Friday, November 14, 2008

Cara Budidaya Jagung


Jagung (Zea mays L.) adalah salah satu tanaman pangan dunia terpenting, selain gandum & padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah & Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura & Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dr biji), dibuat tepung (dr biji, dikenal dgnistilah tepung jagung atau maizena), & bahan baku industri (dr tepung biji & tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.

Biologi jagung
Berdasarkan bukti genetik, antropologi, & arkeologi diketahui bahwa daerah asal jagung ; Amerika Tengah (Meksiko bagian selatan). Cara Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ni 10.000 tahun lalu, lalu teknologi ni dibawa ke Amerika Selatan (Ekuador) sekitar 7000 tahun lalu, & mencapai daerah pegunungan di selatan Peru pada 4000 tahun lalu[1]. Kajian filogenetik menunjukkan bahwa jagung (Zea mays ssp. mays) adalah keturunan langsung dr teosinte (Zea mays ssp. parviglumis). Dalam proses domestikasinya, berlangsung paling tak 7000 tahun olh penduduk asli setempat, masuk gen-gen dr subspesies lain, terutama Zea mays ssp. mexicana. Istilah teosinte sebenarnya digunakan untuk menggambarkan semua spesies dalam genus Zea, kecuali Zea mays ssp. mays. Proses domestikasi menjadikan jagung adalah satu-satunya spesies tumbuhan tak bisa hidup secara liar di alam. Hingga kni dikenal 50.000 varietas jagung, baik ras lokal maupun kultivar.

Deskripsi
Jagung adalah tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dr siklus adalah tahap pertumbuhan vegetatif & paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.
Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas bisa mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dr permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas bisa menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tak memiliki kemampuan ini.

Akar jagung tergolong akar serabut bisa mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman sudah cukup dewasa muncul akar adventif dr buku-buku batang bagian bawah membantu menga tegaknya tanaman.

Batang jagung tegak & mudah terlihat, sebagaimana sorgum & tebu, namun tak seperti padi atau gandum. Terbisa mutan batangnya tak tumbuh pesat hingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun muncul dr buku. Batang jagung cukup kokoh namun tak banyak mengandung lignin.

Daun jagung ; daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah & helai daun terbisa ligula. Tulang daun sejajar dgnibu tulang daun. Permukaan daun ada licin & ada berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ni berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.

Jagung memiliki bunga jantan & bunga betina terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dr suku Poaceae, disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi olh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning & beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dr buku, di antara batang & pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya bisa menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul bisa menghasilkan lebih dr satu tongkol produktif, & disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dni daripada bunga betinanya (protandri).
Bunga betina jagung berupa "tongkol" terbungkus olh semacam pelepah dgn"rambut". Rambut jagung sebenarnya ; tangkai putik.

Kandungan gizi

Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium. Kandungan karbohidrat bisa mencapai 80% dr seluruh bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa & amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya adalah amilopektin. Perbedaan ni tak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis tak mampu memproduksi pati hingga bijinya terasa lebih manis ketika masih muda.

Teknik Penanaman
1. Penentuan Pola Tanaman
Beberapa pola tanam biasa diterapkan :
a. Tumpang sari ( intercropping ),
melakukan penanaman lebih dr 1 tanaman (umur sama atau berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur seperti jagung & kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung, ketela pohon, padi gogo.
b. Tumpang gilir ( Multiple Cropping ),
dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dgnmempertimbangkan faktor-faktor lain untuk menbisa keuntungan maksimum. Contoh: jagung muda, padi gogo, kedelai, kacang tanah, dll.
c. Tanaman Bersisipan ( Relay Cropping ):
pola tanam dgnmenyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu tanam bersamaan atau waktu berbeda). Contoh: jagung disisipkan kacang tanah, waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang.
d. Tanaman Campuran ( Mixed Cropping ) :
penanaman terdiri beberapa tanaman & tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua tercampur jadi satu. Lahan efisien, tetapi riskan terhadap ancaman hama & penyakit. Contoh: tanaman campuran seperti jagung, kedelai, ubi kayu.

2. Lubang Tanam & Cara Tanam
Lubang tanam ditugal, kedalaman 3-5 cm, & tiap lubang hanya diisi 1 butir benih. Jarak tanam jagung disesuaikan dgnumur panennya, semakin panjang umurnya jarak tanam semakin lebar. Jagung berumur panen lebih 100 hari sejak penanaman, jarak tanamnya 40x100 cm (2 tanaman /lubang). Jagung berumur panen 80-100 hari, jarak tanamnya 25x75 cm (1 tanaman/lubang). Panen <>E. Pengelolaan Tanaman

1. Penjarangan & Penyulaman
Tanaman tumbuhnya paling tak baik, dipotong dgnpisau atau gunting tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tak bolh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih tak tumbuh/mati, dilakukan 7-10 hari sesudah tanam (hst). Jumlah & jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dgnsewaktu penanaman.

2. Penyiangan
Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung masih muda bisa dgntangan atau cangkul kecil, garpu dll. Penyiangan jangan sampai mengganggu perakaran tanaman pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah maka dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.

3. Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan bersamaan dgnpenyiangan untuk memperkokoh posisi batang agar tanaman tak mudah rebah & menutup akar bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dgnwaktu pemupukan. Tanah di sebelah kanan & kiri barisan tanaman diuruk dgncangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dgncara ni akan terbentuk gulu& memanjang.

4. Pengairan & Penyiraman
Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab, tujuannya menjaga agar tanaman tak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air diperlukan lebih besar hingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung.

Hama & Penyakit
1. Hama
a. Lalat bibit (Atherigona exigua Stein)
Gejala: daun berubah warna menjadi kekuningan, bagian terserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati. Penyebab: lalat bibit dgnciri-ciri warna lalat abu-abu, warna punggung kuning kehijauan bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, & panjang lalat 3-3,5 mm. Pengendalian: (1) penanaman serentak & penerapan pergiliran tanaman. (2) tanaman terserang segera dicabut & dimusnahkan. (3) Sanitasi kebun. (4) semprot dgnPESTONA
b. Ulat Pemotong
Gejala: tanaman terpotong beberapa cm diatas permukaan tanah, ditandai dgnbekas gigitan pada batangnya, akibatnya tanaman masih muda roboh. Penyebab: beberapa jenis ulat pemotong: Agrotis ipsilon; Spodoptera litura, penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), & penggerek buah jagung (Helicoverpa armigera). Pengendalian: (1) Tanam serentak atau pergiliran tanaman; (2) cari & bunuh ulat-ulat tersebut (biasanya terbisa di dalam tanah); (3) Semprot PESTONA, VITURA atau VIREXI.

2. Penyakit
a. Penyakit bulai (Downy mildew)
Penyebab: cendawan Peronosclerospora maydis & P. javanica serta P. philippinensis, merajalela pada suhu udara 270 C ke atas serta keadaan udara lembab. Gejala: (1) umur 2-3 minggu daun runcing, kecil, kaku, pertumbuhan batang terhambat, warna menguning, sisi bawah daun terbisa lapisan spora cendawan warna putih; (2) umur 3-5 minggu mengalami gangguan pertumbuhan, daun berubah warna dr bagian pangkal daun, tongkol berubah bentuk & isi; (3) pada tanaman dewasa, terbisa garis-garis kecoklatan pada daun tua. Pengendalian: (1) penanaman menjelang atau awal musim penghujan; (2) pola tanam & pola pergiliran tanaman, penanaman varietas tahan; (3) cabut tanaman terserang & musnahkan; (4) Preventif diawal tanam dgnGLIO

b. Penyakit bercak daun (Leaf bligh)
Penyebab: cendawan Helminthosporium turcicum. Gejala: pada daun tampak bercak memanjang & teratur berwarna kuning & dikelilingi warna coklat, bercak berkembang & meluas dr ujung daun hingga ke pangkal daun, semula bercak tampak basah, kemudian berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan, kemudian berubah menjadi coklat tua. Akhirnya seluruh permukaan daun berwarna coklat. Pengendalian: (1) pergiliran tanaman. (2) mengatur kondisi lahan tak lembab; (3) Prenventif diawal dgnGLIO

c. Penyakit karat (Rust)
Penyebab: cendawan Puccinia sorghi Schw & P.polypora Underw. Gejala: pada tanaman dewasa, daun tua terbisa titik-titik noda berwarna merah kecoklatan seperti karat serta terbisa serbuk berwarna kuning kecoklatan, serbuk cendawan ni berkembang & memanjang. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban; (2) menanam varietas tahan terhadap penyakit; (3) sanitasi kebun; (4) semprot dgnGLIO.

d. Penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut)
Penyebab: cendawan Ustilago maydis (DC) Cda, Ustilago zeae (Schw) Ung, Uredo zeae Schw, Uredo maydis DC. Gejala: masuknya cendawan ni ke dalam biji pada tongkol hingga terjadi pembengkakan & mengeluarkan kelenjar (gall), pembengkakan ni menyebabkan pembungkus rusak & spora tersebar. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban; (2) memotong bagian tanaman & dibakar; (3) benih akan ditanam dicampur GLIO & POC NASA .

e. Penyakit busuk tongkol & busuk biji
Penyebab: cendawan Fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella zeae (Schw), Gibberella fujikuroi (Schw), Gibberella moniliforme. Gejala: bisa diketahui setelah membuka pembungkus tongkol, biji-biji jagung berwarna merah jambu atau merah kecoklatan kemudian berubah menjadi warna coklat sawo matang. Pengendalian: (1) menanam jagung varietas tahan, pergiliran tanam, mengatur jarak tanam, perlakuan benih; (2) GLIO di awal tanam.

Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dgnmenggunakan pestisida alami belum mengatasi bisa dipergunakan pestisida kimia dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata & tak mudah hilang olh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

Panen & Pasca Panen
1. Ciri & Umur Panen
Umur panen + 86-96 hari setelah tanam. Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi penuh (diameter tongkol 1-2 cm), jagung rebus/bakar, dipanen ketika matang susu & jagung untuk beras jagung, pakan ternak, benih, tepung dll dipanen jika sudah matang fisiologis.

2. Cara Panen
Putar tongkol berikut kelobotnya/patahkan tangkai buah jagung.

3. Pengupasan
Dikupas saat masih menempel pada batang atau setelah pemetikan selesai, agar kadar air dalam tongkol bisa diturunkan hingga cendawan tak tumbuh.

4. Pengeringan
Pengeringan jagung dgnsinar matahari (+7-8 hari) hingga kadar air + 9% -11 % atau dgnmesin pengering.

5. Pemipilan
Setelah kering dipipil dgntangan atau alat pemipil jagung.

6. Penyortiran & Penggolongan
Biji-biji jagung dipisahkan dr kotoran atau apa saja tak dikehendaki (sisa-sisa tongkol, biji kecil, biji pecah, biji hampa, dll). Penyortiran untuk menghindr serangan jamur, hama selama dalam penyimpanan & menaikkan kualitas panenan.

0 comments: