sekam bakar & pupuk kandang difermentasi dgnperbandingan 1: 1.

- Cacahan pakis & kadaka (1:1).

- Pakis, humus, & pupuk kandang (1:1:1).

Fungsi masing-masing komponen media:

• Pakis mempunyai rongga udara banyak, membuat akar tanaman bolh berkembang dgnnyaman & memperolh air dgnmudah. Pakis dikenal sebagai bahan campuran media bolh menyimpan air dalam jumlah cukup, sekligus drainase & aerasinya mantap. Daya tahannya sebagai bahan media juga baik, yakni tak mudah lapuk. Sangat layak digunakan di daerah dgncurah hujan tinggi.

• Sekam bakar dianggap memiliki daya serap terhadap air sedikit, tetapi aerasi udaranya sangat baik. Sekam disarankan sebagai bahan campuran media, tetapi digunakan sekitar 25% saja, karena dalam jumlah banyak akan mengurangi kemampuan media dalam menyerap air

• Pupuk kandang, baik berupa kotoran unggas atau ternak, atau humus dianggap memiliki kandungan N sangat menunjang dalam pembentukan daun, menjadikan daun lebih sehat & segar serta membentuk sel & jaringan pada tanaman.

Disarankan, setiap komponen dr media tersebut, disterilkan, guna menjaga tanaman terhindar dr jamur & bakteri. Sterilisasi lazim dilakukan ; dgnmengukus atau menyiram dgnair panas terlebih dulu pada komponen-komponen tersebut.

0 comments: