Tuesday, June 10, 2008

Cara Budidaya Cacing Tanah

Author:
Kemal Prihatman
Published Year:
2000

1. Sejarah Singkat

Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tak mempunyai tulang belakang (invertebrata). Cacing tanah termasuk kelas Oligochaeta. Famili terpenting dr kelas ini Megascilicidae & Lumbricidae. Cacing tanah bukanlah hewan asing bagi masyarakat kita, terutama bagi masyarakat pedesaan. Namun hewan ini mempunyai potensi sangat menakjubkan bagi kehidupan & kesejahteraan manusia.

2. Sentra Peternakan

Sentra peternakan cacing terbesar terbisa di Jawa Barat khususnya Bandung - Sumedang & sekitarnya.

3. Jenis Cacing

Jenis-jenis paling banyak dikembangkan oleh manusia berasal dr famili Megascolicidae & Lumbricidae dgn genus Lumbricus, Eiseinia, Pheretima, Perionyx, Diplocardi & Lidrillus.

Beberapa jenis cacing tanah kini banyak diternakkan antara lain: Pheretima, Perionyx & Lumbricus. Ketiga jenis cacing tanah ini menyukai bahan organik berasal dr pupuk kandang & sisa-sisa tumbuhan.

  • Cacing tanah jenis Lumbricus mempunyai bentuk tubuh pipih. Jumlah segmen dimiliki sekitar 90-195 & klitelum terletak pada segmen 27-32. Biasanya jenis ini kalah bersaing dgn jenis lain sehingga tubuhnya lebih kecil. Tetapi apabila diternakkan besar tubuhnya bsa menyamai or melebihi jenis lain.
  • Cacing tanah jenis Pheretima segmennya mencapai 95-150 segmen. Klitelumnya terletak pada segmen 14-16. Tubuhnya berbentuk gilik panjang & silindris berwarna merah keunguan. Cacing tanah termasuk jenis Pheretima antara lain cacing merah, cacing koot & cacing kalung.
  • Cacing tanah jenis Perionyx berbentuk gilik berwarna ungu tua sampai merah kecokelatan dgn jumlah segmen 75-165 & klitelumnya terletak pada segmen 13 & 17. Cacing ini biasanya agak manja sehingga dlm pemeliharaannya diperlukan perhatian lebih serius.

Cacing jenis Lumbricus rubellus memiliki keunggulan lebih dibanding kedua jenis lain di atas, karena produktivitasnya tinggi (penambahan berat badan, produksi telur/anakan & produksi bekas cacing “kascing”) serta tak banyak bergerak

4. Manfaat Cacing

Dlm bidang pertanian, cacing menghancurkan bahan organik sehingga memperbaiki aerasi & struktur tanah. Akibatnya lahan menjadi subur & penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi baik. Keberadaan cacing tanah akan meningkatkan populasi mikroba menguntungkan tanaman. Selain itu juga cacing tanah bisa digunakan sebagai:

  1. Bahan Pakan Ternak
    Berkat kandungan protein, lemak & mineralnya tinggi, cacing tanah bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti unggas, ikan, udang & kodok.
  2. Bahan Baku Obat & bahan ramuan untuk penyembuhan penyakit.
    Secara tradisional cacing tanah dipercaya bisa meredakan demam, menurunkan tekanan darah, menyembuhkan bronchitis, reumatik sendi, sakit gigi & tipus.
  3. Bahan Baku Kosmetik
    Cacing bisa diolah untuk digunakan sebagai pelembab kulit & bahan baku pembuatan lipstik.
  4. Makanan Manusia
    Cacing adalah sumber protein berpotensi untuk dimasukkan sebagai bahan makanan manusia seperti halnya daging sapi or ayam.

5. Persyaratan Lokasi

  1. Tanah sebagai media hidup cacing harus mengandung bahan organik dlm jumlah besar.
  2. Bahan-bahan organik tanah bisa berasal dr serasah (daun gugur), kotoran ternak or tanaman & hewan mati. Cacing tanah menyukai bahan-bahan mudah membusuk karena lebih mudah dicerna oleh tubuhnya.
  3. Untuk pertumbuhan baik, cacing tanah memerlukan tanah sedikit asam sampai netral or ph sekitar 6-7,2. Dgn kondisi ini, bakteri dlm tubuh cacing tanah bisa bekerja optimal untuk mengadakan pembusukan or fermentasi.
  4. Kelembaban optimal untuk pertumbuhan & perkembangbiakan cacing tanah ; antara 15-30 %.
  5. Suhu diperlukan untuk pertumbuhan cacing tanah & penetasan kokon ; sekitar 15–25 derajat C or suam-suam kuku. Suhu lebih tinggi dr 25 derajat C masih baik asal ada naungan cukup & kelembaban optimal.
  6. Lokasi pemeliharaan cacing tanah diusahakan agar mudah penanganan & pengawasannya serta tak terkena sinar matahari secara langsung, misalnya di bawah pohon rindang, di tepi rumah or di ruangan khusus (permanen) atapnya terbuat dr bahan-bahan tak meneruskan sinar & tak menyimpan panas.

6. Pedoman Teknis Cara Budidaya

6.1. Penyiapan Sarana & Peralatan

Pembuatan kandang sebaiknya menggunakan bahan-bahan murah & mudah dibisa seperti bambu, rumbia, papan bekas, ijuk & genteng tanah liat.

Salah satu contoh kandang permanen untuk peternakan skala besar ; berukuran 1,5 x 18 m dgn tinggi 0,45 m. Didalamnya dibuat rak-rak bertingkat sebagai tempat wadah-wadah pemeliharaan. Bangunan kandang bisa pula tanpa dinding (bangunan terbuka).

Model-model sistem Cara Budidaya, antara lain rak berbaki, kotak bertumpuk, pancing bertingkat or pancing berjajar.

6.2. Pembibitan

Persiapan diperlukan dlm pemCara Budidayaan cacing tanah ; meramu media tumbuh, menyediakan bibit unggul, mempersiapkan kandang cacing & kandang pelindung.

  1. Pemilihan Bibit Calon Induk
    Sebaiknya dlm beternak cacing tanah secara komersial digunakan bibit sudah ada karena diperlukan dlm jumlah besar. Namun apabila akan dimulai dr skala kecil bisa pula dipakai bibit cacing tanah dr alam, yaitu dr tumpukan sampah membusuk or dr tempat pembuangan kotoran hewan.
  2. Pemeliharaan Bibit Calon Induk
    Pemeliharaan bisa dibagi menjadi beberapa cara:
    1. pemeliharaan cacing tanah sebanyak-banyaknya sesuai tempat digunakan. Cacing tanah bisa dipilih muda or dewasa. Bila sarang berukuran tinggi sekitar 0,3 m, panjang 2,5 m & lebar kurang lebih 1 m, bisa ditampung sekitar 10.000 ekor cacing tanah dewasa.
    2. pemeliharaan dimulai dgn jumlah kecil. Bila jumlahnya telah bertambah, sebagian cacing tanah dipindahkan ke bak lain.
    3. pemeliharaan kombinasi cara a & b.
    4. pemeliharaan khusus kokon sampai anak, setelah dewasa di pindah ke bak lain.
    5. Pemeliharaan khusus cacing dewasa sebagai bibit.
  3. Sistem Pemuliabiakan
    Apaapabila media pemeliharaan telah siap & bibit cacing tanah sudah ada, maka penanaman bisa segera dilaksanakan dlm wadah pemeliharaan. Bibit cacing tanah ada tidaklah sekaligus dimasukan ke dlm media tetapi harus dicoba sedikit demi sedikit. Beberapa bibit cacing tanah diletakkan di atas media, kemudian diamati apakah bibit cacing itu masuk ke dlm media or tidak. Bila tampak masuk, baru bibit cacing lain dimasukkan. Setiap 3 jam sekali diamati, mungkin ada berkeliaran di atas media or ada meninggalkan media (wadah). Apaapabila dlm waktu 12 jam tak ada meninggalkan wadah berarti cacing tanah itu betah & media sudah cocok. Sebaliknya apabila media tak cocok, cacing akan berkeliaran di permukaan media. Untuk mengatasinya, media harus segera diganti dgn baru. Perbaikan bisa dilakukan dgn cara disiram dgn air, kemudian diperas hingga air perasannya tampak berwarna bening (tak berwarna hitam or cokelat tua).
  4. Reproduksi, Perkawinan
    Cacing tanah termasuk hewan hermaprodit, yaitu memiliki alat kelamin jantan & betina dlm satu tubuh. Namun demikian, untuk pembuahan, tak bisa dilakukannya sendiri. Dr perkawinan sepasang cacing tanah, masing-masing akan dihasilkan satu kokon berisi telur-telur.
    Kokon berbentuk lonjong & berukuran sekitar 1/3 besar kepala korek api. Kokon ini diletakkan di tempat lembab. Dlm waktu 14-21 hari kokon akan menetas. Setiap kokon akan menghasilkan 2-20 ekor, rata-rata 4 ekor. Diperkirakan 100 ekor cacing bisa menghasilkan 100.000 cacing dlm waktu 1 tahun. Cacing tanah mulai dewasa setelah berumur 2-3 bulan ditandai dgn adanya gelang (klitelum) pada tubuh bagian depan. Selama 7-10 hari setelah perkawinan cacing dewasa akan dihasilkan 1 kokon.

6.3. Pemeliharaan

  1. Pemberian Pakan
    Cacing tanah diberi pakan sekali dlm sehari semalam sebanyak berat cacing tanah ditanam. Apaapabila ditanam 1 Kg, maka pakan harus diberikan juga harus 1 Kg. Secara umum pakan cacing tanah ; berupa semua kotoran hewan, kecuali kotoran cuma dipakai sebagai media.
    Hal perlu diperhatikan dlm pemberian pakan pada cacing tanah, antara lain :
    1. pakan diberikan harus dijadikan bubuk or bubur dgn cara diblender.
    2. bubur pakan ditaburkan rata di atas media, tetapi tak menutupi seluruh permukaan media, sekitar 2-3 dr peti wadah tak ditaburi pakan.
    3. pakan ditutup dgn plastik, karung , or bahan lain tak tembus cahaya.
    4. pemberian pakan berikutnya, apaapabila masih tersisa pakan terdahulu, harus diaduk & jumlah pakan diberikan dikurangi.
    5. bubur pakan akan diberikan pada cacing tanah mempunyai perbandingan air 1:1.
  2. Penggantian Media
    Media sudah menjadi tanah/kascing or telah banyak telur (kokon) harus diganti. Supaya cacing cepat berkembang, maka telur, anak & induk dipisahkan & ditumbuhkan pada media baru. Rata rata penggantian media dilakukan dlm jangka waktu 2 minggu.
  3. Proses Kelahiran
    Bahan untuk media pembuatan sarang adalah: kotoran hewan, dedaunan/Buah-buahan, batang pisang, limbah rumah tangga, limbah pasar, kertas koran/kardus/kayu lapuk/bubur kayu.

Bahan tersedia terlebih dahulu dipotong sepanjang 2,5 cm. Berbagai bahan, kecuali kotoran ternak, diaduk & ditambah air kemudian diaduk kembali. Bahan campuran & kotaran ternak dijadikan satu dgn persentase perbandingan 70:30 ditambah air secukupnya supaya tetap basah.

7. Hama & Penyakit

Keberhasilan beternak cacing tanah tak terlepas dr pengendalian terhadap hama & musuh cacing tanah. Beberapa hama & musuh cacing tanah antara lain: semut, kumbang, burung, kelabang, lipan, lalat, tikus, katak, tupai, ayam, itik, ular, angsa, lintah, kutu & lain-lain.

Musuh juga ditakuti ; semut merah memakan pakan cacing tanah mengandung karbohidrat & lemak. Padahal kedua zat ini diperlukan untuk penggemukan cacing tanah. Pencegahan serangan semut merah dilakukan dgn cara disekitar wadah pemeliharaan (dirambang) diberi air cukup.

8. Panen

Dlm beternak cacing tanah ada dua hasil terpenting (utama) bisa diharapkan, yaitu biomas (cacing tanah itu sendiri) & kascing (bekas cacing). Panen cacing bisa dilakukan dgn berbagai cara salah satunya ; dgn mengunakan alat penerangan seperti lampu petromaks, lampu neon or bohlam. Cacing tanah sangat sensitif terhadap cahaya sehingga mereka akan berkumpul di bagian atas media. Kemudian kita tinggal memisahkan cacing tanah itu dgn medianya.

Ada cara panen lebih ekonomis dgn membalikan sarang. Dibalik sarang gelap ini cacing biasanya berkumpul & cacing mudah terkumpul, kemudian sarang dibalik kembali & pisahkan cacing tertinggal.

Bila pada saat panen sudah tampak adanya kokon (kumpulan telur), maka sarang dikembalikan pada wadah semula & diberi pakan hingga sekitar 30 hari. Dlm jangka waktu itu, telur akan menetas. & cacing tanah bisa diambil untuk dipindahkan ke wadah pemeliharaan baru & kascingnya siap di panen.

9. Pascapanen

-

10. Analisis Ekonomi Cara Budidaya

10.1. Analisis Usaha Cara Budidaya

Perkiraan analisis Cara Budidaya cacing tanah di Bandung (Jawa Barat) pada tahun 1999 ; sebagai berikut:

1. Modal Tetap

a. Sewa tanah seluas 200 m2/tahun Rp 120.000

b. Kandang pelindung:bahan bambu & atap rumbia Rp 150.000

c. Kandang ternak uk. 1,5x18 m2, tingi 50cm (11 bh) Rp 600.000

d. Media


Bahan Media 6 ton @Rp 100.000 Rp 600.000

Plastik 200m @Rp 1.600 Rp 320.000

Pelepah pisang Rp 25.000

Jumlah Rp 1.815.000

2. Biaya Penyusutan

a. Sewa tanah Rp 40.000

b. Kandang pelindung Rp 16.667

c. Kandang ternak Rp 66.667

d. Media


Bahan media 6 ton Rp 300.000

Plastik 200m Rp 160.000

Pelepah pisang Rp 6.250

Jumlah Rp 589.584

3. Modal Kerja

a. Bibit sebanyak 40 kg @Rp 200.000,00/kg Rp 8.000.000

b. Pakan - limbah sayur(petsai, mentimun) 5 ton @ Rp 500 Rp 2.500.000

c. Tenaga kerja 4 orang @Rp 100.000/bulan Rp 400.000

Jumlah Rp 10.900.000

4. Jumlah Modal Kerja

a. Modal Tetap Rp 2.500.000

b. Modal Kerja Rp 10.900.000

Jumlah Rp 12.715.000

5. Produksi /4 bulan

Selama 4 bulan 1600 kg @ Rp.210.000/kg Rp 336.000.000

6. Biaya Produksi /4 bulan

a. Biaya penyusutan Rp 589.584

b. Modal Kerja Rp 10.900.000

Jumlah Rp 11.489.584

7. Keuntungan /4 bulan

a. Produksi /4 bulan Rp 336.000.000

b. Biaya Produksi /4 bulan Rp 11.489.584

Jumlah Rp 324.510.416

8. Breakeven Point

a. Keuntungan/4 bulan Rp 324.510.416

b. Biaya Produksi /4 bulan Rp 11.489.584

Jumlah
Rp 313.020.822

Keuntungan Bersih selama 4 bulan Rp 313.020.822

Untung Bersih Produksi Rp. 313.020.822/120 hr
Rp 2.608.506

BEP = Biaya Tetap [ 1 - (Biaya Penyusutan : Keuntungan)]
= Rp. 1.815.000,00 [ 1 - (Rp. 589.584 : Rp. 324.510.416,-)]

= Rp. 1.815.000,00 [ 1- 0.0018 ]
= Rp. 1.815.000,00 X 0.9982
= Rp. 1.811.733,00




Artinya tingkat hasil penjualan sebesar Rp. 1.811.733,00/4 bulan

9. Tingkat Pengembalian Modal


Jumlah Modal Diperlukan

Modal Kembali = --------------------------------------------- x 1bulan


(keuntungan + penyusutan)

= 1,733 bulan or 2 bulan dlm 1 kali Produksi

Jadi tempo diperlukan untuk menutupi kembali Investasi ; dlm 1 kali panen or 2 bulan.

10.2. Gambaran Peluang Agribisnis

Cacing tanah adalah komoditi ekspor belakangan ini menbisa respon besar dr para petani ataupun pengusaha. Hal ini disebabkan karena besarnya permintaan pasar internasional & masih kurangnya produksi cacing tanah. Cara Budidaya cacing tanah bisa memberikan hasil besar dgn penanganan baik.

11. Daftar Pustaka

  1. Asep, Wawancara dgn Peternak Cacing Tanah ( Bandung : Jum' at, 2 Juli 1999).
  2. Budiarti, Asiani, Palungkun, Roni, Cacing Tanah (Jakarta : Penebar Swadaya, 1992).
  3. Endang, Wawancara dgn Peternak Cacing Tanah (Bogor : Jum' at, 8 Juli 1999).
  4. Hamzah, Wawancara dgn Peternak Cacing Tanah (Bogor : Jum' at, 8 Juli 1999).
  5. Hud, Wawancara dgn Peternak Cacing Tanah (Bogor : Jum' at, 8 Juli 1999).
  6. Rudi, Wawancara dgn Peternak Cacing Tanah ( Bandung : Jum' at, 2 Juli 1999).
  7. Sayuti, Fahri, Pedoman Praktis Cara Budidaya Cacing Tanah (Bandung : Pusat Latihan & Pengembangan, 1999).
  8. Syaeful, Wawancara dgn Peternak Cacing Tanah (Bogor : Jum' at, 8 Juli 1999).
  9. Waluyo, Neno, Wawancara dgn Mahasiswa Peternak Cacing Tanah (Bogor : Kamis, 24 Juni l999).

12. Kontak Hubungan

  1. Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS
    Jl. Sunda Kelapa No. 7 Jakarta
    Tel. 021 390 9829
    Fax. 021 390 9829
  2. Kantor Menteri Negara Riset & Teknologi,
    Deputi Bidang Pendayagunaan & Pemasyarakatan Iptek,
    Gedung II BPPT Lantai 6,
    Jl. M.H.Thamrin No. 8,
    Jakarta 10340, Indonesia,
    Tel. +62 21 316 9166~69,
    Fax. +62 21 310 1952,
    Web: http://www.ristek.go.id

Jakarta, Maret 2000
Sumber: Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas
Editor: Kemal Prihatman


Untuk lebih jelas bsa dilihat di : Berternak Cacing Tanah

0 comments: