Thursday, December 18, 2008

Cara Budidaya Gladiol (Gladiolus hybridus)

Gladiol adalah tanaman bunga hias berupa tanaman semusim berbentuk herba termasuk dalam famili Iridaceae.
Gladiol berasal dr bahasa latin “Gladius” berarti pedang kecil, seperti bentuk daunnya. Berasal dr Afrika Selatan & menyebar di Asia sejak 2000 tahun. Tahun 1730 mulai memasuki daratan Eropa & berkembang di Belanda.
Tanaman gladiol termasuk subklas Monocotyledoneae, berakar serabut, & tanaman ni membentuk pula akar kontraktil tumbuh pada saat pembentukan subang baru. Kelebihan dr bunga potong gladiol ; kesegarannya bisa bertahan lama sekitar 5 - 10 hari & bisa berbunga sepanjang waktu.

JENIS TANAMAN

Klasifikasi tanaman gladiol ; sebagai berikut: Divisi : Tracheophyta
Subdivisi : Pteropsida
Klas : Angiospermae
Subklas : Monocotyledoneae
Ordo : Iridales
Famili : Iridaceae
Genus : Gladiolus
Spesies : Gladiolus hybridus

Hasil penelitian tahun 1988, Indonesia mengenal 20 varietas gladiol dr Belanda kemudian diuji multi lokasi di kebun percobaan Sub Balai Penelitian Hortikultura Cipanas. Tiga varietas diantaranya memiliki penampilan paling indah,
(warna & bentuknya berbeda dgngladiol lama), yaitu: White godness (putih), Tradehorn (merah jingga), & Priscilla (putih). Ragam jenis bunga gladiol ; : a) Gladiolus gandavensis, berukuran besar, susunan bunga terlihat bertumpang tindih, panjang 90-150 cm.
b) Gladiolus primulinus. berukuran kecil, sangat menarik. Bertangkai halus tetapi kuat & panjangnya mencapai 90 cm.
c) Gladiolus ramosus. Panjang tangkai bunga 100-300 cm.
d) Gladiolus nanus. Tangkai bunga melengkung, & panjang hanya 35 cm.
Beberapa kultivar bunga gladiol lainnya telah di uji di Indonesia adalah: Red Majesty, Priscilla, Oscar, Rose Supreme, Sanclere, Dr. Mansoer, Albino, Salem, Marah Api, Queen Occer, Ceker & lain sebagainya.

3. MANFAAT TANAMAN
Gladiol di produksi sebagai bunga potong mempunyai nilai ekonomi. & memiliki nilai estetika. Bunga potong
juga adalah sarana peralatan tradisional, agama, upacara kenegaraan & keperluan ritual lainnya.

4. SENTRA PENANAMAN
Sentra produksi bunga gladiol di Indonesia untuk daerah Jawa Barat terbisa di Parongpong (Bandung), Salabintana Sukabumi) & Cipanas (Cianjur). Di Jawa tengah terbisa di daerah Bandungan (Semarang) sedangkan di Jawa Timur berada di daerah Batu (Malang).

5. SYARAT PETUMBUHAN
5.1. Iklim 1) Gladiol membutuhkan curah hujan rata - rata 2.000-2500 mm/tahun. Di Indonesia gladiol bisa ditanam sepanjang tahun, baik pada musim kemarau maupun musim hujan.
2) Tanaman gladiol membutuhkan sinar matahari penuh untuk pertumbuhan & perkembangannya. Keadaan kurang optimal akan menyebabkan bunga mengering & floret tak terbentuk secara normal. Kekurangan cahaya terjadi pada waktu pembentukan daun ke 5, 6, & 7, menyebabkan kekeringan tampak pada kuncup bunga saja. Kultifat Eurovision, Peter, Friendship, Jessica, & Mascagni kurang peka terhadap cahaya matahari.
3) Tanaman gladiol tumbuh baik pada suhu udara 10 - 25 derajat C. Suhu udara ratarata kurang dr 10 derajat C akan menyebabkan pertumbuhan & perkembangan tanaman terhambat, jika berlangsung lama pertumbuhan tanaman bisa terhenti. Suhu udara maksimum pertumbuhan gladiol ; 27 derajat C, kadang - kadang bisa menyesuaikan diri sampai suhu udara 40 derajat C, bila kelembaban tanah & tanaman relatif tinggi.

5.2. Media Tanam
1) Jenis tanah cocok untuk tanaman gladiol ; andosol & latosol subur, gembur & banyak mengandung bahan organik.
2) Tanaman bunga gladiol bisa tumbuh subur diatas tanah memiliki pH 5,5 - 5,9.

5.3. Ketinggian Tempat
Tanaman gladiol bisa tumbuh dgnbaik di daerah ketinggian 500 - 1500 m dpl & beriklim sejuk.

6. PEDOMAN CARA BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
Bibit bisa berasal dr pembiakan generatif, vegetatif, & kultur jaringan. Umumnya, pembibitan berasal dr vegetatif & kultur jaringan lebih cepat bisa dipetik hasilnya dr pada pembibitan dgncara generatif.
1) Persyaratan Benih
rawabelong.com ; komunitas bunga, tanaman hias & ikan hias rawabelong
http://rawabelong.com Powered by: Joomla! Generated: 17 December, 2008, 10:40
Bibit dr subang bibit baik menghasilkan bunga berdiameter minimum 2,5 cm, kecuali untuk kultivar Golden Boy cukup berdiameter 1 cm. Bibit harus dipilih sehat, tak cacat. Bibit vegetatif baik mempunyai daya kecambah lebih dr 90%. Bibit generatif harus berasal dr induk dgnpertumbuhan baik & cukup umur.
2) Penyiapan Benih
Perbanyakan generatif gladiol dgnbiji, digunakan untuk mendapatkan kultivar baru bukan untuk tujuan bibit produksi. Biji dibisa dgncara penyerbukan buatan dibantu manusia. Perbanyakan vegetatif gladiol dilakukan dgnmenggunakan umbi (anak subang), bibit belah (subang belah), kultur jaringan maupun suspensi sel. Umbi & anakan umbi diambil dr tanaman sudah dipanen. Teknik kultur jaringan
adalah salah satu cara alternatif untuk menanggulangi kendala-kendala dalam perbanyakan secara konvensional. Bibit (subang) dibutuhkan untuk 1 hektar lahan ; sekitar 213.063 buah. Subang & anak subang akan dijadikan bibit tak bisa segera tumbuh bila ditanam meskipun pada lingkungan
tumbuh cocok & optimal, karena memerlukan masa dormansi. Selama masa dormansi subang & anak subang telah kering disimpan ditempat beraliran udara baik & terhindar dr cahaya matahari langsung. Subang telah dipisahkan dr batangnya disimpan selama ± 2 minggu.
3) Teknik Penyemaian Benih
Biji gladiol bisa langsung disemai, tanpa mengalami masa dormansi, biji akan berkecambah setelah 7 - 12 hari. Daun tumbuh dr biji hanya berjumlah 1 - 2 helai. Tanaman tumbuh sampai kira - kira 5 bulan & menghasilkan anak subang berdiameter kurang dr 1 cm. Anak subang ni kemudian memasuki masa dormansi.
4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Penanaman gladiol dgnbibit anak subang baru muncul dr stolon menghubungkan subang induk dgnsubang baru. Perbanyakan dgnmenggunakan anak subang berdiameter sekitar 1,0 cm memerlukan 2 kali penanaman untuk mencapai ukuran subang bisa menghasilkan bunga. Penanaman pertama dr anak subang tersebut memerlukan waktu sekitar 4 bulan hingga panen subang kecil.
Subang kecil hasil panen pertama akan berdiameter sekitar 2 cm. Subang kecil setelah dipanen akan mengalami masa dormansi minimal 3,5 bulan. Setelah masa dormansi terlewati, subang kecil bisa ditanam kembali. Waktu diperlukan untuk penanaman kedua kira-kira sama dgnwaktu penanaman pertama. Subang dr panenan kedua
akan berdiameter 3 cm & adalah bibit siap berbunga. Untuk rata - rata setiap kultivar gladiol, anak subang berdiameter sekitar 1 cm akan menjadi subang bibit siap berbunga dalam waktu 16 bulan.
5) Pemindahan Bibit
Bibit gladiol siap ditanam bila sudah melewati masa dormansinya dgnciri munculnya akar berupa tonjolan kecil berwarna putih melingkar dibagian bawah subang. Pecahnya dormansi juga ditandai dgnmunculnya mata tunas. Bila tunas mencapai tinggi 1 cm, maka subang siap ditanam. Penanaman terlambat menyebabkan tunas semakin tinggi & akar semakin panjang, hingga akan terjadi kerusakan akar pada waktu penanaman.

6.2. Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
Lahan akan di tanami gladiol perlu di ukur pH tanahnya. Bila sesuai dgnpH tanah disyaratkan, lakukan pengukuran luas lahan akan ditanami. Kemudian analisa jenis tanah, apa bila lahan tersebut sebelumnya pernah ditanami gladiol sebaiknya tanah didiamkan minimal selama satu tahun.
2) Pembukaan Lahan
Lahan telah dianalisa, diukur & dibersihkan dr gulma, batu-batuan, serta tanaman liar lain, kemudian bajak & dicangkul sampai gembur. Pengolahan lahan sebaiknya dilakukan 2 minggu sebelum tanam.
3) Pembentukan Bedengan
Bila pemanenan bunga dilakukan setiap saat, maka lahan digunakan sebaiknya dibuat beberapa petak. Pemetakan lahan dimaksudkan agar bisa diatur mana untuk lahan akan diolah, ditanami, & dipanen. Pada
setiap petakan dibuat selokan (saluran air), agar drainase baik & tanaman bisa tumbuh dgnsubur. Lahan selanjutnya diberi pupuk dasar agar tanah tak kekurangan unsur haranya. Luas arel petakan dibuat sesuai dgnkebutuhan, Bila kebutuhan pasar sebanyak 1.000 tangkai setiap dua minggu, maka dibutuhkan lahan seluas 600 m2. Lahan dibuat menjadi 7 petak dgnluas setiap petak 72 m2.
4) Pengapuran
Pengapuran dilakukan pada tanah memiliki derajat kemasaman tanah (pH) kurang dr 5,5.
5) Pemupukan
Pemberian pupuk dasar dilakukan pada saat tanam. Pupuk diberikan ; mengandung unsur N, K, Ca & P, diberikan sesuai dosis dianjurkan.

6.3. Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanam
Tanaman gladiol bisa ditanam dgnsistem gulu& atau tanpa guludan. Jika pengairan menggunakan cara leb, maka penanaman sebaiknya dgngulu& agar air irigasi tak merusak struktur tanah. Beberapa hal perlu diketahui dalam cara penanaman ; tempat & waktu penanaman serta jarak & kedalaman tanaman. Tempat
penanaman gladiol harus terkena cahaya matahari langsung. Atap plastik tembus cahaya & bersih digunakan untuk menghindr kerusakan akibat hujan. Jadwal penanaman disesuaikan dgnkebutuhan berkisar antara 60 - 80 hari, karena umur tanaman tergantung pada kultivarnya.
2) Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat dgnmencangkul lahan sedalam 10-15 cm, untuk subang berdiameter = 2,5 cm.
3) Cara Penanaman
Subang ditanam setelah masa dormansi sekitar 3,5 bulan. Cara penanaman dgnguludan, disesuaikan dgnkedalaman tanam subang gladiol. Bila kedalaman 10 - 15 cm, maka tinggi gulu& dibuat = 15 cm dgnanggapan bahwa lapisan tanah atas lambat laun akan menurun. Bila dilakukan tanpa gulu& maka sering kali tanaman rebah atau tangkai bunga bengkok menyebabkan turunnya kualitas bunga. Kerapatan tanaman perlu diperhatikan karena menentukan kekekaran tanaman & kualitas bunga. Jika jumlah tanaman per meter persegi terlalu banyak, maka tanaman akan menjadi lemah & panjang. Semakin kecil diameter subang maka kerapatan tanam semakin besar.
Untuk anak subang berdiameter kurang dr 1 cm, biasanya ditanam dalam barisan pada guludan. Jarak tanam untuk subang berdiameter = 4 cm ; 20 x 20 cm sedangkan untuk subang berdiameter lebih kecil ditanam lebih rapat.
Dalam menentukan kedalaman tanam perlu diperhatikan ; tekstur tanah & waktu tanam. Pada tekstur tanah berat, (tanah liat & berlempung) subang harus ditanam lebih dangkal dr pada tanah ringan & berpasir. Pada musim kemarau subang ditanami lebih dalam dibanding musim penghujan. Suhu tanah akan lebih rendah pada tempat lebih dalam. Letak bibit dangkal, terutama pada tanah berpasir, akan mengakibatkan tanaman mudah rebah.
4) Pemberian Ajir
Pemberian ajir pada tanaman bunga gladiol dilakukan apabila tanaman rebah atau tangkai bunga bengkok menyebabkan turunnya kualitas bunga. Hal ni bisa terjadi bila penanaman bunga dilakukan tanpa menggunakan guludan.

6.4. Pemeliharaan Tanaman Penyiangan
Penyiangan gulma pada pertanaman anak subang penting karena gulma bisa menutupi pertumbuhan anak subang hingga pertumbuhan terhambat & menyulitkan dalam pemanenan. Penyiangan biasa dilakukan sebelum pemberian pupuk N (saat berumur sekitar 25 hari setelah tanam) & dilakukan tiga kali dalam satu siklus tanaman.

-Pembubunan
Pembubunan dilakukan bersamaan waktunya dgnpenyiangan, untuk menjaga agar subang baru tumbuh tak terlihat di atas tanah.
-Pemupukan
Tanaman gladiol memerlukan pemupukan agar tanaman tumbuh cepat & berproduksi dgnbaik. Jumlah pupuk diberikan sangat bervariasi tergantung pada tekstur tanah, keadaan lingkungan, curah hujan, pengairan & kandungan hara di dalam tanah. Pada tanah berpasir, diperlukan pemupukan lebih sering terutama pada musim penghujan. Pemupukan dilakukan dua kali (umur 20 hari & 45 hari setelah penanaman).
Dosis pemupukan gladiol 90-135 kg N (diberikan sebagian dalam bentuk nitrat, sebagian lagi amonium), 90-180 kg P (sebagai P2O5) & 110-180 kg K (sebagai K2O) per hektar pada tanah berpasir. Pupuk diberikan tak sekaligus, pertama saat tanam, ( pupuk K & P), setelah tanam membentuk 2-3 helai daun diberikan pupuk N sepertiga dosis. Pemberian pupuk N kedua & ketiga masing-masing dilakukan pada saat mulai terbentuknya primordia bunga & setelah panen bunga. Pemupukan terakhir sangat penting guna pembesaran subang & pembentukan anak subang. Pupuk digunakan biasanya TSP & Urea, masing-masing sebanyak satu sendok teh untuk setiap tanam.

-Pengairan & Penyiraman
Pengairan harus diperhatikan karena drainase berpengaruh terhadap tanaman. Penyiraman dilakukan hanya apabila tanah mulai kering (musim kemarau). Waktu Penyemprotan Pestisida Kerusakan tanaman gladiol bisa disebabkan olh hama atau penyakit, bisa diatasi dgnpestisida tepat. Penanggulangan serangan hama digunakan pestisida padat (Aldikarb), dgndosis 300 gram/100 m2 air. Digunakan pestisida cair (Permetrin & deltametrin) dosis 5 cc per 100 m2. Pemberantasan penyakit digunakan pestisida Procymidon, dosis 5 gram/100 m2, atau Kaptofol, dosis 400 gram/100 liter air. Pemberian pestisida sebaiknya setelah
tanaman berumur 50 hari.

7. HAMA & PENYAKIT
7.1. Hama
1) Thrips gladiol (Taeniothrips simplex / Mor)
Hama ni sering dijumpai disetiap area pertanaman gladiol di seluruh dunia, bisa menimbulkan kerusakan berat (di lapangan).
Gejala: bercak - bercak berwarna keperak - perakan pada permukaan daun, merusak jaringan daun / bunga & mengisap cairan keluar dr bagian tanaman dgnmenggunakan alat mulutnya. Tanaman terserang hama ni akan timbul bercak-bercak putih & akhirnya menjadi coklat & mati. Serangga muda (nimfa) berwarna kuning pucat & lebih suka makan pada bagian bunga & kuncup. Panjang tubuh hama dewasa ± 2,5 mm, berbentuk ramping, pipih, berwarna coklat tua atau hitam.
Pengendalian: bisa dilakukan dgnpenyiangan gulma atau dgnmenggunakan insektisida mengandung dimetoat, endusolfan, formothion, karbaril, merkaptodimetur & metomil.

2) Kutu putih (Pseudococcus sp.)
Gejala: menyerang umbi gladiol saat penyimpanan, & di lapangan, dgnmenusukan alat mulutnya kedalam umbi untuk menghisap cairan tanaman, hingga tunas / akar terhambat pertumbuhannya & gagal panen. Pada serangan berat umbi jadi keriput, kering & mati. Ukuran tubuh serangga dewasa betina 4 mm & mampu bertelur sampai 200 butir (diletakan berkelompok).
Pengendalian: merendam subang dalam larutan insektisida 30-60 menit, mengandung bahan aktif asefat, nikotin, triazofos, kuinalfos & lainnya.

3) Ulat pemakan daun (Larva Lepidoptera)
Gejala: hama ni menyerang dgnmembuat lubang-lubang pada permukaan daun & bunga. Bentuk, warna, ukuran larva - larva sebagai minor pest pada tanaman gladiol sangat bervariasi, tergantung pada spesiesnya. Panjang ulat famili Lymantriidae mencapai 3,5 - 4,0 cm.
Penanggulangan: menyemprot insektisida berbahan aktif Bacillus thuringiensis.

7.2. Penyakit
1) Layu fusarium (Penyakit busuk kering fusarium)
Penyebab: cendawan F. oxysporum var. gladiol atau F. orthoceras var gladiol.
Gejala: daun gladiol terserang menguning, agak memilin. Pada serangan lebih lanjut, pertumbuhan tanaman kerdil & mudah patah. Pada subang terserang tampak bercak & dalam keadaan lembab hifa patogen berwarna putih seperti kapas menutupi permukaan bercak tadi & menjalar kebagian tanaman lainnya.
Pengendalian: menyimpan subang ditempat tak lembab serta merendam sebelum ditanam, kedalam larutan suspensi fungisida benlate selama 30 menit.

2) Busuk kering
Penyebab: cendawan Botrytis cinerea atau B. gladiolorum.
Gejala: bunga berbintik - bintik, berkembang menjadi bercak - bercak, subang terserang busuk daun bintik - bintik agak kelabu, kemudian berkembang menjadi bercakbercak berwarna hitam keabu - abuan. Pengendalian: menganginkan (mengeringkan) subang dipanen sebelum disimpan pada tempat kering atau dgnmenyemprotkan fungisida captan, zineb atau nabam.

3) Busuk keras
Penyebab: Septoria gladioli.
Gejala: sama dgngejala busuk kering, tetapi berbeda pada tubuh buah patogennya. Bintik - bintik kecil coklat tampak pada permukaan bagian bawah / bagian atas daun terserang patogen. Tanaman / bibit terserang patogen tersebut umumnya berasal dr anak subang, sedang berasal dr subang jarang terserang.
Pengendalian: sama seperti untuk busuk kering.

4) Busuk kubang (Busuk kapang biru)
Penyebab: cendawan Penicillium gladioli termasuk patogen lemah. Patogen masuk & menginfeksi subang gladiol bila di bagian subang terbisa luka disebabkan olh serangga, alat - alat pertanian & sebagainya.
Gejala: pada subang terserang patogen tersebut terbisa lesio berwarna merah kecoklatan dalam waktu singkat bagian tersebut akan ditutupi koloni cendawan berwarna biru & subang membusuk.
Pengendalian: menyimpan subang dgnbaik, setelah dikering udarakan dahulu, serta mencegah subang luka.

5) Hawar bakteri
Penyebab: Xanthomonas gummisudan. berkembang dgncepat pada keadaan lingkungan basah atau drainase kurang baik.
Gejala: ada bercak - bercak horizontal cekung berair berwarna hijau tua berubah menjadi coklat & berkembang
sampai menutupi hampir seluruh permukaan daun sampai daun kering. Patogen ditularkan melalui subang atau percikan air hujan.
Pengendalian: memilih subang sehat & merendam subang tanpa kulit selama 2 jam dalam suspensi larutan bakterisida.

8. P A N E N
Cara Budidaya bunga gladiol bisa diatur sedemikian rupa hingga panen bisa dilakukan setiap minggu. Biasanya Cara Budidaya tanaman gladiol dilakukan berdasarkan pesanan pasar, hingga panen bisa terus dilakukan pada waktu telah ditentukan.

8.1. Ciri & Umur Panen

Tanaman gladiol berbunga pada umur 60 - 80 hari setelah tanam, tergantung pada kultivarnya. Bunga pertama akan mekar sekitar 10 hari setelah primordia bunga muncul.
Bunga bisa dipetik setelah warna dr 1 atau 2 floret terbawah telah bisa dilihat dgnjelas tetapi belum mekar. Jika kuncup bunga dibiarkan sampai mekar penuh, kerusakan akan mudah terjadi terutama selama pengemasan & pengangkutan. Bila bunga dipanen terlalu awal, (sebelum floret terbawah menampakan warna bunga), maka akan ada
kemungkinan bunga tak bisa mekar dgnsempurna.

8.2. Cara Panen
Pemanenan dilakukan secara hati - hati dgnmenyertakan 2 - 3 daun pada tangkai bunga & menyisakan daun - daun pada tanaman sebanyak mungkin minimum 4 daun. Pemotongan tangkai bunga dgnpisau tajam & bersih supaya terhindar dr kontaminasi jasad renik Jika menggunakan pisau tumpul, terjadi luka lebih lebar pada permukaan dasar tangkai bunga, memungkinkan terjadi infeksi.

8.3. Periode Panen
Bunga gladiol tergolong bunga mudah kehilangan air. Sebaiknya panen bunga dilakukan pagi hari, karena saat tersebut bunga gladiol berturgor optimum. Kandungan karbohidrat rendah bisa diperbaiki dgnlarutan pengawet mengandung gula.
Panen bunga tak dianjurkan pada saat suhu udara tinggi (siang hari) atau pada turgor rendah, bunga basah olh embun, hujan atau sebab lain. Bunga basahakan mudah terserang olh cendawan Botrytis gladiolorum (blight), walaupun pada kondisi suhu udara rendah.

8.4. Prakiraan Produksi
Untuk seluas 1 hektar akan menghasikan panen bunga ± sebanyak 200.000 potong. Cara Budidaya bunga potong gladiol bisa diatur sedemikian rupa hingga panen bunga (pemanenan terbanyak) dilakukan setiap minggu. Secara teknis bisa diatur dgnpemetakan lahan, hingga dalam satu saat terbisa lahan siap olah, siap tanam,& siap panen.

9. PASCA PANEN
9.1. Pengumpulan
Bunga gladiol sangat peka terhadap kekuatan gaya berat & akan selalu cenderung melengkung pada suhu udara tinggi, hingga berakibat terjadinya perubahan bentuk & penurunan kualitas. Olh karena seperti itubunga potong gladiol dipanen dikumpulkan & diletakan tegak lurus diruangan pada suhu udara rendah (selama
penyimpanan / pengangkutan).

9.2. Penyortiran & Penggolongan
Setelah dipanen, dilakukan penyortiran & penggolongan sesuai dgnukuran. Bunga dibersihkan dr kotoran menempel, dgnhati - hati,(bila perlu) cukup diperciki atau disemprot air saja. Hal ni menjaga agar mahkota bunga tak rusak. Bunga dipilih bagus bentuknya, tak terkena penyakit atau luka, dikelompokan sesuai dgnkebutuhan, (berdasarkan tingkat kesegaran / ukuran bunga). Penggolongan ni dimaksudkan untuk mempertahankan nilai jual hingga bunga bagus tak turun harganya akibat tercampur dgn bunga gladiol berkualitas rendah.

9.3. Penyimpanan
Penyimpanan bertujuan untuk memperlambat proses kelayuan bunga sebelum sampai kekonsumen, biasanya dilakukan pada saat bunga: a) Baru saja dipetik, menunggu pemanenan selesai.
b) Setelah dipanen tak segera dijual / diangkut.
c) Diperjalanan sebelum sampai kekonsumen.
Dalam tahap ini, bunga dikondisikan agar tetap segar, karena bunga potong sangat sensitif terhadap dehidrasi maka air hilang harus diimbangi dgnlarutan perendam mengandung air & senyawa lain diperlukan.
Penyimpanan berkaitan erat dgnsuhu udara. Makin rendah suhu udara, makin lambat terjadi penurunan mutu. Suhu udara penyimpanan bunga berasal dr daerah tropika relatif lebih tinggi, umumnya berkisar antara 0 - 5 derajat C.

9.4. Pengemasan & Pengangkutan
Sistem pengemasan baik bertujuan melindungi bunga selama pengangkutan & sebagai sarana promosi bisa meningkatkan harga jual. Cara pengemasan paling sederhana yaseperti itudgnmembungkus tangkai bunga dgndaun pisang, kemudian memasukan kedalam ember berisi air hingga tangkai bunga tercelup & membungkus bagian atas bunga dgnplastik sebelumnya sudah dilubangi. Pengemasan seperti ni umum dilakukan olh pedagang pengecer langsung berhubungan dgnkonsumen. Pengemasan lebih baik biasa untuk bunga akan menempuh perjalanan atau untuk promosi, digunakan bahan pengawet ; sukrosan & 8 hydroxyquinoline citrate. Mengingat sifat bunga selalu dikonsumsi dalam keadaan segar & bagus berpenampilan maka dituntut sistem pengangkutan bolh bergerak cepat. Faktor perlu diperhatikan yaseperti itusuhu udara selama pengangkutan & susunan kemasan agar tak terlalu tinggi serta tahan goncangan. Sarana pengangkutan biasa menggunakan mobil box dilengkapi alat pengatur suhu udara.

10. ANALISIS EKONOMI CARA BUDIDAYA TANAMAN
10.1. Analisis Usaha Cara Budidaya
Perkiraan analisis Cara Budidaya gladiol luas lahan 1 ha dalam 1 musim tanam dilakukan pada tahun 1999 di daerah Bogor. 1) Biaya produksi:
1. Bibit: umbi bibit (subang) 190.000 bh @ Rp. 50,- Rp. 9.500.000,-
2. Pupuk
- Pupuk buatan NPK: 100 kg @ Rp. 2000,- Rp. 200.000,-
- (Urea, TSP, KCL): 834 kg @ Rp. 4.500,- Rp. 3.753.000,-
3. Tenaga kerja
- Tenaga kerja sewa 120 OH @ Rp. 10.000,- Rp. 1.200.000,-
- Tenaga kerja keluarga 120 OH @ Rp. 15.000,- Rp. 1.800.000,-
4. Pestisida: 15 kg @ Rp. 75.000,- Rp. 1.125.000,-
5. Sewa lahan/ha Rp. 1.500.000,-
Jumlah biaya produksi Rp. 19.078.000,-
2) Pendapatan: bunga potong (tangkai) 214.000 @ Rp. 100,- Rp. 21.400.000,-
3) Keuntungan Rp. 2.322.000,-
4) Parameter kelayakan usaha
1. Rasio output/input = 1,122
10.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Usaha tani gladiol adalah usaha komersial karena sebagian besar produksinya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pasar atau konsumen. Berdasarkan hal tersebut, pengkajian aspek Agro Ekonomi usaha tani gladiol mencakup kegiatan produksi, konsumsi & pemasaran.
Kebanyakan usaha tani gladiol dilakukan di daerah dataran tinggi sesudah tanaman sayuran, tanaman padi & tanaman hias lainnya (Warsito & Sutater, 1889). Produksi per hektar bunga potong gladiol di tingkat petani baru mencapai 169.189 tangkai & produksi bibit (subang) mencapai 136.406 umbi (Ameriana, dkk., 1991).
Volume permintaan dalam negeri 127.200 tangkai per minggu (BCI & Nehem, 1987), terbisa kecenderungan bahwa permintaan terus meningkat. Untuk mengimbangi permintaan konsumen, rumpang hasil produksi bunga harus ditingkatkan demikian juga mutu bunga potongnya. Sampai saat ni DKI Jakarta masih adalah pasar bunga potong
terbesar dgnvolume penjualan perminggu mencapai 54.700 tangkai dibandingkan dgnkota lainnya. Hal ni sejalan dgnpeningkatan pendapatan masyarakat, pembangunan, komplek perumahan, perkotaan, & perkembangan pariwisata (Sutater & Asandhi, 1991).
Pasar bunga potong asal Indonesia akhir - akhir ni cukup menggembirakan. Tim Direktorat Bina Produksi Hortikultura (1988) mencatat bahwa peringkat ekspor bunga ke Eropa ; bunga potong (43,38%), tanaman hias (38,65%), & umbi bunga (12,26%). Dalam artikel “Indonesia Belum Tanggapi Dunia akan Permintaan Bunga Potong Tropis” (1992) dicatat bahwa konsumsi bunga potong untuk kota - kota besar hingga kni masih didominasi olh Jakarta, menyerap 60% dr total produksi bunga nasional. Bisnis bunga mencapai Rp. 2,15 milyar per bulan atau 25,8 milyar per tahun di Jakarta terbisa 327 florist & 227 kios penjual bunga. Dalam artikel “Dr Bisnis Asalan Menuju Industri Bunga “ (1993) dilaporkan bahwa konsumsi bungapotong 1992 di kota - kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang, Denpasar, Semarang, & Ujung Pandang 1.928.000 tangkai, 1.283.250 tangkai untuk Jakarta, karena hotel-hotel di Jakarta sebulan menghabiskan biaya sebesar Rp. 75.000 - Rp. 85 juta untuk pembelian bunga.

11. STANDAR PRODUKSI
11.1. Ruang Lingkup
Standar produksi meliputi: klasifikasi & standar mutu, cara pengambilan contoh & pengemasan.
11.2. Diskripsi
Standar mutu bunga gladiol potong di Indonesia tercantum dalam standar Nasional Indonesia SNI 01–4479–1998
11.3. Klasifikasi & Standar Mutu
Berdasarkan panjang tangkainya, bunga gladiol dikelompokan dalam lima kelas yaseperti ituSuper, Panjang, Medium, Pendek& Mini.
a) Kelas super: panjang tangkai > 95 cm
b) Kelas panjang: panjang tangkai 76–94 cm
c) Kelas medium: panjang tangkai 61–75 cm
d) Kelas pendek: panjang tangkai 51–60 cm
e) Kelas mini: panjang tangkai 30–50 cm
Selain berdasarkan panjang tangkai, bunga gladiol dikelompokan berdasarkan penampilan & kondisi fisik lainnya hingga terbisa bunga gladiol potong dgnmutu kelas AA, A, B & C.
a) Panjang tangkai (cm): kelas AA>95; kelas A=76–94; kelas B=61-75; kelas C=51- 60.
b) Jumlah minimum floret pertangkai: kelas AA=16; kelas A=14; kelas B=12; kelas C=10.
c) Keseragaman (%): kelas AA=100; kelas A=95: kelas B=95; kelas C<95. aa="100;" a="95;" b="95;" aa="100;" a="95;" b="95;" aa="1-2;" a="1–2;" b="2-3;" c="2–3." aa="0;" a="5;" b="10;">10.
i) Benda asing/kotoran (%): kelas AA=0; kelas A=1; kelas B=2; kelas C=3.
Untuk mendapatkan jenis & mutu sesuai dgnstandar maka harus dilakukan pengujian meliputi:
a) Penetapan panjang tangkai bunga
Hitung jumlah seluruh bunga contoh, ukur satu persatu bunga contoh, kemudian pisahkan bunga panjangnya tak memenuhi syarat kelas disebutkan dalam kemasan. Hitung jumlah seluruh bunga contoh panjangnya memenuhi syarat. Hitung presentase bunga panjangnya memenuhi syarat terhadap seluruh bunga contoh.
b) Penetapan jumlah floret per tangkai, jumlah floret mulai mekar, kerusakan mekanik
Hitung jumlah seluruh bunga contoh, hitung satu persatu jumlah floret per tangkai dr seluruh bunga contoh kemudian pisahkan tangkai bunga jumlah floretnya tak memenuhi syarat kelas disebutkan dalam kemasan. Hitung jumlah seluruh bunga contoh jumlah floret per tangkainya memenuhi syarat. Hitung prosentase bunga memenuhi syarat terhadap jumlah seluruh bunga contoh.
c) Penetapan keseragaman, warna spesifik & bebas hama
Hitung jumlah seluruh bunga contoh, amati satu per satu bunga contoh, lalu pisahkan bunga tampak tak seragam. Hitung jumlah bunga seragam & hitung prosentase bunga seragam terhadap jumlah seluruh bunga contoh.
d) Penetapan kelurusan tangkai
Letakan bunga gladiol diuji diatas meja kerja telah diberi garis lurus sepanjang 1 meter atau lebih. Bagian pangkal tangkai lurus diletakan pada garis lurus tersebut, sementara seperti itubagian ujung tangkai melengkung akan menjauhi garis lurus tadi. Ukur jarak ujung tangkai bunga terhadap garis lurus diatas meja menggunakan mistar tersedia. Deviasi atau kurvaktur maksimal 7,5 cm tergantung kelas.
e) Penetapan benda asing
Pisahkan & kumpulkan benda asing dijumpai pada bunga atau dalam kemasan bunga contoh. Selanjurtya timbang benda asing tersebut & juga seluruh bunga contoh. Hitung presentase berat benda asing terhadap berat seluruh bunga contoh.
11.4. Pengambilan Contoh
Dr satu partai atau lot bunga gladiol terdiri atas maksimum 1.000 kemasan, contoh diambil secara acak sejumlah seperti tersebut berikut ini:
a) Contoh diambil semua, jumlah kemasan bunga dalam partai 1–5.
b) Contoh diambil sekurang-kurangnya 5, jumlah kemasan bunga dalam partai 6–100.
c) Contoh diambil sekurang-kurangnya 7, jumlah kemasan bunga dalam partai 101–300.
d) Contoh diambil sekurang-kurangnya 9, jumlah kemasan bunga dalam partai 301–500.
e) Contoh diambil sekurang-kurangnya 10, jumlah kemasan bunga dalam partai 501–1001.
Dr setiap kemasan contoh dipilih secara acak diambil sekurang - kurangnya tiga tangkai bunga. Untuk kemasan contoh dgnisi kurang dr tiga tangkai, diambil satu tangkai. Dr sejumlah tangkai terkumpul kemudian diambil secara acak contoh berjumlah sekurang-kurang lima tangkai diuji. Petugas pengambil contoh harus memenuhi syarat, yaseperti ituorang telah dilatih terlebih dahulu & diberi wewenang untuk melakukan hal tersebut.

11.5 Pengemasan
Untuk pasar lokal, bunga gladiol bolh tak dikemas, bunga diletakkan berdiri dalam ember plastik diberi air perendam tangkai. Kedalam air perendam seyogyanya ditambahkan bahan pengawet bunga. Untuk pasar jarak jauh, bunga gladiol sebaiknya dikemas dgnkeranjang bambu diberi lapisan daun pisang, lembaran plastik atau
kertas. Untuk eksport bunga gladiol harus dikemas dgnkotak karton sesuai dgndiberi lapisan plastik tipis atau kertas dibagian dalamnya. Ujung tangkai bunga diberi kapas dibasahi dgnlarutan pengawet kemudian ditutup plastik. Jumlah bunga dalam tiap kemasan disesuaikan dgnpermintaan pasar.
Label atau gantungan (tag) menyertai setiap kemasan harus mudah dilihat/diambil & berisi informasi.
a) Produksi Indonesia.
b) Nama perusahaan/eksportir.
c) Nama kultivar.
d) Kelas mutu.
e) Jumlah bunga dalam kemasan.
f) Berat kotor.
g) Berat bersih.
h) Identitas pembelian ditempat tujuan.
i) Tanggal panen & perkiraan daya tanah.
j) Petunjuk penanganan (suhu udara, kelembaban) dianjurkan.

0 comments: