Friday, November 14, 2008

Cara Budidaya Cabai


A. PENDAHULUAN
Cabai bisa ditanam di dataran tinggi maupun rendah, pH 5-6. Bertanam cabai dihadapkan dgnberbagai masalah (resiko), diantaranya, teknis Cara Budidaya, kekurangan unsur, serangan hama & penyakit, dll.

B. FASE PRATANAM
1. Pengolahan Lahan
• Tebarkan pupuk kandang dosis 0,5 -1 ton/ 1000 m2
• Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu)
• Diberi Dolomit sebanyak 0,25 ton / 1000 m2
• Dibuat bedgnlebar 100 cm & parit selebar 80 cm
• Siramkan SUPER NASA (1 bt) / NASA(1-2 bt)
- Super Nasa : 1 btl dilarutkan dalam 3 liter air (jadi larutan induk). Setiap 50 lt air tambahkan 200 cc larutan induk.
Atau 1 gembor ( + 10 liter ) diberi 1 sendok makan peres SUPER NASA & siramkan ke bedgn+ 5-10 m.
- NASA : 1 gembor ( + 10 liter ) diberi 2-4 tutup NASA & siramkan ke bedgnsepanjang + 5 - 10 meter.
• Campurkan GLIO 100 - 200 gr ( 1 - 2 bungkus ) dgn50 - 100 kg pupuk kandang, biarkan 1 minggu & sebarkan ke bedengan.
• Bedgnditutup mulsa plastik & dilubangi, jarak tanam 60 cm x 70 cm pola zig zag ( biarkan + 1 - 2 minggu ).

2. Benih
• Kebutuhan per 1000 m2 1 - 1,25 sachet Natural CK -10 atau CK-11 & Natural CS-20, CB-30
• Biji direndam dgnPOC NASA dosis 0,5 - 1 tutup / liter air hangat kemudian diperam semalam.

C. FASE PERSEMAIAN ( 0-30 HARI)
1. Persiapan Persemaian
• Arah persemaian menghadap ke timur dgnnaungan atap plastik atau rumbia.
• Media tumbuh dr campuran tanah & pupuk kandang atau kompos telah disaring, perbandingan 3 : 1. Pupuk kandang sebelum dipakai dicampur dgnGLIO 100 gr dalam 25-50 kg pupuk kandang & didiamkan selama + 1 minggu. Media dimasukkan polibag bibit ukuran 4 x 6 cm atau contong daun pisang.

2. Penyemaian
• Biji cabai diletakkan satu per satu tiap polibag, lalu ditutup selapis tanah + pupuk kandang matang telah disaring
• Semprot POC NASA dosis 1-2 ttp/tangki umur 10, 17 HSS
• Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari untuk menjaga kelembaban

3. Pengamatan Hama & Penyakit
a. Penyakit
• Rebah semai (dumping off), gejalanya tanaman terkulai karena batang busuk , disebabkan olh cendawan Phytium sp. & Rhizoctonia sp. Cara pengendalian: tanaman yg terserang dibuang bersama dgntanah, mengatur kelembaban dgnmengurangi naungan & penyiraman, jika serangan tinggi siram GLIO 1 sendok makan (± 10 gr) per 10 liter air.
• Embun bulu, ditandai adanya bercak klorosis dgnpermukaan berbulu pada daun atau kotil yg disebabkan cendawan Peronospora parasitica. Cara mengatasi seperti penyakit rebah semai.
• Kelompok Virus, gejalanya pertumbuhan bibit terhambat & warna daun mosaik atau pucat. Gejala timbul lebih jelas setelah tanaman berumur lebih dr 2 minggu. Cara mengatasi; bibit terserang dicabut & dibakar, semprot vektor virus dgnBVR atau PESTONA.

b. H a m a
• Kutu Daun Persik (Aphid sp.), Perhatikan permukaan daun bagian bawah atau lipatan
pucuk daun, biasanya kutu daun persik bersembunyi di bawah daun. Pijit dgnjari koloni kutu yg ditemukan, semprot dgnBVR atau PESTONA.
• Hama Thrip parvispinus, gejala serangan daun berkerut & bercak klorosis karena cairan daun diisap, lapisan bawah daun berwarna keperak-perakan atau seperti tembaga. Biasanya koloni berkeliaran di bawah daun. Pengamatan pada pagi atau sore hari karena hama akan keluar pada waktu teduh. Serangan parah semprot dgnBVR atau PESTONA untuk mengurangi penyebaran.
• Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus). Gejala serangan daun berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah sepanjang tulang daun. Pucuk menebal & berguguran hingga tinggal batang & cabang. Perhatikan daun muda, bila menggulung & mengeras seperti itutandanya terserang tungau. Cara mengatasi seperti pada Aphis & Thrip

D. FASE TANAM
1. Pemilihan Bibit
• Pilih bibit seragam, sehat, kuat & tumbuh mulus
• Bibit memiliki 5-6 helai daun (umur 21 - 30 hari)

2. Cara Tanam
• Waktu tanam pagi atau sore hari , bila panas terik ditunda.
• Plastik polibag dilepas
• Setelah penanaman selesai, tanaman langsung disiram /disemprot POC NASA 3-4 tutup/ tangki.


3. Pengamatan Hama
• Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon ), aktif malam hari untuk kopulasi, makan & bertelur. Ulat makan tanaman muda dgnjalan memotong batang atau tangkai daun. Siang hari sembunyi dalam tanah disekitar tanaman terserang. Setiap ulat ditemukan dikumpulkan lalu dibunuh, serangan berat semprot dgnPESTONA atau VIREXI
• Ulat Grayak ( Spodoptera litura & S. exigua ),
Ciri ulat baru menetas / masih kecil berwarna hijau dgnbintik hitam di kedua sisi dr perut/ba& ulat, terbisa bercak segitiga pada bagian punggungnya (seperti bulan sabit). Gejala serangan, larva memakan permukaan bawah daun & daging buah dgnkerusakan berupa bintil-bintil atau lubang-lubang besar. Serangan parah, daun cabai gundul hingga tinggal ranting-rantingnya saja. Telur dikumpulkan lalu dimusnahkan, menyiangi rumput di sekitar tanaman digunakan untuk persembunyian. Semprot dgnVITURA, VIREXI atau PESTONA.
• Bekicot/siput. Memakan tanaman, terutama menyerang malam hari. Dicari di sekitar pertanaman ( kadang di bawah mulsa) & buang ke luar areal.

E. FASE PENGELOLAAN TANAMAN (7-70 HST)
1. Penyiraman bisa dilakukan dgnpengocoran tiap tanaman atau penggenangan (dilep) jika dirasa kering.
2. Pemupukan lewat pengocoran dilakukan seminggu sekali tiap lubang. Pupuk kocoran adalah perbandingan campuran pupuk makro Urea : SP 36 : KCl : NASA = (250 : 250 : 250) gr dalam 50 liter ( 1 tong kecil) larutan. Diberikan umur 1 - 4 minggu dosis 250 cc/lubang, sedang umur 5-12 minggu dgnperbandingan pupuk makro Urea : TSP : KCl : NASA = (500 : 250 : 250) gr dalam 50 liter air, dgndosis 500 cc/lubang.
Kebutuhan total pupuk makro 1000 m2 :

Jenis Pupuk 1 - 4 minggu (kg) 5 - 12 minggu (kg)

Urea 7 56

SP-36 7 28

KCl 7 28

Catatan :
- Umur 1 - 4 mg 4 kali aplikasi (± 7 tong/ aplikasi)
- Umur 5-12 mg 8 kali aplikasi (± 14 tong/aplikasi)
3. Penyemprotan POC NASA ke tanaman dgndosis 3-5 tutup / tangki pada umur 10, 20, kemudian pada umur 30, 40 & 50 HST POC NASA + Hormonik dosis 1-2 tutup/tangki.
4. Perempelan, sisakan 2-3 cabang utama / produksi mulai umur 15 - 30 hr.
5. Pengamatan Hama & Penyakit
• Spodoptera litura/ Ulat grayak Lihat depan.
• Kutu - kutuan ( Aphis, Thrips, Tungau ), lihat fase persemaian.
• Penyakit Layu, disebabkan beberapa jamur antara lain Fusarium, Phytium & Rhizoctonia. Gejala serangan tanaman layu secara tiba-tiba, mengering & gugur daun. Tanaman layu dimusnahkan & untuk mengurangi penyebaran, sebarkan GLIO
• Penyakit Bercak Daun, Cercospora capsici. Jamur ni menyerang pada musim hujan diawali pada daun tua bagian bawah. Gejala serangan berupa bercak dalam berbagai ukuran dgnbagian tengah berwarna abu-abu atau putih, kadang bagian tengah ni sobek atau berlubang. Daun menguning sebelum waktunya & gugur, tinggal buah & ranting saja. Akibatnya buah menjadi rusak karena terbakar sinar matahari. Pengamatan pada daun tua.
• Lalat Buah (Dacus dorsalis), Gejala serangan buah telah berisi belatung akan menjadi keropos karena isinya dimakan, buah sering gugur muda atau berubah bentuknya. Lubang buah memungkinkan bakteri pembusuk mudah masuk hingga buah busuk basah. Sebagai vektor Antraknose. Pengamatan ditujukan pada buah cabai busuk, kumpulkan & musnahkan. Lalat buah dipantau dgnperangkap berbahan aktif Metil Eugenol 40 buah / ha
• Penyakit Busuk Buah Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides), gejala serangan mula-mula bercak atau totol-totol pada buah membusuk melebar & berkembang menjadi warna orange, abu-abu atau hitam. Bagian tengah bercak terlihat garis-garis melingkar penuh titik spora berwarna hitam. Serangan berat menyebabkan seluruh bagian buah mengering. Pengamatan dilakukan pada buah merah & hijau tua. Buah terserang dikumpulkan & dimusnahkan pada waktu panen dipisahkan. Serangan berat sebari dgnGLIO di bawah tanaman.

F. FASE PANEN & PASCA PANEN
1. Pemanenan
• Panen pertama sekitar umur 60-75 hari
• Panen kedua & seterusnya 2-3 hari dgnjumlah panen bolh mencapai 30-40 kali atau lebih tergantung ketinggian tempat & cara Cara Budidayanya
• Setelah pemetikan ke-3 disemprot dgnPOC NASA + Hormonik & dipupuk dgnperbandingan seperti diatas, dosis 500 cc/ph

2. Cara panen :
• Buah dipanen tak terlalu tua (kemasakan 80-90%)
• Pemanenan baik pagi hari setelah embun kering
• Penyortiran dilakukan sejak di lahan
• Simpan ditempat teduh
3. Pengamatan Hama & Penyakit
• Kumpulkan & musnahkan buah busuk / rusak

0 comments: