Monday, June 9, 2008

Cara Budidaya Belimbing

1. SEJARAH SINGKATBelimbing (Averrhoa carambola)
Belimbing adalah tanaman buah berupa pohon berasal dr kawasan Malaysia, kemudian menyebar luas ke berbagai negara beriklim tropis lainnya di dunia termasuk Indonesia. Pada umumnya belimbing ditanam dlm bentuk kultur pekarangan (home yard gardening), yaitu diusahakan sebagai usaha sambilan sebagai tanaman peneduh di halaman-halaman rumah. Di kawasan Amerika, buah
belimbing dikenal dgn nama /sebutan “star fruits”, & jenis belimbing populer & digemari masyarakat ; belimbing “Florida”.

2. JENIS TANAMAN
Dlm taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
2) Divisi : Spermatphyta (tumbuhan berbiji)
3) Sub-divisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
4) Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua)
5) Ordo : Oxalidales
6) Famili : Oxalidaceae
7) Genus : Averrhoa
8) Spesies : Averrhoa carambola L. (belimbing manis); A.bilimbi L. (belimbing wuluh)
Di Indonesia dikenal cukup banyak ragam varietas belimbing, diantaranya varietas Sembiring, Siwalan, Dewi, Demak Kapur, Demak Kunir, Demak Jingga, Pasar Minggu, Wijaya, Paris, Filipina, Taiwan, Bangkok, & varietas Malaysia. Tahun 1987 telah dilepas dua varietas belimbing unggul nasional yaitu : Varietas Kunir & Kapur.

3. MANFAAT TANAMAN
Manfaat utama tanaman ini sebagai makan buah segar maupun makanan buah olahan ataupun obat tadisional. Manfaat lainnya sebagai stabilisator & pemeliharaan lingkungan, antara lain bisa menyerap gas-gas beracun buangan kendaraan bermotor, dll, menyaring debu, meredam getaran suara, & memelihara lingkungan dr pencemaran karena berbagai kegiatan manusia. Sebagai wahana pendidikan,
penanaman belimbing di halaman rumah tak terpisahkan dr program pemerintah dlm usaha gerakan menanam sejuta pohon.

4. SENTRA PENANAMAN

Sentra/pusat penanaman tanaman belimbing sebagai usaha tani secara intensif & komersial ; Malaysia. Pada tahun 1993 negara ini mampu mengekspor buah belimbing segar sebanyak 10.220 mt (metrik ton) senilai Rp. 2 miliar dipasok ke Hongkong, Singapora, Taiwan, Timur Tengah, & Eropa Barat.

5. SYARAT TUMBUH
5.1. Iklim
1) Untuk pertumbuhan dibutuhkan keadaan angin tak terlalu kencang, karena bisa menyebabkan gugurnya bunga or buah.
2) Curah hujan sedang, di daerah curah hujannya tinggi seringkali menyebabkan gugurnya bunga & buah, sehingga produksinya akan rendah.
3) Tempat tanamnya terbuka & menbisa sinar matahari secara memadai dgn intensitas penyinaran 45–50 %, namun juga toleran terhadap naungan (tempat terlindung).
4) Suhu & kelembaban ataupun iklimnya termasuk tipe A (amat basah), B (agak basah), C (basah), dgn 6–12 bulan basah & 0–6 bulan keing, namun paling baik di daerah mempunyai 7,5 bulan basah & 4,5 bulan kering.
5.2. Media Tanam
1) Hampir semua jenis tanah digunakan untuk pertanian cocok pula untuk tanaman belimbing. Tanahnya subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi & drainasenya baik.
2) Derajat keasaman tanah untuk tanaman belimbing yaitu memiliki pH 5,5–7,5.
3) Kandungan air dlm tanah or kedalaman air tanah antara 50–200 cm dibawah permukaan tanah.
5.3. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat cocok untuk tanaman belimbing yaitu di dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl.

6. PEDOMAN CARA BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
1) Persyaratan Benih & Bibit
Teknologi produksi bibit unggul belimbing harus selalu menggunakan pohon induk unggul or pembiakan secara vegetatif (cangkok, okulasi, enten, & susuan). Pembiakan secara generatif dgn biji tak dianjurkan, karena hampir selalu memberikan keturunan berbeda dgn induknya (segregasi genetis). Oleh karena itu, pembiakan generatif (biji) cuma dimaksudkan untuk menghasilkan bibit batang bawah (onderstam) kelak digunakan pada perbanyakan vegetatif.
2) Penyiapan Benih
Penyiapan bibit unggul belimbing dilakukan dgn cara pembiakan vegetatif (cangkok, okulasi, susuan & enten). Khusus pada perbanyakan vegetatif dgn cara penyambungan (okulasi, enten, susuan) diperlukan batang bawah or bibit onderstam berasal dr biji (pembiakan generatif). Tata cara penyiapan batang bawah untuk penyiapan biji (benih) belimbing sebagai berikut :
a) Pilih buah belimbing sudah matang dipohon & keadaannya sehat serta berasal dr varietas unggul nasional ataupun lokal.
b) Ambil (keluarkan) biji dr buah dgn cara membelahnya, kemudian tampung dlm suatu wadah.
c) Cuci biji belimbing dgn air bersih hingga bebas dr lendirnya.
d) Keringanginkan biji belimbing ditempat teduh & kering hingga kadar airnya berkisar antara 12–14 %.
e) Simpan biji belimbing dlm suatu wadah tertutup rapat & berwarna, or langsung disemai di persemaian.
3) Teknik Penyemaian Benih
Penyiapan lahan persemaian meliputi tahapan sebagai berikut :
a) Tentukan (pilih) areal untuk lahan persemaian di tempat strategis & tanahnya subur.
b) Olah tanahnya cukup dlm antara 30-40 cm hingga gembur, kemudian dikering-anginkan selama ± 15 hari.
c) Buat bedgn selebar 100-120 cm, tinggi 30 cm & panjangnya tergantung keadaan lahan. Arah bedgn sebaiknya membujur posisi Utara-Selatan.
d) Tambahkan pupuk kandang matang & halus sebanyak 2 kg/m2 luas bedgn sambil dicampurkan dgn tanah atas secara merata, kemudian rapikan bedgn dgn alat bantu papan kayu or bambu ataupun cangkul.
e) Tancapkan tiang-tiang bambu di sisi Timur bedgn setinggi 100-150 cm & di sisi Barat 75-100 cm, kemudian pasang pula palang-palang dr bilah bambu sambil diikat.
f) Pasang atap persemaian dr dedaunan (jerami) or lembar plastik bening (transparan), sehingga bedgn persemaian lengkap dgn atapnya siap disemai biji belimbing.
Tatalaksana menyemai biji belimbing ; sebagai berikut :
a) Rendam biji belimbing dlm air dingin or hangat kuku (55-60 derajat C) selama 30 menit or lebih.
b) Kecambahkan biji belimbing dgn cara disimpan dlm gulungan kain basah di tempat lembab selama beberapa waktu.
c) Semai biji belimbing telah berkecambah pada lahan pesemaian. Caranya ; biji disebar di sepanjang garitan or alur-alur dangkal pada jarak antar alur sekitar 10-15 cm, kemudian tutup dgn tanah tipis.
d) Biarkan kecambah tumbuh & berkembang menjadi bibit muda.
4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Pemeliharaan bibit selama di pesemaian dilakukan dgn tahapan sebagai berikut :
a) Penyiraman (pengairan) secara kontinyu 1-2 kali sehari or tergantung keadaan cuaca.
b) Pemupukan dgn pupuk Nitrogen (Urea, ZA) ataupun NPK dilarutkan dlm air dgn dosis 10 gram/10 liter untuk disiramkan pada media pesemaian setiap 3 bulan sekali.
c) Pengendalian hama or penyakit dgn cara memotong bagian terserang parah, perbaikan drainase tanah & penyemprotan pestisida pada konsentrasi rendah antara 30–50 % dr dianjurkan.
5) Pemindahan Bibit
Penyapihan (pendederan bibit pada umur 6–8 bulan dr pesemaian ke dlm polibag or keranjang or lahan telah diisi media campuran tanah dgn pupuk kandang.
6.2. Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
Luasan minimum diperlukan untuk operasional pembibitan ; 2.000 m2, bisa menampung bibit sebanyak 5.000-10.000 bibit. Sedangkan lahan untuk pohon induk bisa disediakan tersendiri or ditanam dlm lahan operasional. Syarat utama dlm pemilihan lahan ; tersedianya air bagi tanaman, sebagai indikator alami ada or tidaknya sumber air bisa digunakan pohon enau, karena umumnya pohon enau hidup di daerah banyak mengandung air. Ciri lain lahan mengandung air ; daerah tersebut berada di suatu lembah bukit or pegunungan. Lahan untuk tanaman belimbin di dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl, dgn kedalaman air tanah antara 50–200 cm dibawah pemukaan tanah & memiliki pH 5,5–7,5. Tanah lahannya subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi & drainasenya baik, serta waktu penanaman paling baik di daerah mempunyai iklim antara 7,5 bulan basah & 4,5 bulan kering.
2) Pembukaan Lahan
Tentukan areal lahan strategis & subur, cara pengolahan lahan (pembajakan/pengarukan & pencangkulan) tanah lahan cukup dlm antara 30–40 cm hingga gembur, kemudian dikeringanginkan selama 15 hari. Tambahkan pada tanah lahan telah diolah pupuk kandang matang & halus sebanyak 2 kg/m2 kemudian rapikan bedgn sambil dicampurkan dgn tanah atas secara merata, & dirapikan dgn alat bantu papan kayu or bambu or cangkal & selanjutnya lahan siap ditanami.
3) Pembentukan Bedengan
Bedgn dibuat dgn ukuran lebar 100–120 cm, tinggi 30 cm & panjangnya tergantung keadaan lahan. Bedgn sebaiknya membujur posisi Utara-Selatan. Pasang (tancapkan) tiang-tiang bambu di sisi Timur bedgn setinggi 100–150 cm, & di sisi Barat 75–100 cm, kemudian pasang pula palang-palang sambil diikat. Selanjutnya pasang atap dr dedaunan (jerami) or plastik bening (transparan) sehingga bedgn siap digunakan.
6.3. Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanam
Penetuan jarak tanam & pola tanam biasanya relatif tergantung pada luas lahan ada. Pada umumnya, apabila areal lahan cukup luas maka jarak tanam antar tanaman belimbing dibuat sekitar 6 x 6 meter. Or bisa pula digunakan dalan jarak tanam 5 x 5 m dgn pola tanam dlm bentuk kultur perkebunan secara permanen & dipelihara intensif.
2) Pembuatan Lubang Tanam
Sebelum bibit ditanam, terlebih dulu dibuat lubang tanam. Lubang tanam berukuran 50 x 50 x 50 cm. Lubang digali sedlm 50 cm, separuh tanah galian bagian atas dipisahkan, lubang diangin-anginkan selama 2-4 minggu. Setelah cukup dianginkan, tanah dibagian atas dicampur dgn pupuk kandang ayam
dgn perbandingan 1:1. Selain itu juga diberi pupuk NPK 20-10-10 sebanyak 1 genggam per lubang tanam. Kemudian campuran tanah & pupuk itu dimasukkan kembali ke dlm lubang.
3) Cara Penanaman
Lubang sudah dipersiapkan untuk ditanami seperti diatas, setelah diberi pupuk tak langsung ditanami, tetapi dibiarkan selama 1 minggu setelah itu baru ditanami. Apabila ditanam bibit okulasi klon B17, maka pada waktu ditanam di lapang harus dikombinasikan/diseling dgn bibit klon B2. Caranya,diantara 8 tanaman B17 ditengah-tengahnya ditanami B2. Kombinasi ini dimaksudkan untuk membantu penyerbukan, karena menurut seorang ahli, diduga belimbing klon B17 ini bersifat male sterile, sehingga perlu bantuan serbuk sari klon B2 dlm penyerbukannya.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan & Penyulaman
Penjarangan & penyulaman dimaksudkan agar buah lebih leluasa berkembang & distribusi makanan cuma untuk buah dipelihara. Dlm penjarangan ini diusahakan tak ada buah bergerombol or berdempetan. Satu pohon diperkirakan cuma ada 100 buah belimbing dipelihara sampai besar.
Penjarangan dilakukan saat buah sebesar 2,5–5 cm, or 5–10 hari setelah bunga bermekaran.
2) Penyiangan, Pembubunan & Perempalan
Penyiangan, pembubunan & perempalan dilakukan agar tanaman belimbing menghasilkan buah secara produktif, & mendapatkan hasil maksimal. Penyiangan dilakukan dgn melakukan pemangkasan untuk membentuk tajuk tanaman agar tanaman tak saling berhimpitan. Hal ini untuk mendorong produksi
buah & memudahkan pemanenan.
3) Pemupukan
Pemupukan untuk 3 bulan setelah tanam ; 25 kg pupuk kandang ayam dgn 50 gram NPK/pohon. Umur setahun 25 kg pupuk kandang dgn 150 gram NPK/pohon. Umur 2 tahun diberikan 50 kg pupuk kandang & 500 gram NPK/pohon, & umur 3 tahun keatas diberikan 75 kg pupuk kandang dgn 1 kg NPK/pohon. Untuk media tanam berupa pot or tanaman buah dlm pot (tabulampot) pemupukan diberikan pada waktu umur tanaman 1 bulan diberi pupuk dasar berupa campuran urea, TSP or SP & KCL (2:1:1) sebanyak 20 gr or 2 sendok makan per pohon (pot). Pupuk tersebut dibenamkan dlm pot.
Setiap sebulan sekali dipupuk dgn pupuk nitrogen ZA sebanyak 10 gr dilarutkan dlm 10 liter air, larutan ini disiramkan pada tanaman belimbing dlm pot hingga akan tampak cukup basah. Pada tanaman belimbing sudah mulai berbunga & berbuah diberi pupuk NPK sebanyak 25–50 gram/pohon
(pot)/tahun. Waku pemberian pupuk sebaiknya sebelum tanaman berbunga, setelah berbuah, & seusai panen, sehingga tiap tahun minimal dilakukan pemupukan 3 kali masing-masing 1/3 dosis.
4) Pengairan & Penyiraman
Tanaman belimbing banyak membutuhkan air sepanjang hidupnya. Di daerah sepanjang tahun mendapatkan air tentu tak masalah, namun di daerah kering tanaman perlu diberi pengairan & disiram. Sebagai indikasi apabila tanaman perlu disiram yaitu apabila rumput-rumput tumbuh dibawah pohon
sudah mulai layu. Penyiraman bisa dilakukan dgn cara penggenangan (dileb) or disiram sampai daerah sekitar tajuk tanaman basah. Meskipun selalu butuh air, tanaman ini kurang menyukai air tergenang, perlu diberi sarana drainase & air segera dialirkan ke luar kebun agar tak menggenang.
5) Waktu Penyemprotan Pestisida
Sebagai pencegahan terhadap hama & penyakit tanaman belimbing maka perlu dilakukan penyemprotan pestisida. Waktu penyemprotan pestisida dilakukan 2 minggu sekali, misalnya dgn ‘Thamaron Super’ takarannya disesuaikan dgn dosis tertera pada kemasan.

7. HAMA & PENYAKIT
7.1. Hama
1) Lalat buah (Dacus pedestris)
Lalat ini berwarna coklat kekuning-kuningan dgn dua garis membujur, pinggangnya ramping, bersayap seperti baju tidur strukturnya tipis & transparan. Lalat betina meletakkan telur pada kulit buah, kemudian menetas menjadi larva. Larva inilah kemudian merusak daging buah belimbing hingga menyebabkan bususk & berguguran. Pengendalian: dilakukan dgn cara pembungkusan buah pada stadium pentil (umur 1 bulan dr bunga mekar), mengumpulkan & membakar sisa-sisa tanaman berserakan di bawah pohon, memasang sex pheromone seperti Methyl eugenol dlm botol aqua bekas.
2) Hama lain: kutu daun, semut ngangrang (Oecophylla smaragdina) & kelelawar. Pengendalian : kutu daun & semut bisa disemprot dgn insektisida mangkus seperti Matador 25 EC dll, sedangkan kelelawar harus dgn cara dihalau.
7.2. Penyakit
1) Bercak daun
Penyebab: cendawan Cercospora averrhoae Fres. Gejala: terjadi bercak-becak klorotik berbentuk bulat & kecil-kecil pada anak daun. Daun terserang berat menjadi kuning & rontok, bahkan sampai gundul pada tanaman muda or stadium bibit. Pengendalian: dgn cara memotong (amputasi) bagian tanaman sakit & disemprot fungisida berbahan aktif Kaptafol, seperti Difolatan, dll.
2) Penyakit kapang jelaga
Penyakit ini hidup sebagai saprofit pada madu dihasilkan oleh kutu-kutu putih. Gejala: permukaan daun tertutup oleh warna hitam, sehingga bisa mengganggu proses fotosintesis. Pengendalian : disemprot dgn fungisida mangkus, misalnya Dithane M45 pada konsentrasi dianjurkan.

8. PANEN
8.1. Ciri & Umur Panen
Umur panen (petik) buah belimbing sangat dipengaruhi oleh letak geografi penanaman, yaitu faktor lingkungan & iklim. Di dataran rendah tipe iklimnya basah, umur petik buah belimbing sekitar 35–60 hari setelah pembungkusan buah or 65–90 hari setelah bunga mekar. Ciri buah belimbing sudah saatnya dipanen ; ukurannya besar (maksimal), telah matang & warna buahnya berubah dr hijau menjadi putih or kuning or merah or variasi warna lainnya. Hal ini tergantung dr varietas belimbing.
8.2. Cara Panen
Cara panen buah belimbing dilakukan dgn cara memotong tangkainya. Pemetikan buah berlangsung secara kontinyu dgn memilih buah telah matang. Waktu panen paling baik ; pagi hari, saat buah masih segar & sebelum cuaca terlalu panas (terik). Buah belimbing baru dipetik segera
dimasukkan (ditampung) dlm suatu wadah secara hati-hati agar tak memar or rusak.
8.3. Periode Panen
Periode panen buah belimbing, umumnya penen perdana pada umur 3-4 tahun setelah tanam. Pembungaan & pembuahan belimbing bisa terus menerus sepanjang tahun, masa panen paling lebat (banyak) biasanya terjadi tiga kali dlm setahun.
8.4. Prakiraan Produksi
Potensi hasil/produksi buah belimbing varietas unggul ditanam di kebun secara permanen & dipelihara intensif bisa mencapai antara 150 - 300 buah/pohon/tahun. Apabila jarak tanam 5 x 5 m dgn populasi per hektar antara 250 - 400 pohon dgn produktivitas 150–300 buah/pohon & berat per buah rata-rata 160 gram, maka tingkat produksi per hektar mencapai 6 - 19 ton.

9. PASCAPANEN
Seusai panen belimbing perlu penanganan pascapanen lebih lanjut, terutama apabila jumlahnya melimpah (banyak). Tahapan penangan pascapanen buah belimbing ; sebagai berikut :
9.1. Pengumpulan
Kumpulkan buah belimbing di suatu tempat or ruangan teduh.
9.2. Penyortiran & Penggolongan
Pilih buah bedasarkan tingkat kematangan & ukuran seragam. Pisahkan (buang) buah rusak, cacat or diserang hama & penyakit. Bersihkan buah dr kotoran mungkin menempel dgn alat bantu kuat lembut (halus).
9.3. Penyimpanan
Simpan buah belimbing dlm wadah & ruangan (tempat) dingin untuk persediaan keluarga, or simpan kotak karton berisi buah belimbing di ruangan pendingin bersuhu antara 5-20 derajat C.
9.4. Pengemasan & Pengangkutan
1) Bungkus tiap buah or beberapa buah dgn plastik regang or kertas tissue or polysterene net.
2) Masukkan buah belimbing ke dlm wadah (kontainer) berupa kotak karton bagian dasar & dindingnya dialasi (dilapisi) busa. Tiap kotak karton berisi maksimal 3 lapis buah belimbing dgn posisi buah bagian pangkalnya berada di bawah. Buah belimbing sudah dikemas siap diangkut ke tempat
penjualan/penampungan.

10. ANALISIS EKONOMI CARA BUDIDAYA TANAMAN
10.1.Analisis Usaha Cara Budidaya
Potensi produksi buah belimbing ditanam di kebun secara permanen & dipelihara intensif, dgn jarak tanam antara 5x5 m or 6x6 m, apabila populasi tanaman belimbing per hektar antara 250–400 pohon dgn potensi produktivitas 150–300 buah/pohon/tahun, & berat per buah rata-rata 160 gram, maka bisa dihasilkan/tingkat produksi per hektar mencapai 6–19 ton buah belimbing. Pada panen raya belimbing, harga belimbing rata-rata mencapai Rp. 750,- sampai Rp. 5.000,- per kg. Maka kita bisa menghitung berapa Rupiah besar penghasilan dibisa dlm 1 hektar per tahun. Tentunya setelah dikurangi biaya-biaya produksi dikeluarkan, seperti: pembibitan, pemeliharaan, pemupukan, panen/pascapanen, dll.
10.2.Gambaran Peluang Agribisnis
Prospek pemasaran belimbing di dlm negeri diperkirakan makin baik. Hal ini antara lain disebabkan oleh pertambahan jumlah penduduk & semakin banyaknya konsumen menyadr pentingnya kecukupan gizi dr buah-buahan. Pada tahun 1993 Indonesia baru andil 0,4 % dr total nilai impor dunia buah tropis. Apabila pada tahun 1989 tingkat konsumsi buah-buahan per kapita penduduk Indonesia cuma mencapai 22,92 kg/tahun, maka untuk mencapai kecukupan gizi sesuai dgn anjuran FAO menargetkan rata-rata 60 Kg per kapita per tahun. Salah satu jenis buah potensial mudah diCara Budidayakan untuk mendukung pencapaian target tersebut ; belimbing. Perkiraan permintaan setiap tahun semakin meningkat, peningkatan permintaan tersebut ; sebesar 6,1 %/tahun (1995–2000), 6,5 %/tahun (2000–2005), 6,8 %/tahun (2005–2010), & mencapai 8,9 %/tahun (2010 - 2015). Jelaslah bahwa prospek usahatani (agribisnis) belimbing amat cerah apabila dikelola secara intensif & komersial, baik dlm bentuk kultur perkebunan, pekarangan, maupun Tabulampot.

11. STANDAR PRODUKSI
11.1.Ruang Lingkup
Standar produksi ini meliputi: syarat mutu, cara pengujian mutu, cara pengambilan contoh & cara pengemasan.
11.2.Diskripsi

11.3.Klasifikasi & Standar Mutu

11.4 Pengambilan Contoh
Contoh diambil secara acak dr jumlah kemasan seperti tampak di bawah ini. Dr setiap kemasan diambil contoh sebanyak 20 buah dr bagian atas, tengah & bawah. Contoh tersebut diacak bertingkat (startified random sampling) sampai diperoleh minimum 20 buah untuk dianalisis.
1. Jumlah kemasan dlm partai (lot) sampai dgn 100, contoh diambil 5.
2. Jumlah kemasan dlm partai (lot) 101 sampai dgn 300, contoh diambil 7.
3. Jumlah kemasan dlm partai (lot) 301-500, contoh diambil 9.
4. Jumlah kemasan dlm partai (lot) 501-1000, contoh diambil 10.
5. Jumlah kemasan dlm partai (lot) lebih dr 1000, contoh diambil 15 (minimum).
Petugas pengambil contoh harus memenuhi syarat yaitu orang berpengalaman or dilatih lebih dahulu & mempunyai ikatan dgn ba& hukum.
11.5.Pengemasan
Buah belimbing dikemas dgn peti kayu/bahan lain sesuai dgn berat bersih maksimum 30 kg. Dibagian luar kemasan diberi label bertuliskan antara lain : nama barang, golongan ukuran, jenis mutu, nama/kode perusahaan, berat bersih, negara/tempat tujuan, hasil Indonesia, daerah asal.

Sumber :http://infopekalongan.com

0 comments: