Tuesday, June 10, 2008

Menanam Anthurium Baik

Tanaman anthurium termasuk tanaman bandel & tak manja. Jadi, memiliki & merawat tanaman anthurium tak repot. Tanaman ini, misalnya, tak butuh pemangkasan seperti pada tanaman cemara udang. Juga tak terlalu digemari kutu or hama seperti pada tanaman sikas.

Anthurium juga dikenal sebagai tanaman dr keluarga arracae paling mudah beradaptasi dgn lingkungan.

paling penting, jangan abaikan beberapa persyaratan hidup dibawah ini:

A. LOKASI:

Pada dasarnya, di Indonesia, tanaman anthurium bisa beradaptasi dgn baik di segala tempat: baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Namun untuk menjamin pertumbuhan anthurium bagus, daerah or lingkungan tumbuh ideal bagi anthurium ; di dataran menengah (medium) sampai dataran tinggi (antara 600 m – 1.400 m dpl).

B. SUHU:

Anthurium daun tumbuh ideal di dataran sedang bersuhu 24—28º C pada siang hari & 18—21º C pada malam hari. Karena pada suhu tersebut menyebabkan perangsangan produksi klorofil (zat hijau daun) lebih banyak, sehingga warna daunnya menjadi lebih hijau. Namun, tanaman gampang perawatannya ini juga bisa beradaptasi dgn baik di daerah dataran rendah bersuhu 28—31º C pada siang hari & 21—25º C pada malam hari.

C. KELEMBABAN:

Kelembapan ; jumlah kandungan air di udara pada suatu lokasi. Anthurium bisa hidup pada kelembapan cukup tinggi, yakni 60—80%. Kalau kelembapan kurang dr 60%, tanaman akan cepat layu. Sedangkan, bila kelembapan lebih dr 80% akan memicu tumbuhnya jamur pada media sehingga mengancam kesehatan tanaman. Penyiraman pada tanah or semprotan air lembut pada tanaman bisa meningkatkan kelembapan. Untuk mengukur kelembaban, gunakan Higrometer, alat pengukur suhu, bsa dibeli di toko2/ apotek di kota anda.

D. SINAR MATAHARI:

Sebagai tanaman hidup di daerah menengah & tinggi, Anthurium tak tahan terhadap panas matahari langsung. Tanaman anthurium menerima sinar matahari secara langsung or berlebihan akan mengalami dehidrasi: daun-daunnya mongering or hangus terbakar.

Sebaliknya apabila kekurangan cahaya juga bisa mengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu. Misalnya, daun menjadi pucat or lemas.

ideal, anthurium membutuhkan tempat semi teduh (semi naungan). Kira-kira, lingkungan menerima sinar matahari dgn intensitas cahaya sekitar 30-60 %.

Bila Anda tinggal di dataran rendah seperti Jakarta, or Surabaya, sebaiknya menggunakan shading net, berukuran 65% or bila lokasi Anda di dataran menengah bsa menggunakan shading net berukuran 55%.

E. ANGIN & SIRKULASI UDARA:

Angin & sirkulasi udara berkaitan erat dgn hal-hal sudah sebut di atas. Dlm kondisi suhu udara meninggi, maupun rendah sirkulasi udara bsa menjaga kestabilan kelembaban.

F. AIR:

Seperti halnya pada tanaman lain, air adalah unsur penting untuk pembentukan akar, cabang, daun & bunga. Namun dlm soal air, bagi Anthurium bsa dibilang, “malu-malu tapi mau”. Tepatnya, dia membutuhkan media tanam lembab. Penyiraman cuma dilakukan apabila media telah kering. Media becek tergenang air, tak bersahabat bagi tanaman ini. Kebanyakan air siraman, bsa membuat anthurium celaka, karena akar anthurium membusuk.

Penyiraman sebaiknya dilakukan dua hari sekali cuma apabila cuaca panas or pada musim kemarau. Tapi apabila musim hujan, lihat kondisi dulu. Kalau media masih basah, penyiraman tak perlu dilakukan.

Kalau bisa, selalu gunakan air bersih & bebas dr pencemaran.

G. MEDIA TANAM:

Media tanam memegang peranan penting bagi pertumbuhan & kesehatan anthurium.

1. Syarat Media Tanam

Derajat keasaman (pH) media tanam ideal bagi anthurium ; 6—7. Namun, anthurium masih mungkin hidup di media ber-pH 5,5 or 6,5. Pada pH 7 or netral, anthurium bisa tumbuh optimal karena ketersediaan unsur hara pada media terpenuhi & ada jaminan kemampuan akar dlm menyerap nutrisi or zat hara. Angka pH sangat penting karena berpengaruh pada kandungan unsur hara di media. Media disebut masam (tanda media miskin hara) bila angka pH di atas 7, & disebut basa bila pH ada di bawah angka 7. Pada kondisi media asam, . umumnya cendawan lebih mudah tumbuh, meski ada juga cendawan tumbuh pada media ber-pH netral or sedikit basa seperti jamur fusarium.

Cara untuk menaikkan pH media tanam, taburkan dolomit secara bertahap. Dolomit mengandung kalsium & magnesium karbonat. Sebaliknya bila media dianggap terlalu basa, kita bsa menaburkan belerang pada media tanam. Cara paling praktis, ganti saja media tanamnya.

Porositas ; kemampuan media dlm menyerap air. Tingkat porositas tanaman di setiap daerah berbeda-beda. Di daerah dataran rendah berudara panas, sehingga tingkat penguapannya tinggi, media harus mampu menahan air sehingga tak mudah kering. Sedangkan di daerah dataran sedang & tinggi umumnya sering hujan, gunakan media berporositas tinggi or tak boleh mengikat air terlampau banyak. Komposisi media digunakan sangat menentukan tingkat porositasnya.

Steril artinya media harus terbebas organisme bisa menyebabkan penyakit, seperti bakteri, spora, jamur, & telur siput. Cara melakukannya cukup gampang, ada mengukus media tanam, menjemur seharian di terik matahari, menyiram media dgn air panas, ada juga merebus pupuk kandang sebelum digunakan. Cara lainnya sering dipraktikkan ; menebarkan Fura& or Basamine G ke media tanam untuk meracuni semut or cacing.

2. Jenis & Komposisi Media Tanam

Bahan organik digunakan bsa berupa pupuk kandang, kompos, humus, cincangan pakis, serutan kayu, & arang. Komposisi media digunakan bsa berbeda-beda untuk setiap petani or nurseri, tergantung pada iklim setempat.

Berikut beberapa variasi komposisi media selama ini dianggap ideal.

- Pakis & Sekam bakar (arang sekam) dgn perbandingan 1 : 4.

- Sekam bakar & pupuk kandang difermentasi dgn perbandingan 1: 1.

- Cacahan pakis & kadaka (1:1).

- Pakis, humus, & pupuk kandang (1:1:1).

Fungsi masing-masing komponen media:

Pakis mempunyai rongga udara banyak, membuat akar tanaman bsa berkembang dgn nyaman & memperoleh air dgn mudah. Pakis dikenal sebagai bahan campuran media bsa menyimpan air dlm jumlah cukup, sekligus drainase & aerasinya mantap. Daya tahannya sebagai bahan media juga baik, yakni tak mudah lapuk. Sangat layak digunakan di daerah dgn curah hujan tinggi.

Sekam bakar dianggap memiliki daya serap terhadap air sedikit, tetapi aerasi udaranya sangat baik. Sekam disarankan sebagai bahan campuran media, tetapi digunakan sekitar 25% saja, karena dlm jumlah banyak akan mengurangi kemampuan media dlm menyerap air

Pupuk kandang, baik berupa kotoran unggas or ternak, or humus dianggap memiliki kandungan N sangat menunjang dlm pembentukan daun, menjadikan daun lebih sehat & segar serta membentuk sel & jaringan pada tanaman.

Disarankan, setiap komponen dr media tersebut, disterilkan, guna menjaga tanaman terhindar dr jamur & bakteri. Sterilisasi lazim dilakukan ; dgn mengukus or menyiram dgn air panas terlebih dulu pada komponen-komponen tersebut.

(Dikutip dr buku Pesona Anthurium Daun karangan Kurniawan Junaedhie, Penerbit Agromedia Pustaka, Jakarta

by www.toekangkeboen.com

0 comments: