Monday, December 1, 2008

Cara Budidaya Belimbing

1. SEJARAH SINGKAT BELIMBING (Averrhoa carambola)

Belimbing adalah tanaman buah berupa pohon berasal dr kawasan Malaysia, kemudian menyebar luas ke berbagai negara beriklim tropis lainnya di dunia termasuk Indonesia. Pada umumnya belimbing ditanam dalam bentuk kultur pekarangan (home yard gardening), yaseperti itudiusahakan sebagai usaha sambilan sebagai tanaman peneduh di halaman-halaman rumah. Di kawasan Amerika, buah
belimbing dikenal dgnnama /sebutan “star fruits”, & jenis belimbing populer & digemari masyarakat ; belimbing “Florida”.


2. JENIS TANAMAN

Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
2) Divisi : Spermatphyta (tumbuhan berbiji)
3) Sub-divisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
4) Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua)
5) Ordo : Oxalidales
6) Famili : Oxalidaceae
7) Genus : Averrhoa
8) Spesies : Averrhoa carambola L. (belimbing manis); A.bilimbi L. (belimbing wuluh)
Di Indonesia dikenal cukup banyak ragam varietas belimbing, diantaranya varietas Sembiring, Siwalan, Dewi, Demak Kapur, Demak Kunir, Demak Jingga, Pasar Minggu, Wijaya, Paris, Filipina, Taiwan, Bangkok, & varietas Malaysia. Tahun 1987 telah dilepas dua varietas belimbing unggul nasional yaseperti itu: Varietas Kunir & Kapur.

3. MANFAAT TANAMAN

Manfaat utama tanaman ni sebagai makan buah segar maupun makanan buah olahan ataupun obat tadisional. Manfaat lainnya sebagai stabilisator & pemeliharaan lingkungan, antara lain bisa menyerap gas-gas beracun buangan kendaraan bermotor, dll, menyaring debu, meredam getaran suara, & memelihara lingkungan dr pencemaran karena berbagai kegiatan manusia. Sebagai wahana pendidikan,
penanaman belimbing di halaman rumah tak terpisahkan dr program pemerintah dalam usaha gerakan menanam sejuta pohon.

4. SENTRA PENANAMAN

Sentra/pusat penanaman tanaman belimbing sebagai usaha tani secara intensif & komersial ; Malaysia. Pada tahun 1993 negara ni mampu mengekspor buah belimbing segar sebanyak 10.220 mt (metrik ton) senilai Rp. 2 miliar dipasok ke Hongkong, Singapora, Taiwan, Timur Tengah, & Eropa Barat.

5. SYARAT TUMBUH

5.1. Iklim

1) Untuk pertumbuhan dibutuhkan keadaan angin tak terlalu kencang, karena bisa menyebabkan gugurnya bunga atau buah.
2) Curah hujan sedang, di daerah curah hujannya tinggi seringkali menyebabkan gugurnya bunga & buah, hingga produksinya akan rendah.
3) Tempat tanamnya terbuka & menbisa sinar matahari secara memadai dgnintensitas penyinaran 45–50 %, namun juga toleran terhadap naungan (tempat terlindung).
4) Suhu & kelembaban ataupun iklimnya termasuk tipe A (amat basah), B (agak basah), C (basah), dgn6–12 bulan basah & 0–6 bulan keing, namun paling baik di daerah mempunyai 7,5 bulan basah & 4,5 bulan kering.

5.2. Media Tanam

1) Hampir semua jenis tanah digunakan untuk pertanian cocok pula untuk tanaman belimbing. Tanahnya subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi & drainasenya baik.
2) Derajat keasaman tanah untuk tanaman belimbing yaseperti itumemiliki pH 5,5–7,5.
3) Kandungan air dalam tanah atau kedalaman air tanah antara 50–200 cm dibawah permukaan tanah.

5.3. Ketinggian Tempat

Ketinggian tempat cocok untuk tanaman belimbing yaseperti itudi dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl.

6. PEDOMAN CARA BUDIDAYA

6.1. Pembibitan

1) Persyaratan Benih & Bibit

Teknologi produksi bibit unggul belimbing harus selalu menggunakan pohon induk unggul atau pembiakan secara vegetatif (cangkok, okulasi, enten, & susuan). Pembiakan secara generatif dgnbiji tak dianjurkan, karena hampir selalu memberikan keturunan berbeda dgninduknya (segregasi genetis). Olh karena itu, pembiakan generatif (biji) hanya dimaksudkan untuk menghasilkan bibit batang bawah (onderstam) kelak digunakan pada perbanyakan vegetatif.

2) Penyiapan Benih

Penyiapan bibit unggul belimbing dilakukan dgncara pembiakan vegetatif (cangkok, okulasi, susuan & enten). Khusus pada perbanyakan vegetatif dgncara penyambungan (okulasi, enten, susuan) diperlukan batang bawah atau bibit onderstam berasal dr biji (pembiakan generatif). Tata cara penyiapan batang bawah untuk penyiapan biji (benih) belimbing sebagai berikut :
a) Pilih buah belimbing sudah matang dipohon & keadaannya sehat serta berasal dr varietas unggul nasional ataupun lokal.
b) Ambil (keluarkan) biji dr buah dgncara membelahnya, kemudian tampung dalam suatu wadah.
c) Cuci biji belimbing dgnair bersih hingga bebas dr lendirnya.
d) Keringanginkan biji belimbing ditempat teduh & kering hingga kadar airnya berkisar antara 12–14 %.
e) Simpan biji belimbing dalam suatu wadah tertutup rapat & berwarna, atau langsung disemai di persemaian.

3) Teknik Penyemaian Benih

Penyiapan lahan persemaian meliputi tahapan sebagai berikut :
a) Tentukan (pilih) areal untuk lahan persemaian di tempat strategis & tanahnya subur.
b) Olah tanahnya cukup dalam antara 30-40 cm hingga gembur, kemudian dikering-anginkan selama ± 15 hari.
c) Buat bedgnselebar 100-120 cm, tinggi 30 cm & panjangnya tergantung keadaan lahan. Arah bedgnsebaiknya membujur posisi Utara-Selatan.
d) Tambahkan pupuk kandang matang & halus sebanyak 2 kg/m2 luas bedgnsambil dicampurkan dgntanah atas secara merata, kemudian rapikan bedgndgnalat bantu papan kayu atau bambu ataupun cangkul.
e) Tancapkan tiang-tiang bambu di sisi Timur bedgnsetinggi 100-150 cm & di sisi Barat 75-100 cm, kemudian pasang pula palang-palang dr bilah bambu sambil diikat.
f) Pasang atap persemaian dr dedaunan (jerami) atau lembar plastik bening (transparan), hingga bedgnpersemaian lengkap dgnatapnya siap disemai biji belimbing.
Tatalaksana menyemai biji belimbing ; sebagai berikut :
a) Rendam biji belimbing dalam air dingin atau hangat kuku (55-60 derajat C) selama 30 menit atau lebih.
b) Kecambahkan biji belimbing dgncara disimpan dalam gulungan kain basah di tempat lembab selama beberapa waktu.
c) Semai biji belimbing telah berkecambah pada lahan pesemaian. Caranya ; biji disebar di sepanjang garitan atau alur-alur dangkal pada jarak antar alur sekitar 10-15 cm, kemudian tutup dgntanah tipis.
d) Biarkan kecambah tumbuh & berkembang menjadi bibit muda.

4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian

Pemeliharaan bibit selama di pesemaian dilakukan dgntahapan sebagai berikut :
a) Penyiraman (pengairan) secara kontinyu 1-2 kali sehari atau tergantung keadaan cuaca.
b) Pemupukan dgnpupuk Nitrogen (Urea, ZA) ataupun NPK dilarutkan dalam air dgndosis 10 gram/10 liter untuk disiramkan pada media pesemaian setiap 3 bulan sekali.
c) Pengendalian hama atau penyakit dgncara memotong bagian terserang parah, perbaikan drainase tanah & penyemprotan pestisida pada konsentrasi rendah antara 30–50 % dr dianjurkan.

5) Pemindahan Bibit

Penyapihan (pendederan bibit pada umur 6–8 bulan dr pesemaian ke dalam polibag atau keranjang atau lahan telah diisi media campuran tanah dgnpupuk kandang.

6.2. Pengolahan Media Tanam

1) Persiapan

Luasan minimum diperlukan untuk operasional pembibitan ; 2.000 m2, bisa menampung bibit sebanyak 5.000-10.000 bibit. Sedangkan lahan untuk pohon induk bisa disediakan tersendiri atau ditanam dalam lahan operasional. Syarat utama dalam pemilihan lahan ; tersedianya air bagi tanaman, sebagai indikator alami ada atau tidaknya sumber air bisa digunakan pohon enau, karena umumnya pohon enau hidup di daerah banyak mengandung air. Ciri lain lahan mengandung air ; daerah tersebut berada di suatu lembah bukit atau pegunungan. Lahan untuk tanaman belimbin di dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl, dgnkedalaman air tanah antara 50–200 cm dibawah pemukaan tanah & memiliki pH 5,5–7,5. Tanah lahannya subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi & drainasenya baik, serta waktu penanaman paling baik di daerah mempunyai iklim antara 7,5 bulan basah & 4,5 bulan kering.

2) Pembukaan Lahan

Tentukan areal lahan strategis & subur, cara pengolahan lahan (pembajakan/pengarukan & pencangkulan) tanah lahan cukup dalam antara 30–40 cm hingga gembur, kemudian dikeringanginkan selama 15 hari. Tambahkan pada tanah lahan telah diolah pupuk kandang matang & halus sebanyak 2 kg/m2 kemudian rapikan bedgnsambil dicampurkan dgntanah atas secara merata, & dirapikan dgnalat bantu papan kayu atau bambu atau cangkal & selanjutnya lahan siap ditanami.

3) Pembentukan Bedengan

Bedgndibuat dgnukuran lebar 100–120 cm, tinggi 30 cm & panjangnya tergantung keadaan lahan. Bedgnsebaiknya membujur posisi Utara-Selatan. Pasang (tancapkan) tiang-tiang bambu di sisi Timur bedgnsetinggi 100–150 cm, & di sisi Barat 75–100 cm, kemudian pasang pula palang-palang sambil diikat. Selanjutnya pasang atap dr dedaunan (jerami) atau plastik bening (transparan) hingga bedgnsiap digunakan.

6.3. Teknik Penanaman

1) Penentuan Pola Tanam

Penetuan jarak tanam & pola tanam biasanya relatif tergantung pada luas lahan ada. Pada umumnya, bila areal lahan cukup luas maka jarak tanam antar tanaman belimbing dibuat sekitar 6 x 6 meter. Atau bisa pula digunakan dalan jarak tanam 5 x 5 m dgnpola tanam dalam bentuk kultur perkebunan secara permanen & dipelihara intensif.

2) Pembuatan Lubang Tanam

Sebelum bibit ditanam, terlebih dulu dibuat lubang tanam. Lubang tanam berukuran 50 x 50 x 50 cm. Lubang digali sedalam 50 cm, separuh tanah galian bagian atas dipisahkan, lubang diangin-anginkan selama 2-4 minggu. Setelah cukup dianginkan, tanah dibagian atas dicampur dgnpupuk kandang ayam
dgnperbandingan 1:1. Selain seperti itujuga diberi pupuk NPK 20-10-10 sebanyak 1 genggam per lubang tanam. Kemudian campuran tanah & pupuk seperti itudimasukkan kembali ke dalam lubang.

3) Cara Penanaman

Lubang sudah dipersiapkan untuk ditanami seperti diatas, setelah diberi pupuk tak langsung ditanami, tetapi dibiarkan selama 1 minggu setelah seperti itubaru ditanami. Bila ditanam bibit okulasi klon B17, maka pada waktu ditanam di lapang harus dikombinasikan/diseling dgnbibit klon B2. Caranya,diantara 8 tanaman B17 ditengah-tengahnya ditanami B2. Kombinasi ni dimaksudkan untuk membantu penyerbukan, karena menurut seorang ahli, diduga belimbing klon B17 ni bersifat male sterile, hingga perlu bantuan serbuk sari klon B2 dalam penyerbukannya.

6.4. Pemeliharaan Tanaman

1) Penjarangan & Penyulaman

Penjarangan & penyulaman dimaksudkan agar buah lebih leluasa berkembang & distribusi makanan hanya untuk buah dipelihara. Dalam penjarangan ni diusahakan tak ada buah bergerombol atau berdempetan. Satu pohon diperkirakan hanya ada 100 buah belimbing dipelihara sampai besar.
Penjarangan dilakukan saat buah sebesar 2,5–5 cm, atau 5–10 hari setelah bunga bermekaran.

2) Penyiangan, Pembubunan & Perempalan

Penyiangan, pembubunan & perempalan dilakukan agar tanaman belimbing menghasilkan buah secara produktif, & mendapatkan hasil maksimal. Penyiangan dilakukan dgnmelakukan pemangkasan untuk membentuk tajuk tanaman agar tanaman tak saling berhimpitan. Hal ni untuk mendorong produksi
buah & memudahkan pemanenan.

3) Pemupukan

Pemupukan untuk 3 bulan setelah tanam ; 25 kg pupuk kandang ayam dgn50 gram NPK/pohon. Umur setahun 25 kg pupuk kandang dgn150 gram NPK/pohon. Umur 2 tahun diberikan 50 kg pupuk kandang & 500 gram NPK/pohon, & umur 3 tahun keatas diberikan 75 kg pupuk kandang dgn1 kg NPK/pohon. Untuk media tanam berupa pot atau tanaman buah dalam pot (tabulampot) pemupukan diberikan pada waktu umur tanaman 1 bulan diberi pupuk dasar berupa campuran urea, TSP atau SP & KCL (2:1:1) sebanyak 20 gr atau 2 sendok makan per pohon (pot). Pupuk tersebut dibenamkan dalam pot.
Setiap sebulan sekali dipupuk dgnpupuk nitrogen ZA sebanyak 10 gr dilarutkan dalam 10 liter air, larutan ni disiramkan pada tanaman belimbing dalam pot hingga tampak cukup basah. Pada tanaman belimbing sudah mulai berbunga & berbuah diberi pupuk NPK sebanyak 25–50 gram/pohon
(pot)/tahun. Waku pemberian pupuk sebaiknya sebelum tanaman berbunga, setelah berbuah, & seusai panen, hingga tiap tahun minimal dilakukan pemupukan 3 kali masing-masing 1/3 dosis.

4) Pengairan & Penyiraman

Tanaman belimbing banyak membutuhkan air sepanjang hidupnya. Di daerah sepanjang tahun mendapatkan air tentu tak masalah, namun di daerah kering tanaman perlu diberi pengairan & disiram. Sebagai indikasi bila tanaman perlu disiram yaseperti itubila rumput-rumput tumbuh dibawah pohon
sudah mulai layu. Penyiraman bisa dilakukan dgncara penggenangan (dileb) atau disiram sampai daerah sekitar tajuk tanaman basah. Meskipun selalu butuh air, tanaman ni kurang menyukai air tergenang, perlu diberi sarana drainase & air segera dialirkan ke luar kebun agar tak menggenang.

5) Waktu Penyemprotan Pestisida

Sebagai pencegahan terhadap hama & penyakit tanaman belimbing maka perlu dilakukan penyemprotan pestisida. Waktu penyemprotan pestisida dilakukan 2 minggu sekali.

7. HAMA & PENYAKIT

7.1. Hama

1) Lalat buah (Dacus pedestris)

Lalat ni berwarna coklat kekuning-kuningan dgndua garis membujur, pinggangnya ramping, bersayap seperti baju tidur strukturnya tipis & transparan. Lalat betina meletakkan telur pada kulit buah, kemudian menetas menjadi larva. Larva inilah kemudian merusak daging buah belimbing hingga menyebabkan bususk & berguguran. Pengendalian: dilakukan dgncara pembungkusan buah pada stadium pentil (umur 1 bulan dr bunga mekar), mengumpulkan & membakar sisa-sisa tanaman berserakan di bawah pohon, memasang sex pheromone seperti Methyl eugenol dalam botol aqua bekas.
2) Hama lain: kutu daun, semut ngangrang (Oecophylla smaragdina) & kelelawar. Pengendalian : kutu daun & semut bisa disemprot dgninsektisida mangkus seperti Matador 25 EC dll, sedangkan kelelawar harus dgncara dihalau.

7.2. Penyakit

1) Bercak daun

Penyebab: cendawan Cercospora averrhoae Fres. Gejala: terjadi bercak-becak klorotik berbentuk bulat & kecil-kecil pada anak daun. Daun terserang berat menjadi kuning & rontok, bahkan sampai gundul pada tanaman muda atau stadium bibit. Pengendalian: dgncara memotong (amputasi) bagian tanaman sakit & disemprot fungisida berbahan aktif Kaptafol, seperti Difolatan, dll.

2) Penyakit kapang jelaga

Penyakit ni hidup sebagai saprofit pada madu dihasilkan olh kutu-kutu putih. Gejala: permukaan daun tertutup olh warna hitam, hingga bisa mengganggu proses fotosintesis. Pengendalian : disemprot dgnfungisida mangkus, misalnya Dithane M45 pada konsentrasi dianjurkan.

8. PANEN

8.1. Ciri & Umur Panen

Umur panen (petik) buah belimbing sangat dipengaruhi olh letak geografi penanaman, yaseperti itufaktor lingkungan & iklim. Di dataran rendah tipe iklimnya basah, umur petik buah belimbing sekitar 35–60 hari setelah pembungkusan buah atau 65–90 hari setelah bunga mekar. Ciri buah belimbing sudah saatnya dipanen ; ukurannya besar (maksimal), telah matang & warna buahnya berubah dr hijau menjadi putih atau kuning atau merah atau variasi warna lainnya. Hal ni tergantung dr varietas belimbing.

8.2. Cara Panen

Cara panen buah belimbing dilakukan dgncara memotong tangkainya. Pemetikan buah berlangsung secara kontinyu dgnmemilih buah telah matang. Waktu panen paling baik ; pagi hari, saat buah masih segar & sebelum cuaca terlalu panas (terik). Buah belimbing baru dipetik segera
dimasukkan (ditampung) dalam suatu wadah secara hati-hati agar tak memar atau rusak.

8.3. Periode Panen

Periode panen buah belimbing, umumnya penen perdana pada umur 3-4 tahun setelah tanam. Pembungaan & pembuahan belimbing bisa terus menerus sepanjang tahun, masa panen paling lebat (banyak) biasanya terjadi tiga kali dalam setahun.

8.4. Prakiraan Produksi

Potensi hasil/produksi buah belimbing varietas unggul ditanam di kebun secara permanen & dipelihara intensif bisa mencapai antara 150 - 300 buah/pohon/tahun. Bila jarak tanam 5 x 5 m dgnpopulasi per hektar antara 250 - 400 pohon dgnproduktivitas 150–300 buah/pohon & berat per buah rata-rata 160 gram, maka tingkat produksi per hektar mencapai 6 - 19 ton.

9. PASCAPANEN

Seusai panen belimbing perlu penanganan pascapanen lebih lanjut, terutama bila jumlahnya melimpah (banyak). Tahapan penangan pascapanen buah belimbing ; sebagai berikut :

9.1. Pengumpulan

Kumpulkan buah belimbing di suatu tempat atau ruangan teduh.

9.2. Penyortiran & Penggolongan

Pilih buah bedasarkan tingkat kematangan & ukuran seragam. Pisahkan (buang) buah rusak, cacat atau diserang hama & penyakit. Bersihkan buah dr kotoran mungkin menempel dgnalat bantu kuat lembut (halus).

9.3. Penyimpanan

Simpan buah belimbing dalam wadah & ruangan (tempat) dingin untuk persediaan keluarga, atau simpan kotak karton berisi buah belimbing di ruangan pendingin bersuhu antara 5-20 derajat C.

9.4. Pengemasan & Pengangkutan

1) Bungkus tiap buah atau beberapa buah dgnplastik regang atau kertas tissue atau polysterene net.
2) Masukkan buah belimbing ke dalam wadah (kontainer) berupa kotak karton bagian dasar & dindingnya dialasi (dilapisi) busa. Tiap kotak karton berisi maksimal 3 lapis buah belimbing dgnposisi buah bagian pangkalnya berada di bawah. Buah belimbing sudah dikemas siap diangkut ke tempat
penjualan/penampungan.

10. ANALISIS EKONOMI CARA BUDIDAYA TANAMAN

10.1.Analisis Usaha Cara Budidaya

Potensi produksi buah belimbing ditanam di kebun secara permanen & dipelihara intensif, dgnjarak tanam antara 5x5 m atau 6x6 m, bila populasi tanaman belimbing per hektar antara 250–400 pohon dgnpotensi produktivitas 150–300 buah/pohon/tahun, & berat per buah rata-rata 160 gram, maka bisa dihasilkan/tingkat produksi per hektar mencapai 6–19 ton buah belimbing. Pada panen raya belimbing, harga belimbing rata-rata mencapai Rp. 750,- sampai Rp. 5.000,- per kg. Maka kita bisa menghitung berapa Rupiah besar penghasilan dibisa dalam 1 hektar per tahun. Tentunya setelah dikurangi biaya-biaya produksi dikeluarkan, seperti: pembibitan, pemeliharaan, pemupukan, panen/pascapanen, dll.

10.2.Gambaran Peluang Agribisnis

Prospek pemasaran belimbing di dalam negeri diperkirakan makin baik. Hal ni antara lain disebabkan olh pertambahan jumlah penduduk & semakin banyaknya konsumen menyadr pentingnya kecukupan gizi dr buah-buahan. Maka untuk mencapai kecukupan gizi sesuai dgnanjuran FAO menargetkan rata-rata 60 Kg per kapita per tahun. Salah satu jenis buah potensial mudah diCara Budidayakan untuk mendukung pencapaian target tersebut ; belimbing. Perkiraan permintaan setiap tahun semakin meningkat, peningkatan permintaan tersebut ; sebesar 6,1 %/tahun (1995–2000), 6,5 %/tahun (2000–2005), 6,8 %/tahun (2005–2010), & mencapai 8,9 %/tahun (2010 - 2015). Jelaslah bahwa prospek usahatani (agribisnis) belimbing amat cerah bila dikelola secara intensif & komersial, baik dalam bentuk kultur perkebunan, pekarangan, maupun Tabulampot.

0 comments: