Tuesday, June 24, 2008

Cara Budidaya Kelinci


1. SEJARAH SINGKAT
Ternak ini semula hewan liar sulit dijinakkan. Kelinci dijinakkan sejak 2000 tahun silam dgn tujuan keindahan, bahan pangan & sebagai hewan percobaan. Hampir setiap negara di dunia memiliki ternak kelinci karena kelinci mempunyai daya adaptasi tubuh relatif tinggi sehingga mampu hidup di hampir seluruh dunia. Kelinci dikembangkan di daerah dgn populasi penduduk relatif tinggi, Adanya penyebaran kelinci juga menimbulkan sebutan berbeda, di Eropa disebut rabbit, Indonesia disebut kelinci, Jawa disebut trewelu & sebagainya.
2. SENTRA PETERNAKAN
Di Indonesia masih terbatas daerah tertentu & belum menjadi sentra produksi/dgn kata lain pemeliharaan masih tradisional.
3. J E N I S
Menurut sistem Binomial, bangsa kelinci diklasifikasikan sebagai berikut :
Ordo : Lagomorpha
Famili : Leporidae
Sub famili : Leporine
Genus : Lepus, Orictolagus
Spesies : Lepus spp., Orictolagus spp.

Jenis umum diternakkan ; American Chinchilla, Angora, Belgian, Californian, Dutch, English Spot, Flemish Giant, Havana, Himalayan, New Zealand Red, White & Black, Rex Amerika. Kelinci lokal ada sebenarnya berasal dr dr Eropa telah bercampur dgn jenis lainhingga sulit dikenali lagi. Jenis New Zealand White & Californian sangat baik untuk produksi daging, sedangkan Angora baik untuk bulu.
4. MANFAAT
Manfaat diambil dr kelinci ; bulu & daging sampai saat ini mulai laku keras di pasaran. Selain itu hasil ikutan masih bisa dimanfaatkan untuk pupuk, kerajinan & pakan ternak.
5. PERSYARATAN LOKASI
Dekat sumber air, jauh dr tempat kediaman, bebas gangguan asap, bau-bauan, suara bising & terlindung dr predator.
6. PEDOMAN TEKNIS CARA BUDIDAYA
perlu diperhatikan dlm usaha ternak kelinci ; persiapan lokasi sesuai, pembuatan kandang, penyediaan bibit & penyediaan pakan.
6.1.
Penyiapan Sarana & Peralatan
Fungsi kandang sebagai tempat berkembangbiak dgn suhu ideal 21 derajat C, sirkulasi udara lancar, lama pencahayaan ideal 12 jam & melindungi ternak dr predator. Menurut kegunaan, kandang kelinci dibedakan menjadi kandang induk. Untuk induk/kelinci dewasa or induk & anak-anaknya, kandang jantan, khusus untuk pejantan dgn ukuran lebih besar & kandang anak lepas sapih.

Untuk menghindr perkawinan awal kelompok dilakukan pemisahan antara jantan & betina. Kandang berukuran 200x70x70 cm tinggi alas 50 cm cukup untuk 12 ekor betina/10 ekor jantan. Kandang anak (kotak beranak) ukuran 50x30x45 cm.

Menurut bentuknya kandang kelinci dibagi menjadi:
1)
Kandang sistem postal, tanpa halaman pengumbaran, ditempatkan dlm ruangan & cocok untuk kelinci muda.
2)
Kandang sistem ranch ; dilengkapi dgn halaman pengumbaran.
3)
Kandang battery; mirip sangkar berderet dimana satu sangkar untuk satu ekor dgn konstruksi Flatdech Battery (berjajar), Tier Battery (bertingkat), Pyramidal Battery (susun piramid).
Perlengkapan kandang diperlukan ; tempat pakan & minum tahan pecah & mudah dibersihkan.
6.2.
Pembibitan
Untuk syarat ternak tergantung dr tujuan utama pemeliharaan kelinci tersebut. Untuk tujuan jenis bulu maka jenis Angora, American Chinchilla & Rex adalah ternak cocok. Sedang untuk tujuan daging maka jenis Belgian, Californian, Flemish Giant, Havana, Himalayan & New Zealand adalah ternak cocok dipelihara.
1) Pemilihan Bibit Calon Induk
Apabila peternakan bertujuan untuk daging, dipilih jenis kelinci berbobot ba& & tinggi dgn perdagingan baik, sedangkan untuk tujuan bulu jelas memilih bibit-bibit punya potensi genetik pertumbuhan bulu baik. Secara spesifik untuk keduanya harus punya sifat fertilitas tinggi, tak mudah nervous, tak cacat, mata bersih & terawat, bulu tak kusam, lincah/aktif bergerak.
2) Perawatan Bibit & Calon Induk
Perawatan bibit menentukan kualitas induk baik pula, oleh karena itu perawatan utama perlu perhatian ; pemberian pakan cukup, pengaturan & sanitasi kandang baik serta mencegah kandang dr gangguan luar.
3)
Sistem Pemuliabiakan
Untuk menbisa keturunan lebih baik & mempertahankan sifat spesifik maka pembiakan dibedakan dlm 3 kategori yaitu:
a.
In Breeding (silang dalam), untuk mempertahankan & menonjolkan sifat spesifik misalnya bulu, proporsi daging.
b.
Cross Breeding (silang luar), untuk mendapatkan keturunan lebih baik/menambah sifat-sifat unggul.
c.
Pure Line Breeding (silang antara bibit murai), untuk menbisa bangsa/jenis baru diharapkan memiliki penampilan adalah perpaduan 2 keunggulan bibit.
4) Reproduksi & Perkawinan
Kelinci betina segera dikawinkan ketika mencapai dewasa pada umur 5 bulan (betina & jantan). Apabila terlalu muda kesehatan terganggu & & mortalitas anak tinggi. Apabila pejantan pertama kali mengawini, sebaiknya kawinkan dgn betina sudah pernah beranak. Waktu kawin pagi/sore hari di kandang pejantan & biarkan hingga terjadi 2 kali perkawinan, setelah itu pejantan dipisahkan.
5)
Proses Kelahiran

Setelah perkawinan kelinci akan mengalami kebuntingan selama 30-32 hari. Kebuntingan pada kelinci bisa dideteksi dgn meraba perut kelinci betina 12-14 hari setelah perkawinan, apabila terasa ada bola-bola kecil berarti terjadi kebuntingan. Lima hari menjelang kelahiran induk dipindah ke kandang beranak untuk memberi kesempatan menyiapkan penghangat dgn cara merontokkan bulunya. Kelahiran kelinci sering terjadi malam hari dgn kondisi anak lemah, mata tertutup & tak berbulu. Jumlah anak dilahirkan bervariasi sekitar 6-10 ekor.
6.3.
Pemeliharaan
1) Sanitasi & Tindakan Preventif
Tempat pemeliharaan diusahakan selalu kering agar tak jadi sarang penyakit. Tempat lembab & basah menyebabkan kelinci mudah pilek & terserang penyakit kulit.
2) Pengontrolan Penyakit
Kelinci terserang penyakit umumnya punya gejala lesu, nafsu makan turun, suhu ba& naik & mata sayu. Apabila kelinci menunjukkan hal ini segera dikarantinakan & benda pencemar juga segera disingkirkan untuk mencegah wabah penyakit.
3) Perawatan Ternak
Penyapihan anak kelinci dilakukan setelah umur 7-8 minggu. Anak sapihan ditempatkan kandang tersendiri dgn isi 2-3 ekor/kandang & disediakan pakan cukup & berkualitas. Pemisahan berdasar kelamin perlu untuk mencegah dewasa terlalu dini. Pengebirian bisa dilakukan saat menjelang dewasa. Umumnya dilakukan pada kelinci jantan dgn membuang testisnya.
4) Pemberian Pakan
Jenis pakan diberikan meliputi hijauan meliputi rumput lapangan, rumput gajah, sayuran meliputi kol, sawi, kangkung, daun kacang, daun turi & daun kacang panjang, biji-bijian/pakan penguat meliputi jagung, kacang hijau, padi, kacang tanah, sorghum, dedak & bungkil-bungkilan. Untuk memenuhi pakan ini perlu pakan tambahn berupa konsentrat bisa dibeli di toko pakan ternak.

Pakan & minum diberikan dipagi hari sekitar pukul 10.00. Kelinci diberi pakan dedak dicampur sedikit air. Pukul 13.00 diberi rumput sedikit/secukupnya & pukul 18.00 rumput diberikan dlm jumlah lebih banyak. Pemberian air minum perlu disediakan di kandang untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuhnya.
5) Pemeliharaan Kandang
Lantai/alas kandang, tempat pakan & minum, sisa pakan & kotoran kelinci setiap hari harus dibersihkan untuk menghindr timbulnya penyakit. Sinar, matahari pagi harus masuk ke kandang untuk membunuh bibit penyakit. Dinding kandang dicat dgn kapur/ter. Kandang bekas kelinci sakit dibersihkan dgn kreolin/lysol.
7. HAMA & PENYAKIT
1) Bisul
Penyebab : terjadinya pengumpulan darah kotor di bawah kulit.
Pengendalian : pembedahan & pengeluaran darah kotor selanjutnya diberi Jodium.
2) Kudis
Penyebab : Darcoptes scabiei.
Gejala : ditandai dgn koreng di tubuh.
Pengendalian : dgn antibiotik salep.
3) Eksim

Penyebab : kotoran menempel di kulit.
Pengendalian : menggunakan salep/bedak Salicyl.
4) Penyakit telinga
Penyebab : kutu.
Pengendalian : meneteskan minyak nabati.
5) Penyakit kulit kepala
Penyebab :jamur.
Gejala : timbul semacam sisik pada kepala.
Pengendalian : dgn bubuk belerang.
6) Penyakit mata
Penyebab : bakteri & debu.
Gejala : mata basah & berair terus.
Pengendalian : dgn salep mata.
7) Mastitis
Penyebab : susu keluar sedikit/tak bisa keluar.
Gejala : puting mengeras & panas apabila dipegang.
Pengendalian : dgn tak menyapih anak terlalu mendadak.
8) Pilek
Penyebab : virus.
Gejala : hidung berair terus.
Pengendalian : penyemprotan antiseptik pada hidung.
9) Radang paru-paru
Penyebab : bakteri Pasteurella multocida.
Gejala : napas sesak, mata & telinga kebiruan.
Pengendalian : diberi minum Sul-Q-nox.
10) Berak darah
Penyebab : protozoa Eimeira.
Gejala : nafsu makan hilang, tubuh kurus, perut membesar & mencret darah.
Pengendalian : diberi minum sulfaquinxalin dosis 12 ml dlm 1 liter air.
11)
Hama pada kelinci umumnya adalah predator dr kelinci seperti anjing.

Pada umumnya pencegahan & pengendalianhama & penyakit dilakukan dgn menjaga kebersihan lingkungan kandang, pemberian pakan sesuai & memenuhi gizi & penyingkiran sesegera mungkin ternak sakit.
8. P A N E N
8.1.
Hasil Utama
Hasil utama kelinci ; daging & bulu
8.2.
Hasil Tambahan
Hasil tambahan berupa kotoran untuk pupuk
8.3.
Penangkapan
Kemudian perlu diperhatikan cara memegang kelinci hendaknya benar agar kelinci tak kesakitan.
9. PASCA PANEN
9.1.
Stoving
Kelinci dipuasakan 6-10 jam sebelum potong untuk mengosongkan usus. Pemberian minum tetap .
9.2.
Pemotongan
Pemotongan bisa dgn 3 cara:
1) Pemukulan pendahuluan, kelinci dipukul dgn benda tumpul pada kepala & saat koma disembelih.
2) Pematahan tulang leher, dipatahkan dgn tarikan pada tulang leher. Cara ini kurang baik.
3) Pemotongan biasa, sama seperti memotong ternak lain
9.3.
Pengulitan
Dilaksanakan mulai dr kaki belakang ke arah kepala dgn posisi kelinci digantung.
9.4.
Pengeluaran Jeroan
Kulit perut disayat dr pusar ke ekor kemudian jeroan seperti usus, jantung & paru-paru dikeluarkan. perlu diperhatikan kandung kemih jangan sampai pecah karena bisa mempengaruhi kualitas karkas.
9.5.
Pemotongan Karkas
Kelinci dipotong jadi 8 bagian, 2 potong kaki depan, 2 potong kaki belakang, 2 potong bagian dada & 2 potong bagian belakang. Presentase karkas baik 49-52%.
10. ANALISIS EKONOMI CARA BUDIDAYA
10.1.
Analisis Usaha Cara Budidaya
Perkiraan analisis Cara Budidaya kelinci didasarkan pada jumlah ternak per 20 ekor induk:
1)
Biaya Produksi


a.
Kandang & perlengkapan
Rp. 1.000.000,-

b.
Bibit induk 20 ekor @ Rp. 30.000,
Rp. 600.000,-

c.
Pejantan 3 ekor @ Rp. 20.000,-
Rp. 60.000,-

d.
Pakan
- Sayur + rumput
Rp. 1.000.000,-


- Konsetrat (pakan tambahan)
Rp. 2.000.000,-

e.
Obat
Rp. 1.000.000,-

f.
Tenaga kerja 2 x 12 x Rp. 150.000,-
Rp. 3.600.000,-

Jumlah biaya produksi
Rp. 9.260.000,-




2)
Pendapatan

Kelahiran hidup/induk/tahun = 31 ekor
Penjualan:

a.
Bibit: 20 x 15 x Rp. 20.000,-
Rp. 6.000.000,-

b.
Kelinci potong 20 x 15 x Rp. 50.000,-
Rp. 15.000.000,-

c.
Feses/kotoran
Rp. 60.000,-

d.
Bulu
Rp. 750.000,-

Jumlah pendapatan
Rp. 21.810.000,-




3)
Keuntungan
Rp. 12.550.000,-




4)
Parameter kelayakan usaha



- B/C ratio
= 2,36
10.2.
Gambaran Peluang Agribisnis
Gerakan peningkatan gizi dicanangkan pemerintah terutama berasal dr protein hewani sampai saat ini masih belum terpenuhi. Kebutuhan daging kita masih banyak dipenuhi dr impor. Kelinci punya keunggulan dlm cepatnya berkembang, mutu daging tinggi, pemeliharaan mudah & rendahnya biaya produksi menjadikan ternak ini sangat potensial untuk dikembangkan. Apalagi didukung dgn permintaan pasar & harga daging maupun bulu cukup tinggi.
11. DAFTAR PUSTAKA
1) Anonymous, 1986, Pemeliharaan Kelinci & Burung Puyuh, Yasaguna, Jakarta.
2) Kartadisastra. HR, 1995, Beternak Kelinci Unggul, Kanisius, Yogyakarta.
3) Sarwono. B, 1985, Beternak Kelinci Unggul, Penebar Swadaya, Jakarta.
4) Yunus. M & Minarti. S, 1990, Aneka Ternak, Universitas Brawijaya, Malang.
12. KONTAK HUBUNGAN
1) Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS
Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829
2) Kantor Menteri Negara Riset & Teknologi, Deputi Bidang Pendayagunaan & Pemasyarakatan Iptek,
Gedung II BPPT Lantai 6, Jl. M.H.Thamrin No. 8, Jakarta 10340, Indonesia,
Tel. +62 21 316 9166~69, Fax. +62 21 310 1952, Situs Web: http://www.ristek.go.id
Sumber :
Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas

0 comments: