Tuesday, February 24, 2009

Cara Budidaya Bawang Putih (Allium sativum L)

I. PENDAHULUAN
Bawang putih (Allium sativum L) selain adalah jenis sayuran penting, juga adalah salah satu sumber pertumbuhan baru ekonomi dalam pembangunan pertanian. Bawang putih ni dianggap sebagai komoditas potensial terutama untuk subsitusi impor & dalam hubungannya dgnpenghematan devisa. Perkembangan terakhir , impor bawang putih indonesia berjumlah 295 ribu ton dgnnilai tak kurang dr US$ 103 juta atau sebesar Rp 927 milyar, untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri.

Masalah dihadapi dalam Cara Budidaya bawang putih sampai saat ni ; varietas bawang putih berkembang di indonesia umumnya memiliki potensi hasil jauh lebih rendah dibandingkan dgnpotensi hasil bawang putih di daerah subtropis. Bagseperti itupula tingkat pengusahaanya juga terbatas di daerah dataran tinggi (> 800 m dpl). Dgndemikian dgnadanya jenis-jenis bawang putih cocok diusahakan di dataran rendah adalah peluang baru dalam pembangunan pertanian khususnya untuk ekstensifikasi bawang putih dalam negeri bagi pemenuhan kebutuhan konsumsi bawang putih terus meningkat tiap tahunnya. Menurut data Susenas, konsumsi per kapita bawang putih penduduk indonesia mencapai 1,13 kg/tahun hingga kebutuhan bawang putih nasional per tahun mencapai sekitar 250 ribu ton.

II. PERSYARATAN EKOLOGIS
- Tanaman bawang putih dataran rendah tumbuh pada hampir semua jenis tanah, namun terbaik pada tanah bertekstur sedang (lempung sampai lempung berpasir).
- pH tanah cocok ; 5,6 - 6,8 & drainasenya baik.
- Walaupun umumnya bawang putih ni tahan suhu panas, namun hanya bisa tumbuh dgnbaik pada daerah memiliki suhu dingin (<25` c pada bulan-bulan tertentu). - Suhu dingin tersebut diperlukan terutama pada saat pembentukan & pembesaran umbi tanaman. Di Indonesia, waktu tanam terbaik untuk bawang putih dataran rendah yaseperti itubulan Mei, Juni atau Juli.

III. TEKNOLOGI CARA BUDIDAYA

- Lahan dibuat bedgndgnlebar bedgn1,2 - 1,75 m, dgnjarak perit antar bedgn40 - 50 cm; sedangkan panjang bedgndisesuaikan dgnlahan tersedia.
- Kemudian diidtirahatkan sekitar 2 minggu, selanjutnya diolah 2 - 3 kali hingga permukaan tanahnya cukup halus. - Sebelum penanaman, perlu dicek pH tanahnya, jika < 5,6 perlu dilakukan pengapurandgndosis 1,5 - 3, ton per ha.
- 2 - 3 hari sebelum tanam dilakukan pemberian pupuk dasar yaseperti itumenggunakan pupuk kandang (10 - 15 ton/ha) atau pupuk kompos (2 ton /ha) & SP-36 sebanyak 200 - 300kg /ha.
- Umbi bibit telah siseleksi (dalam bentuk siung-siung) ditanam dibedgndgnkedalaman 1/4 - 1/2 tinggi siung bibit, kemudian ditutp dgnmulsa jerami padi setebal 3 - 5 cm. - Pemupukan susulan dilakukan sebanyak 3 kali, yaseperti itupada umur 15, 30 & 45 hari setelah tanam dgnmenggunakan campuran pupuk 200 kg ZA + 100kg ,Urea + 100 kg KCL per ha untuk setiap kali pemberian pupuk susulan. Caranya, pupuk disebar antara barisan tanaman kemudian diikuti dgnpenyiraman.
- Penyulaman dilakukan seminggu setelah peneneman benih dgnmenggunakan bibit cadangan telah ditanam di tempat bibit untuk cadangan.
- Tanaman bawang putih membutuhkan air dalam jumlah cukup selama pertumbuhan vegetatif & pembentukan umbi. Frekuensi pemberian air disesuaikan dgnfase pertumbuhan tanaman bawang putih. Pada awal pertumbuhan, penyiraman sebaiknya dilakukan 2 - 3 hari sekali pada pagi atau sore hari. Pada fase pengisian umbi, yakni sekitar 60 hst, tanaman bawang putih paling peka terhadap defisit air, hingga perlu pengairan cukup. Penyiangan perlu dilakukan terutama ketika pengaruh mulsa kurang efektif. Hama penting pada tanaman bawang putih ; Thrips & ulat daun bisa dikendalikan dgninsektisida berbahan aktif fosfor organik, merkaptodimetur atau monokrofos dgndosis 2 ml/liter air. Sedangkan untuk tungau dikendalikan dgnakarisida berbahan fenpropatin atau dimeot; penyakit fusarium dikendalikan dgnfungisida berbahan aktif bernomil.
- Bawang putih didaratan rendah biasanya telah siap dipanen pada umur 80 – 100 haritergantung keadaan kesuburan tanaman dilapangan. Ciri tanaman bawang putih siap dipanen, daun tanaman 50 % telah menguning atau kering & tangkai batangnya sudah keras. Cara panen bisa dilakukan dgnpencabutan langsung terutama pada tanah ringan & pencukilan dilakukan pada tanah-tanah bertekstur agak berat. - Hasil tanaman diikat sebanyak 30 tangkai tiap ikat & dijemur selama 1 – 2 minggu.

IV. DESKRIPSI BAWANG PUTIH VARIETAS LUMBU PUTIH

Asal tanaman : D.I.Yogyakarta Umur panen : 100 - 110 hst Tinggi tanaman : 52 - 65 cm Diameter : 1, 25 - 1,5 cm batang semu Kemampuan : tak berbunga berbunga Bentuk daun : silindris, pipih & lebar, posisi tegak Warna daun : agak keabu - abuan Banyak daun : 8 - 9 helai pertanaman Habitus tanaman : rozet Bentuk umbi : bulat, mengarah ke setiga dasarnya datar Besar umbi : 3,5 cm - 6,0 cm & panjang 2,6 cm - 4,0 cm Warna umbi : putih dgngaris - garis ungu tak merata pada ujungnya Jumlah siung / umbi : 15 - 20 siung Bentuk siung : panjang 2,3 cm - 3,1 cm & lebar 1,3 cm - 1,7 cm Warna siung : putih agak krem Bau & aroma : kurang kuat Kemampuan : 4 - 8 ton / hektar berproduksi Susut bobot umbi : 35% - 40% Keterangan : tumbuhan baik di daerah dataran rendah pada ketinggian 6 - 200m dpl

0 comments: