Monday, December 1, 2008

Cara Budidaya Apel

1. SEJARAH SINGKAT

Apel adalah tanaman buah tahunan berasal dr daerah Asia Barat dgniklim sub tropis. Di Indonesia apel telah ditanam sejak tahun 1934 hingga saat ini.

2. JENIS TANAMAN

Menurut sistematika, tanaman apel termasuk dalam:
1) Divisio : Spermatophyta
2) Subdivisio : Angiospermae
3) Klas : Dicotyledonae
4) Ordo : Rosales
5) Famili : Rosaceae
6) Genus : Malus
7) Spesies : Malus sylvestris Mill
Dr spesies Malus sylvestris Mill ini, terbisa bermacam-macam varietas memiliki ciri-ciri atau kekhasan tersendiri. Beberapa varietas apel unggulan antara lain: Rome Beauty, Manalagi, Anna, Princess Noble & Wangli/Lali jiwo.

3. MANFAAT TANAMAN

Apel mengandung banyak vitamin C & B. Selain seperti ituapel kerap menjadi pilihan para pelaku diet sebagai makanan substitusi.



4. SENTRA PENANAMAN

Di Indonesia, apel bisa tumbuh & berbuah baik di daerah dataran tinggi. Sentra produksi apel di ; Malang (Batu & Poncokusumo) & Pasuruan (Nongkojajar), Jatim. Di daerah ni apel telah diusahakan sejak tahun 1950, & berkembang pesat pada tahun 1960 hingga saat ini. Selain seperti itudaerah lain
banyak dinanami apel ; Jawa Timur (Kayumas-Situbondo, Banyuwangi), Jawa Tengah (Tawangmangu), Bali (Buleleng & Tabanan), Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur & Sulawesi Selatan. Sedangkan sentra penanaman dunia berada di Eropa, Amerika, & Australia.

5. SYARAT TUMBUH

5.1. Iklim

1) Curah hujan ideal ; 1.000-2.600 mm/tahun dgnhari hujan 110-150 hari/tahun. Dalam setahun banyaknya bulan basah ; 6-7 bulan & bulan kering 3-4 bulan. Curah hujan tinggi saat berbunga akan menyebabkan bunga gugur hingga tak bisa menjadi buah.
2) Tanaman apel membutuhkan cahaya matahari cukup antara 50-60% setiap harinya, terutama pada saat pembungaan.
3) Suhu sesuai berkisar antara 16-27 derajat C.
4) Kelembaban udara dikehendaki tanaman apel sekitar 75-85%.

5.2. Media Tanam

1) Tanaman apel tumbuh dgnbaik pada tanah bersolum dalam, mempunyai lapisan organik tinggi, & struktur tanahnya remah & gembur, mempunyai aerasi, penyerapan air, & porositas baik, hingga pertukaran oksigen, pergerakan hara & kemampuan menyimpanan airnya optimal.
2) Tanah cocok ; Latosol, Andosol & Regosol.
3) Derajat keasaman tanah (pH) cocok untuk tanaman apel ; 6-7 & kandungan air tanah dibutuhkan ; air tersedia.
4) Dalam pertumbuhannya tanaman apel membutuhkan kandungan air tanah cukup.
5) Kelerengan terlalu tajam akan menyulitkan perawatan tanaman, hingga bila masih memungkinkan dibuat terasering maka tanah masih layak ditanami.

5.3. Ketinggian Tempat

Tanaman apel bisa tumbuh & berbuah baik pada ketinggian 700-1200 m dpl. dgnketinggian optimal 1000-1200 m dpl.

6. PEDOMAN CARA BUDIDAYA

6.1. Pembibitan

Perbanyakan tanaman apel dilakukan secara vegetatif & generatif. Perbanyakan baik & umum dilakukan ; perbanyakan vegetatif, sebab perbanyakan generatif memakan waktu lama & sering menghasilkan bibit menyimpang dr induknya. Teknik perbanyakan generatif dilakukan dgnbiji, sedangkan perbanyakan vegetatif dilakukan dgnokulasi atau penempelan (budding), sambungan
(grafting) & stek.
1) Persyaratan Benih
Syarat batang bawah : adalah apel liar, perakaran luas & kuat, bentuk pohon kokoh, mempunyai daya adaptasi tinggi. Sedangkan syarat mata tunas ; berasal dr batang tanaman apel sehat & memilki sifat-sifat unggul.
2) Penyiapan Benih
Penyiapan benih dilakukan dgncara perbanyakan batang bawah dilakukan langkah-langkah sebagai beriku t:

a) Anakan / siwilan

1. Ciri anakan diambil ; tinggi 30 cm, diameter 0,5 cm & kulit batang kecoklatan.
2. Anakan diambil dr pangkal batang bawah tanaman produktif dgncara menggali tanah disekitar pohon, lalu anakan dicabut beserta akarnya secara berlahan-lahan & hati-hati.
3. Setelah anakan dicabut, anakan dirompes & cabang-cabang dipotong, lalu ditanam pada bedgnselebar 60 cm dgnkedalaman parit 40 cm.

b) Rundukan (layering)

1. Bibit hasil rundukan bisa diperolh dua cara yaitu:
- Anakan pohon induk apel liar: anakan agak panjang direbahkan melekat tanah, kemudian cabang dijepit kayu & ditimbun tanah; penimbunan dilakukan tiap 2 mata; bila sudah cukup kuat, tunas dapat
dipisahkan dgncara memotong cabangnya.
- Perundukan tempelan batang bawah: dilakukan pada waktu tempelan dibuka (2 minggu) yaseperti itudgnmemotong 2/3 bagian penampang batang bawah, sekitar 2 cm diatas tempelan; bagian atas keratan dibenamkan dalam tanah kemudian ditekuk lagi keatas. Pada tekukan diberi penjepit kayu atau bambu.
2. Setelah rundukan berumur sekitar 4 bulan, dilakukan pemisahan bakal bibit dgncara memotong miring batang tersebut dibawah keratan atau tekukan. Bekas luka diolesi defolatan.
c) Stek
Stek apel liar berukuran panjang 15-20 cm ( diameter seragam & lurus), sebelum ditanam bagian bawah stek dicelupkan ke larutan Roton F untuk merangsang pertumbuhan akar. Jarak penanaman 30 x 25 cm, tiap bedgnditanami dua baris. Stek siap diokulasi pada umur 5 bulan, diameter batang ± 1
cm & perakaran cukup cukup kuat.

3) Teknik Pembiitan

a) Penempelan

1. Pilih batang bawah memenuhi syarat yaseperti itutelah berumur 5 bulan, diameter batang ± 1 cm & kulit batangnya mudah dikelupas dr kayu.
2. Ambil mata tempel dr cabang atau batang sehat berasal dr pohon apel varietas unggul telah terbukti keunggulannya. Caranya ; dgnmenyayat mata tempel beserta kayunya sepanjang 2,5-5 cm (Matanya ditengah-tengah). Kemudian lapisan kayu dibuang dgnhati-hati agar matanya tak rusak
3. Buat lidah kulit batang terbuka pada batang bawah setinggi ± 20 cm dr pangkal batang dgnukuran disesuaikan dgnmata tempel. Lidah tersebut diungkit dr kayunya & dipotong setengahnya.
4. Masukkan mata tempel ke dalam lidah batang bawah hingga menempel dgnbaik. Ikat tempelan dgnpita plastik putih pada seluruh bagian tempelan.
5. Setelah 2-3 minggu, ikatan tempelan bisa dibuka & semprot/ kompres dgnZPT. Tempelan jadi mempunyai tanda mata tempel berwarna hijau segar & melekat.
6. Pada okulasi jadi, kerat batang sekitar 2 cm diatas okulasi dgnposisi milintang sedikit condong keatas sedalam 2/3 bagian penampang.
Tujuannya untuk mengkonsentrasikan pertumbuhan hingga memacu pertumbuhan mata tunas.
b) Penyambungan

1. Batang atas (entres) berupa cabang (pucuk cabang lateral).
2. Batang bawah dipotong pada ketinggian ± 20 cm dr leher akar.
3. Potong pucuknya & belah bagian tengah batang bawah denngan panjang 2-5 cm.
4. Cabang entres dippotong sepanjang ± 15 cm (± 3 mata), daunnya dibuang, lalu pangkal batang atas diiris berbentuk baji. Panjang irisan sama dgnpanjang belahan batang bawah.
5. Batang atas disisipkan ke belahan batang bawah, hingga kambium keduanya bolh bertemu.
6. Ikat sambungan dgntali plastik serapat mungkin.
7. Kerudungi setiap sambungan dgnkantung plastik. Setelah berumur 2-3 minggu, kerudung plastik bisa dibuka untuk melihat keberhasilan sambungan.

4) Pemeliharaan pembibitan

Pemeliharaan batang bawah meliputi
a) Pemupukan: dilakukan 1-2 bulan sekali dgnurea & TSP masing-masing 5 gram per tanaman ditugalkan (disebar mengelilingi) di sekitar tanaman.
b) Penyiangan: waktu penyiangan tergantung pada pertumbuhan gulma.
c) Pengairan: satu minggu sekali (bila tak ada hujan)
d) Pemberantasan hama & penyakit: disemprotkan pestisida 2 kali tiap bulan dgnmemperhatikan gejala serangan. Fungisida digunakan ; Antracol atau Dithane, sedangkan insektisida ; Supracide atau Decis.
Bersama dgnni bisa pula diberikan pupuk daun, ditambah perekat Agristic.

5) Pemindahan Bibit

Bibit okulasi grafting (penempelan & sambungan) bisa dipindahkan ke lapang pada umur minimal 6 bulan setelah okulasi, dipotong hingga tingginya 80-100 cm & daunnya dirompes.

6.2. Pengolahan Media Tanam

1) Persiapan

Persiapan diperlukan ; persiapan pengolahan tanah & pelaksanaan survai. Tujuannya untuk mengetahui jenis tanaman, kemiringan tanah, keadaan tanah, menentukan kebutuhan tenaga kerja, bahan paralatan & biaya diperlukan.

2) Pembukaan Lahan

Tanah diolah dgncara mencangkul tanah sekaligus membersihkan sisa-sisa tanaman masih tertinggal.

3) Pembentukan Bedengan

Pada tanaman apel bedeng hampir tak diperlukan, tetapi hanya peninggian alu penanaman.

4) Pengapuran

Pengapuran bertujuan untuk menjaga keseimbangan pH tanah. Pengapuran hanya dilakukan apabila ph tanah kurang dr 6.
5) Pemupukan

Pupuk diberikan pada pengolahan lahan ; pupuk kandang sebanyak 20 kg per lubang tanam dicampur merata dgntanah, setelah seperti itudibiarkan selama 2 minggu.

6.3. Teknik Penanaman

1) Penentuan Pola Tanam

Tanaman apel bisa ditanam secara monokultur maupun intercroping. Intercroping hanya bisa dilakukan apabila tanah belum tertutup tajuk-tajuk daun atau sebelum 2 tahun. Tapi pada saat ini, setelah melalui beberapa penelitian intercroping pada tanaman apel bisa dilakukan dgntanaman berhabitat
rendah, seperti cabai, bawang & lain-lain. Tanaman apel tak bisa ditanam pada jarak terlalu rapat karena akan menjadi sangat rimbun akan menyebabkan kelembaban tinggi, sirkulasi
udara kurang, sinar matahari terhambat & meningkatkan pertumbuhan penyakit. Jarak tanam ideal untuk tanaman apel tergantung varietas. Untuk varietas Manalagi & Prices Moble ; 3-3.5 x 3.5 m, sedangkan untuk varietas Rome Beauty & Anna bisa lebih pendek yaseperti itu2-3 x 2.5-3 m.

2. Pembuatan Lubang Tanam

Ukuran lubang tanam antara 50 x 50 x 50 cm sampai 1 x 1 x 1 m. Tanah atas & tanah bawah dipisahkan, masing-masing dicampur pupuk kandang sekurangkurangnya 20 kg. Setelah seperti itutanah dibiarkan selama ± 2 minggu, & menjelang tanam tanah galian dikembalikan sesuai asalnya.

3. Cara Penanaman

Penanaman apel dilakukan baik pada musim penghujan atau kemarau (di sawah). Untuk lahan tegal dianjurkan pada musim hujan.
Cara penanaman bibit apel ; sebagai berikut:
a. Masukan tanah bagian bawah bibit kedalam lubang tanam.
b. Masukan bibit ditengah lubang sambil diatar perakarannya agar menyebar.
c. Masukan tanah bagian atas dalam lubang sampai sebatas akar & ditambah tanah galian lubang.
d. Bila semua tanah telah masuk, tanah ditekan-tekan secara perlahan dgntangan agar bibit tertanam kuat & lurus. Untuk menahan angin, bibit bisa ditahan pada ajir dgnikatan longgar.

6.4. Pemeliharaan Tanaman

1) Penjarangan & penyulaman

Penjarangan tanaman tak dilakukan, sedangkan penyulaman dilakukan pada tanaman mati atau dimatikan kerena tak menghasilkan dgncara menanam tanaman baru menggantikan tanaman lama. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada musim penghujan.

2) Penyiangan

Penyiangan dilakukan hanya bila disekitar tanaman induk terbisa banyak gulma dianggap bisa mengganggu tanaman. Pada kebun ditanami apel dgnjarak tanam rapat (± 3x3 m), peniangan hampir tak perlu dilakukan karena tajuk daun menutupi permukaan tanah hingga rumput-rumput tak bisa tumbuh.

3) Pembubunan

Penyiangan biasanya diikuti dgnpembubunan tanah. Pembubunan dimaksudkan untuk meninggikan kembali tanah disekitar tanaman agar tak tergenang air & juga untuk menggemburkan tanah. Pembubunan biasanya dilakukan setelah panen atau bersamaan dgnpemupukan.

4) Perempalan/Pemangkasan

Bagian perlu dipangkas ; bibit baru ditanam setinggi 80 cm, tunas tumbuh di bawah 60 cm, tunas-tunas ujung beberapa ruas dr pucuk, 4-6 mata & bekas tangkai buah, knop tak subur, cabang berpenyakit & tak produkrif, cabang menyulitkan pelengkungan, ranting atau daun menutupi buah. Pemangkasan dilakukan sejak umur 3 bulan sampai dibisa bentuk diinginkan(4-5 tahun).

5) Pemupukan

a) Pada musim hujan/tanah sawah
1. Bersamaan rompes daun

7. HAMA & PENYAKIT

7.1. Hama

1) Kutu hijau (Aphis pomi Geer)

Ciri: kutu dewasa berwarna hijau kekuningan, antena pendek, panjang tubuh 1,8 mm, ada bersayap ada pula tidak; panjang sayap 1,7 mm berwarna hitam; perkembangbiakan sangat cepat, telur bisa menetas dalam 3-4 hari. Gejala: (1) nimfa maupun kutu dewasa menyerang dgnmengisap cairan selsel
daun secara berkelompok dipermukaan daun muda, terutama ujung tunas muda, tangkai cabang, bunga, & buah; (2) kutu menghasilkan embun madu akan melapisi permukaan daun & merangsang tumbuhnya jamur hitam (embun jelaga); daun berubah bentuk, mengkerut, leriting, terlambat berbunga, buah-buah muda gugur,jika tak mutu buahpun jelek. Pengendalian: (1) sanitasi kebun & pengaturan jarak tanam (jangan terlalu rapat); (2) dgnmusuh alami coccinellidae lycosa; (3) dgnpenyemprotan Supracide 40 EC (ba Metidation) dosis 2 cc/liter air atau 1-1,6 liter; (4) Supracide 40 EC dalam 500-800 liter/ha air dgninterval penyemprotan 2 minggu sekali; (5) Convidor 200 SL (b.a. Imidakloprid) dosis 0,125-0,250 cc/liter air; (6) Convidor 200 SL dalam 600 liter/h air dgninterval penyemprotan 10 hari sekali (7) Convidor ni bisa mematikan sampai telur-telurnya; cara penyemprotan dr atas ke bawah. Penyemprotan dilakukan 1-2 minggu sebelum pembungaan & dilanjutkan 1-1,5 bulan setelah bunga mekar sampai 15 hari sebelum panen.

2) Tungau, Spinder mite, cambuk merah (panonychus Ulmi)

Ciri: berwarna merah tua, & panjang 0,6 mm. Gejala: (1) tungau menyerang daun dgnmenghisap cairan sel-sel daun; (2) pada serangan hebat menimbulkan bercak kuning, buram, cokelat, & mengering; (3) pada buah menyebabkan bercak keperak-perakan atau coklat. Pengendalian: (1) dgnmusah alami coccinellidae & lycosa; (2) penyemprotan Akarisida Omite 570 EC sebanyak 2 cc/liter air atau 1 liter Akarisida Omite 570 EC dalam 500 liter air per hektar dgninterval 2 minggu.

3) Trips

Ciri: berukuran kecil dgnpanjang 1mm; nimfa berwarna putih kekuningkuningan; dewasa berwarna cokelat kehitam-hitaman; bergerak cepat & bila tersentuh akan segera terbang menghindar. Gejala: (1) menjerang daun, kuncup/tunas, & buah masih sangat muda; (2) pada daun terlihat berbintikbintik
putih, kedua sisi daun menggulung ke atas & pertumbuhan tak normal; (3) daun pada ujung tunas mengering & gugur (4) pada daun meninggalkan bekas luka berwarna coklat abu-abu. Pengendalian: (1) secara mekanis dgnmembuang telur-telur pada daun & menjaga agar lingkungan tajuk tanaman tidk
terlalu rapat; (2) penyemprotan dgninsektisida seperti Lannate 25 WP (b.a. Methomyl) dgndosis 2 cc/liter air atau Lebaycid 550 EC (b.a. Fention) dgndosis 2 cc/liter air pada sat tanaman sedang bertunas, berbunga, & pembentukan buah.

4) Ulat daun (Spodoptera litura)

Ciri: larva berwarna hijau dgngaris-garis abu-abu memanjang dr abdomen sampai kepala.pada lateral larva terbisa bercak hitam berbentuk lingkaran atau setengah lingkaran, meletakkan telur secara berkelompok & ditutupi dgnrambut halus berwarna coklat muda. Gejala: menyerang daun, mengakibatkan lubang-lubang tak teratur hingga tulang-tulang daun. Pengendalian: (1) secara mekanis dgnmembuang telur-telur pada daun; (2) penyemprotan dgnpenyemprotan seperti Tamaron 200 LC (b.a Metamidofos) & Nuvacron 20 SCW (b.a. Monocrotofos).

5) Serangga penghisap daun (Helopelthis Sp)

Ciri: Helopelthis Theivora dgnabdomen warna hitam & merah, sedang HelopelthisAntonii dgnabdomen warna merah & putih. Serabgga berukuran kecil. Penjang nimfa baru menetas 1mm & panjang serangga dewasa 6-8mm. Pada bagian thoraknya terbisa benjolan menyerupai jarum. Gejala : menyerang pada pagi, sore atau pada saat keadaan berawan; menyerang daun muda, tunas & buah buah dgncara menhisap cairan sel; daun terserang menjadi coklat & perkembanganya tak simetris; tunas terserang menjadi coklat, kering & akhirnya mati; serangan pada buah
menyebabkan buah menjadibercak-bercak coklat, nekrose, & apabila buah membesar, bagian bercak ni pecah menyebebkan kualitas buah menurun. Pengendalian : (1) secara mekanis dgncara pengerondongan atap plastik/pembelongsongan buah. (2) Penyemprotan dgninsektisida seperti
Lannate 25 WP (b.a. Metomyl), Baycarb 500 EC (b.a. BPMC), dilakukan pada sore atau pagi hari.

6) Ulat daun hitam (Dasychira Inclusa Walker)

Ciri: Larva mempunyai dua jambul dekat kepala berwarna hitam mengarah kearah samping kepala. Pada bagian ba& terbisa empat jambul adalah keumpulan seta berwarna coklat kehitam-hitaman. Disepanjang kedua sisi tubuh terbisa rambut berwarna ab-abu. Panjang larva 50 mm. Gejala : menyerang daun tua & muda; tanaman terserang tinggal tulang daundaunnya dgnkerusakan 30%; pada siang hari larva bersembunyi di balik daun. Pengendalian: (1) secara mekanis dgnmembuang telur-telur biasanya diletakkan pada daun; (2) penyemprotan insektisida seperti : Nuvacron 20 SCW (b.a. Monocrotofos) & Matador 25 EC.

7) Lalat buah (Rhagoletis Pomonella)

Ciri: larva tak berkaki, setelah menetas dr telur (10 hari) bisa segera memakan daging buah. Warna lalat hitam, kaki kekuningan & meletakkan telur pada buah. Gejala: bentuk buah menjadi jelek, terlihat benjol-benjol. Pengendalian: (1) penyemprotan insektisida kontak seperti Lebacyd 550 EC; (2) membuat perangkat lalat jantan dgnmenggunakan Methyl eugenol sebanyak 0,1 cc ditetesan pad kapas sudah ditetesi insektisida 2 cc. Kapas tersebutkapas tersebut dimasukkan ke botol plastik (bekas air mineral) digantungkan ketinggian 2 meter. Karena aroma mirip bau-bau dikeluarkan betina, maka jantan tertarik & menhisap kapas.

7.2. Penyakit

1) Penyakit embun tepung (Powdery Mildew)

Penyebab : Padosphaera leucotich Salm. Dgnstadia imperfeknya ; oidium Sp. Gejala: (1) pada daun atas tampak putih, tunas tak normal, kerdil & tak berbuah; (2) pada buah berwarna coklat, berkutil coklat. Pengendalian: (1) memotong tunas atau bagian sakit & dibakar; (2) dgnmenyemprotka fungisida Nimrod 250 EC 2,5-5 cc/10 liter air (500liter/Ha) atau Afugan 300 EC 0,5-1 cc/liter air (pencegahan) & 1-1,5 cc/liter air setelah perompesan sampai tunas berumur 4-5 minggu dgninterval 5-7 hari.

2) Penyakit bercak daun (Marssonina coronaria J.J. Davis)

Gejala : pada daun umur 4-6 minggu setelah perompesan terlihat bercak putih tak teratur, berwarna coklat, permukaan atas timbul titik hitam, dimulai dr daun tua, daun muda hingga seluruh bagian gugur. Pengendalian: (1) jarak tanam tak terlalu rapat, bagian terserang dibuang & dibakar; (2) disemprot
fungisida Agrisan 60 WP 2 gram/liter air, dosis 1000-2000 gram/ha sejak 10 hari setelah rompes dgninterval 1 minggu sebanyak 10 aplikasi atau Delseme MX 200 2 gram/liter air, Henlate 0,5 gram/liter air sejak umur 4 hari setelah rompes dgninterval 7 hari hingga 4 minggu.

3) Jamur upas (Cortisium salmonicolor Berk et Br)

Pengendalian: mengurangi kelembapan kebun, menghilangkan bagian tanaman sakit.

4) Penyakit kanker (Botryosphaeria Sp.)

Gejala : menyerang batang/cabang (busuk, warna coklat kehitaman, terkadang mengeluarkan cairan), & buah (becak kecil warna cokelat muda, busuk, mengelembung, berair & warna buah pucat. Pengendalian : (1) tak memanen buah terlalu masak; (2) mengurangi kelembapan kebun; (3) membuang bagian sakit; (4) pengerokkan batang sakit lalu diolesi fungisida Difolatan 4 F 100 cc/10 liter air atau Copper sandoz; (5) disemprot Benomyl 0,5 gram/liter air, Antracol 70 WP 2 gram/liter air.

5) Busuk buah (Gloeosporium Sp.)

Gejala: bercak kecil cokelat & bintik-bintik hitam berubah menjadi orange. Pengendalian : tak memetik buah terlalu masak & pencelupan dgnBenomyl 0,5 gram/liter air untuk mencegah penyakit pada penyimpanan.

6) Busuk akar (Armilliaria Melea)

Gejala : menjerang tanaman apel pada daerah dingin basah, ditandai dgnlayu daun, gugur, & kulit akar membusuk. Pengendalian: dgneradifikasi, yaseperti itumembongkar/mencabut tanaman terserang beserta akar-akarnya, bekas lubang tak ditanami minimal 1 tahun.

8. PANEN

8.1. Ciri & Umur Panen

Pada umumnya buah apel bisa dipanen pada umur 4-5 bulan setelah bunga mekar, tergantung pada varietas & iklim. Rome Beauty bisa dipetik pada umur sekitar 120-141 hari dr bunga mekar, Manalagi bisa dipanen pada umur 114 hari setelah bunga mekar & Anna sekitar 100 hari. Tetapi, pada musim hujan & tempat lebih tinggi, umur buah lebih panjang. Pemanenan paling baik dilakukan pada saat tanaman mencapai tingkat masak fisiologis (ripening), yaseperti itutingkat dimana buah mempunyai kemampuan untuk menjadi masak normal setelah dipanen. Ciri masak fisiologis buah adalah: ukuran buah terlihat maksimal, aroma mulai terasa, warna buah tampak cerah segar & bila ditekan terasa kres.

8.2. Cara Panen

Pemetikan apel dilakukan dgncara memetik buah dgntangan secara serempak untuk setiap kebun.

8.3. Periode Panen

Periode panen apel ; enam bulan sekali berdasarkan siklus pemeliharaan telah dilakukan.

8.4. Prakiraan Produksi

Produksi buah apel sangat tergantung dgnvarietas, secara umum produksi apel ; 6-15 kg/pohon.

9. PASCAPANEN

9.1. Pengumpulan

Setelah dipetik, apel dikumpulkan pada tempat teduh & tak terkena sinar matahari langsung agar laju respirasi berkurang hingga didapatkan apel tinggi kualitas & kuantitasnya. Pengumpulan dilakukan dgnhati-hati & jangan ditumpuk & dilempar-lempar, lalu dibawa dgnkeranjang ke gudang untuk diseleksi.

9.2. Penyortiran & Penggolongan

Penyortiran dilakukan untuk memisahkan antara buah baik & bebas penyakit dgnbuah jelek atau berpenyakit, agar penyakit tak tertular keseluruh buah dipanen bisa menurunkan mutu produk. Penggolongan dilakukan untuk mengklasifikasikan produk berdasarkan jenis varietas, ukuran & kualitas buah.

9.3. Penyimpanan

Pada dasarnya apel bisa disimpan lebih lama dibanding dgnbuahan lain, misal Rome Beauty 21-28 hari (umur petik 113-120 hari) atau 7-14 hari (umur petik 127- 141 hari). Untuk penyimpanan lebih lama (4-7 bulan), harus disimpan pada suhu minus 6-0 derajat C dgnprecooling 2,2 derajat C.

9.4. Pengemasan & Transportasi

Kemasan digunakan ; kardus dgnukuran 48 x 33 x 37 cm dgnberat 35 kg buah apel. Dasar & diatas susunan apel perlu diberi potongan kertas & disusun miring (tangkai sejajar panjang kotak). Dasar kotak diisai 3-3 atau 2-2 atau berselang 3-2 saling menutup ruang antar buah.

10. ANALISIS EKONOMI CARA BUDIDAYA TANAMAN

10.1.Analisis Usaha Cara Budidaya

Perkiraan analisis Cara Budidaya apel skala 1 hektar selama masa tanam 6 tahun di daerah Jawa Timur.

a) Biaya produksi

1. Sewa lahan 10 tahun @ Rp. 1.000.000,- Rp. 10.000.000,-

2. Bibit 400 tanaman @ Rp. 3.500,- Rp. 1.400.000,-

3. Pupuk kandang
- Tahun ke-1, 67 m3 @ Rp. 15.000,- Rp. 1.005.000,-
- Tahun ke-2, 83 m3 Rp. 1.245.000,-
- Tahun ke-3, 100 m3 Rp. 1.500.000,-
- Tahun ke-4, 125 m3 Rp. 1.875.000,-
- Tahun ke-5, 150 m3 Rp. 2.250.000,-
- Tahun ke-6, 175 m3 Rp. 2.625.000,-

4. Pupuk Urea
- Tahun ke-1, 80 kg @ Rp. 1.410,- Rp. 112.800,-
- Tahun ke-2, 100 kg Rp. 141.000,-
- Tahun ke-3, 145 kg Rp. 204.450,-
- Tahun ke-4, 152 kg Rp. 214.320,-
- Tahun ke-5, 222 kg Rp. 313.020,-
- Tahun ke-6, 333 kg Rp. 469.530,-

5. Pupuk SP 36
- Tahun ke-1, 65 kg @ Rp. 2.055,- Rp. 133.575,-
- Tahun ke-2, 85 kg Rp. 174.675,-
- Tahun ke-3, 100 kg Rp. 205.500,-
- Tahun ke-4, 100 kg Rp. 205.500,-
- Tahun ke-5, 111 kg Rp. 228.105,-
- Tahun ke-6, 166 kg Rp. 341.130,-

6. Pupuk KCl
- Tahun ke-1, 26 kg @ Rp. 2.550,- Rp. 66.300,-
- Tahun ke-2, 50 kg Rp. 127.500,-
- Tahun ke-3, 73 kg Rp. 186.150,-
- Tahun ke-4, 152 kg Rp. 387.600,-
- Tahun ke-5, 333 kg Rp. 849.150,-
- Tahun ke-6, 500 kg Rp. 1.275.000,-

7. Pupuk daun
- Tahun ke-1, 3 liter @ Rp. 54.000,- Rp. 162.000,-
- Tahun ke-2, 6 liter Rp. 324.000,-
- Tahun ke-3, 8 liter Rp. 432.000,-
- Tahun ke-4, 10 liter Rp. 540.000,-
- Tahun ke-5, 10 liter Rp. 540.000,-
- Tahun ke-6, 10 liter Rp. 540.000,-

8. Obat & Pestisida (Antracol, Karathane,Nimrod, Dimecron, dll)
- Tahun ke-1 Rp. 3.000.000,-
- Tahun ke-2 Rp. 4.400.000,-
- Tahun ke-3 Rp. 4.840.000,-
- Tahun ke-4 Rp. 5.668.000,-
- Tahun ke-5 Rp. 8.400.000,-
- Tahun ke-6 Rp. 11.104.000,-

9. Peralatan
- Cangkul 20 buah @ Rp. 15.000,- Rp. 300.000,-
- Sprayer 3 buah @ Rp. 300.000,- Rp. 900.000,-
- Gunting Pangkas 5 buah @ Rp. 50.000,- Rp. 250.000,-

10. Tenaga kerja
- Tenaga tetap 1 orang Rp. 960.000,- Rp. 5.760.000,-
- Pengolahan lahan tahun ke-1 15 HOK @ Rp. 5.000,- Rp. 75.000,-
- Pengolahan lahan tahun ke-2-6, 40 HOK @ Rp. 200.000,- Rp. 1.000.000,-
- Buat lubang tanam 70 HOK @ Rp. 5.000,- Rp. 350.000,-
- Penanaman 30 HOK @ Rp. 5.000,- Rp. 150.000,-
- Penyiangan 20 HOK/thn @ Rp. 100.000,- Rp. 600.000,-

- Pemupukan
- Tahun ke-1 & ke-2, 30 HOK @ Rp. 150.000,- Rp. 300.000,-
- Tahun ke-3 40 HOK @ Rp. 5.000,- Rp. 200.000,-
- Tahun ke-4, 50 HOK @ Rp. 5.000,- Rp. 250.000,-
- Tahun ke 5, 65 HOK @ Rp. 5.000,- Rp. 325.000,-
- Tahun ke-6, 75 HOK @ Rp. 5.000,- Rp. 375.000,-

- Pengendalian HPT
- Tahun ke-1, 24 HOK @ Rp. 5.000,- Rp. 120.000,-
- Tahun ke-2, 36 HOK @ Rp. 5.000,- Rp. 180.000,-
- Tahun ke-3, 48 HOK @ Rp. 5.000,- Rp. 240.000,-

- Penyemprotan Hama
- Tahun Ke-1, 50 HOK @ Rp. 5.000,- Rp. 250.000,-
- Tahun ke-2, 65 HOK @ Rp. 5.000,- Rp. 325.000,-
- Tahun ke-3, 60 HOK @ Rp. 5.000,- Rp. 300.000,-

- Penyemprotan penyakit
- Tahun ke-1, 20 HOK @ Rp. 5.000,- Rp. 100.000,-
- Tahun ke-2, 30 HOK @ Rp. 5.000,- Rp. 150.000,-
- Tahun ke-3, 30 HOK @ Rp. 5.000,- Rp. 150.000,-

- Penyabutan batang
- Tahun ke-2, 16 HOK @ Rp. 5.000,- Rp. 80.000,-
- Tahun ke-3, 20 HOK @ Rp. 5.000,- Rp. 100.000,-
- Tahun ke-4, 30 HOK @ Rp. 5.000,- Rp. 150.000,-
- Tahun ke-5, 50 HOK @ Rp. 5.000,- Rp. 250.000,-
- Tahun ke-6, 50 HOK @ Rp. 5.000,- Rp. 250.000,-

- Pengairan
- Tahun ke-1, 2, 3: 30 HOK/tahun @ Rp. 150.000,- Rp. 450.000,-
- Tahun ke-4, 5, 6: 40 HOK @ Rp. 200.000,- Rp. 600.000,-

- Pemangkasan
- Tahun ke-2, 22 HOK @ Rp. 5.000,- Rp. 110.000,-
- Tahun ke-3, 30 HOK @ Rp. 5.000,- Rp. 150.000,-
- Tahun ke-4, 50 HOK @ Rp. 5.000,- Rp. 250.000,-
- Tahun ke-5, 60 HOK @ Rp. 5.000,- Rp. 300.000,-
- Tahun ke-6, 60 HOK @ Rp. 5.000,- Rp. 300.000,-

Jumlah biaya produksi selama 6 tahun Rp. 83.125.305,-
2) Pendapatan (mulai produksi tahun ke-3)
1. Tahun ke-3: 2.900 kg @ Rp. 5.000,- Rp. 14.500.000,-
2. Tahun ke-4: 3.825 kg @ Rp. 5.000,- Rp. 19.125.000,-
3. Tahun ke-5: 4.990 kg @ Rp. 5.000,- Rp. 24.950.000,-
4. Tahun ke-6: 6.760 kg @ Rp. 5.000,- Rp. 33.800.000,-
Total pendapatan Rp. 92.375.000,-
3) Keuntungan dalam 6 tahun Rp. 9.249.695,-
4) Parameter kelayakan usaha

10.2.Gambaran Peluang Agribisnis

Dr segi agribisnis, apel tergolong tanaman sangat komersial. Hal ni didukung olh beberapa alasan yaitu:

1) Iklim: Apel adalah tanaman selektif. Artinya apel adalah tanaman hanya bisa tumbuh & berkembang dgnbaik pada daerah-daerah tertentu iklimnya menunjang. Di dunia tanaman apel banyak diproduksi olh negara-negara empat musim, sedangkan didaerah tropis hanya beberapa daerah berhasil misalnya Malang.

2) Pasar apel Indonesia; selama ni pasar apel Indonesia dipenuhi melalui impor dr negara-negara Eropa & Australia. Sejak bekembangnya apel di Indonesia pasar ni sedikit demi sedikit diambil alih olh produksi dalam negeri. Hal ni bisa dilihat data BPS menunjukkan peningkatan produksi apel nasional 7.303.372 ton menjadi 9.046.276 ton atau meningkat 17,5%. Target akhir ; pemenuhan konsumsi nasional & ekspor.

3) Faktor lain; yaseperti itupengembangan apel sebagai komoditi agrowisata & pengembangan makanan olahan dr apel seperti jenang apel & jelli apel.

11. STANDAR PRODUKSI

11.1.Ruang Lingkup

Standar produksi ni meliputi: syarat mutu, cara pengujian mutu, cara pengambilan contoh & cara pengemasan.

11.2.Diskripsi

11.3.Klasifikasi & Standar Mutu

Standar mutu selama ni berlaku:
a) Grade A = 15,9% (31-4 buah/kg)
b) Grade B = 45,2% (5-7 buah/kg)
c) Grade C = 29,6% (8-10 buah/kg)
d) Grade D = 7,0% (11-15 buah/kg)

0 comments: