Monday, June 9, 2008

Cara Budidaya Melon

1. SEJARAH SINGKAT
Melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah termasuk famili Cucurbitaceae, banyak menyebutkan buah melon berasal dr Lembah Panas Persia or daerah Mediterania adalah perbatasan antara Asia Barat dgn Eropa & Afrika. & tanaman ini akhirnya tersebar luas ke Timur Tengah & ke Eropa. Pada abad ke-14 melon dibawa ke Amerika oleh Colombus & akhirnya ditanam luas di Colorado, California, & Texas. Akhirnya melon tersebar keseluruh penjuru dunia terutama di daerah tropis & subtropis termasuk Indonesia.


2. JENIS TANAMAN
Jenis-jenis melon terkenal adalah: melon Christianism (1850); melon Sill Hybrid (1870); melon Surprise (1876); melon Ivondequoit, Miller Cream, Netted Gem, Hacken Sack & Osage (1881–1890); melon Honey Rock & Improved Perfecto (1933); melon Imperial (1935); melon Queen of Colorado & Honey Gold (1939). Untuk memudahkan sistem penanaman & pengelompokan melon, para ahli mengklasifikasikan melon dlm dua tipe, yaitu:
1) Tipe Netted-Melon
a. Ciri-ciri: kulit buah keras, kasar, berurat & bergambar seperti jala (net); aroma relatif lebih harum dibanding dgn winter–melon; lebih cepat masak antara 75–90 hari; awet & tahan lama untuk disimpan.
b. Varietas: (1) Cucumis melo var. reticulatus, buah kecil, berurat seperti jala & harum; (2) Cucumis melo var. cantelupensis, buah besar, kulit bersisik & harum.

2) Tipe Winter-Melon
a. Ciri-ciri: kulit buah halus, mengkilat & aroma buah tak harum; buah lambat untuk masak antara 90–120 hari; mudah rusak & tak tahan lama untuk disimpan; tipe melon ini sering digunakan sebagai tanaman hias.
b. Varietas: (1) Cucumis melo var. inodorous, kulit buah halus, buah memanjang dgn diameter 2,5–7,5 cm; (2) Cucumis melo var. flexuosus, permukaan buah halus, buah memanjang antar 35–70 cm; (3) Cucumis melo var. dudain, ukuran kecil-kecil, sering untuk tanaman hias; (4) Cucumis melo var. chito,
ukuran buah sebesar jeruk lemon, sering digunakan sebagai tanaman hias.


3. MANFAAT TANAMAN
Buah melon dimanfaatkan sebaga makanan buah segar dgn kandungan vitamin C cukup tinggi.

4. SENTRA PENANAMAN

Sebelum tahun 1980, buah melon hadir di Indonesia sebagai buah impor. Kemudian banyak perusahaan agribisnis mencoba menanam melon untuk diCara Budidayakan daerah Cisarua (Bogor) & Kalianda (Lampung) dgn varietas melon dr Amerika, Taiwan, Jepang, Cina, Perancis, Denmark, Belanda & Jerman. Kemudian melon berkembang di daerah Ngawi, Madiun, Ponorogo sampai wilayah eks-keresidenan Surakarta (Sragen, Sukoharjo, Boyolali, Karanganyar & Klaten). Daerah-daerah tersebut adalah pemasok buah melon terbesar dibandingkan dgn daerah asal melon pertama.

5. SYARAT TUMBUH
5.1. Iklim
1) Angin bertiup cukup keras bisa merusak pertanaman melon, bisa mematahkan tangkai daun, tangkai buah & batang tanaman.
2) Hujan terus menerus akan menggugurkan calon buah sudah terbentuk & bisa pula menjadikan kondisi lingkungan menguntungkan bagi patogen. Saat tanaman melon menjelang panen, akan mengurangi kadar gula dlm buah.
3) Tanaman melon memerlukan penyinaran matahari penuh selama pertumbuhannya.
4) Tanaman melon memerlukan suhu sejuk & kering untuk pertumbuhannya. Suhu pertumbuhan untuk tanam melon antara 25–30 derajat C. Tanaman melon tak bisa tumbuh apaapabila kurang dr 18 derajat C.
5) Kelembaban udara secara tak langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman melon. Dlm kelembaban tinggi tanaman melon mudah diserang penyakit.
5.2. Media Tanam
1) Tanah baik untuk Cara Budidaya tanaman melon ialah tanah liat berpasir banyak mengandung bahan organik untuk memudahkan akar tanaman melon berkembang. Tanaman melon tak menyukai tanah terlalu basah.
2) Tanaman melon akan tumbuh baik apaapabila pH-nya 5,8–7,2.
3) Tanaman melon pada dasarnya membutuhkan air cukup banyak. Tetapi, sebaiknya air itu berasal dr irigasi, bukan dr air hujan.
5.3. Ketinggian Tempat
Tanaman melon bisa tumbuh dgn cukup baik pada ketinggian 300–900 meter dpl. Apaapabila ketinggian lebih dr 900 meter dpl tanaman tak berproduksi dgn optimal.

6. PEDOMAN CARA BUDIDAYA

6.1. Pembibitan
1) Persyaratan Benih
Tanaman melon sehat & berproduksi optimal berasal dr bibit tanaman sehat, kuat & terawat baik pada awalnya. Benih direndam kedlm larutan Furadam & Atonik selama 2 (dua) jam. Benih baik berada di dasar air, & benih kurang baik akan mengapung di atas permukaan air. Oleh sebab itu pembibitan adalah kunci keberhasilan suatu agribisnis melon.
2) Penyiapan Benih
a) Pengadaan benih secara generatif
Fase generatif ditandai dgn keluarnya bunga. Pada fase ini tanaman memerlukan banyak unsur fosfor untuk memperkuat akar & membentuk biji pada buah. Pada fase ini apaapabila tanaman dlm kondisi sehat maka jaringjaring pada buah diharapkan muncul secara merata. Untuk mendukung pertumbuhan generatif, tanaman disemprot dgn pupuk daun Complesal super tonic (merah) dgn konsentrasi 2 gram/liter seminggu sekali. Untuk mencegah kekurangan unsur kalsium & boron maka tanaman disemprot dgn pupuk daun Ferti-cal dgn konsentrasi 2 ml/liter or CaB dgn konsentrasi 2 ml/liter.
b) Pengadaan benih secara vegetatif (Kultur Jaringan)
Dgn metoda kultur jaringan, pemilihan media tanam & sumber eksplan digunakan haruslah tepat agar memberikan hasil maksimal. Media dasar dipakai tersusun dr garam-garam berdasarkan susunan Murashige & Skoog (1962) dgn penambahan thiamin 0,04 mg/liter, myoinositol 100 mg/liter, surkosa 30 gram/liter berbagai kombinasi hormon tanaman ditambahkan sesuai dgn perlakuan. Media dibuat dlm bentuk padat dgn penambahan agar bacto 8 gram/liter, pH media dibuat 5,7 dgn penambahan NaOH or HCl 0,1 N. sterilisasi media dilakukan dgn autoklaf bertekanan 17,5 psi, suhu 120 derajat C selama 30 menit.Tanaman dibisa dr kultur jaringan membentuk bunga jantan & bunga betina separti halnya tanaman dibisa dr biji.
c) Sumber benih
Untuk menanam melon kita harus mengetahui sumber benihnya terlebih dahulu. Sebaiknya selalu menggunakan benih asli (F1 hibrid).
d) Cara penyimpanan benih
Benih harus disimpan ditempat kering & tempat untuk menyimpan benih bisa dibuatkan rumah pembibitan sederhana karena mengingat umur benih cuma selama 10–14 hari, karena untuk melindungi benih tanaman masih muda dr terik sinar matahari, air hujan, & serangan hama maupun penyakit. Alas rumah pembibitan, tempat polibag diletakkan dilapisi kertas koran agar perakaran bibit tak menembus ke dlm tanah.
e) Kebutuhan benih
Benih dibutuhkan sesuai dgn luas tanam ditambah 10% untuk cadangan penyulaman.
f) Perlakuan benih
Benih melon memerlukan perlakuan lebih sederhana dibandingkan dgn benih semangka non-biji. Hal ini karena kulit melon cukup tipis sehingga tak memerlukan perlakuan ekstra. Perlakuan untuk benih melon ; pencucian, perendaman, serta pemeraman benih.
3) Teknik Penyemaian Benih
a) Cara & Waktu Penyemaian
Benih melon akan disemaikan, direndam terlebih dahulu di dlm air selama 2–4 jam. Kemudian benih disemaikan pada kantong plastik, telah diisi tanah & pupuk kandang dicampur dgn perbandingan 5:1. Benih disemaikan dlm posisi tegak & ujung calon akarnya menghadap ke bawah. Benih ditutup dgn campuran abu sekam & tanah dgn perbandingan 2:1 telah disiapkan, agar tanaman bisa tumbuh dgn baik, tak mudah rebah. Untuk merangsang perkecambahan benih dengan
menciptakan suasana hangat maka tutuplah permukaan persemaian dgn karung goni basah. Apaapabila kecambah telah muncul kepermukaan media semai (pada hari ke-3 or ke-4) maka karung goni bisa dibuka.
b) Pembuatan Media Semai
Melon termasuk tanaman tak terlalu menuntut media semai khusus untuk pembibitannya. Medianya bisa dibuat dgn berbagai variasi, contohnya dgn mencampurkan tanah, pasir & pupuk kandang or kompos, asal perbandingannya sesuai misalnya 1:1:1. Untuk mendapatkan hasil bibit melon kekar & sehat maka komposisi media semai tepat terdiri dr campuran tanah, pupuk kandang, pupuk SP-36 or NPK ditambah dgn insektisida karbofuran.
4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Setelah benih disemai di polybag akan tumbuh menjadi calon bibit, & harus mendapatkan pemeliharaan baik agar menjadi bibit melon sehat & kekar.
a) Cara & Waktu Penyiraman
Bibit dipersemaian di siram setiap pagi hari. Mulai dr kecambah belum muncul sampai bibit muncul kepermukaan tanah. Untuk penyiraman digunakan tangki semprot. Saat menyemprot untuk penyiraman jangan terlalu kuat karena akan mengikis tanah media & melemparkan benih or kecambah keluar dari
polibag. Apaapabila daun sejati keluar, penyiraman bibit baru bisa dilakukan embrat or gembor. Saat cuaca panas, tanah pada polybag kering & penyiraman perlu diulangi pada sore hari, jangan menyiram bibit tanaman pada siang hari karena akan menyebabkan air & zat-zat makanan tak bisa terserap akibatnya bibit menjadi kurus, kering & layu.
b) Penjarangan
Penjarangan dilakukan dgn tujuan untuk menyiapkan bibit-bibit sehat & kekar untuk ditanam. Penjarangan ini mulai dilakukan 3 hari sebelum penanaman bibit ke lapangan. Bibit mempunyai pertumbuhan seragam dikumpulkan menjadi satu. Bibit-bibit pertumbuhannya merana
disingkirkan & tak ditanam.
c) Pemupukan
Untuk pertumbuhan vegetatif bibit bisa dipacu dgn penyemprotan pupuk daun mengandung unsur nitrogen tinggi. Pupuk daun cukup dilakukan satu kali, yaitu pada saat umur bibit 7–9 HSS dgn konsentrasi 1,0–1,5 gram/liter. Pupuk akar berupa pupuk kimia maupun pupuk organik tak perlu ditambahkan selama pembibitan karena pupuk akar diberikan pada media semai telah mencukupi.
d) Pemberian Pestisida Pada Masa Pembibitan
Pada masa pembibitan penyemprotan pestisida dilakukan apaapabila dianggap perlu. Konsentrasi penuh akan menyebabkan daun-daun bibit melon ini terbakar (plasmolisis). Penyomprotan ini dilakukan terutama pada saat 2-3 hari sebelum bibit ditanam dilapangan. Contoh pestisida digunakan ; Insektisida Dicarzol 0,5 g/liter & fungisida Previcur N 1,0 ml/liter.
5) Pemindahan Bibit
Bibit melon dipindahkan ke lapangan apaapabila sudah berdaun 4–5 helai atau
tanaman melon telah berusia 10–12 hari. Cara pemindahan tak berbeda dengan
cara pemindahan tanaman lainnya, yaitu kantong plastik polibag dibuang secara
hati-hati lalu bibit berikut tanahnya ditanam pada bedgn sudah dilubangi
sebelumnya, bedenganpun jangan sampai kekurangan air.
6.2. Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
a) Pengukuran pH Tanah
Pengukuran pH tanah dgn menggunakan alat pH meter. Tanah akan di ukur dibasahi terlebih dahulu. Pengambilan sampel dilakukan di 10 titik berbeda, kemudian dihitung pH rata-rata.
b) Analisis Tanah
Berdasarkan fakta di lapangan tanaman melon bisa ditanam pada berbagai jenis tanah terutama tanah andosol, latosol, regosol, & grumosol, asalkan kekurangan dr sifat-sifat tanah tersebut bisa dimanipulasi dgn pengapuran, penambahan bahan organik, maupun pemupukan.
c) Penetapan Waktu/Jadwal Tanam
Penetapan waktu tanam berkaitan dgn perkiraan waktu panen suatu varietas melon ditanam & waktu panen varietas melon lainnya. Misalnya waktu tanam melon pada bulan Maret ; varietas ten me, April varietas aroma, Mei varietas new century (hamiqua) & seterusnya sehingga petani/pengusaha agribisnis perlu menjadwal waktu tanaman varietas melon dikehendaki pelanggan.
d) Penetapan Luas Areal Penanaman
Penetapan luas penanaman berkaitan erat dgn pemilikan modal, luas lahan tersedia, musim & permintaan pasar. Tanaman melon diusahakan di lahan terbuka di musim hujan akan rusak terserang penyakit karena terguyur hujan terus-menerus. Maka penanaman melon di musim hujan lebih diarahkan
dgn sistem hidroponik.
e) Pengaturan Volume Produksi
Pengaturan volume produksi berkaitan erat dgn perkiraan harga pada saat panen & permintaan pasar. Cara penanaman melon dilakukan secara bertahap. Misalnya penanaman pertama 20% di lokasi A, kedua 40% di lokasi B, & ketiga 40% di lokasi C. Interval penanaman berkisar 2 minggu. Pengaturan ini lazim dilakukan pada agribisnis melon dgn system hidroponik. Untuk menjaga kontinuitas produksi, biasanya interval tanamnya berselang 1-2 minggu.
2) Pembukaan Lahan
a) Pembajakan
Untuk penanaman melon di dataran menengah-tinggi, struktur tanah biasanya sudah sangat remah sehingga tak memerlukan pembajakan. Lahan dibajak harus digenangi air lebih dahulu selama semalam, kemudian keesokan harinya dilakukan pembajakan ini cukup untuk membalik tanah sehingga cukup dilakukan sekali dgn kedalaman balikan sekitar 30 cm.
b) Penggarukan & Pencangkulan Lahan Serta Waktu Lahan Siap Tanam
Untuk pencangkulan & penggarukan, keadaan tanahnya harus cukup kering. Karena kita bsa mudah membentuk tanah semula berbongkah-bongkah & cukup liat, tanah beremah-remah & cukup sarang (mudah diserap air). Dgn tanah tersebut akan menguntungkan tanaman. Selain perakarannya mudah menembus tanah, juga akan mudah bernapas. Cara-cara pencangkulan ; sebagai berikut:
1. Mula-mula lakukan pembalikan tanah (tanahnya masih berbongkah-bongkah.
2. Tanah dr hasil pencangkulan pertama dihaluskan or dihancurkan, dgn kedalaman ± 30–50 cm. (untuk dua kali cangkulan)
3. Pencangkulan dilakukan kalau keadaan tanahnya betul-betul sudah dikategorikan ke dlm tanah berat. Bila tidak, sekali cangkul tanah sudah cukup beremah & kita bisa mengerjakan pekerjaan lain.
3) Pembentukan Bedengan
a) Cara Pembuatan
Selama 5–7 hari lahan dibiarkan kering setelah dibajak (or dibalik). Proses ini akan membuat tanah menjadi lengket & berbongkah sehabis dibajak menjadi agak hancur karena mengalami proses pengeringan matahari & penganginan. Selama proses tersebut beberapa senyawa kimia beracun
& merugikan tanaman & akan hilang perlahan-lahan. Setelah kering, bongkahan tanah dibuat petakan dgn tali rafia untuk membentuk bedgn dgn ukuran panjang bedgn maksimum 12–15 m; tinggi bedgn 30–50 cm; lebar bedgn 100–110 cm; & lebar parit 55–65 cm.
b) Bentuk Bedengan
Bedgn dibentuk dgn cara mencangkuli bongkahan tanah menjandi struktur tanah remah/gembur. Apabila telah bentuk bedgn terlihat, baik itu bedgn kasar/setengah jadi bedgn tersebut dikeringanginkan lagi selama seminggu agar terjadi proses oksidasi/penguapan dr unsur-unsur beracun ada hingga menghilang tuntas.
c. Ukuran & Jarak Bedengan
Dgn panjang maksimum 15 m tersebut akan memudahkan perawatan tanaman & mempercepat pembuangan air, terutama di musim hujan. Tinggi bedgn dibuat sesuai dgn musim & kondisi tanah. Pada musim hujan tinggi bedgn 50 cm agar perakaran tanaman tak terendam air bila hujan
deras. & pada musim kemarau tinggi bedgn cukup 30 cm, karena untuk memudahkan perawatan pada saat bedgn digenangi. Parit dibuat dgn lebar 55–65 cm ; untuk memudahkan perawatan pada saat penyemprotan, pemasangan ajir, maupun penalian.
4) Pengapuran
Dgn pengapuran akan menambah unsur hara kalsium diperlukan untuk dinding sel tanaman. Pengapuran bisa menggunakan dolomit/calmag (CaCO3 MgCO3) kalsit/kaptan (CaCO3). Setelah diperoleh pH rata-rata, penentuan kebutuhan bisa dilakukan dgn menggunakan data berikut ini :
a) <>10,24 ton/ha
b) 4,2 (sangat asam): jumlah kapur 9,28 ton/ha
c) 4,6 (asam): jumlah kapur 7,39 ton/ha
d) 5,4 (asam): jumlah kapur 3,60 ton/ha
e) 5,6 (agak asam): jumlah kapur 2,65 ton/ha
f) 6,1 – 6,4 (agak asam): jumlah kapur <0,75 ton/ha
5) Pemasangan Mulsa Plastik Hitam-Perak (PHP)
Mulsa PHP terdiri dr dua lapisan, yaitu lapisan berwarna perak di bagian atas & warna hitam dibagian bawah dgn berbagai keuntungan. Warna perak pada mulsa akan memantulkan cahaya matahari sehingga proses fotosintesis menjadi lebih optimal, kondisi pertanaman tak terlalu lembab, mengurangi serangan penyakit, & mengusir serangga-serangga penggangu tanaman seperti Thirps & Aphids. Sedangkan warna hitam pada mulsa akan menyerap panas sehingga suhu di perakaran tanaman menhadi hangat. Akibatnya, perkembangan akar akan optimal. Selain itu warna hitam juga mencegah sinar matahari menembus ke dlm tanah sehingga benih-benih gulma tak akan tumbuh (kecuali teki & anak pisang). Pemasangan mulsa PHP sebaiknya dilakukan pada saat panas matahari terik agar mulsa bisa memuai sehingga menutup bedgn dgn tepat. Teknis pemasangannya cukup oleh 2 orang untuk satu bedengan. Caranya tariklah kedua ujung mulsa pada bedengan, kaitkan salah satu ujungnya pada bedgn menggunakan pasak penjepit mulsa kemudian ujung satunya. Setelah kedua ujung mulsa PHP terkait erat pada bedengan, dgn cara bersamaan tariklah mulsa pada kedua sisi bedgn setiap meternya secara bersamaan. Kaitkan kedua sisi mulsa & bedgn dgn pasak penjepit tadi sehingga seluruh sisi mulsa terkait rapat pada bedengan. Setelah selesai pemasangan, bedenganbedgn dibiarkan tertutup mulsa PHP selama 3–5 hari sebelum dibuat lubang tanam. Tujuan agar pupuk kimia diberikan bisa berubah menjadi bentuk tersedia sehingga bisa diserap tanaman.
6.3. Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanam
Tanaman melon adalah tanaman semusim biasa ditanam dgn pola monokultur.
2) Pembuatan Lubang Tanam
Untuk membuat lubang tanam dgn menggunakan pelat pemanas or memanfaatkan bekas kaleng susu kental. Plat pemanas berupa potongan besi dgn diameter 10 cm, dibuat sedemikian rupa hingga panas ditimbulkan dr arang dibakar mampu melubangi mulsa PHP dgn cepat. Model penanaman bisa berupa dua baris berhadap-hadapan membentuk segi empat ati dia baros berhadap-hadapan membentuk segi tiga.
3) Cara Penanaman
Bibit telah di semai + 3 minggu dipindahkan kedlm besar beserta medianya. Akar tanaman diusahakan tak sampai rusak saat menyobek polibag kecil. Cetakan tanah telah berisi bibit melon, diletakkan pada lubang telah ditugal & diusahakan agar tak pecah/hancur karena bsa mengakibatkan kerusakan akar & tanaman akan layu bila hari panas.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan & Penyulaman
Penjarangan & penyulaman dilakukan apabila dlm waktu 2 (dua) minggu setelah tanam bibit tak menunjukkan pertumbuhan normal. Tanaman dicabut beserta akarnya kemudian diganti dgn bibit/tanaman baru. Hal ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar tanaman muda ini bisa lebih beradaptasi dgn lingkungan barunya. Penyulaman & penjarangan biasanya dilakukan selama 3 – 5 hari, karena kemungkinan dlm seminggu pertama masih ada tanaman lainnya perlu disulam. Saat setelah selesai penjarangan & penyulaman tanaman baru harus disiram air.
2) Penyiangan
Pada Cara Budidaya melon sistem mulsa PHP penyiangannya dilakukan pada lubang tanam & parit di antara dua bedengan. Gulma tak dibersihkan menyebabkan lingkungan pertanaman lembab sehingga merangsang penyakit. Gulma juga bisa sebagai inang hama & nematoda merugikan.
3) Pembubunan
Untuk pembubunan pertama-tama kita lakukan ; pemupukan awal & mensterilkan lahan di situ. Tujuannya ; setelah tanah diolah & dipupuk, tanah akan menjadi subur & akan terbebas dr hama & penyakit. Saat melakukan pemupukan, tanah sebelumnya sudah diolah, telah dikelentang
selama 2 minggu. Dgn begitu, diharapkan tanah cukup lama terkena terik matahari tersebut, cukup sehat untuk ditanami.
4) Perempalan
Perempelan dilakukan terhadap tunas/cabang air bukan adalah cabang utama.
5) Pemupukan
Pemupukan diberikan sebanyak 3 kali, yaitu 20 hari setelah ditanam, tanaman berusia 40 hari (ketika akan melakukan penjarangan buah) & pada saat tanaman berusia 60 hari (saat menginjak proses pematangan). Caranya sebarkan secara merata di atas tanah bedgn pada pinggiran kiri & kanannya (10–15 cm). Kemudian tanah dibalik dgn hati-hati supaya tak merusak perakaran tanaman, & agar pupuk tersebut bsa aman terpendam dlm tanah. Untuk memudahkan dlm pemupukan, dibuat data mengenai rangkaian pemupukan sejak awal.
a) Pupuk kandang/kompos: pupuk dasar=10–20 ton/ha.
b) Urea: pupuk dasar=440 kg/ha; pupuk susulan I=330 kg/ha; pupuk susulan II=220 kg/ha; pupuk susulan III=440 kg/ha.
c) TSP: pupuk dasar=1.200 kg/ha; pupuk susulan I=220 kg/ha; pupuk susulan II=550 kg/ha.
d) KCl: pupuk dasar=330-440 kg/ha; pupuk susulan II=160 kg/ha.
Keterangan pupuk dasar: pemupukan pada pengolahan tanah (sebelum tanam); pupuk susulan I : umur ± 20 hari; pupuk susulan II: umur + 40 hari; pupuk susulan III: umur + 60 hari.
6) Pengairan & Penyiraman
a) Pengairan
Tanaman melon menghendaki udara kering untuk pertumbuhannya, tetapi tanah harus lembab. Pengairan harus dilakukan bila hari tak hujan. Pengairan dilakukan pada sore or malam hari.
b) Penyiraman
Tanaman di siram sejak masa pertumbuhan tanaman, sampai tanaman akan dipetik buahnya. Saat menyiram jangan sampai air siraman membasahi daun & air dr tanah jangan terkena daun & buahnya. Tujuannya ; supaya tanaman tak dijangkiti penyakit berasal dr percikan tersebut, kalau daun basah kuyup akan mengundang jamur sangat besar. Penyiraman dilakukan pagi-pagi sekali or malam hari. Oleh karena itu ada pengairan di sekitar kebun besar sekali manfaatnya.
7) Waktu Penyemprotan Pestisida
a) Tindakan preventif, benih direndam dlm larutan bakterisida Agrimycin (oxytetracycline & streptomycin sulfate) or Agrept (streptomycin sulfate) dgn konsentrasi 1,2 gram/liter & penyemprotan bakterisida pada umur 20 HST.
b) Penyemprotan fungisida Previcur N (propamocarb hydrochloride) dgn konsentrasi 2–3 ml/liter apaapabila serangan telah melewati ambang ekonomi.
c) Fungisida Derasol 500 SC (carbendazim) dgn konsentrasi 1–2 ml/liter. Pangkal batang terserang dioles dgn larutan fungisida Calixin 750 EC (tridemorph) dgn konsentrasi 5 ml/liter.
8) Pemeliharaan Lain
a) Pemasangan Ajir
Ajir or tongkat dr kayu or bilahan bambu, untuk rambatan bisa di pasang setelah selesai membuat pembubunan & selesai mensterilkan kebun. Or bisa juga ajir dipasang sesudah bibit ditanam, & bibit sudah mengeluarkan sulur-sulurnya kira-kira tingginya ; 50 cm. Ajir harus terbuat dr bahan kuat sehingga mampu menahan beban buah dgn bobot kira-kira 2–3 kg. Tempat ditancapkannya ajir dgn jarak kira-kira 25 cm dr pinggir gulu& baik kanan maupun kiri. Supaya ajir lebih kokoh lagi, kita bsa menambahkan bambu panjang diletakkan di bagian pucuk segitiga antara bambu or kayu menyilang, mengikuti barisan ajir-ajir di belakangnya.
b) Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan pada tanaman melon bertujuan untuk memelihara cabang sesuai dgn dikehendaki. Tinggi tanaman dibuat rata-rata antara titik ke-20 sampai ke-25 (bagian ruas, cabang or buku dr tanaman tersebut). Pemangkasan dilakukan kalau udara cerah & kering, supaya bekas luka tak diserang jamur. Waktu pemangkasan dilakukan setiap 10 hari sekali, paling awal dipangkas ; cabang dekat dgn tanah & sisakan dua helai daun, kemudian cabang-cabang tumbuh lalu dipangkas dgn menyisakan 2 helai daun. Pemangkasan dihentikan, bila ketinggian tanamannya sudah mencapai pada cabang ke-20 or 25.

7. HAMA & PENYAKIT
7.1. Hama
1) Kutu aphids (Aphis gossypii Glover )
Ciri: Hama ini mempunyai getah cairan mengandung madu & di lihat dr kejauhan mengkilap. Hama ini menyerang tanaman melon ada di lahan penanaman. Aphids muda menyerang melon berwarna kuning, sedangkan dewasa mempunyai sayap & berwarna agak kehitaman. Gejala: daun
tanaman menggulung & pucuk tanaman menjadi kering akibat cairan daun dihisap hama. Pengendalian: (1) gulma harus selalu dibersihkan agar tak menjadi inang hama; (2) tanaman terserang parah harus disemprot secara serempak dgn insektisida Perfekthion 400 EC (dimethoate) dgn konsentrasi 1,0–2,0 ml/liter; (3) tanaman telah terjangkit virus harus dicabut & dibakar (dimusnahkan).
2) Thirps (Thirps parvispinus Karny)
Ciri: Hama ini menyerang saat fase pembibitan sampai tanaman dewasa. Nimfa thirps berwarna kekuning-kuningan & thirps dewasa berwarna coklat kehitaman. Thirps berkembang biak sangat cepat secara partenogenesis (mampu melahirkan keturunan meskipun tak kawin). Serangan dilakukan di musim kemarau.
Gejala: daun-daun muda or tunas-tunas baru menjadi keriting, & bercaknya kekuningan; tanaman keriting & kerdil serta tak bisa membentuk buah secara normal. Kalau gejala ini timbul harus diwaspadai karena telah tertular virus dibawa hama thirps.
Pengendalian: menyemprot dgn racun kontak, 3–4 hari sekali.
7.2. Penyakit
1) Layu bakteri
Penyebab: bakteri Erwina tracheiphila E.F.Sm. Penyakit ini bisa disebarkan dgn perantara kumbang daun oteng-oteng (Aulacophora femoralis Motschulsky).
Gejala: daun & cabang layu & terjadi pengkerutan pada daun, warna daun menguning, mengering & akhirnya mati; daun tanaman layu satu
per satu, meskipun warnanya tetap hijau, kemudian tanaman layu secara keseluruhan. Apaapabila batang tanaman dipotong melintang akan mengeluarkan lendir putih kental & lengket bahkan bisa ditarik seperti benang.
Pengendalian: (1) sebelum ditanami, lahan disterilisasi dgn Basamid G dgn dosis 40 g/m2; (2) benih di rendam dlm bakterisida Agrimyciin (oxytetracycline & streptomycin sulfate) or Agrept (streptomycin sulfate) dgn konsentrasi 1,2 gram/liter ; (3) penyemprotan bakterisida ini pada umur 20
HST.
2) Penyakit busuk pangkal batang (gummy stem bligt)
Penyebab: Cendawan Mycophaerekka melonis (Passerini) Chiu et Walker.
Gejala: pangkal batang terserang mula-mula seperti tercelup minyak kemudian keluar lendir berwarna merah coklat & kemudian tanaman layu & mati; daun tanaman terserang akan mengering apaapabila diremas seperti kerupuk & berbunyi kresek-kresek apaapabila diterpa angin.
Pengendalian: (1) penggunaan mulsa PHP untuk mencegah kelembaban di sekitar pangkal batang & mencegah luka di perakaran maupun pangkal batang karena penyiangan; (2) daun-daun tanaman terserang dibersihkan lalu disemprot dgn fungisida Derasol 500 SC (carbendazim) dgn konsentrasi 1–2 ml/liter; (3) pangkal batang terserang dioles dgn larutan fungisida Calixin 750 EC (tridemorph) dgn konsentrasi 5 m/liter.
7.3. Gulma
Gulma (tumbuhan pengganggu) merugikan tanaman, karena bersaing zat hara, tempat tumbuh & cahaya. Pencabutan gulma harus dilakukan sejak tumbuhan masih kecil, karena bila sudah besar akan merusak perakaran tanaman melon.

8. PANEN
8.1. Ciri & Umur Panen
a) Tanda/ciri Penampilan Tanaman Siap Panen
1) Ukuran buah sesuai dgn ukuran normal
2) Serat jala pada kulit buah sangat nyata/kasar
3) Warna kulit hijau kekuningan.
b) Umur Panen + 3 bulan setelah tanam.
c) Waktu Pemanenan baik ; pada pagi hari.
8.2. Cara Panen
1) Potong tangkai buah melon dgn pisau, sisakan minimal 2,0 cm untuk memperpanjang masa simpan buah.
2) Tangkai dipotong berbentuk huruf “T”, maksudnya agar tangkai buah utuh & kedua sisi atasnya adalah tangkai daun telah dipotong daunnya.
3) Pemanenan dilakukan secara bertahap, dgn mengutamakan buah benarbenar telah siap dipanen.
4) Buah telah dipanen dikumpulkan disuatu tempat untuk disortir. Kerusakan buah akibat terbentur/cacat fisik lainnya, sebaiknya dihindr karena akan mengurangi harga jual terutama di swalayan.
8.3. Periode Panen
Panen dilakukan secara bertahap, dgn mengutamakan buah benar-benar telah siap panen. Seandainya dlm jangka waktu 3-5 bulan mendatang harga melon diramalkan jatuh. Maka alternatif untuk rotasi tanaman bisa menggunakan lahan bekas menanam melon ; cabai. Karena lahan
tersedia tak perlu diubah. Cuma mulsa PHP dibuka & dosis pemupukan ditambahkan 50%. Apabila dlm jangka waktu 4 bulan berikutnya dinyatakan harga melon meningkat, maka lahan bekas sawah ditanami padi terlebih dahulu untuk satu musim tanam. Alasannya ; dr segi kormesial tanaman padi kurang menguntungkan, tapi dr segi pemutusan siklus hidup hama & penyakit sangat menguntungkan. Hal ini
disebabkan karena hama & penyakit mengisap oksigen (aerob) akan mati dgn kondisi tanah terendam air (anaerob). Setelah menanam padi selesai, tanaman melon ditanam akan berproduksi tinggi dgn risiko serangan hama & penyakit lebih rendah.
8.4. Prakiraan Produksi
Untuk mengetahui jumlah produksi akan dihasilkan bagian pemasaran harus melakukan penelitian pasar. Untuk luas satu hektar tanaman melon diperkirakan akan menghasilkan buah melon 10–15 ton, maka memanennya harus dilakukan secara bertahap. Misalnya minggu I menanam seluas 2.000 m2, minggu II menanam seluas 2.000 m2, & seterusnya. Hal ini untuk tingkat kontinuitas produksi akan tercapai & resiko tak terjualnya buah melon akan terhindar.

9. PASCAPANEN

Pascapanen adalah serangkaian kegiatan dilakukan setelah melon dipanen. Kesalahan penanganan dlm pascapanen akan mempengaruhi kwalitas/penampilan buah melon.
9.1. Pengumpulan
Buah-buah melon telah dipanen dikumpulkan pada suatu tempat untuk segera disortir. Saat panen kerusakan buah sebaiknya dihindr akibat terbentur or cacar fisik lainnya, karena akan mengurangi harga jual terutama untuk konsumsi pasar swalayan.
9.2. Penyortiran & Penggolongan
Melon telah dipanen, diangkut & dikumpulkan di suatu tempat kemudian di sortasi. Buah sehat & utuh dipisahkan dr buah cacat fisik maupun cacat karena serangan hama & penyakit. Buah melon berkualitas bagus kemudian di lakukan penggolongan melon berdasarkan tiga kelas.
1) Kelas M1 yaitu melon berbobot 1,5 kg/lebih jaring berbentuk sempurna.
2) Kelas M2 yaitu melon berbobot 1–1,5 kg jaringnya terbentuk cuma 70% saja.
3) Kelas M3 yaitu bobot buahnya bervariasi dgn jaring sedikit or tak berbentuk sama sekali. Hal ini terjadi karena tanaman belum saatnya dipanen tapi telah mati terlebih dahulu akibat serangan hama.
9.3. Penyimpanan
Buah melon sudah dipetik, tak boleh ditumpuk satu sama lain, & buah belum terangkut bisa disimpan dlm gudang penyimpanan. Buah ditata secara rapi dgn dilapisi jerami kering. Tempat penyimpanan buah harus bersih, kering & bebas dr hama seperti kecoa or tikus. Melon sudah terlalu masak jangan disatukan dgn buah setengah masak (mengkal). Apabila ada buah
mulai busuk harus di jauhkan dr tempat penyimpanan.
9.4. Pengemasan & Pengangkutan
Kemasan untuk melon bisa dibuat dr kayu biasa & banyak memiliki lubang angin. Cara menyusunnya, bagian dasar kotak diberi jerami kering cukup tebal, kemudian melon diberikan jerami juga dibagian atas buahnya. Sebelum kotak ditutup, buah melon diberi lapisan jerami lagi. Selain dr kotak, pengemasan bsa juga menggunakan rajutan benang mirip jala, kemudian dimasukkan dlm kemasan karton. Dlm karton masih dilapisi dgn jerami kering or kertas hancuran. Dgn kemasan seperti ini akan lebih terjamin dibanding dgn menggunakan kotak dr kayu (cara tradisional). Kendaraan digunakan untuk mengangkut buah melon akan dibawa ke pasar tergantung jarak ditempuh. Buah akan di ekspor biasanya dipak secara khusus dgn peti kemas terbuat dr kayu, karton or kotak plastik. Di kargo pesawat, peti kemas melon dimasukkan ke dlm kontainer pendingin agar
buah tetap segar bila sampai ke tempat tujuan.

10. ANALISIS EKONOMI CARA BUDIDAYA TANAMAN

10.1.Analisis Usaha Cara Budidaya
Contoh analisis pasar pada penanaman melon dilahan terbuka dgn menggunakan mulsa PHP. Luas lahan 1 ha, populasi 3.000 tanaman di daerah Jawa Barat pada tahun 1999.
1) Biaya produksi
1. Penyiapan lahan/pembentukan bedengan
- Sewa tanah 1 musim tanam (4 bulan) Rp. 850.000,-
- Pembukaan/pembersihan lahan 50 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 350.000,-
- Pembentukan bedgn kasar 100 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 700.000,-
- Tenaga pengapuran 20 HKP @ Rp.7.000,- Rp. 140.000,-
- Penebaran pupuk kandang 45 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 315.000,-
- Penebaran pupuk kimia,pasang. mulsa 65 HKP @ Rp. 5.000,- Rp. 455.000,-
2. Benih & mulsa PHP
- Benih melon 500 g Rp. 2.301.350,-
- Mulsa PHP 10 rol (200 kg) @ Rp. 5.725,- Rp. 1.145.000,-
3. Pupuk & kapur pertanian
- Pupuk kandang 27 ton @ Rp. 150.000,- Rp. 4.050.000,-
- ZA 630 kg @ Rp. 1.250,-,- Rp. 787.500,-
- Urea 450 kg @ Rp. 1.500,-,- Rp. 675.000,-
- TSP/SP-36 900 kg @ Rp. 1.800,- Rp. 1.620.000,-
- KCl 720 kg @ Rp. 1.650,-,- Rp. 1.188.000,-
- Borate/Fertibor 18 kg @ Rp. 5.000,- Rp. 90.000,-
- Kapur pertanian 1.800 kg @ Rp. 300,- Rp. 540.000,-
4. Penyiapan bibit & penanaman
- Plastik semai polibag 5 kg @ Rp. 10.000,- Rp. 50.000,-
- Plastik transparan 50 m @ Rp. 1.800,- Rp. 90.000,-
- Tenaga kerja semai 75 HKW @ Rp. 5.000,- Rp. 375.000,-
- Penanaman 50 HKW @ Rp. 5.000,- + 30 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 460.000,-
5. Pestisida & pupuk daun
- Karbofuran 36 kg @ Rp. 5.000,- Rp. 180.000,-
- Insektisida semprot 15 liter @ Rp. 80.000,- Rp. 1.200.000,-
- Fungisida 25 kg @ Rp. 50.000,- Rp. 1.250.000,-
- Pupuk daun 10 kg @ Rp. 10.000,- Rp. 100.000,-
- Perekat-perata 10 liter @ Rp. 10.000,- Rp. 100.000,-
6. Pemeliharaan tanaman
- Tenaga semprot 60 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 420.000,-
- Pemupukan NPK/KNO3 80 kg @ Rp. 2.400,- Rp. 108.000,-
- Tenaga pemupukan kocoran & penyiangan 25 HKW @ Rp. 5.000,- Rp. 96.250,-
- Pemangkasan cabang 15 HKW @ Rp. 5.000,- Rp. 75.000,-
7. Panen
- Tenaga panen 20 HKP @ Rp. 7.000,- + 10 HKW @ Rp. 5.000,- Rp. 190.000,-
8. Lain-lain
- Belanja peralatan (3 sprayer, embrat, drum, dsb) Rp. 900.000,-
- Gubuk tempat tinggal & penyimpanan alat Rp. 375.100,-
- Tenaga keamanan (1 bulan) Rp. 150.000,-
Biaya tak terduga sebesar 5% Rp. 1.066.310,-
Jumlah biaya produksi Rp. 22.392.510,-
2) Penerimaan
1. Misalnya rata-rata produksi tanaman 2,25 kg (rata-rata dipelihara 1 buah) maka
produksi per 1.000 m2 ditaksir mencapai 6.750 kg.
2. Bila diperhitungkan tingkat kerusakan tanaman (loss) 5% maka hasil
hilang sebesar 337.5 kg melon sehingga produksi bersih melon menjadi 6750
kg – 337.5 kg = 6412.5 kg.
3. Sebagai contoh hasil diperoleh terdiri dr 65% kelas M1 ; 25% kelas M2
& 10% kelas M3. Bila harga melon kelas M1. Rp. 4.000,-; kelas M2 Rp. 3.000,-
; kelas M3 Rp. 2.500,- maka penerimaan penjualan melon.
Kelas M1 = 65% x 6412.5 kg x Rp. 5.000,- Rp. 20.840.625,-
Kelas M2 = 25% x 6412.5 kg x Rp. 4.000,- Rp. 6.412.500,-
Kelas M3 = 10% x 6412.5 kg x Rp. 3.000,- Rp. 1.923.750,-
Jumlah penerimaan Rp. 29.176.875,-
3) Keuntungan Rp. 6.748.365,-
4) Parameter kelayakan usaha
1. Rasio biaya & Pendapatan (Benefit Cost Ratio/BCR) = 1,30
Catatan: HKP = hari kerja pria (8 jam sehari), HKW = hari kerja wanita (6 jam sehari).
10.2.Gambaran Peluang Agribisnis
Agribisnis melon harus dilakukan secara cermat & tetap selalu waspada. Walau berdasarkan analisis Cara Budidaya agribisnis melon menunjukkan prospek menjanjikan, tapi suatu ketika penyemprotan tertunda or hal-hal sepele lainnya tak diperhatikan maka keuntungan sudah bisa dibakan akan menjadi sirna seketika.
Di era perdagangan menuju pasar bebas, persaingan semakin ketat. Perlu dicarikan pasar khusus untuk bisa mendongkrak harga jual. Buah berkualitas tinggi ditawarkan akan layak mendapatkan harga jual tinggi pula. Informasi harga pasar dicari sebanyak-banyaknya sebelum panen berlangsung. Rantai tata niaga dipelajari seteliti mungkin. Diusahakan rantai teRp.endek untuk mendapatkan harga jual tertinggi.

11. STANDAR PRODUKSI

11.1.Ruang Lingkup
Dlm meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya, khususnya petani melon, Pemerintah menetapkan kebijaksanaan dlm memilih urutan jenis tanaman pertanian/hortikultura. Dlm ruang lingkup berikut telah disusun beberapa pedoman sebagai berikut:
1) Mengutamakan jenis tanaman melon bernilai ekonomi tinggi, untuk meningkatkan pendapatan petani melon, baik untuk konsumsi dlm maupun luar negeri.
2) Mengutamakan jenis tanaman bisa memberi kesempatan tenaga kerja lebih banyak.
3) Mengutamakan jenis tanaman melon mempunyai prospek pasar & pemasaran baik.
4) Mengutamakan jenis tanaman melon bisa mempertinggi nilai gizi masyarkat.
11.2.Diskripsi
Berdasarkan uraian diatas, tanaman melon adalah salah satu tanaman prioritas utama perlu mendapatkan perhatian diantara tanaman-tanaman hortikultura. Buah melon mempunyai harga relatif lebih tinggi dibanding tanaman hortikultura pada umumnya. Hal ini memberi banyak keuntungan kepada petani or pengusaha pertanian tanaman melon. & ini memungkinkan adanya perbaikan tata
perekonomian Indonesia, khususnya dr bidang pertanian.
11.3.Klasifikasi & Standar Mutu
Untuk klasifikasi standar mutu & syarat produk berlaku dipasaran maka kita harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Melon diproduksi harus diberi merek, yaitu dgn menempelkan stiker pada buah;
2) Kepercayaan telah diberikan oleh pelanggan harus dijaga;
3) Pangsa pasar harus diperkuat, & kontinuitas (keberlanjutan) produksi melon harus dijaga;
4) Buah melon berkualitas (kelas M1) harus dikemas sedemikian rupa untuk memberikan kepuasan pelanggan.
11.4.Pengambilan Contoh
Dlm pengambilan contoh untuk penanganan produksi selanjutnya, umur melon kurang lebih 56–65 HST, buah melon berukuran besar mempunyai berat rata-rata 2,5 kg, ukuran sedang 1,0–2,5 kg, & ukuran kecil berat buah sekitar 400 gram.
11.5.Pengemasan
Untuk pengemasan standar bisa menggunakan kotak kayu or bisa juga menggunakan rajutan benang mirip dgn jala. Dgn kemasan rajutan benang akan lebih terjamin dibanding dgn menggunakan kotak kayu.

Sumber : http://infopekalongan.com

0 comments: