Monday, June 9, 2008

Cara Budidaya Bawang Merah

Bawang merah (Allium cepa) adalah salah satu komoditas hortikultura sangat dibutuhkan oleh manusia. Agar sukses Cara Budidaya bawang merah kita dihadapkan dgn berbagai masalah (resiko) di lapangan. Diantaranya cara Cara Budidaya, serangan hama & penyakit, kekurangan unsur mikro, dll menyebabkan produksi menurun.

A. PRA TANAM
1. Syarat Tumbuh
Bawang merah bisa tumbuh pada tanah sawah or tegalan, tekstur sedang sampai liat. Jenis tanah Alluvial, Glei Humus or Latosol, pH 5.6 - 6.5, ketinggian 0-400 mdpl, kelembaban 50-70 %, suhu 25-320 C

2. Pengolahan Tanah
Pupuk kandang disebarkan di lahan dgn dosis 0,5-1 ton/ 1000 m2
Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu)
Dibuat bedgn dgn lebar 120 -180 cm
Diantara bedgn pertanaman dibuat saluran air (canal) dgn lebar 40-50 cm & kedalaman 50 cm.
Apaapabila pH tanah kurang dr 5,6 diberi Dolomit dosis + 1,5 ton/ha disebarkan di atas bedgn & diaduk rata dgn tanah lalu biarkan 2 minggu.
Untuk mencegah serangan penyakit layu taburkan GLIO 100 gr (1 bungkus GLIO) dicampur 25-50 kg pupuk kandang matang, diamkan 1 minggu lalu taburkan merata di atas bedengan. '

3. Pupuk Dasar
Berikan pupuk : 2-4 kg Urea + 7-15 kg ZA + 15-25 kg SP-36 secara merata diatas bedgn & diaduk rata dgn tanah.
Or bila dipergunakan Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 20 kg/ 1000 m2 dicampur rata dgn tanah di bedengan.

Siramkan pupuk SUPER NASA telah dicampur air secara merata di atas bedgn dgn dosis ± 10 botol/1000 m2 dgn cara :
- alternatif 1 : 1 botol Super Nasa diencerkan dlm 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
- alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1 sendok peres makan Super Nasa untuk menyiram 5-10 meter bedengan.
Biarkan selama 5 - 7 hari

4. Pemilihan Bibit
- Ukuran umbi bibit optimal ; 3-4 gram/umbi.
- Umbi bibit baik telah disimpan 2-3 bulan & umbi masih dlm ikatan (umbi masih ada daunnya)
- Umbi bibit harus sehat, ditandai dgn bentuk umbi kompak (tak keropos), kulit umbi tak luka (tak terkelupas or berkilau)

B. FASE TANAM
1. Jarak Tanam
Pada Musim Kemarau, 15 x 15 cm, varietas Ilocos, Tadayung or Bangkok
Pada Musim Hujan 20 x 15 cm varietas Tiron

2. Cara Tanam
Umbi bibit direndam dulu dlm larutan NASA + air ( dosis 1 tutup/lt air )
Taburkan GLIO secara merata pada umbi bibit yg telah direndam NASA
Simpan selama 2 hari sebelum tanam
Pada saat tanam, seluruh bagian umbi bibit telah siap tanam dibenamkan ke dlm permukaan tanah. Untuk tiap lubang ditanam satu buah umbi bibit.

C. AWAL PERTUMBUHAN ( 0 - 10 HST )
1. Pengamatan Hama
Waspadai hama Ulat Bawang ( Spodoptera exigua or S. litura), telur diletakkan pada pangkal & ujung daun bawang merah secara berkelompok, maksimal 80 butir. Telur dilapisi benang-benang putih seperti kapas.

Kelompok telur ditemukan pada rumpun tanaman hendaknya diambil & dimusnahkan. Populasi diatas ambang ekonomi kendalikan dgn VIREXI or VITURA . Biasanya pada bawang lebih sering terserang ulat grayak jenis Spodoptera exigua dgn ciri terbisa garis hitam di perut /kalung hitam di leher, dikendalikan dgn VIREXI.

Ulat tanah . Ulat ini berwarna coklat-hitam. Pada bagian pucuk /titik tumbuhnya & tangkai kelihatan rebah karena dipotong pangkalnya. Kumpulan ulat pada senja/malam hari. Jaga kebersihan dr sisa-sisa tanaman or rerumputan jadi sarangnya. Semprot dgn PESTONA.
Penyakit harus diwaspadai pada awal pertumbuhan ; penyakit layu Fusarium. Gejala serangan penyakit ini ditandai dgn menguningnya daun bawang, selanjutnya tanaman layu dgn cepat (Jawa : ngoler). Tanaman terserang dicabut lalu dibuang or dibakar di tempat jauh. Preventif kendalikan dgn GLIO.

2. Penyiangan & Pembumbunan
Penyiangan pertama dilakukan umur 7-10 HST & dilakukan secara mekanik untuk membuang gulma or tumbuhan liar kemungkinan dijadikan inang hama ulat bawang. Pada saat penyiangan dilakukan pengambilan telur ulat bawang

Dilakukan pendangiran, yaitu tanah di sekitar tanaman didangir & dibumbun agar perakaran bawang merah selalu tertutup tanah. Selain itu bedgn rusak or longsor perlu dirapikan kembali dgn cara memperkuat tepi-tepi selokan dgn lumpur dr dasar saluran (di Brebes disebut melem).

3. Pemupukan pemeliharaan/susulan
Dosis pemupukan bervariasi tergantung jenis & kondisi tanah setempat. Bila kelebihan Urea/ZA bisa mengakibatkan leher umbi tebal & umbinya kecil-kecil, tapi bila kurang, pertumbuhan tanaman terhambat & daunnya menguning pucat. Kekurangan KCl juga bisa menyebabkan ujung daun mengering & umbinya kecil.

Pemupukan dilakukan 2 kali
( dosis per 1000 m2 ) :
- 2 minggu : 5-9 kg Urea+10-20 kg ZA+10-14 kg KCl
- 4 minggu : 3-7 kg Urea+ 7-15 kg ZA+12-17 kg KCl
Campur secara merata ketiga jenis pupuk tersebut & aplikasikan di sekitar rumpun or garitan tanaman. Pada saat pemberian jangan sampai terkena tanaman supaya daun tak terbakar & terganggu pertumbuhannya.
Or bila dipergunakan Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 20 kg/ 1000 m2 diberikan pada umur ± 2 minggu.

4. Pengairan
Pada awal pertumbuhan dilakukan penyiraman dua kali, yaitu pagi & sore hari. Penyiraman pagi hari usahakan sepagi mungkin di saat daun bawang masih kelihatan basah untuk mengurangi serangan penyakit. Penyiraman sore hari dihentikan bila persentase tanaman tumbuh telah mencapai lebih 90 %
Air salinitas tinggi kurang baik bagi pertumbuhan bawang merah
Tinggi permukaan air pada saluran ( canal ) dipertahankan setinggi 20 cm dr permukaan bedgn pertanaman

D. FASE VEGETATIF ( 11- 35 HST )
1. Pengamatan Hama & Penyakit
Hama Ulat bawang, S. litura & S. exigua
Thrips, mulai menyerang umur 30 HST karena kelembaban di sekitar tanaman relatif tinggi dgn suhu rata-rata diatas normal. Daun bawang terserang warnanya putih berkilat seperti perak Serangan berat terjadi pada suhu udara diatas normal dgn kelembaban diatas 70%. Bila ditemukan serangan, penyiraman dilakukan pada siang hari, amati predator kumbang macan. Populasi diatas ambang ekonomi kendalikan dgn BVR or PESTONA.

Penyakit Bercak Ungu or Trotol, disebabkan oleh jamur Alternaria porii melalui umbi or percikan air dr tanah. Gejala serangan ditandai terdapatnya bintik lingkaran konsentris berwarna ungu or putih-kelabu di daun & di tepi daun kuning serta mongering ujung-ujungnya. Serangan pada umbi sehabis panen mengakibatkan umbi busuk sampai berair dgn warna kuning hingga merah kecoklatan. Bila ada hujan rintik-rintik segera dilakukan penyiraman. Preventif dgn penebaran GLIO.

Penyakit Antraknose or Otomotis, disebabkan oleh jamur Colletotricum gloesporiodes. Gejala serangan ; ditandai terbentuknya bercak putih pada daun, selanjutnya terbentuk lekukan akan menyebabkan patahnya daun secara serentak (istilah Brebes: otomatis). Bila ada gejala, tanaman terserang segera dicabut dibakar & dimusnahkan. Untuk jamur ada didlm tanah kendalikan dgn GLIO

Penyakit oleh virus.
- Gejalanya pertumbuhan kerdil, daun menguning, melengkung ke segala arah & terkulai serta anakannya sedikit. Usahakan memakai bibit bebas virus & pergiliran tanaman selain golongan bawang-bawangan.

Busuk umbi oleh bakteri.
- Umbi terserang jadi busuk & berbau. Biasa menyerang setelah dipanen. Usahakan tempat kering.
- Busuk umbi/ leher batang oleh jamur.
- Bagian terserang jadi lunak, melekuk & berwarna kelabu. Jaga agar tanah tak terlalu becek (atur drainase).
- Untuk pencegahan hama-penyakit usahakan pergiliran tanaman dgn jenis tanaman lain (bukan golongan Bawang-bawangan. PESTISIDA Kimia digunakan sebagai alternatif terakhir untuk mengatasi serangan hama-penyakit.

2. Pengelolaan Tanaman
- Penyiangan kedua dilakukan pada umur
30-35 HST dilanjutkan pendagiran, pembumbunan & perbaikan bedgn rusak.

- Penyemprotan POC NASA dgn dosis 4-5 tutup/tangki tiap 7-10 hari sekali mulai 7 hari setelah tanam hingga hari ke 50-55. Mulai hari ke 35 penyemprotan ditambah HORMONIK dgn dosis 1-2 tutup/ tangki (dicampurkan dgn NASA).
- Pengairan, penyiraman 1x per hari pada pagi hari, bila ada serangan Thrips & ada hujan rintik-rintik penyiraman dilakukan siang hari.

E. PEMBENTUKAN UMBI ( 36 - 50HST )
Pada fase pengamatan HPT sama seperti fase Vegetatif, perlu diperhatikan ; pengairannya. Butuh air banyak pada musim kemarau sehingga perlu dilakukan penyiraman sehari dua kali yaitu pagi & sore hari.

F. PEMATANGAN UMBI ( 51- 65 HST )
Pada fase ini tak begitu banyak air sehingga penyiraman cuma dilakukan sehari sekali yaitu pada sore hari.

G. PANEN & PACA PANEN
1. Panen
> 60-90 % daun telah rebah, dataran rendah pemanenan pada umur 55-70 hari, dataran tinggi umur 70 - 90 hari.
> Panen dilakukan pada pagi hari cerah & tanah tak becek
> Pemanenan dgn pencabutan batang & daun-daunnya. Selanjutnya 5-10 rumpun diikat menjadi satu ikatan (Jawa : dipocong)

2. Pasca Panen
- Penjemuran dgn alas anyaman bambu (Jawa : gedeg). Penjemuran pertama selama 5-7 hari dgn bagian daun menghadap ke atas, tujuannya mengeringkan daun. Penjemuran kedua selama2-3 hari dgn umbi menghadap ke atas, tujuannya untuk mengeringkan bagian umbi & sekaligus dilakukan pembersihan umbi dr sisa kotoran or kulit terkelupas & tanah terbawa dr lapangan. Kadar air 89 85 % baru disimpan di gudang.
- Penyimpanan, ikatan bawang merah digantungkan pada rak-rak bambu. Aerasi diatur dgn baik, suhu gudang 26-290C kelembaban 70-80%, sanitasi gudang.

Sumber :http://teknis-Cara Budidaya.blogspot.com

0 comments: