Wednesday, June 11, 2008

Cara Budidaya Domba

1. SEJARAH SINGKAT
Domba kita kenal sekarang adalah hasil dometikasi manusia sejarahnya diturunkan dr 3 jenis domba liar, yaitu Mouflon (Ovis musimon) berasal dr Eropa Selatan & Asia Kecil, Argali (Ovis amon) berasal dr Asia Tenggara, Urial (Ovis vignei) berasal dr Asia.
2. SENTRA PETERNAKAN
Di Indonesia sentra peternakan domba berada di daerah Aceh & Sumatra Utara. Di Aceh pada tahun 1993 tercatat sekitar 106 ribu ekor domba, sementara di Sumatera Utara sekitar 95 ribu ekor domba diternakan. Lahan digunakan untuk berternak di daerah Aceh berdasarkan data Puslit Tanah & Agroklimat Deptan tahun 1979, seluas 5,5 juta hektar mulai dr kemampuan kelas I sampai VIII, sedangkan di Sumatera Utara luas lahan digunakan sekitar 7 juta hektar.
3. J E N I S
Domba seperti halnya kambing, kerbau & sapi, tergolong dlm famili Bovidae. Kita mengenal beberapa bangsa domba tersebar diseluruh dunia, seperti:
1)
Domba Kampung ; domba berasal dr Indonesia
2)
Domba Priangan berasal dr Indonesia & banyak terbisa di daerah Jawa Barat.
3)
Domba Ekor Gemuk adalah domba berasal dr Indonesia bagian Timur seperti Madura, Sulawesi & Lombok.
4)
Domba Garut ; domba hasil persilangan segi tiga antara domba kampung, merino & domba ekor gemuk dr Afrika Selatan.

Di Indonesia, khususnya di Jawa, ada 2 bangsa domba terkenal, yakni domba ekor gemuk banyak terbisa di daerah Jawa Tengah & Jawa Timur & domba ekor tipis banyak terbisa di Jawa Barat
4. MANFAAT
Daging domba adalah sumber protein & lemak hewani. Walaupun belum memasyarakat, susu domba adalah minuman bergizi. Manfaat lain dr berternak domba ; bulunya bisa digunakan sebagai industri tekstil.
5. PERSYARATAN LOKASI
Lokasi untuk peternakan domba sebaiknya berada di areal cukup luas, udaranya segar & keadaan sekelilingnya tenang, dekat dgn sumber pakan ternak, memiliki sumber air, jauh dr daerah pemukiman & sumber air penduduk (minimal 10 meter), relatif dekat dr pusat pemasaran & pakan ternak.
6. PEDOMAN TEKNIS CARA BUDIDAYA
6.1.
Domba unggul ; domba sehat & tak terserang oleh hama penyakit, berasal dr bangsa domba persentase kelahiran & kesuburan tinggi, serta kecepatan tumbuh & persentase karkas baik. Dgn demikian keberhasilan usaha ternak domba tak bsa dipisahkan dgn pemilihan induk/pejantan memiliki sifat-sifat baik.Penyiapan Sarana & Peralatan
  1. Perkandangan
    Kandang harus kuat sehingga bisa dipakai dlm waktu lama, ukuran sesuai dgn jumlah ternak, bersih, memperoleh sinar matahari pagi, ventilasi kandang harus cukup & terletak lebih tinggi dr lingkungan sekitarnya agar tak kebanjiran. Atap kandang diusahakan dr bahan ringan & memiliki daya serap panas relatif kecil, misalnya dr atap rumbia.

    Kandang dibagi menjadi beberapa bagian sesuai fungsinya, yaitu:
    a.
    Kandang induk/utama, tempat domba digemukkan. Satu ekor domba membutuhkan luas kandang 1 x 1 m.
    b.
    Kandang induk & anaknya, tempat induk sedang menyusui anaknya selama 3 bulan. Seekor induk domba memerlukan luas 1,5 x 1 m & anak domba memerlukan luas 0,75 x 1 m.
    c.
    Kandang pejantan, tempat domba jantan akan digunakan sebagai pemacak seluas 2 x 1,5 m/pemancak.

    Di dlm kandang domba sebaiknya terbisa tempat makan, palung makanan & minuman, gudang makanan, tempat umbaran (tempat domba saat kandang dibersihkan) & tempat kotoran/kompos.

    Tipe & model kandang pada hakikatnya bisa dibedakan dlm 2 tipe, yaitu:
    a.
    Tipe kandang Panggung

    Tipe kandang ini memiliki kolong bermanfaat sebagai penampung kotoran. Kolong digali & dibuat lebih rendah daripada permukaan tanah sehingga kotoran & air kencingnya tak berceceran. Alas kandang terbuat dr kayu/bambu telah diawetkan, Tinggi panggung dr tanah dibuat minimal 50 cm/2 m untuk peternakan besar. Palung makanan harus dibuat rapat, agar bahan makanan diberikan tak tercecer keluar.
    b.
    Tipe kandang Lemprak

    Kandang tipe ini pada umumnya digunakan untuk usaha ternak domba kereman. Kandang lemprak tak dilengkapi dgn alas kayu, tetapi ternak beralasan kotoran & sisa-sisa hijauan pakan. Kandang tak dilengkapi dgn palung makanan, tetapi keranjang rumput diletakkan diatas alas. Pemberian pakan sengaja berlebihan, agar bisa hasil kotoran banyak. Kotoran akan dibongkar setelah sekitar 1-6 bulan.
6.2.
Peyiapan Bibit
Domba unggul ; domba sehat & tak terserang oleh hama penyakit, berasal dr bangsa domba persentase kelahiran & kesuburan tinggi, serta kecepatan tumbuh & persentase karkas baik. Dgn demikian keberhasilan usaha ternak domba tak bsa dipisahkan dgn pemilihan induk/pejantan memiliki sifat-sifat baik.

1) Pemilihan Bibit Calon Induk
a.
Calon Induk: berumur 1,5-2 tahun, tak cacat, bentuk perut normal, telinga kecil hingga sedang, bulu halus, roman muka baik & memiliki nafsu kawin besar & ekor normal
b.
Calon Pejantan: berumur 1,5-2 tahun, sehat & tak cacat, ba& normal & keturunan dr induk melahirkan anak 2 ekor/lebih, tonjolan tulang pada kaki besar & mempunyai buah zakar sama besar serta kelaminnya bisa bereaksi, mempunyai gerakan lincah, roman muka baik & tingkat pertumbuhan relatif cepat.
2) Reproduksi & Perkawinan
Hal harus di ketahui oleh para peternak dlm pengelolaan reproduksi ; pengaturan perkawinan terencana & tepat waktu.
a.
Dewasa Kelamin, yaitu saat ternak domba memasuki masa birahi pertama kali & siap melaksanakan proses reproduksi. Fase ini dicapai pada saat domba berumur 6-8 bulan, baik pada jantan maupun betina.
b.
Dewasa tubuh, yaitu masa domba jantan & betina siap untuk dikawinkan. Masa ini dicapai pada umur 10-12 bulan pada betina & 12 bulan pada jantan. Perkawinan akan berhasil apaapabila domba betina dlm keadaan birahi.
3) Proses Kelahiran
Lama kebuntingan bagi domba ; 150 hari (5 bulan). Menjelang kelahiran anak domba, kandang harus bersih & diberi alas kering. Bahan untuk alas kandang bisa berupa karung goni/jerami kering. Obat perlu dipersiapkan ; jodium untuk dioleskan pada bekas potongan tali pusar.

Induk domba akan melahirkan bisa diketahui melalui perubahan fisik & perilakunya sebagai berikut:
a. Keadaan perut menurun & pinggul mengendur.
b. Buah susu membesar & puting susu terisi penuh.
c. Alat kelamin membengkak, berwarna kemerah-merahan & lembab.
d. Ternak selalu gelisah & nafsu makan berkurang.
e. Sering kencing.

Proses kelahiran berlangsung 15-30 menit, bila 45 menit setelah ketuban pecah, anak domba belum lahir, kelahiran perlu dibantu. Anak domba baru lahir dibersihkan dgn menggunakan lap kering agar bisa bernafas. Biasanya induk domba akan menjilati anaknya hingga kering & bersih.
6.3.
Pemeliharaan
1) Sanitasi & Tindakan Preventif
Sanitasi lingkungan bisa dilakukan dgn membersihkan kandang & peralatan dr sarang serangga & hama. kandang terutama tempat pakan & tempat minum dicuci & dikeringkan setiap hari. Perlu dilakukan pembersihan rumput liar di sekitar kandang. Kandang ternak dibersihkan seminggu sekali.
2) Pengontrolan Penyakit
Domba terserang penyakit bisa segera diobati & dipisahkan dr sehat. Lakukan pencegahan dgn menyuntikan vaksinasi pada domba-domba sehat.
3) Perawatan Ternak
Induk bunting diberi makanan baik & teratur, ruang gerak lapang & dipisahkan dr domba lainnya. induk baru melahirkan diberi minum & makanan hijauan telah dicampurkan dgn makanan penguat lainnya. Selain itu, induk domba harus dimandikan. Anak domba (Cempe) baru dilahirkan, dibersihkan & diberi makanan terseleksi. Cempe disapih perlu diperhatikan. pakan berkualitas dlm bentuk bubur tak lebih dr 0,20 kg satu kali sehari.

Perawatan ternak dewasa meliputi:
a.
Memandikan ternak secara rutin minimal seminggu sekali. dgn cara disikat & disabuni. pada pagi hari, kemudian dijemur dibawah sinar matahari pagi.
b.
Mencukur Bulu

Pencukuran bulu domba dgn gunting biasa/cukur ini. dilakukan minimal 6 bulan sekali & disisakan guntingan bulu setebal kira-kira 0,5 cm. Sebelumnya domba dimandikan sehingga bulu dihasilkan bisa dijadikan bahan tekstil. Keempat kaki domba diikat agar tak lari pada saat dicukur. Pencukuran dimulai dr bagian perut kedepan & searah dgn punggung domba
c.
Merawat & Memotong Kuku

Pemotongan kuku domba dipotong 4 bulan sekali dgn golok, pahat kayu, pisau rantan, pisau kuku or gunting.
4) Pemberian Pakan

Zat gizi makanan diperlukan oleh ternak domba & mutlak harus tersedia dlm jumlah cukup ; karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral & air. Bahan pakan untuk domba pada umumnya digolongkan dlm 4 golongan sebagai berikut:
a.
Golongan Rumput-rumputan, seperti rumput gajah, benggala, brachiaria, raja, meksiko & rumput alam.
b.
Golongan Kacang-kacangan, seperti daun lamtoro, turi, gamal daun kacang tanah, daun kacang-kacangan, albisia, kaliandra, gliricidia & siratro.
c.
Hasil Limbah Pertanian, seperti daun nangka, daun waru, daun dadap, daun kembang sepatu, daun pisang, daun jagung, daun ketela pohon, daun ketela rambat & daun beringin.
d.
Golongan Makanan Penguat (Konsentrat), seperti dedak, jagung karing, garam dapur, bungkil kelapa, tepung ikan, bungkil kedelai, ampas tahu, ampas kecap & biji kapas.

Pakan untuk domba berupa campuran dr keempat golongan di atas disesuaikan dgn tingkatan umur. Adapun proporsi dr campuran tersebut adalah:
a. Ternak dewasa: rumput 75%, daun 25%
b. Induk bunting: rumput 60%, daun 40%, konsentrat 2-3 gelas
c. Induk menyusui: rumput 50%, daun 50% & konsentrat2-3 gelas
d. Anak sebelum disapih: rumput 50%, daun 50%
e. Anak lepas sapih: rumput 60%, daun 40% & konsentrat 0,5–1 gelas

Sedangkan dosis pemberian ransum untuk pertumbuhan domba ; sebagai berikut:
a. Bobot ba& 1,4 kg: rumput/hijauan=180 kg/hari, pertambahan bobot=50 gr/hari
b. Bobot ba& 1,4 kg: rumput/hijauan=340 kg/hari, pertambahan bobot=100 gr/hari
c. Bobot ba& 1,4 kg: rumput/hijauan=410 kg/hari, pertambahan bobot=150 gr/hari
d. Bobot ba& 2,9 kg: rumput/hijauan=110 kg/hari, pertambahan bobot=50 gr/hari
e. Bobot ba& 2,9 kg: rumput/hijauan=280 kg/hari, pertambahan bobot=100 gr/hari
f. Bobot ba& 2,9 kg: rumput/hijauan=440 kg/hari, pertambahan bobot=150 gr/hari
g. Bobot ba& 4,3 kg: konsentrat=160 gr/hari, pertambahan bobot=50 gr/hari
h. Bobot ba& 4,3 kg: konsentrat=320 gr/hari, pertambahan bobot=100 gr/hari
i. Bobot ba& 4,3 kg: konsentrat=470 gr/hari, pertambahan bobot=150 gr/hari
j. Bobot ba& 5,8 kg: konsentrat=100 gr/hari, pertambahan bobot=50 gram/hari
k. Bobot ba& 5,8 kg: konsentrat=260 gr/hari, pertambahan bobot=100 gr/hari
l. Bobot ba& 5,8 kg: konsentrat=410 gr/hari, pertambahan bobot=150 gr/hari
m. Bobot ba& 7,2 kg: konsentrat=60 gr/hari, pertambahan bobot=50 gr/hari
n. Bobot ba& 7,2 kg: konsentrat=180 gr/hari, pertambahan bobot=100 gr/hari
o. Bobot ba& 7,2 kg: konsentrat=340 gr/hari, pertambahan bobot=150 gr/hari
p. Bobot ba& 8,7 kg: konsentrat=50 gr/hari, pertambahan bobot=50 gr/hari
q. Bobot ba& 8,7 kg: konsentrat=110 gr/hari, pertambahan bobot=100 gr/hari
r. Bobot ba& 8,7 kg: konsentrat=260 gr/hari, pertambahan bobot=150 gr/hari
s. Bobot ba& 10,1 kg: konsentrat=40 gr/hari, pertambahan bobot=50 gr/hari
t. Bobot ba& 10,1 kg: konsentrat=280 gr/hari, pertambahan bobot=100 gr/hari
u. Bobot ba& 10,1 kg: konsentrat=440 gr/hari, pertambahan bobot=150 gr/hari
5) Pemberian Vaksinasi & Obat
Pemberian vaksinasi bisa dilakukan setiap enam bulan sekali vaksinasi bisa dilakukan dgn menyuntikan obat kedlm tubuh domba. Vaksinasi mulai dilakukan pada anak domba (cempe) apabila telah berusia 1 bulan, selanjutnya diulangi pada usia 2-3 bulan. Vaksinasi biasa diberikan ; jenis vaksin Spora (Max Sterne), Serum anti anthrax, vaksin AE, & Vaksin SE (Septichaemia Epizootica).
6) Pemeliharaan Kandang
Pemeliharaan kandang meliputi pembersihan kotoran domba menimal satu minggu sekali, membuang kotoran ke tempat penampungan limbah, membersihkan lantai or alas, penyemprotan & pengapuran kandang untuk disinfektan.
7. HAMA & PENYAKIT
1)
Penyakit Mencret

Penyebab: bakteri Escherichia coli menyerang anak domba berusia 3 bulan.
Pengobatan:
antibiotika & sulfa diberikan lewat mulut.
2)
Penyakit Radang Pusar

Penyebab: alat pemotongan pusar tak steril or tali pusar tercemar oleh bakteri Streptococcus, Staphyloccus, Escherichia coli & Actinomyces necrophorus. Usia domba terserang biasanya cempe usia 2-7 hari.
Gejala : terjadi pembengkakan di sekitar pusar & apaapabila disentuh domba akan kesakitan.
Pengobatan: dgn antibiotika, sulfa & pusar dikompres dgn larutan rivanol (Desinfektan)
3)
Penyakit Cacar Mulut

Penyakit ini menyerang domba usia sampai 3 bulan.
Gejala :
cempe terserang tak bisa mengisap susu induknya karena tenggorokannya terasa sakit sehingga bisa mengakibatkan kematian.
Pengendalian : dgn sulfa seperti Sulfapyridine, Sulfamerozine, or pinicillin.
4)
Penyakit Titani

Penyebab: kekurangan Defisiensi Kalsium (Ca) & Mangan (Mn). Domba diserang biasanya berusia 3-4 bulan.
Gejala : domba selalu gelisah, timbul kejang pada beberapa ototnya bahkan sampai keseluruh ba& Penyakit ini bisa diobati dgn menyuntikan larutan Genconos calcicus & Magnesium.
5)
Penyakit Radang Limoah

Penyakit ini menyerang domba pada semua usia, sangat berbahaya, penularannya cepat & bisa menular ke manusia
Penyebab: bakteri Bacillus anthracis.
Gejala :
suhu tubuh meninggi, dr lubang hidung & dubur keluar cairan bercampur dgn darah, nadi berjalan cepat, tubuh gemetar & nafsu makan hilang.
Pengendalian :
dgn menyuntikan antibiotika Pracain penncillin G, dgn dosis 6.000-10.000 untuk /kg berat tubuh domba tertular.
6)
Penyakit Mulut & Kuku

Penyakit menular ini bisa menyebabkan kematian pada ternak domba, & diserang ; pada bagian mulut & kuku.
Penyebab:
virus & menyerang semua usia pada domba
Gejala :
mulut melepuh diselaputi lendir.
Pengendalian :
membersihkan bagian melepuh pada mulut dgn menggunakan larutan Aluminium Sulfat 5%, sedangkan pada kuku dilakukan dgn merendam kuku dlm larutan formalin or Natrium karbonat 4%.
7)
Penyakit Ngorok

Penyebab: bakteri Pasteurella multocida.
Gejala : nafsu makan domba berkurang, bisa menimbulkan bengkak pada bagian leher & dada. Semua usia domba bisa terserang penyakit ini, domba terserang tampak lidahnya bengkak & menjulur keluar, mulut menganga, keluar lendir berbuih & sulit tidur.
Pengendalian : menggunakan antibiotika lewat air minum or suntikan.
8)
Penyakit Perut Kembung

Penyebab: pemberian makanan tak teratur or makan rumput masih diselimuti embun.
Gejala :
lambung domba membesar & bisa menyebabkan kematian. Untuk itu diusahakan pemberian makan teratur jadwal & jumlahnya jangan digembalakan terlalu pagi
Pengendalian : memberikan gula diseduh dgn asam, selanjutnya kaki domba bagian depan diangkat keatas sampai gas keluar.
9)
Penyakit Parasit Cacing

Semua usia domba bisa terserang penyakit ini.
Penyebab:
cacing Fasciola gigantica (Cacing hati), cacing Neoascaris vitulorum (Cacing gelang), cacing Haemonchus contortus (Cacing lambung), cacing Thelazia rhodesii (Cacing mata).
Pengendalian :
diberikan Zanil or Valbazen diberikan lewat
minuman, bisa juga diberi obat cacing seperti Piperazin dgn dosis 220
mg/kg berat tubuh domba.
10)
Penyakit Kudis

Adalah penyakit menular menyerang kulit domba pada semua usia. Akibat dr penyakit ini produksi domba merosot, kulit menjadi jelek & mengurangi nilai jual ternak domba.
Penyebab: parasit berupa kutu bernama Psoroptes ovis, Psoroptes ciniculi & Chorioptes bovis. Gejala : tubuh domba lemah, kurus, nafsu makan menurun & senang menggaruk tubuhnya. Kudis bisa menyerang muka, telinga, perut punggung, kaki & pangkal ekor.
Pengendalian : dgn mengoleskan Benzoas bensilikus 10% pada luka, menyemprot domba dgn Coumaphos 0,05-0,1%.
11)
Penyakit Dermatitis

; penyakit kulit menular pada ternak domba, menyerang kulit bibit domba.
Penyebab: virus dr sub-group Pox virus & menyerang semua usia domba.
Gejala : terjadi peradangan kulit di sekitar mulut, kelopak mata, & alat genital. Pada induk menyusui tampak radang kelenjar susu.
Pengendalian : menggunakan salep or Jodium tinctur pada luka.
12)
Penyakit Kelenjar Susu

Penyakit ini sering terjadi pada domba dewasa menyusui, sehingga air susu diisap cempe tercemar.
Penyebab: ambing domba induk menyusui tak secara ruti dibersihkan.
Gejala : ambing domba bengkak, apabila diraba tersa panas, terjadi demam & suhu tubuh tinggi, nafsu makan kurang, produsi air susu induk berkurang.
Pengendalian : pemberian obatobatan antibiotika melalui air minum.

Secara umum pengendalian & pencegahan penyakit terjadi pada domba bisa dilakukan dengan:
a)
Menjaga kebersihan kandang, & mengganti alas kandang.
b)
Mengontrol anak domba (cempe) sesering mungkin.
c)
Memberikan nutrisi & makanan penguat mengandung mineral, kalsium & mangannya.
d)
Memberikan makanan sesuai jadwal & jumlahnya, Hijauan pakan baru dipotong sebaiknya dilayukan lebih dahulu sebelum diberikan.
e)
Menghindr pemberian makanan kasar or hijauan pakan terkontaminasi siput & sebelum dibrikan sebainya dicuci dulu.
f)
Sanitasi baik, sering memandikan domba & mencukur bulu.
g)
Tatalaksana kandang diatur dgn baik.
h)
Melakukan vaksinasi & pengobatan pada domba sakit.
8. P A N E N
8.1.
Hasil Utama
Hasil utama dr Cara Budidaya domba ; karkas (daging)
8.2. Hasil Tambahan
Hasil tambahan dr Cara Budidaya domba ; bulunya (wool) bisa di jadikan sebagai bahan tekstil.
8.3.
Pembersihan
Sebelum dipotong ternak dibersihkan dgn cara mencuci kaki domba & menyemprotkan air diatas kepala ternak agar karkas dihasilkan tak tercemar oleh bakteri & kotoran.
9. PASCA PANEN
9.1.
Stoving
Ada beberapa prinsip teknis harus diperhatikan dlm pemotongan domba agar diperoleh hasil pemotongan baik, yaitu:
1)
Ternak domba harus diistirahatkan sebelum pemotongan
2)
Ternak domba harus bersih, bebas dr tanah & kotoran lain bisa mencemari daging.
3)
Pemotongan ternak harus dilakukan secepat mungkin, & rasa sakit diderita ternak diusahakan sekecil mungkin & darah harus keluar secara tuntas.
4)
Semua proses digunakan harus dirancang untuk mengurangi jumlah & jenis mikroorganisme pencemar seminimal mungkin.
9.2.
Pengulitan
Pengulitan pada domba telah disembelih bisa dilakukan dgn menggunakan pisau tumpul or kikir agar kulit tak rusak. Kulit domba dibersihkan dr daging, lemak, noda darah or kotoran menempel. Bila sudah bersih, dgn alat perentang dibuat dr kayu, kulit domba dijemur dlm keadaan terbentang. Posisi paling baik untuk penjemuran dgn sinar matahari ; dlm posisi sudut 45 derajat.
9.3.
Pengeluaran Jeroan
Setelah domba dikuliti, isi perut (visceral) or sering disebut dgn jeroan dikeluarkan dgn cara menyayat karkas (daging) pada bagian perut domba.
9.4.
Pemotongan Karkas
Karkas dibelah menjadi dua bagian yaitu karkas tubuh bagian kiri & karkas tubuh bagian kanan. Karkas dipotong-potong menjadi sub-bagian leher, paha depan, paha belakang, rusuk & punggung. Potongan tersebut dipisahkan menjadi komponen daging, lemak, tulang & tendon. Pemotongan karkas harus menbisa penanganan baik supaya tak cepat menjadi rusak, terutama kualitas & hygienitasnya. Sebab kondisi karkas dipengaruhi oleh peran mikroorganisme selama proses pemotongan & pengeluaran jeroan.
10. ANALISIS EKONOMI CARA BUDIDAYA
10.1. Analisis Usaha Cara Budidaya
Perkiraan analisis usaha domba selama 136 hari di Bogor tahun 1995 ; sebagai berikut:

1) Biaya produksi
a.
Lahan


- Sewa tanah 700 m2 (5 bulan)
Rp. 100.000,-
b.
Bibit


- Domba lepas sapih 100 ekor@ Rp.40.000,-
Rp. 4.000.000,-
c.
Bangunan & peralatan


- Kandang ukuran 3,5 m x 18,75 m (2 buah) :


- Bambu 360 batang @ Rp. 2.000,-
Rp. 720.000,-

- Papan kayu panjang 2 m (352 buah) @ Rp. 2.000,-
Rp. 704.000,-

- Paku reng 8 kg @ Rp. 4.000,-
Rp. 32.000,-

- Paku usuk 10 kg @ Rp. 2.500,-
Rp. 25.000,-

- Genting 6.480 buah @ Rp. 200,-
Rp. 1.296.000,-

- Tali 42 m @ Rp. 700,00
Rp. 29.400,-

- Base Camp + gudang ukuran 5 m x 6 m :


- Bambu 28 batang @ Rp.2.000,-
Rp. 56.000,-

- Papan kayu panjang 2 m 60 buah @ Rp.1.800,-
Rp. 108.000,-

- Paku reng 2 kg @ Rp.4.000,00
Rp. 8.000,-

- Paku usuk 3 kg @ Rp.2.500,00
Rp. 7.500,-

- Genting 1.200 buah @ Rp.200,-
Rp. 240.000,-

- Tali 15 m @ Rp. 700,-
Rp. 10.500,-

- Peralatan


- Tempat minum dia 25 cm(100 buah) @ Rp.2.500,-
Rp. 250.000,-

- Sekop 2 buah @ Rp.12.500,-
Rp. 25.000,-

- Ember plastik diameter 25 cm (3 bh) @ Rp.2.500,-
Rp. 7.500,-

- Tong bak air (2 buah) @ Rp.35.000,-
Rp. 70.000,-

- Ciduk (4 buah) @ Rp.1.500,-
Rp. 6.000,-
d.
Pakan


- Hijauan/rumput 34.000 kg @ Rp.500,-
Rp. 17.000.000,-

- Konsentrat
Rp. 2.450.000,-

- Dedak 1.780 kg @ Rp.600,-
Rp. 1.068.000,-

- Bungkil kelapa 890 kg @ Rp.1.250,-
Rp. 1.112.500,-

- Tepung jagung 534,1 kg @ Rp.900,-
Rp. 480.690,-

- Bungkil kacang tanah 284,9 kg @ Rp.1800,-
Rp. 512.820,-

- Garam dapur 35,598 kg @ Rp.500,-
Rp. 17.800,-

- Tepung tulang 23,472 kg @ Rp.600,-
Rp. 14.100,-

- Kapur 23,472 kg @ Rp.600,-
Rp. 14.100,-
e.
Tenaga kerja


- Tenaga kerja 112 HKSP @ Rp.7.000,-
Rp. 784.000,-

- Tenaga kerja 15 HKSP @ Rp.7.000,-
Rp. 105.000,-

- Tenaga kerja pemeliharaan selama 136 hari
Rp. 884.000,-
f.
Biaya tak terduga 10%
Rp. 3.213.800,-
Total Modal Usaha Tani
Rp. 35.351.710,-

2) Pendapatan
a.
Nilai penjualan ternak100 x 95% x Rp.400.000,-
Rp. 38.000.000,-
b.
Nilai penjualan pupuk kandang
Rp 250.000,-
Total Pendapatan (II)
Rp. 38.250.000,-

3) Keuntungan usaha : (II - I) Rp. 2.898.290,-

4) Parameter kelayakan usaha

Total Pendapatan
a. B/C Ratio = ___________________ = 1,08
Total biaya produksi
10.2. Gambaran Peluang Agribisnis
---
11. DAFTAR PUSTAKA
a)
Bambang agus murtidjo. 1993. Memelihara Domba, Penerbit Kanisius, Yogyakarta
b)
Bambang Cahyono. 1998. Beternak Domba & Kambing, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
c)
Bambang Sugeng. 1990. Beternak Domba. Penebar Swadaya, Jakarta,
d)
Joko santoso dkk. 1991. Pengembangan Ternak Potong di Pedesaan (Prosiding), Fakultas Peternakan UNSOED. Purwokerto.
e)
Warta pertanian No. 125/Th.X/1993, Peternakan, Jakarta, 1993.
12. KONTAK HUBUNGAN
1) Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS
Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829
2) Kantor Menteri Negara Riset & Teknologi, Deputi Bidang Pendayagunaan & Pemasyarakatan Iptek,
Gedung II BPPT Lantai 6, Jl. M.H.Thamrin No. 8, Jakarta 10340, Indonesia,
Tel. +62 21 316 9166~69, Fax. +62 21 310 1952,
Situs Web: http://www.ristek.go.id
Sumber :
Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas

0 comments: