Sunday, November 16, 2008

Cara Budidaya Kentang


PENDAHULUAN

Kentang (Solanum tuberosum L.) ; tanaman dr suku Solanaceae memiliki umbi batang bisa dimakan & disebut "kentang" pula. Umbi kentang sekarang telah menjadi salah satu makanan pokok penting di Eropa walaupun pada awalnya didatangkan dr Amerika Selatan.

Penjelajah Spanyol & Portugis pertama kali membawa ke Eropa & mengembangbiakkan tanaman ni pada abad XVI. Dgncepat menu baru ni tersebar di seluruh bagian Eropa. Dalam sejarah migrasi orang Eropa ke Amerika, tanaman ni pernah menjadi pemicu utama perpindahan bangsa Irlandia ke Amerika pada abad ke-19, di kala terjadi wabah penyakit umbi di daratan Irlandia diakibatkan olh jenis jamur disebut ergot.

BIOLOGI
Tanaman kentang ; salah satu tanaman Cara Budidaya tetraploid (2n = 4x = 40). Asalnya dr Amerika Selatan & telah diCara Budidayakan olh penduduk di sana sejak ribuan tahun silam. Tanaman ni adalah herba (tanaman pendek tak berkayu) semusim & menyukai iklim sejuk. Di daerah tropis cocok ditanam di dataran tinggi.

Bunga kentang.
Bunga sempurna & tersusun majemuk. Ukuran cukup besar, dgndiameter sekitar 3cm. Warnanya berkisar dr ungu hingga putih.

Kentang membentuk tuber di bawah permukaan tanah & menjadi sarana perbanyakan secara vegetatif. Dalam Cara Budidaya kentang, praktis perbanyakan dilakukan melalui moda ini, hingga keragaman kentang di ladang sangatlah rendah & membuatnya rentan terhadap gangguan dr hama atau penyakit.


SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim

Curah hujan rata-rata 1500 mm/tahun, lama penyinaran 9-10 jam/hari, suhu optimal 18-21 C, kelembaban 80-90% & ketinggian antara 1.000-3.000 m dpl.

2.2. Media Tanam
Struktur remah, gembur, banyak mengandung bahan organik, berdrainase baik & memiliki lapisan olah dalam & pH antara 5,8-7,0.

PEDOMAN TEKNIS CARA BUDIDAYA
3.1. Pembibitan

- Umbi bibit berasal dr umbi produksi berbobot 30-50 gram, umur 150-180 hari, tak cacat, & varitas unggul. Pilih umbi berukuran sedang, memiliki 3-5 mata tunas & hanya sampai generasi keempat saja. Setelah tunas + 2 cm, siap ditanam.
- Bila bibit membeli (usahakan bibit bersertifikat), berat antara 30-45 gram dgn3-5 mata tunas. Penanaman bisa dilakukan tanpa/dgnpembelahan. Pemotongan umbi dilakukan menjadi 2-4 potong menurut mata tunas ada. Sebelum tanam umbi direndam dulu menggunakan POC NASA selama 1-3 jam (2-4 cc/lt air).

3.2. Pengolahan Media Tanam
Lahan dibajak sedalam 30-40 cm & biarkan selama 2 minggu sebelum dibuat bedgndgnlebar 70 cm (1 jalur tanaman)/140 cm (2 jalur tanaman), tinggi 30 cm & buat saluran pembuangan air sedalam 50 cm & lebar 50 cm.
Natural Glio sudah terlebih dahulu dikembangbiakkan dalam pupuk kandang + 1 minggu, ditebarkan merata pada bedgn(dosis : 1-2 kemasan Natural Glio dicampur 50-100 kg pupuk kandang/1000 m2).

3.3. Teknik Penanaman
3.3.1. Pemupukan Dasar

a. Pupuk anorganik berupa urea (200 kg/ha), SP 36 (200 kg/ha), & KCl (75 kg/ha).
b. Siramkan pupuk POC NASA telah dicampur air secukupnya secara merata di atas bedengan, dosis 1-2 botol/ 1000 m². Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA dgncara :
alternatif 1 : 1 botol Super Nasa diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan Super Nasa untuk menyiram 10 meter bedengan.
Penyiraman POC NASA / SUPER NASA dilakukan sebelum pemberian pupuk kandang.
c. Berikan pupuk kandang 5-6 ton/ha (dicampur pada tanah bedgnatau diberikan pada lubang tanam) satu minggu sebelum tanam,

3.3.2. Cara Penanaman
Jarak tanaman tergantung varietas, 80 cm x 40 cm atau 70 x 30 cm dgnkebutuhan bibit + 1.300-1.700 kg/ha (bobot umbi 30-45 gr). Waktu tanam diakhir musim hujan (April-Juni).

3.4. Pemeliharaan Tanaman
3.4.1. Penyulaman

Penyulaman untuk mengganti tanaman tak tumbuh/tumbuhnya jelek dilakukan 15 hari semenjak tumbuh.

3.4.2. Penyiangan
Penyiangan dilakukan minimal dua kali selama masa penanaman 2-3 hari sebelum/bersamaan dgnpemupukan susulan & penggemburan.

3.4.3. Pemangkasan Bunga
Pada varietas kentang berbunga sebaiknya dipangkas untuk mencegah terganggunya proses pembentukan umbi, karena terjadi perebutan unsur hara.

3.4.4. Pemupukan Susulan
a. Pupuk Makro
Urea/ZA: 21 hari setelah tanam (hst) 300 kg/ha & 45 hst 150 kg/ha.
SP-36: 21 hst 250 kg/ha.
KCl: 21 hst 150 kg/ha & 45 hst 75 kg/ha.
Pupuk makro diberikan jarak 10 cm dr batang tanaman.
b. POC NASA: mulai umur 1 minggu s/d 10 atau 11 minggu.
Alternatif I : 8-10 kali (interval 1 minggu sekali dgndosis 4 tutup/tangki atau 1 botol (500 cc)/ drum 200 lt air.
Alternatif II : 5 - 6 kali (interval 2 mingu sekali dgndosis 6 tutup/tangki atau 1,5 botol (750 cc)/ drum 200 lt air.
c. HORMONIK : penyemprotan POC NASA akan lebih optimal jika dicampur HORMONIK (dosis 1-2 tutup/tangki atau + 2-3 botol/drum 200 liter air).

3.4.5. Pengairan
Pengairan 7 hari sekali secara rutin dgndi gembor, Power Sprayer atau dgnmengairi selokan sampai areal lembab (sekitar 15-20 menit).

3.5. Hama & Penyakit
3.5.1. Hama
Ulat grayak (Spodoptera litura)

Gejala: ulat menyerang daun hingga habis daunnya. Pengendalian: (1) memangkas daun telah ditempeli telur; (2) penyemprotan Natural Vitura & sanitasi lingkungan.

Kutu daun (Aphis Sp)
Gejala: kutu daun menghisap cairan & menginfeksi tanaman, juga bisa menularkan virus. Pengendalian: memotong & membakar daun terinfeksi, serta penyemprotan Pestona atau BVR.

Orong-orong (Gryllotalpa Sp)
Gejala: menyerang umbi di kebun, akar, tunas muda & tanaman muda. Akibatnya tanaman menjadi peka terhadap infeksi bakteri. Pengendalian: Pengocoran Pestona.

Hama penggerek umbi (Phtorimae poerculella Zael)
Gejala: daun berwarna merah tua & terlihat jalinan seperti benang berwarna kelabu adalah materi pembungkus ulat. Umbi terserang bila dibelah, terlihat lubang-lubang karena sebagian umbi telah dimakan. Pengendalian : Pengocoran Pestona.

Hama trip ( Thrips tabaci )
Gejala: pada daun terbisa bercak-bercak berwarna putih, berubah menjadi abu-abu perak & mengering. Serangan dimulai dr ujung-ujung daun masih muda. Pengendalian: (1) memangkas bagian daun terserang; (2) mengunakan Pestona atau BVR.

3.5.2. Penyakit
Penyakit busuk daun

Penyebab: jamur Phytopthora infestans. Gejala: timbul bercak-bercak kecil berwarna hijau kelabu & agak basah hingga warnanya berubah menjadi coklat sampai hitam dgnbagian tepi berwarna putih adalah sporangium & daun membusuk/mati. Pengendalian: sanitasi kebun. Pencegahan dgnpenggunaan Natural Glio pada sebelum atau awal tanam.

Penyakit layu bakteri
Penyebab: bakteri Pseudomonas solanacearum. Gejala: beberapa daun muda pada pucuk tanaman layu & daun tua, daun bagian bawah menguning. Pengendalian: sanitasi kebun, pergiliran tanaman. Pencegahan dgnpenggunaan Natural Glio pada sebelum atau awal tanam.

Penyakit busuk umbi
Penyebab: jamur Colleotrichum coccodes. Gejala: daun menguning & menggulung, lalu layu & kering. Bagian tanaman berada dalam tanah terbisa bercak-bercak berwarna coklat. Infeksi akan menyebabkan akar & umbi muda busuk. Pengendalian: pergiliran tanaman , sanitasi kebun & penggunaan bibit baik. Pencegahan dgnpenggunaan Natural Glio pada sebelum atau awal tanam

Penyakit fusarium
Penyebab: jamur Fusarium sp. Gejala: busuk umbi menyebabkan tanaman layu. Penyakit ni juga menyerang kentang di gudang penyimpanan. Infeksi masuk melalui luka-luka disebabkan nematoda/faktor mekanis. Pengendalian: menghindr terjadinya luka pada saat penyiangan & pendangiran. Pencegahan dgnpenggunaan Natural Glio pada sebelum atau awal tanam.

Penyakit bercak kering (Early Blight)
Penyebab: jamur Alternaria solani. Jamur hidup disisa tanaman sakit & berkembang di daerah kering. Gejala: daun berbercak kecil tersebar tak teratur, warna coklat tua, meluas ke daun muda. Permukaan kulit umbi berbercak gelap tak beraturan, kering, berkerut & keras. Pengendalian: pergiliran tanaman. Pencegahan : Natural Glio sebelum/awal tanam

Penyakit karena virus
Virus menyerang adalah: (1) Potato Leaf Roll Virus (PLRV) menyebabkan daun menggulung; (2) Potato Virus X (PVX) menyebabkan mosaik laten pada daun; (3) Potato Virus Y (PVY) menyebabkan mosaik atau nekrosis lokal; (4) Potato Virus A (PVA) menyebabkan mosaik lunak; (5) Potato Virus M (PVM) menyebabkan mosaik menggulung; (6) Potato Virus S (PVS) menyebabkan mosaik lemas. Gejala: akibat serangan, tanaman tumbuh kerdil, lurus & pucat dgnumbi kecil-kecil/tak menghasilkan sama sekali; daun menguning & jaringan mati. Penyebaran virus dilakukan olh peralatan pertanian, kutu daun Aphis spiraecola, A. gossypii & Myzus persicae, kumbang Epilachna & Coccinella & nematoda. Pengendalian: tak ada pestisida untuk mengendalikan virus, pencegahan & pengendalian dilakukan dgnmenanam bibit bebas virus, membersihkan peralatan, memangkas & membakar tanaman sakit, mengendalikan vektor dgnPestona atau BVR & melakukan pergiliran tanaman.

Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dgnmenggunakan pestisida alami belum mengatasi bisa dipergunakan pestisida kimia dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata & tak mudah hilang olh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

3.6. Panen
Umur panen pada tanaman kentang berkisar antara 90-180 hari, tergantung varietas tanaman. Secara fisik tanaman kentang sudah bisa dipanen jika daunnya telah berwarna kekuning-kuningan bukan disebabkan serangan penyakit; batang tanaman telah berwarna kekuningan (agak mengering) & kulit umbi akan lekat sekali dgndaging umbi, kulit tak cepat mengelupas bila digosok dgnjari.

0 comments: