Tuesday, December 16, 2008

Cara Budidaya Bayam

I. UMUM
1.1. Sejarah Singkat
Bayam adalah tanaman sayuran dikenal dgnnama ilmiah Amaranthus spp. Kata "amaranth" dalam bahasa Yunani berarti "everlasting" (abadi). Tanaman bayam berasal dr daerah Amerika tropik. Tanaman bayam semula dikenal sebagai tumbuhan hias. Dalam perkembangan selanjutnya. Tanaman bayam dipromosikan sebagai bahan pangan sumber protein, terutama untuk negara-negara berkembang. Diduga tanaman bayam masuk ke Indonesia pada abad XIX ketika lalu lintas perdagangan orang luar negeri masuk ke wilayah Indonesia.

1.2. Sentra Penanaman
Pusat penanaman bayam di Indonesia ; Jawa Barat (4.273 hektar), Jawa Tengah (3.479 hektar), & Jawa Timur (3.022 hektar). Propinsi lainnya berada pada kisaran luas panen antara 13.0 - 2.376 hektar. Di Indonesia total luas panen bayam mencapai 31.981 hektar atau menempati urutan ke-11 dr 18 jenis sayuran komersial diCara Budidayakan & dihasilkan olh Indonesia. Produk bayam nasional sebesar 72.369 ton atau rata-rata 22,63 kuintal per hektar.

1.3. Jenis Tanaman
Keluarga Amaranthaceae memiliki sekitar 60 genera, terbagi dalam sekitar 800 spesies bayam (Grubben, 1976). Dalam kenyataan di lapangan, penggolongan jenis bayam dibedakan atas 2 macam, yaseperti itubayam liar & bayam Cara Budidaya. Bayam liar dikenal 2 jenis, yaseperti itubayam tanah (A. blitum L.) & bayam berduri (A. spinosus L.). Ciri utama bayam liar ; batangnya berwarna merah & daunnya kaku (kasap).

Jenis bayam Cara Budidaya dibedakan 2 macam, yaitu:

1. Bayam cabut atau bayam sekul alias bayam putih (A. tricolor L.). Ciri - ciri bayam cabut ; memiliki batang berwarna kemerah-merahan atau hijau keputih - putihan, & memilki bunga keluar dr ketiak cabang. Bayam cabut batangnya merah disebut bayam merah, sedangkan batangnya putih disebut bayam putih.
2. Bayam tahun, bayam skop atau bayam kakap (A. hybridus L.). Ciri - ciri bayam ni ; memiliki daun lebar - lebar, dibedakan atas 2 spesies yaitu:
1. A. hybridus caudatus L., memiliki daun agak panjang dgnujung runcing, berwarna hijau kemerah - merahan atau merah tua, & bunganya tersusun dalam rangkaian panjang terkumpul pada ujung batang.
2. A. hibridus paniculatus L., mempunyai dasar daun lebar sekali, berwarna hijau, rangkaian bunga panjang tersusun secara teratur & besar - besar pada ketiak daun.

Varietas bayam unggul ada 7 macam yaitu; varietas Giri Hijau, Giti Merah, Maksi, Raja, Betawi, Skop, & Hijau. Sedangkan beberapa varietas bayam cabut unggul ; Cempaka 10 & Cempaka 20.

1.4. Manfaat Tanaman

Bayam adalah bahan sayuran daun bergizi tinggi & digemari olh semua lapisan masyarakat. Daun bayam bisa dibuat berbagai sayur mayur, bahkan disajikan sebagai hidangan mewah (elit). Di beberapa negara berkembang bayam dipromosikan sebagai sumber protein nabati, karena berfungsi ganda bagi pemenuhan kebutuhan gizi maupun pelayanan kesehatan masyarakat.

Manfaat lainnya ; sebagai bahan obat tradisional, & juga untuk kecantikan. Akar bayam merah bisa digunakan sebagai obat penyembuh sakit disentr. Daun & bunga bayam duri berkhasiat untuk mengobati penyakit asma & eksim. Bahkan sampai batas tertentu, bayam bisa mengatasi berbagai jenis penyakit dalam. Untuk tujuan pengobatan luar, bayam bisa dijadikan bahan kosmetik (kecantikan). Biji bayam digunakan untuk bahan makanan & obat - obatan. Biji bayam bisa dimanfaatkan sebagai pencampur penyeling terigu dalam pembuatan roti atau dibuat bubur biji bayam. Ekstrak biji bayam berkhasiat sebagai obat keputihan & pendarahan berlebihan pada wanita sedang haid.

II. SYARAT PERTUMBUHAN

2.1. Iklim

1. Keadaan angin terlalu kencang bisa merusak tanaman bayam khususnya untuk bayam sudah tinggi. Kencangnya angin bisa merobohkan tanaman.
2. Karena tanaman bayam cocok ditanam di dataran tinggi maka curah hujannya juga termasuk tinggi sebagai syarat pertumbuhannya. Curah hujannya bolh mencapai lebih dr 1.500 mm / tahun.
3. Tanaman bayam memerlukan cahaya matahari penuh. Kebutuhan akan sinar matahari untuk tanaman bayam cukup besar. Pada tempat terlindungi (ternaungi), pertumbuhan bayam menjadi kurus & meninggi akibat kurang menbisa sinar matahari penuh.
4. Suhu udara sesuai untuk tanaman bayam berkisar antara 16 - 20 derajat C.
5. Kelembaban udara cocok untuk tanaman bayam antara 40 - 60%.

2.2. Media Tanam

1. Tanaman bayam menghendaki tanah gembur & subur. Jenis tanah sesuai untuk tanaman bayam ; penting kandungan haranya terpenuhi.
2. Tanaman bayam termasuk peka terhadap pH tanah. Bila pH tanah di atas 7 (alkalis), pertumbuhan daun-daun muda (pucuk) akan memucat putih kekuning - kuningan (klorosis). Sebaliknya pada pH di bawah 6 (asam), pertumbuhan bayam akan merana akibat kekurangan beberapa unsur. Hingga pH tanah cocok ; antara 6 - 7.
3. Tanaman bayam sangat reaktif dgnketersediaan air di dalam tanah. Bayam termasuk tanaman membutuhkan air cukup untuk pertumbuhannnya. Bayam kekurangan air akan terlihat layu & terganggu pertumbuhannya. Penanaman bayam dianjurkan pada awal musim hujan atau akhir musim kemarau.
4. Kelerengan lahan untuk Cara Budidaya tanaman bayam ; sekitar 15 - 45 derajat.

2.3. Ketinggian Tempat
Dataran tinggi adalah tempat sesuai untuk pertumbuhan tanaman bayam. Ketinggian tempat baik yaseperti itu±2000 m dpl.

III. PEDOMAN TEKNIS CARA BUDIDAYA

3.1. Pembibitan

3.1.1. Persyaratan Benih
Benih / biji baik untuk bertanam bayam ; bisa memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) berasal dr induk sehat,
b) bebas dr hama / penyakit,
c) daya kecambah 80 prosen, dan
d) memiliki kemurnian benih tinggi.

Disamping persyaratan seperti disebutkan diatas, benih / bibit digunakan kalau bolh adalah benih unggul agar nantinya tahan terhadap hama & penyakit.

3.1.2. Penyiapan Benih
Benih Bayam sayur ditanam petani kebanyakan swadaya dr tanaman terdahulu sengaja dibiarkan tumbuh terus untuk produksi biji. Keperluan benih untuk lahan 1 hektar berkisar antara 5 - 10 kg, atau 0,5 - 1,0 gram per m2 luas lahan. Biji dipanen pada waktu musim kemarau & hanya dipilih tan& sudah tua (masak). Tan& harus dijemur beberapa hari, kemudian biji dirontokkan dr tan& & dipisahkan dr sisa - sisa tanaman. Untuk memproduksi bibit bagi satu hektar kebun berisi 25000 - 40000 tanaman, kemungkinan dibutuhkan sekitar 1 - 2 kg benih.

3.1.3. Teknik Penyemaian Benih
Lahan untuk pembibitan dipilih lebih tinggi dr sekitarnya & bebas dr hama & penyakit tanaman maupun gulma. Pembibitan diberi atap plastik atau atap jerami padi. Benih bayam disebar merata atau berbaris - baris pada tanah persemaian & ditutup dgnselapis tanah tipis.

3.1.4. Pemeliharaan Pembibitan / Penyemaian
Dalam pemeliharaan benih / bibit perlu dilakukan penyiraman dgnteratur & hati-hati. Tanah digunakan juga perlu dipupuk agar kesuburannya tetap terjaga. Pupuk digunakan sebaiknya pupuk kandang. Setelah bibit tumbuh & ada benih terserang hama / penyakit maka perlu disemprot dgnpestisida dgndosis rendah.

3.1.5. Pemindahan Bibit
Setelah bibit tumbuh berumur sekitar 7 - 14 hari, bibit dipindah-tanam ke dalam pot-pot terbuat daun pisang atau kantong plastik es mambo sebelumnya telah diisi dgnmedium tumbuh campuran tanah & pupuk organik halus (1:1). Bibit dalam pot disiram teratur & setelah berumur sekitar 7 - 14 hari setelah dipotkan, bibit tersebut telah siap untuk dipindah-tanam ke lapangan.

3.2. Pengolahan Media Tanam

3.2.1. Persiapan
Sebelum pengolahan lahan dilakukan perlu diketahui terlebih dahulu pH tanah sesuai yaseperti ituantara 6 - 7 hingga perlu dilakukan pengukuran dgnmenggunakan pH-meter. Selanjutnya menganalisis tanah cocok untuk tanaman bayam, apakah perlu dilakukan pemupukan atau tidak. Kapan tanaman akan ditanam & sebaiknya pada awal musim hujan atau akhir musim kemarau. Berapa luas lahan akan ditanami & akan melakukan sistem polikultur atau monokultur. & berapa banyak kebutuhan benih untuk bisa memenuhi produk bayam diinginkan.

3.2.2. Pembukaan Lahan
Lahan akan ditanami dicangkul / dibajak sedalam 30 - 40 cm, bongkah tanah dipecah gulma & seluruh sisa tanaman diangkat & disingkirkan lalu diratakan. Lahan kemudian dibiarkan selama beberapa waktu agar tanah matang benar.

3.2.3. Pembentukan Bedengan
Setelah tahap pencangkulan kemudian dibuat bedgndgnlebar sekitar 120 cm atau 160 cm, tergantung jumlah populasi tanaman akan ditanam nanti. Dibuat parit antar bedgnselebar 20 - 30 cm, kedalaman 30 cm untuk drainase. Pada bedgndibuat lubang - lubang tanam, jarak antar barisan 60-80 cm, jarak antar lubang (dalam barisan) 40-50 cm.

3.2.4. Pengapuran
Apabila pH tanah terlalu rendah maka diperlukan pengapuran untuk menaikkannya. Pengapuran bisa menggunakan kapur pertanian atau Calcit maupun Dolomit. Pada tipe tanah pasir sampai pasir berlempung pH-nya 5,5 diperlukan ± 988 kg kapur pertanian / ha untuk menaikkan pH menjadi 6,5. Kisaran kebutuhan kapur pertanian pada tanah lempung berpasir hingga liat berlempung ialah antara 1.730 - 4.493 kg / hektar. Sebaliknya, untuk menurunkan pH tanah, bisa digunakan tepung Belerang (S) atau Gipsum, biasa sekitar 6 ton / hektar. Cara pemberiannya, bahan - bahan tersebut disebar merata & dicampur dgntanah minimal sebulan sebelum tanam.

3.2.5. Pemupukan
Pemupukan awal menggunakan pupuk kandang telah masak. Waktu pemupukan dilakukan satu minggu atau dua minggu sebelum tanam. Cara pemupukan ; dgndisebarkan merata diatas bedgnkemudian diaduk dgntanah lapisan atas. Untuk pemupukan diberikan per lubanng tanam, cara pemberiannya dilakukan dgnmemasukkan pupuk ke dalam lubang tanam. Dosis pemberian pupuk dasar disesuaikan dgnjenis tanaman & keadaan lahan. Akan tetapi dosis untuk pupuk kandang sekitar 10 ton per hektar. Pemupukan per lubang tanam biasanya diperlukan sekitar 1 - 2 kg per lubang tanam.

3.2.6. Pemberian Mulsa
Untuk memperolh hasil produksi berkualitas baik maka di dalam penanaman perlu dipasang palstik perak-hitam sebagai mulsa. Dgnpenggunaan plastik ni bisa mengurangi serangan hama & penyakit termasuk gangguan gulma & lainnya.

3.3. Teknik Penanaman

3.3.1. Penentuan Pola Tanam
Jarak tanam untuk tanaman bayam ; antara 60 cm x 50 cm atau 80 cm x 40 cm. Jarak tanam tersebut bisa divariasikan sesuai dgntingkat kesuburan tanah & jenis bayam hingga populasi tanaman per hektar berkisar antara 30.000 - 60.000 tanaman. Pola tanam untuk bayam cabut ; monokultur. Dalam satu hamparan lahan biasanya ditanam berbagai jenis tanaman dgnpola mosaik (perca), yaseperti ituberbagai tanaman ditanam monokultur pada petak - petak tersendiri. Tanaman lainnya tadi antara lain seperti kakngkung (darat), selada, lobak, paria, kemangi & sayuran lalapan lainnya.

3.3.2. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam bisa dibuat dgnmenggunakan alat kayu dgncara di pukul-pukul hingga membentuk lubang. Jarak antara barisan ; 60 - 80 cm & jarak antar lubang (antar barisan) 40 - 50 cm.

3.3.3. Cara Penanaman
Penanaman bisa langsung di lapangan tanpa penyemaian atau dgnpenyemaian terlebih dahulu. Apabila tanpa penyemaian maka biji bayam dicampur abu disebarkan langsung di atas bedgnmenurut barisan pada jarak antar barisan 20 cm & arahnya membujur dr Barat ke Timur. Setelah disebarkan benih segera ditutup dgntanah halus & disiram hingga cukup basah. Waktu penanaman paling baik ; pada awal musim hujan. Dgnpenyemaian maka tanaman bisa tumbuh dgnlebih baik karena benih diperolh dgncara seleksi untuk ditanam.

3.4. Pemeliharaan Tanaman

3.4.1. Penjarangan & Penyulaman
Apabila sewaktu menyebar benih secara langsung di lapangan tak merata maka akan terjadi pertumbuhan mengelompok (rapat) hingga pertumbuhannya terhambat karena saling bersaing satu sama lain. Olh karena seperti ituperlu dilakukan penjarangan sekaligus sebagai panen pertama. Apabila tanaman bayam dihasilkan dr benih disemai maka setelah penanaman di lapangan ada mati / terserang penyakit, maka perlu dilakukan penyulaman dgnmengganti tanaman dgn baru. Caranya dgnmencabut & apabila terserang penyakit segera dimusnahkan agar tak menular ke tanaman lainnya. Penyulaman bisa dilakukan seminggu setelah tanam.

3.4.2. Penyiangan
Penyiangan dilakukan apabila muncul gulma tanaman Gelang (Portulaca oleracea) & rumput liar lainnya. Kehadiran gulma gelang bisa menurunkan produksi bayam antara 30 - 65%. Penyiangan dilakukan bersamaan dgnpenggemburan tanah. Alat digunakan dalam penyiangan bisa berupa cangkul kecil atau sabit. Caranya dgndicangkul untuk mencabut gulma atau langsung dicabut dgntangan. Disamping seperti itupencangkulan dilakukan untuk menggemburkan tanah.

3.4.3. Pembubunan
Proses pembubunan dilakukan bersamaan dgnpenyiangan.

3.4.4. Perempalan
Apabila perawakan tanaman terlalu subur, mungkin perlu dilakukan perempalan tunas - tunas liar & pemasangan ajir / turus untuk memperkuat tegaknya tanaman agar tak rebah.

3.4.5. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dgnmenggunakan pupuk organik, untuk tiap lubang calon tanaman sekitar 0,4 - 0,8 kg. Dgndemikian kuantum pupuk organik akan berkisar 15 - 30 ton. Untuk pertanaman di dataran rendah bekas sawah, pupuk organik tak diberikan, tinggi bedgnperlu ditambah & dalamnya parit antar bedgnperlu diperdalam. Pupuk organik diberikan ; pupuk N (Urea sekitar 250 kg / ha atau ZA 500 kg / ha) cara dilarutkan dalam air ± 25 gram / 10 liter air, TSP 300 kg / ha & KCl 200 kg/ha. N diberikan dua kali, setengah takaran pada waktu tanam & setengahnya lagi pada umur 30 hari setelah tanam. Apabila ternyata nanti pertumbuhan tanaman kurang subur, bisa dipertimbangkan untuk memberi pupuk N susulan dgntakaran sekitar 125 kg / ha, interval sekitar 30 hari & dihentikan 30 hari sebelum panen. Pupuk P diberikan sekali pada waktu tanam, sedangkan pupuk K diberikan dua kali, setengah takaran pada waktu tanam & setengah lagi pada umur 30 hari setelah tanam.

3.4.6. Pengairan & Penyiraman
Pada fase awal pertumbuhan, sebaiknya penyiraman dilakukan rutin & intensif 1 - 2 kali sehari, terutama di musim kemarau. Waktu paling baik untuk menyiram tanaman bayam ; pagi atau sore hari, dgnmenggunakan alat bantu gembor (emrat) agar air siramannya merata.

3.4.7. Waktu Penyemprotan Pestisida
Jenis pestisida digunakan untuk tanaman bayam ; Dithane M - 45 dgndosis 1,5 - 2 gram / liter air, Ambush 2 EC atau Lannate 2 EC dgnkonsentrasi 2 gram per liter air. Penyemprotan dilakukan dgnmenggunakan alat penyemprot berupa tangki sprayer. Cara penyemprotan yaseperti itujangan dilakukan ketika angin bertiup kencang & jangan menentang arah datangnya angin. Jangan melakukan penyemprotan pada saat akan hujan & sebaiknya dicampurkan bahan perekat. Waktu penyemprotan dilakukan pada pagi hari benar atau sore hari ketika udara masih tenang. Hal tersebut untuk menghindr matinya lebah atau serangga lainnya menguntungkan.

3.5. Hama & Penyakit

3.5.1. Hama

1. Serangga ulat daun (Spodoptera Plusia Hymenia)
Gejala: daun berlubang - lubang. Pengendalian: pestisida / cukup dgnmenggokan tanaman.

2. Serangga kutu daun (Myzus persicae Thrips sp.)
Gejala: daun rusak, berlubang & layu. Pengendalian: pestisida / cukup dgnmenggokan tanaman.

3. Serangga tungau (Polyphagotarsonemus latus)
Gejala: daun rusak, berlubang & layu. Pengendalian: pestisida / cukup dgnmenggokan tanaman.

4. Serangga lalat (Liriomyza sp.)
Gejala: daun rusak, berlubang & layu. Pengendalian: pestisida / cukup dgnmenggokan tanaman.

3.5.2. Penyakit

1. Rebah kecambah
Penyebab: cendawan Phytium sp. Gejala: menginfeksi batang daun maupun batang daun. Pengendalian: Fungisida

2. Busuk basah
Penyebab: cendawan Rhizoctonia sp. Gejala: adanya bercak - bercak putih. Pengendalian: sama dgnpengendalian penyakit rebah kecambah.

3. Karat putih
Penyebab: cendawan Choanephora sp. Gejala: menginfeksi batang daun & daunnya. Pengendalian: sama dgnpengendalian penyakit rebah kecambah.

3.5.3. Gulma

Jenis gulma: rumput - rumputan, alang-alang. Ciri - ciri: tumbuh mengganggu tanaman Cara Budidaya. Gejala: lahan banyak ditumbuhi pemila liar. Pencegahan: herbisida

3.6. Panen

3.6.1. Ciri & Umur Panen
Ciri-ciri bayam cabut siap panen ; umur tanaman antara 25 - 35 hari setelah tanam. Tinggi tanaman antara 15 - 20 cm & belum berbunga. Waktu panen paling baik ; pagi atau sore hari, saat suhu udara tak terlalu tinggi.

3.6.2. Cara Panen
Cara panennya ; dgnmencabut seluruh bagian tanaman dgnmemilih tanaman sudah optimal. Tanaman masih kecil diberi kesempatan untuk tumbuh membesar, hingga panen bayam identik dgnpenjarangan.

3.6.3. Periode Panen
Panen pertama dilakukan mulai umur 25 - 30 hari setelah tanam, kemudian panen berikutnya ; 3-5 hari sekali. Tanaman sudah berumur 35 hari harus dipanen seluruhnya, karena bila melampaui umur tersebut kualitasnya menurun atau rendah; daun - daunnya menjadi kasar & tanaman telah berbunga.

3.6.4. Prakiraan Produksi
Produksi bayam per hektar bisa mencapai sekitar 22.630 kg.

3.7. Pascapanen

3.7.1. Pengumpulan
Pengumpulan dilakukan setelah panen dgncara meletakkan di suatu tempat teduh agar tak terkena sinar matahari langsung, karena bisa membuat daun layu.

3.7.2. Penyortiran & Penggolongan
Penyortiran dilakukan dgnmemisahkan bayam busuk & rusak dgnbayam baik & segar. Disamping seperti itujuga penggolongan terhadap bayam daunnya besar & daunnya kecil. Setelah seperti itudiikat besar - besar maupun langsung degan ukuran ibu jari.

3.7.3. Penyimpanan
Penyimpanan untuk menjaga kesegaran bayam bisa diperpanjang dr 12 jam tempat terbuka (suhu kamar) menjadi 12 - 14 hari dgnperlakuan suhu dingin mendekati 0 derajat C, misalnya dgnremukan es.

3.7.4. Pengemasan & Pengangkutan
Pengemasan (pewadahan) dalam telombong atau dedaunan digulungkan menyelimuti seluruh bagian bayam, hingga terhindar dr pengaruh langsung sinar matahari. Pengangkutan ke pasar dgncara dipikul maupun angkutan lainnya, seperti mobil atau gerobak.

3.7.5. Pencucian
Pencucian hasil panen pada air mengalir & bersih, atau air disemprotkan melalui selang maupun pancuran.

3.7.6. Penanganan Lain
Bayam bisa diolah menjadi berbagai jenis masakan. Sewaktu memasak bayam ialah tak bolh terlalu lama. Bayam cukup hanya direbus selama ± 5 menit. Memasak bayam terlalu lama akan menyebabkan daun-daunnya menjadi hancur (lonyoh), rasanya tak enak, & kandungan vitamin C-nya menguap (menghilang).

0 comments: