Saturday, June 7, 2008

Cara Budidaya Pisang

1. SEJARAH SINGKAT
Pisang ; tanaman buah berupa herba berasal dr kawasan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan & Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut dgn Cau, di Jawa Tengah & Jawa Timur dinamakan Gedhang.

2. JENIS TANAMAN
Klasifikasi botani tanaman pisang ; sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Keluarga : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa spp.
Jenis pisang dibagi menjadi tiga:
1) Pisang dimakan buahnya tanpa dimasak yaitu M. paradisiaca var Sapientum, M. nana or disebut juga M. cavendishii, M. sinensis. Misalnya pisang Ambon, Susu, Raja, Cavendish, Barangan & Mas.
2) Pisang dimakan setelah buahnya dimasak yaitu M. paradisiaca forma typicaor disebut juga M. paradisiaca normalis. Misalnya pisang nangka, tanduk & kepok.
3) Pisang berbiji yaitu M. brachycarpa di Indonesia dimanfaatkan daunnya. Misalnya pisang batu & klutuk.
4) Pisang diambil seratnya misalnya pisang manila (abaca).

3. MANFAAT TANAMAN

Pisang ; buah sangat bergizi adalah sumber vitamin, mineral & juga karbohidrat. Pisang dijadikan buah meja, sale pisang, pure pisang & tepung pisang. Kulit pisang bisa dimanfaatkan untuk membuat cuka melalui proses fermentasi alkohol & asam cuka. Daun pisang dipakai sebagi pembungkus berbagai macam makanan trandisional Indonesia. Batang pisang abaca diolah menjadi serat untuk pakaian, kertas dsb. Batang pisang telah dipotong kecil & daun pisang bisa dijadikan makanan ternak ruminansia (domba, kambing) pada saat musim kemarau dimana rumput tidak/kurang tersedia. Secara tradisional, air umbi batang pisang kepok dimanfaatkan sebagai obat disentri & pendarahan usus besar sedangkan air batang pisang digunakan sebagai obat sakit kencing & penawar racun.

4. SENTRA PENANAMAN
Hampir di setiap tempat bisa dgn mudah ditemukan tanaman pisang. Pusat produksi pisang di Jawa Barat ; Cianjur, Sukabumi & daerah sekitar Cirebon. Tak diketahui dgn pasti berapa luas perkebunan pisang di Indonesia. Walaupun demikian Indonesia termasuk salah satu negara tropis memasok pisang segar/kering ke Jepang, Hongkong, Cina, Singapura, Arab, Australia, Negeri Belanda, Amerika Serikat & Perancis. Nilai ekspor tertinggi pada tahun 1997 ; ke Cina.

5. SYARAT TUMBUH
5.1. Iklim
1) Iklim tropis basah, lembab & panas mendukung pertumbuhan pisang. Namun demikian pisang masih bisa tumbuh di daerah subtropis. Pada kondisi tanpa air, pisang masih tetap tumbuh karena air disuplai dr batangnya berair tetapi produksinya tak bisa diharapkan.
2) Angin dgn kecepatan tinggi seperti angin kumbang bisa merusak daun & mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
3) Curah hujan optimal ; 1.520–3.800 mm/tahun dgn 2 bulan kering. Variasi curah hujan harus diimbangi dgn ketinggian air tanah agar tanah tak tergenang.
5.2. Media Tanam
1) Pisang bisa tumbuh di tanah kaya humus, mengandung kapur or tanah berat. Tanaman ini rakus makanan sehingga sebaiknya pisang ditanam di tanah berhumus dgn pemupukan.
2) Air harus selalu tersedia tetapi tak boleh menggenang karena pertanaman pisang harus diari dgn intensif. Ketinggian air tanah di daerah basah ; 50-200 cm, di daerah setengah basah 100 - 200 cm & di daerah kering 50 - 150 cm. Tanah telah mengalami erosi tak akan menghasilkan panen pisang baik. Tanah harus mudah meresapkan air. Pisang tak hidup pada tanah mengandung garam 0,07%.
5.3. Ketinggian Tempat
Tanaman ini toleran akan ketinggian & kekeringan. Di Indonesia umumnya bisa tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 m dpl. Pisang ambon, nangka & tanduk tumbuh baik sampai ketinggian 1.000 m dpl

6. PEDOMAN CARA BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
Pisang diperbanyak dgn cara vegetatif berupa tunas-tunas (anakan).
1) Persyaratan Bibit
Tinggi anakan dijadikan bibit ; 1-1,5 m dgn lebar potongan umbi 15-20 cm. Anakan diambil dr pohon berbuah baik & sehat. Tinggi bibit akan berpengaruh terhadap produksi pisang (jumlah sisir dlm tiap tandan). Bibit anakan ada dua jenis: anakan muda & dewasa. Anakan dewasa lebih baik
digunakan karena sudah mempunyai bakal bunga & persediaan makanan di dlm bonggol sudah banyak. Penggunaan bibit berbentuk tombak (daun masih berbentuk seperti pedang, helai daun sempit) lebih diutamakan daripada bibit dgn daun lebar.
2) Penyiapan Bibit
Bibit bisa dibeli dr daerah/tempat lain or disediakan di kebun sendiri. Tanaman untuk bibit ditanam dgn jarak tanam agak rapat sekitar 2 x 2 m. Satu pohon induk dibiarkan memiliki tunas antara 7-9. Untuk menghindr terlalu banyaknya jumlah tunas anakan, dilakukan pemotongan/penjarangan tunas.
3) Sanitasi Bibit Sebelum Ditanam
Untuk menghindr penyebaran hama/penyakit, sebelum ditanam bibit diberi perlakuan sebagai berikut :
a) Setelah dipotong, bersihkan tanah menempel di akar.
b) Simpan bibit di tempat teduh 1-2 hari sebelum tanam agar luka pada umbi mengering. Buang daun-daun lebar.
c) Rendam umbi bibit sebatas leher batang di dlm insektisida 0,5–1% selama 10 menit. Lalu bibit dikeringanginkan.
d) Bila tak ada insektisida, rendam umbi bibit di air mengalir selama 48 jam.
e) Bila di areal tanam sudah ada hama nematoda, rendam umbi bibit di dlm air panas beberapa menit.
6.2. Pengolahan Media Tanam
1) Pembukaan Lahan
Pemilihan lahan harus mempertimbangkan aspek iklim, prasarana ekonomi & letak pasar/industri pengolahan pisang, juga harus diperhatikan segi keamanan sosial. Untuk membuka lahan perkebunan pisang, dilakukan pembasmian gulma, rumput or semak-semak, penggemburan tanah masih padat; pembuatan sengke& & pembuatan saluran pengeluaran air.
2) Pembentukan Sengkedan
Bagian tanah miring perlu disengked (dibuat teras). Lebar sengke& tergantung dr derajat kemiringan lahan. Lambung sengke& ditahan dgn rerumputan or batu-batuan bila tersedia. Dianjurkan untuk menanam tanaman legum seperti lamtoro di batas sengke& berfungsi sebagai penahan erosi, pemasuk unsur hara N & juga penahan angin.
3) Pembuatan Saluran Pembuangan Air
Saluran ini harus dibuat pada lahan dgn kemiringan kecil & tanah-tanah datar. Di atas landasan & sisi saluran ditanam rumput untuk menghindr erosi dr landasan saluran itu sendiri.
6.3. Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanaman
Jarak tanam tanaman pisang cukup lebar sehingga pada tiga bulan pertama memungkinkan dipakai pola tanam tumpang sari/tanaman lorong di antara tanaman pisang. Tanaman tumpang sari/lorong bisa berupa sayur-sayuran or tanaman pangan semusim. Di kebanyakan perkebunan pisang di wilayah Asia curah hujannya tinggi, pisang ditanam bersama-sama dgn tanaman perkebunan kopi, kakao, kelapa & arecanuts. Di India Barat, pisang untuk ekspor ditanam secara permanen dgn kelapa.
2) Pembuatan Lubang Tanam
Ukuran lubang ; 50 x 50 x 50 cm pada tanah berat & 30 x 30 x 30 cm or 40 x40 x 40 cm untuk tanah-tanah gembur. Jarak tanam 3 x 3 m untuk tanah sedang & 3,3 x 3,3 m untuk tanah berat.
3) Cara Penanaman
Penanaman dilakukan menjelang musim hujan (September-Oktober). Sebelum tanam lubang diberi pupuk organik seperti pupuk kandang/kompos sebanyak 15-20 kg. Pemupukan organik sangat berpengaruh terhadap kualitas rasa buah.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan
Untuk mendapatkan hasil baik, satu rumpun harus terdiri atas 3-4 batang. Pemotongan anak dilakukan sedemikian rupa sehingga dlm satu rumpun terbisa anakan masing-masing berbeda umur (fase pertumbuhan). Setelah 5 tahun rumpun dibongkar untuk diganti dgn tanaman baru.
2) Penyiangan
Rumput/gulma di sekitar pohon induk harus disiangi agar pertumbuhan anak & juga induk baik. Penyiangan dilakukan bersamaan dgn penggemburan & penimbunan dapuran oleh tanah agar perakaran & tunas bertambah banyak. Perlu diperhatikan bahwa perakaran pisang cuma rata-rata 15 cm di bawah permukaan tanah, sehingga penyiangan jangan dilakukan terlalu dalam.
3) Perempalan
Daun-daun mulai mengering dipangkas agar kebersihan tanaman & sanitasi lingkungan terjaga. Pembuangan daun-daun ini dilakukan setiap waktu.
4) Pemupukan
Pisang sangat memerlukan kalium dlm jumlah besar. Untuk satu hektar, pisang memerlukan 207 kg urea, 138 kg super fosfat, 608 kg KCl & 200 kg batu kapur sebagai sumber kalsium. Pupuk N diberikan dua kali dlm satu tahun diletakkan di dlm larikan mengitari rumpun tanaman. Setelah itu larikan ditutup kembali dgn tanah. Pemupukan fosfat & kalium dilaksanakan 6 bulan setelah tanam (dua kali dlm setahun).
5) Pengairan & Penyiraman
Pisang akan tumbuh subur & berproduksi dgn baik selama pengairannya terjaga. Tanaman diairi dgn cara disiram or mengisi parit-parit/saluran air berada di antara barisan tanaman pisang.
6) Pemberian Mulsa
Tanah di sekitar rumpun pisang diberi mulsa berupa daun kering ataupun basah. Mulsa berguna untuk mengurangi penguapan air tanah & menekan gulma, tetapi pemulsaan terus menerus menyebabkan perakaran menjadi dangkal sehingga pada waktu kemarau tanaman merana. Karena itu mulsa tak boleh
dipasang terus menerus.
7) Pemeliharaan Buah
Jantung pisang telah berjarak 25 cm dr sisir buah terakhir harus dipotong agar pertumbuhan buah tak terhambat. Setelah sisir pisang mengembang sempurna, tan& pisang dibungkus dgn kantung plastik bening. Kantung plastik polietilen dgn ketebalan 0,5 mm diberi lubang dgn diameter 1,25 cm. Jarak tiap lubang 7,5 cm. Ukuran kantung plastik ; sedemikian rupa sehingga menutupi 15-45 cm di atas pangkal sisir teratas & 25 cm di bawah ujung buah dr sisir terbawah. Untuk menjaga agar tanaman tak rebah akibat beratnya tandan, batang tanaman disangga dgn bambu dibenamkan
sedlm 30 cm ke dlm tanah.

7. HAMA & PENYAKIT
7.1. Hama
1) Ulat daun (Erienota thrax.)
Bagian diserang ; daun. Gejala: daun menggulung seperti selubung & sobek hingga tulang daun. Pengendalian: dgn menggunakan insektisida cocok belum ada, bisa dicoba dgn insektisida Malathion.
2) Uret kumbang (Cosmopolites sordidus)
Bagian diserang ; kelopak daun, batang. Gejala : lorong-lorong ke atas/bawah dlm kelopak daun, batang pisang penuh lorong. Pengendalian : sanitasi rumpun pisang, bersihkan rumpun dr sisa batang pisang, gunakan bibit telah disucihamakan.
3) Nematoda (Rotulenchus similis, Radopholus similis).
Bagian diserang ; akar. Gejala : tanaman kelihatan merana, terbentuk rongga or bintik kecil di dlm akar, akar bengkak. Pengendalian: gunakan bibit telah disucihamakan, tingkatkan humus tanah & gunakan lahan dgn kadar lempung kecil.
4) Ulat bunga & buah (Nacoleila octasema.)
Bagian diserang ; bunga & buah. Gejala : pertumbuhan buah abnormal, kulit buah berkudis. Adanya ulat sedikitnya 70 ekor di tan& pisang. Pengendalian: dgn menggunakan insektisida.
7.2. Penyakit
1) Penyakit darah
Penyebab: Xanthomonas celebensis (bakteri). Bagian diserang ; jaringan tanaman bagian dalam. Gejala: jaringan menjadi kemerah-merahan seperti berdarah. Pengendalian: dgn membongkar & membakar tanaman sakit.
2) Panama
Penyebab : jamur Fusarium oxysporum. Bagian diserang ; daun. Gejala : daun layu & putus, mula-mula daun luar lalu daun di bagian dalam, pelepah daun membelah membujur, keluarnya pembuluh getah berwarna hitam. Pengendalian: membongkar & membakar tanaman sakit.
3) Bintik daun
Penyebab: jamur Cercospora musae. Bagian diserang ; daun dgn gejala bintik sawo matang makin meluas. Pengendalian: dgn menggunakan fungisida mengandung Copper oksida or Bubur Bordeaux (BB).
4) Layu
Penyebab: bakteri Bacillus . Bagian diserang ; akar. Gejala: tanaman layu & mati. Pengendalian: membongkar & membakar tanaman sakit.
5) Daun pucuk
Penyebab: virus dgn perantara kutu daun Pentalonia nigronervosa. Bagian diserang ; daun pucuk. Gejala: daun pucuk tumbuh tegak lurus secara berkelompok. Pengendalian: cara membongkar & membakar tanaman sakit.
7.3. Gulma
Tak lama setelah tanam & setelah kanopi dewasa terbentuk, gulma akan menjadi persoalan harus segera diatasi. Penanggulangan dilakukan dgn :
1) Penggunaan herbisida seperti Paraquat, Gesapax 80 Wp, Roundup & dalapon.
2) Menanam tanaman penutup tanah bisa menahan erosi, tahan naungan, tak mudah diserang hama-penyakit, tak memanjat batang pisang. Misalnya Geophila repens.
3) Menutup tanah dgn plastik polietilen.

8. PANEN
8.1. Ciri & Umur Panen
Pada umur 1 tahun rata-rata pisang sudah berbuah. Saat panen ditentukan oleh umur buah & bentuk buah. Ciri khas panen ; mengeringnya daun bendera. Buah cukup umur untuk dipanen berumur 80-100 hari dgn siku-siku buah masih jelas sampai hampir bulat. Penentuan umur panen harus didasarkan pada jumlah waktu diperlukan untuk pengangkutan buah ke daerah penjualan sehingga buah tak terlalu matang saat sampai di tangan konsumen. Sedikitnya buah pisang masih tahan disimpan 10 hari setelah diterima konsumen.
8.2. Cara Panen
Buah pisang dipanen bersama-sama dgn tandannya. Panjang tan& diambil ; 30 cm dr pangkal sisir paling atas. Gunakan pisau tajam & bersih waktu memotong tandan. Tan& pisang disimpan dlm posisi terbalik supaya getah dr bekas potongan menetes ke bawah tanpa mengotori buah. Dgn posisi ini buah pisang terhindar dr luka bisa diakibatkan oleh pergesekan buah dgn tanah. Setelah itu batang pisang dipotong hingga umbi batangnya dihilangkan sama sekali. Bila tersedia tenaga kerja, batang pisang bsa saja dipotong sampai setinggi 1 m dr permukaan tanah. Penyisaan batang dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan tunas.
8.3. Periode Panen
Pada perkebunan pisang cukup luas, panen bisa dilakukan 3-10 hari sekali tergantung pengaturan jumlah tanaman produktif.
8.4. Perkiraan Produksi
Belum ada standard produksi pisang di Indonesia, di sentra pisang dunia produksi 28 ton/ha/tahun cuma ekonomis untuk perkebunan skala rumah tangga. Untuk perkebunan kecil (10-30 ha) & perkebunan besar (> 30 ha), produksi ekonomis harus mencapai sedikitnya 46 ton/ha/tahun.

9. PASCAPANEN

Secara konvensional tan& pisang ditutupi dgn daun pisang kering untuk mengurangi penguapan & diangkut ke tempat pemasaran dgn menggunakan kendaraan terbuka/tertutup. Untuk pengiriman ke luar negeri, sisir pisang dilepaskan dr tandannya kemudian dipilah-pilah berdasarkan ukurannya. Pengepakan
dilakukan dgn menggunakan wadah karton. Sisir buah pisang dimasukkan ke dos dgn posisi terbalik dlm beberapa lapisan. Sebaiknya luka potongan di ujung sisir buah pisang disucihamakan untuk menghindr pembusukan.

10. ANALISIS EKONOMI CARA BUDIDAYA TANAMAN
10.1 Analisis Usaha Cara Budidaya
Perkiraan analisis Cara Budidaya pisang dgn luasan 1 ha di daerah Jawa Barat pada tahun 1999.
1) Biaya produksi 1 ha pisang dr tahun ke-1 sampai ke-4 adalah:
1. Tahun ke-1 Rp. 5.338.000,-
2. Tahun ke-2 Rp. 4.235.000,-
3. Tahun ke-3 Rp. 4.518.000,-
4. Tahun ke-4 Rp. 4.545.300,-
2) Penerimaan tahun ke I sampai IV *)
1. Tahun ke-1: 0,8 x 1.000 tan& Rp. 6.000.000,-
2. Tahun ke-2: 0,8 x 2.000 tan& Rp. 12.000.000,-
3. Tahun ke-3: 0,8 x 2.000 tan& Rp. 12.000.000,-
4. Tahun ke-4: 0,8 x 2.000 tan& Rp. 12.000.000,-
3) Keuntungan
1. Keuntungan selama 4 tahun penanaman Rp. 23.363.700,-
2. Keuntungan/tahun Rp. 5.840.925,-
4) Parameter kelayakan usaha
1. Output/Input rasio = 2,150
Keterangan : *) perkiraan harga 1 tan& Rp. 7.500,-
10.2.Gambaran Peluang Agribisnis
Perkebunan pisang permanen (diusahakan terus menerus) dgn mudah bisa ditemukan di Meksiko, Jamaika, Amerika Tengah, Panama, Kolombia, Ekuador & Filipina. Di negara tersebut, Cara Budidaya pisang sudah adalah suatu industri didukung oleh kultur teknis prima & stasiun pengepakan modern & pengepakan memenuhi standard internasional. Hal tersebut menunjukkan bahwa pisang memang komoditas perdagangan sangat tak mungkin diabaikan. Permintaan pisang dunia memang sangat besar terutama jenis pisang Cavendish meliputi 80% dr permintaan total dunia. Selain berpeluang dlm ekspor pisang utuh, saat ini ekspor pure pisang juga memberikan peluang baik. Pure pisang biasanya dibuat dr pisang cavendish dgn kadar gula 21-26 % or dr pisang lainnya dgn kadar gula <>11. STANDAR PRODUKSI
11.1.Ruang Lingkup
Standar ini meliputi: klasifikasi dan, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan & cara pengemasan.
11.2.Diskripsi
Standar buah pisang ini mengacu kepada SNI 01-4229-1996.
11.3.Klasifikasi & Standar Mutu
a) Tingkat Ketuaan Buah (%): Mutu I=70-80; Mutu II <70>80
b) Keseragaman Kultivar: Mutu I=seragam; Mutu II=seragam
c) Keseragaman Ukuran: Mutu I=seragam; Mutu II=seragam
d) Kadar kotoran (% dlm bobot kotoran/bobot): Mutu I=0; Mutu II= 0
e) Tingkat kerusakan fisik/mekanis (% Bobot/bobot): Mutu I=0; Mutu II=0
f) Kemulusan Kulit (Maksimum): Mutu I=Mulus; Mutu II=Mulus
g) Serangga: Mutu I=bebas; Mutu II=bebas
h) Penyakit: Mutu I=bebas; Mutu II=bebas
Adapun persyaratan berdasarkan klasifikasi pisang ; sebagai berikut:
a) Panjang Jari (cm): Kelas A 18,1-20,0; Kelas B 16,1-18,0; Kelas C 14,1-16,0
b) Berat Isi (kg): Kelas A > 3,0; Kelas B 2,5-3,0; Kelas C <> 2,5; Kelas C 11.4.Pengambilan Contoh
Satu partai/lot buah pisang segar terdiri dr maksimum 1000 kemasan. Contoh diambil secara acak sebanyak jumlah kemasan.
a) Jumlah minimal kemasan dlm partai ; 1–5 : contoh semua
b) Jumlah minimal kemasan dlm partai ; 6–100 : contoh : sekurangkurangnya 5
c) Jumlah minimal kemasan dlm partai ; 101–300 : contoh sekurangkurangnya 7
d) Jumlah minimal kemasan dlm partai ; 301–500 : contoh sekurangkurangnya 9
e) Jumlah minimal kemasan dlm partai ; 501–1000 : contoh sekurangkurangnya 10
11.5.Pengemasan
Untuk pisang tropis, kardus karton digunakan berukuran 18 kg or 12 kg. Kardus bisa dibagi menjadi dua ruang or dibiarkan tanpa pembagian ruang. Sebelum pisang dimasukkan, alasi/lapisi bagian bawah & sisi dlm kardus dgn lembaran plastik/kantung plastik. Setelah pisang disusun tutup pisang dgn plastik tersebut. Bisa saja kelompok (cluster) pisang dibungkus dgn plastik lembaran/kantung plastik sebelum dimasukkan ke dlm kardus karton. Pada bagian luar dr kemasan, diberi label bertuliskan antara lain:
a) Produksi Indonesia
b) Nama kultivar pisang
c) Nama perusahaan/ekspotir
d) Berat bersih
e) Berat kotor
f) Identitas pembeli
g) Tanggal panen
h) Saran suhu penyimpanan/pengangkutan

SUMBER : http://infopekalongan.com

0 comments: