Tuesday, March 24, 2009

Cara Cara Budidaya Sansevieria

Sebagai tanaman hias sansevieria sangat mudah dirawat, tak membutuhkan banyak lahan, & bisa berfungsi sebagai penyerap polutan. Ketiganya ; sifat utama sansevieria memenuhi kriteria terhadap tuntutan masyarakat semakin sibuk, tak punya lahan luas, serta sarat dgnpolusi.

Alasan kenapa tanaman ni mempunyai banyak ragam ; karena perbanyakan dilakukan pada tanaman ni tak selalu menghasilkan jenis sama dgninduknya. Kecantikan sansevieria ditunjukkan dr ragam jenis, bentuk, ukuran, & warna daun. Ragam jenis ada di alam tak hanya diperolh dr persilangan tanaman tetapi juga karena mutasi. Tanaman ni mudah mengalami mutasi, bahkan saat dilakukan pengembangbiakan melalui stek daun, seharusnya anakan akan seperti induknya namun pada sansevieria akan sering terjadi mutasi hingga anaknya berbeda dgninduknya. Selain seperti itukeistimewaanya ; ada berbagai ukuran daun baik besar, kecil, bentuk memanjang atau pendek, melebar atau membulat juga corak warna juga beragam.


Daya tarik lainnya ; mampu tumbuh di naungan sangat minim cahaya & pada tempat menbisa cahaya penuh. Tetap tumbuh pada kondisi kering hingga jika beberapa hari tak disiram pun tanaman ni masih mampu tumbuh. Pembudadayaanya pun sangat sederhana & mudah.
7 (tujuh) syarat harus dimiliki tanaman agar menjadi tren & diterima masyarakat yaseperti itucantik, variasi bentuk beragam, variasi warna tinggi, perawatan mudah, tingkat perbanyakan sedang, pertumbuhan lambat, serta bersifat anti polutan & anti radiasi sejalan dgnpenelitian NASA menyebutkan sansevieria mampu menyerap 107 polutan udara. Jadi semua sayarat untuk jadi tren terpenuhi olh sansevieria. Tanaman ni mempunyai jalur metabolisme CAM (Crasulaceaen Acid Metabolism), dimana di malam hari penyerapan oksigen sedikit hingga tak mengganggu proses pernafasan manusia.
Bertambahnya variasi penampilan & karakter sansevieria juga banyak dipengaruhi karena adanya mutasi dr spesies sama hingga menampilkan bentuk, ukuran, & warna daun berbeda. Mutasi bisa terjadi akibat perbanyakan melalui stek daun & karena adanya pengaruh dr factor lingkungan seperti tingkat kesuburan tanah, suhu, & pengaruh cahaya. Sinar matahari memiliki spectrum beragam berdasarkan panjang gelombang elektromagnetik, salah satunya ; sinar X & gamma bergelombang pendek. Keduanya adalah radiasi pengion bisa melepas energi (ionisasi) ketika melewati atau menembus materi. Proses ionisasi seperti ituterjadi dalam jaringan tanaman hingga menyebabkan perubahan sel, genom, kromosom, & DNA atau gen. Perubahan ni disebut mutasi, hanya saja intensitas sinar X & gamma dalam sinar matahari sangat rendah hingga mutasi di alam sangat lamban. Mutasi juga bisa terjadi dgnmenginduksi mutagen berasal dr bahan-bahan kimia ditransfer ke molekul lain memiliki kepadatan electron cukup tinggi hingga struktur DNA pada tanaman berubah. Meski demikian adakalanya tanaman mutasi kembali normal apabila dikembangbiakan secara generatif. Walaupun mengalami mutasi, tanaman mutan tetap menyimpan gen normal. Pada generasi tertentu gen normal seperti ituberpeluang muncul kembali. Mutasi akan bertahan bila bagian tanaman mengalami mutasi diisolasi & diperbanyak dgnkultur jaringan.
Kesamaan sosok sansevieria pada jenis-jenis tertentu mudah mengecoh. Perbedaan fisik meskipun hanya sedikit kadang jadi alasan untuk menaikkan harga dgnmemberi nama baru. Penamaan tak mengacu pada sumber benar akan membuat tanaman ni mempunyai dua nama. Kerancuan ni bisa terjadi karena tanaman kurang cocok dgnlingkungan baru hingga penampilannya berubah. Sansevieria mudah berubah bentuk, penampilan baru ni kerap stabil hingga nama barunya menjadi paten.Sansevieria trifasciata adalah spesies, paling banyak menghasilkan varian-varian baru karena adanya penyimpangan, menghasilkan kurang lebih 60 varian. Sementara termasuk kedalam sansevieria species ada lebih dr 140 jenis.
SYARAT TUMBUH
Sansevieria memerlukan media & udara tak lembab, suhu optimal siang hari 24-29˚C & malam hari 18-21˚C, serta tumbuh ideal dgnpencahayaan penuh meski tetap tumbuh jika cahaya kurang.
MEDIA
Pemilihan media dilakukan dgnmempertimbangkan beberapa hal yaseperti ituketinggian tempat, ketersediaan bahan, & iklim. Syarat utama media untuk sansevieria ; porous. Adapun alternative pilihan ; sebagai berikut :
1. Pasir malang : tanah : pupuk organic : bahan organik (arang sekam, cocopeat atau cacahan pakis) 2 :1 : 1 : 1
2. Pasir malang : sekam bakar 2 : 1
3. Sekam bakar : pasir malang : pupuk kandang 1 : 1 : 1 atau 1 : 2 : 1
4. Sekam bakar : pasir malang : pakis 2 : 1 : 1
PEMUPUKAN
Pemupukan paling tepat ; menggunakan pupuk majemuk bersifat slow release. Pupuk ni berbentuk butiran dgncara pemberian ditebar di permukaan media. Karena sansevieria adalah tanamana hias daun maka kandungan N tinggi sangat diperlukan. Pemberian pupuk ; 2-3 bulan sekali. Bisa ditambahkan pula pupuk daun atau pupuk cair lengkap adalah pupuk majemuk mengandung unsure makro & mikro diaplikasikan melalui daun 2-4 minggu sekali.
PENYIRAMAN
Frekuensi penyiraman disesuaikan dgnkelembaban media. Pada musim kemarau cukup 2-3 hari sekali.
HAMA PENYAKIT
Hama sering menyerang ; ulat, siput telanjang, & trips. Penyakit sering menyerang antara lain jamur Aspergillus niger menyebabkan busuk rimpang, bakteri Erwinia carotovora menyebabkan busuk basah, jamur Fusarium moniliforme menyebabkan busuk daun, jamur Sclerotium rolfsii menyebabkan bercak kering, & nematoda Meloidogyne spp menyerang perakaran sansevieria. Pengendalian dilakukan bisa secara preventif, kuratif ataupun kimiawi tergantung seberapa berat serangan terjadi.
PERAWATAN SANSEVIERIA VARIEGATA
Sansevieria variegata lebih lemah dibanding yng normal karena jumlah kloroplas tanaman variegata lebih sedikit, hingga penyerapan cahaya matahari tak optimal. Bila persentase variegata cenderung mendominasi maka kebutuhan cahaya ikut berkurang, bila berlebih maka bagian variegata akan terbakar, maka mutlak diperlukan jaring peneduh misal shading net 50-60%. Tanaman sebaiknya ditanam pada media 100% pasir & diberikan pupuk seimbang bersifat slow release dicampur kedalam media.
PEMASUNGAN SANSEVIERIA
Untuk sansevieria berdaun tebal & panjang, arah pertumbuhannya sering tak beraturan, maka diperlukan modifikasi yaseperti itupasungan dgnteknik jepit untuk mengarahkan pertumbuhan daun & jarak antar daun akan menjadi sama. Teknik jepit ni menggabungkan bambu keras dgnstyrofoam lembut agar daun sansevieria tak terluka. Styrofoam berada di bagian dalam bersentuhan langsung dgndaun sedang bambu di bagian luar sebagai penga. Bolh juga digunakan bahan lain.
PERBANYAKAN
Sansevieria bisa diperbanyak secara generatif dgnperkawinan bunga untuk mendapatkan hybrid baru tetapi memerlukan waktu lama dalam pembungaan & pemasakan biji. Selain itu, perbanyakan bisa pula dilakukan secara vegetatif, cara ni sering banyak dilakukan. Diantaranya ; dgnpisah anakan, stek daun, potong pucuk, cacah daun, cabut pucuk, stek rimpang, & kultur jaringan.
1. Pisah anakan adalah cara konvensional. Anakan dipisah setelah 2-4 bulan. Pada bagian terpotong diolesi fungisida & zat perangsang akar, setelah ditanam disimpan di tempat teduh.
2. Stek daun bisa dilakukan pada daun tua. Stek daun mampu menghasilkan anakan berbeda dgninduknya. Pada jenis sansevieria memiliki kombinasi warna kuning & hijau, perbanyakan stek daun umumnya menghasilkan anakan berdaun hijau. Daun dipotong 5-10 cm dicelupkan kedalam zat perangsang akar, ditanam 1-1,5 cm disiram & ditempatkan di tempat teduh. Tunas anakan muncul setelah berumur 3-4 bulan.
3. Potong pucuk untuk sansevieria berdaun pendek dgndaun minimal 12 daun, dgnmemotong pucuk minimal 3-4 daun & dijaga agar daun satu dgnlainnya tetap melekat, dioles fungisida & zat perangsang akar kemudian ditanam, disimpan ditempat teduh. Selang 1 bulan akan keluar 2-3 anakan.
4. Cacah daun dilakukan dgncara memotong-motong daun sansevieria dalam ukuran kecil yaseperti itu5 cm & jumlah banyak. Bagian daun mulai dr ujung sampai ke pangkal digunakan untuk perbanyakan. Setelah 4-5 bulan atau memiliki 3 daun maka anakan siap dipisah.
5. Teknik cabut pucuk cocok untuk sansevieria berdaun renggang. Caranya dgnmencabut daun termuda dgnmenggunakan tangan, 1 bulan akan keluar 1-3 anakan.
6. Stek rimpang dilakukan dgnmemotong-motong rimpang tua, setiap potongan harus memiliki satu mata tunas, diolesi fungisida & zat perangsang akar kemudian ditanam.
7. Metode kultur jaringan digunakan untuk melestarikan jenis sansevieria langka & memiliki tingkat pertumbuhan lambat. Eksplan biasa digunakan ; tunas pucuk, tunas lateral pada bonggol atau pucuk rimpang.
REPOTTING
Repotting dilakukan dgnhati-hati agar tanaman tak stress, goncangan dihindr seminimal mungkin, apabila ada bagian tanaman patah diolesi fungisida, akar membusuk dipotong, apabila tanaman dipindah telah mempunyai anakan maka anakan harus telah mempunyai 5-6 helai daun untuk mengurangi resiko kematian kemudian disiram, penyiraman selanjutnya dilakukan 3 hari kemudian.

0 comments: